Anda di halaman 1dari 7

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN KONSEP BERFIKIR

KRITIS
Sri Lailan Nazmi Saragih

Email : lailansaragih9@gmail.com

ABSTRAK

Penting bagi perawat untuk mampu mengambil keputusan klinis dengan melibatkan pasien dan
keluarga dalam asuhan keperawatannya sehingka proses keperawatan yang diberikan kepada
klein ini diarahkan sebagai proses refleksi baik bagi perawat ataupun klien. Tujuan nya adalah
untuk mengetahui cara pengambilan keputusan klinis keperawatan dengan cara berfikir kritis.
Perawat membutuhkan cara berpikir kritis dalam praktiknya. Berpikir kritis akan berguna untuk
pengambilan keputusan dalam menetapkan kondisi pasien atau klien perawat tersebut. Kesalahan
dalam menetapkan kondisi pasien akan mempengaruhi kualitas kan kuantitas perawatan yang
diberikan kepada pasien tersebut. Dalam bertugas, perawat juga menggunakan diagnosis
keperawatan agar perkembangan kondisi kesehatan pasien dapat lebih terdata dan dapat
ditetapkan pelayanan-pelayanan yang akan diberikan selanjutnya

Kata Kunci : Keputusan Klinis, Berpikir Kritis, Proses Keperawatan

ABSTRACT

It’s important for nurses to be able to make clinical decisions by involving patients and families
in nursing care so that the nursing process that is given to the cline is directed as a reflection
process for both the nurse and the client. The aim is to find out how to make clinical nursing
decisions by means of critical thinking. Nurses need a critical way of thinking in practice.
Critical thinking will be useful for decision making in determining the condition of the patient or
nurse client. Errors in determining the patient's condition will affect the quality of the quantity of
care given to that patient. In their duties, nurses also use nursing diagnoses so that the
development of the patient's health conditions can be more recorded and services to be provided
can be determined later.

Keywords: Clinical Decisions, Critical Thinking, Nursing Process


LATAR BELAKANG Klien tentu akan memiliki keluhan yang
berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
Dalam menjalankan tugasnya, perawat tentu kesehatan fisik, gaya hidup, budaya,
akan dihadapkan pada suatu kondisi dimana hubungan kekerabatan, lingkungan tempat
perawat tersebut akan memutuskan tentang tinggal, hingga pengalaman klien itu sendiri.
kondisi kesehatan klien atau pasien yang ia Oleh karena itu, perawat tidak bisa langsung
tangani. Kondisi kesehatan pasien yaitu mengetahui apa yang klien butuhkan,
terdiri dari pasien yang sehat dengan pasien melainkan klien tersebut harus
yang sakit. Pemikiran kritis akan sangat menyampaikan keluhan yang ia punya dan
dibutuhkan karena menentukan skala perawat harus banyak bertanya dan memiliki
kondisi kesehatan pasien tentu bukanlah hal rasa ingin tahu untuk melihat suatu hal
yang mudah untuk dilakukan. dengan perspektif yang berbeda.
Mengambil keputusan secara tergesa-gesa
ataupun tidak tepat akan mempengaruhi
kualitas serta kuantitas pelayanan kesehatan METODE
pasien. Apabila sang perawat tidak berhati-
hati. Terdapat kemungkinan pasien akan Pengkajian ini menggunakan metode
menerima perawatan yang tidak sesuai kualitatif yang dilakukan dengan cara
dengan apa yang dibutuhkan. mengumpulkan sebanyak-banyaknya data
untuk dianalisis, yaitu dengan menggunakan
Untuk membantu perawat dalam mendata literature view yang berkenaan dengan judul
dan memutuskan kondisi kesehatan pasien, pembahasan yaitu mengenai Proses
perawat dibantu dengan sebuah catatan yang Pengambilan Keputysan dengan Konsep
disebut diagnosa. Diagnosa berisi tentang Berfikir Kritis. Adapun Literature View
kondisi pasien secara spesifik. Diagnosa yang digunakan adalah Buku Teks, Buku
dapat dijadikan sebuah acuan bagi pelayanan Referensi, Jurnal Elektronik, Reasearch, dan
yang akan diberikan kepada pasien agar hasil skripsi. Dengan kata kunci Peran,
lebih cepat dan tepat. Kualitas Pelayanan, dan Keperawatan. Dan
Literature View yang digunakan dalam
Pengambilan keputusan klinis akan metode ini adalah sebanyak 11 Literature
memperlihatkan perbedaan antara perawat View yang diterbitkan 8 tahun terakhir.
dengan staf teknis, yaitu perawat akan cepat
bertindak ketika kondisi pasien menurun
mendeteksi masalahnya dan berinisiatif
untuk memperbaikinya. Benner (1984)
berpendapat bahwa pengambilan keputusan
klinis sebagai keputusan yang terdiri atas
pemikiran kritis dan penuh pertimbangan,
serta penetapan dari ilmu serta pikiran kritis.
HASIL pemikiran yang masuk akal tentang
masalah keperawatan tanpa ada
Dari 11 literature view yang telah saya baca solusi dan difokuskan pada
bahwa berpikir kritis digambarkan sebagai keputusan apa yang harus diyakini
sebuah proses, tujuan untuk membuat dan dilakukan (Kataoka dan Saylor,
keputusan yang masuk akal tentang apa 1994 dalam Potter dan Perry, 2005).
yang harus percaya dan apa yang harus Perawat yang profesional tentunya
dilakukan. Pengambilan keputusan klinis memiliki pemikiran yang kritis
adalah sebuah proses yang melibatkan kedua dalam melakukan suatu tindakan
penalaran diagnostik dan penilaian klinis. keperawatan. Perawat sebagai bagian
Tindakan dalam ini tindakan diarahkan dari pemberi pelayanan kesehatan
sebagai proses refleksi dari perawat maupun yaitu member asuhan perawatan
pasien (Jan Florin, 2007). dengan menggunakan proses
Pengambilan keputusan keperawatan keperawatan akan selalu dituntut
dilakukan pada semua tahap proses untuk berpikir secara kritis dalam
keperawatan. Sehingga seorang perawat berbagai situasi. Berpikir kritis
harus mampu berpikir ktitis, berkomunikasi adalah proses yang didapat melalui
dengan baik sebagai suatu elemen penting pengalaman, rasa ingin tahu dan
dalam pengaambilan keputusan klinis, belajar terus menerus. Berpikir kritis
sehingga terjadi pembelajaran berkelanjutan merupakan tanda atau standar untuk
bagi pasien sehingga meningkatkan tingkat perawat professional yang kompeten.
kemandirian pasien. Kemampuan untuk berpikir kritis
akan meningkatkan praktik klinik
dan mengurangi kesalahan penilaian
klinis adalah visi dari praktik
PEMBAHASAN
keperawatan (Di Vito-
A. Konsep Berpikir Kritis Thomas,2005). Menurut parah ahli
(Potter & Perry, 2005), berpikir kritis
Berpikir mencakup beberapa hal adalah suatu proses dimana
yaitu membuat pendapat, membuat seseorang atau individu dituntut
keputusan, menarik kesimpulan, dan untuk menginterfresikan atau
merefleksikan (Gordon, 1995 dalam mengevaluasi informasi untuk
Potter dan Perry, 2005). Ketika membuat sebuah penilaian atau
perawat mengarahkan berpikir ke keputusan berdasarkan kemampuan,
arah pemahaman dan menemukan menerapkan ilmu rasional terhadap
jalan keluar dari masalah kesehatan ide- ide, kesimpulan, pendapat,
klien, prosesnya menjadi bertujuan prinsip, pemikiran, masalah,
dan berorientasi pada tujuan. Dalam kepercayaan dan tindakan. Dalam
kaitannya dengan keperawatan, berpikir secara kritis terdapat lima
berpikir kritis adalah reflektif, komponen model yaitu pengetahuan
dasar, pengalaman, kompetensi pengumpulan, pengumpulan,
berpikir kritis, perilaku dan standar. pengaturan, validasi dan
Model-model pemikiran kritis akan dokumentasi data yang sistematis
menjelaskan bagaimana menerapkan dan berkesinambungan. Pengkajian
elemen pemikiran kritis untuk keperawatan harus mencakup
mengkaji klien, merencanakan persepsi kebutuhan klien, masalah
tindakan yang akan diambil dan kesehatan, pengalaman terkait, dan
evaluasi hasil yang didapat. praktik keperawatan.
Menerapkan tiap elemen dalam Tahap kedua dalam proses
berpikir tentang seorang klien dapat keperawatan yaitu diagnosis.
meningkatkan rasa percaya diri dan Diagnosis adalah proses analisis dan
menjadi profesional yang efektif. sintesis data. Pada analisis data
dilakukan perbandingan antara data
B. Proses Pengambilaan Keputusan dan standar, mengelompokkan data
dan mengidentifikasi kesenjangan
Proses keperawatan merupakan dan ketidakkonsistenan data.
metode perencanaan dan pemberian Kemudian merumuskan pernyataan
asuhan keperawatan yang rasional diagnosis keperawatan dan
dan sistematis secara individual mendokumentasikan diagnosis
untuk individu, keluarga, kelompok tersebut dalam rencana asuhan
dan masyarakat. Tujuannya adalah keperawatan. Jika diagnosis telah
untuk mengidentifikasi status selesai, maka dilanjutkan dengan
kesehatan klien, masalah kesehatan perencanaan.
yang aktual dan menyusun rencana Perencanaan merupakan cara untuk
serta intervensi keperawatan untuk mencegah atau menyelasaikan
menyelesaikan masalah. masalah yang teridentifikasi pada
Proses keperawatan memiliki klien. Aktivitas pada proses
karakteristik yang memungkinkan perencanaan yaitu menetapkan
respons terhadap perubahan prioritas dan tujuan, memilih strategi
kesehatan klien. Karakteristik ini keperawatan dan rencana asuhan
meliputi sifat proses keperawatan keperawatan. Perencanaan ini
yang siklis dan dinamis, berfokus melibatkan perawat, klien, individu
pada penyelesaian masalah, berpusat pendukung, dan pemberi asuhan lain.
pada klien, dapat diterapkan secara Implementasi merupakan fase
universal, dan penggunaan pemikiran dimana perawat melaksanakan
yang kritis (Kozier dkk, 2010). intervensi keperawatan yang
Ada lima fase dalam proses direncanakan. Agar berhasil dalam
keperawatan diantaranya pengkajian, mengimplementasikan asuhan
analisis, perencanaan, implementasi, keperawatan, seorang perawat harus
dan evaluasi. Pengkajian berupa memiliki keterampilan kognitif,
interpersonal, dan teknis. Pada emosional dan refleksi. Berpikir
proses implementasi ini biasanya kritis dalam keperawatan sangat
mengkaji kembali klien, melakukan dipengaruhi oleh sifat-sifat
supervisi terhadap asuhan yang psikologis, fisiologi dan lingkungan
didelegasikan dan seperti usia, tingkat kepercayaan,
mendokumentasikan tindakan bias, keterampilan, stress, kelelahan,
keperawatan. dan rekan kerja (American Society of
Evaluasi adalah fase terakhir dalam Registered Nurses, 2007). Namun
proses keperawatan yang yang kemampuan berpikir kritis perawat
mengukur tingkat pencapaian tujuan dalam proses keperawatan tidak
atau hasil. Fase ini juga melakukan dipengaruhi oleh umur, jenis
identifikasi terhadap faktor yang kelamin, pendidikan, pengalaman
mempengaruhi pencapaian baik kerja dan status perkawinan
positif maupun negatif. Evaluasi ini (Sumartini, 2010).
berjalan kontinu. Aktivitasnya
meliputi membandingkan antara data Perawat merupakan pemikir kritis
dan hasil, menarik kesimpulan yang efektif, sehingga perawat
tentang suatu masalah, keputusan diharapkan dapat melakukan asuhan
untuk melanjutkan, memodifikasi keperawatan dan mampu
atau mengakhiri rencana asuhan memecahkan masalah klinis, baik
keperawatan. yang bermanfaat bagi pasien,
perawat, dan lembaga. Karena itu,
dalam proses pendidikan hendaknya
C. Berpikir Kritis dalam
perawat didorong untuk
Pengambilan Keputusan
mengembangkan keterampilan
Kemampuan perawat dalam berpikir berpikir kritis sehingga dapat
kritis dapat memudahkan perawat mengambil keputusan yang tepat
dalam mengambil keputusan. Inilah (Rogal & Young, 2008). Perawat
alasan mengapa seorang perawat di dalam mengembangkan kemampuan
tuntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritrisnya selain dengan
dalam berpikir. Namun, kenyataan pendidikan juga dapat dikembangkan
nya masih sangat sedikit perawat dengan metode yang lain.
yang memiliki kemampuan dalam
berpikir kritis.

Perawat dalam berpikir kritis


melibatkan proses penalaran dan
pemecahan masalah di mana semua
keputusan dan penilaian klinis
didasarkan pada bukti. Dalam proses
ini, melibatkan intuisi, kecerdasan
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berpikir Kritis merupakan Ackley, B. J., & B, L. G. (2014). Nursing


kemampuan yang harus ada dalam Diagnosis Handbook : An Evidence-
diri seorang perawat sehingga daapt Based Guide to Planning Care.
dengan mudah dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien DeLaune, S. C., & K, L. P. (2011).
serta dapat mengambil keputusan Fundamental of Nursing : Standarts
dengan baik. Faktor yang anad Practice. New York: Delmar.
mempengaruhi Perawat dalam Deniati, K., Anugrahwati, R., & Suminarti,
berfikir kritis adalah lama masa T. (2018). Pengharuh Berfikir Kritis
kerja, motivasi, perkembangan Terhadap Kemampuan Perawat
intelektual, kebiasaan, dan Pelaksana dalam Melakukan Asuhan
pengalaman perawat dalam Keperawatan di Rumah Sakit
melakukan asuhan keperawatan Hermina Bekasi Tahun 2016. Jurnal
kepada pasien. Kesehatan Holistik, 12(1), 21-25.

DS, B. S., Setya, D., & Atiningtyas. (2017).


Gambaran Kemampuan Berpikir
SARAN
Kritis Perawat Primer dalam
Manajemen Rumah Sakit sebaiknya Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
lebih mengembangkan SDM Perawat Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal
dengan memberikan kesempatan Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(1).
bagi perawat dalam pengembangan
karir dengan meningkatkan Indriati. (2013). Berpikir Kritis dalam Proses
pengetahuan berupa memberikan Keperawatan. Jurnal Keperawatan,
kesempatan bagi para perawat untuk 6(2), 90-93.
mengikuti jenjang pendiidkan lebih Insani, A. A., Nurdiyan, A., Yulizawati,
tinggi dengan memberikan pelatihan- Elsinta, L., & Iryanti, D. (2016,
pelatihan terkait wawasan Desember). "Berpikir Kritis" Dasar
perkembangan Ilmu Keperawatan. Bidan Dalam Manajaemen Asuhan
Keperawatan. pp. 22-24.

Khairina, I., Malini, H., & Huriani, E.


(2018). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengambilan
keputusan Perawat dalam Ketepatan
Triase di Kota Padang. Indonesiann
Journal for Health Science, 2(1).
Perry, P. A. (2010). Fundamental Of
Nursing : Concept , Process , and
Practice (7 ed., Vol. 3). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ramadhiani, O. R., & Siregar, T. (2019).


Pengambilan Keputusan Klinis
Perawat. Jurnal ilmiah Kesehatan,
15(2), 149-150.

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat


yang CIH'HUY. Surakarta: Kekata
Publisher.

Simamora, R. H. (2005). Hubungan


Persepsi Perawat Pelaksana
Terhadap Penerapan Fungsi
Pengorganisasian Yang Dilakukan
Oleh Kepala Ruangan Dengan
Kinerjanya Diruang Rawat Inap
RSUD Koja Jakarta Utara (Doctoral
dissertation, Tesis FIK UI Tidak
Dipublikasikan).

Sutriyanti, Y., & Mulyadi. (2019). Analisis


Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Berpikir Kritis Perawat
dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit.
Jurnal Keperawatan Raflesia, 1(1),
24-25.

Anda mungkin juga menyukai