Anda di halaman 1dari 8

BERPIKIR KRITIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS

Oleh :

Rahmatia Sitanggang

181101137

Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia

rahmatiasitanggang@gmail.com

ABSTRAK
Berpikir kritis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat. Berpikir kritis penting dilakukan sebelum mengambil keputusan klinis karena
berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk menguji berbagai alasan secara rasional.
Untuk berpikir cerdas perawat harus mengembangkan cara berpikir kritis dalam menghadapi
setiap masalah dan pengalaman baru yang menyangkut pasien dengan memiliki karakteristik
percaya diri, berpikir mendalam, keadilan, tanggung jawab dan akuntabilitas, mengambil
resiko, disiplin, kegigihan, kreatif, rasa ingin tahu, mempunyai daya intelektual dan
integritas, dan rendah hati, mempunyai sifat fleksibel di mana karakteristik tersebut dapat
dilihat dari sikap dalam memberikan asuhan keperawatan keterlibatan, kedewasaan untuk
mengontrol emosi dan inovasi.
Kata kunci : Berpikir kritis, pengambilan keputusan klinis
PENDAHULUAN

Perawat merupakan tenaga medis menyelesaikan masalah klien dan suatu


profesional yang difokuskan pada proses yang secara berkesinambungan
perawatan individu keluarga dan mencakup interaksi dari suatu rangkaian
masyarakat sehingga mereka dapat pikiran dan persepsi. Kemampuan perawat
mencapai, mempertahankan atau mengidentifikasi masalah klien dan
memulihkan kesehatan yang optimal dan memilih solusi intervensi yang akan
kualitas hidup dari lahir sampai mati dilakukan tepat dan tidak lepas dari
(Aripudin, 2014). kemampuan perawat berpikir kritis untuk
mengali berbagai alasan berdasarkan
Perawat adalah seseorang yang
evidencebase dari setiap problem dan
sudah dinyatakan lulus menyelesaikan
solusi intervensi yang teridentifikasi
masa study jenjang diploma maupun ners.
(Potter& Perry, 2010).
Perawat sebagai tenaga praktisi yang
berpendidikan diharapkan mempunyai Untuk berpikir cerdas perawat
kemampuan intelektual untuk harus mengembangkan cara berpikir kritis
menggunakan pemikiran rasional dan dalam menghadapi setiap masalah dan
refektif saat perawat mempertimbangkan pengalaman baru yang menyangkut pasien
pengamatan dan pengambilan keputusan dengan memiliki karakteristik percaya diri,
klinis seputar informasi tentang kondisi berpikir mendalam, keadilan, tanggung
masing-masing pasien. Sepanjang jawab dan akuntabilitas, mengambil
komponen dari proses keperawatan, resiko, disiplin, kegigihan, kreatif, rasa
perawat harus menggunakan sikap ingin tahu, mempunyai daya intelektual
profesional dan kemampuan berpikir kritis dan integritas, dan rendah hati, mempunyai
untuk menentukan relevensi, makna dan sifat fleksibel di mana karakteristik
iterrelasi data pasien serta untuk memilih tersebut dapat dilihat dari sikap dalam
dan menetapkan asuhan keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan
sesuai dan tepat (Cristensen&kenney, keterlibatan, kedewasaan untuk
2009). mengontrol emosi dan inovasi
(Deswani,2009).
Berpikir kritis penting dilakukan
sebelum mengambil keputusan dalam Berpikir kritis menjadi bagian yang
asuhan keperawatan karena merupakan tak terpisahkan dari asuhan keperawatan
salah satu metode ilmiah dalam yang dilakukan oleh perawat. Berpikir
kritis penting dilakukan sebelum membuat keputusan, serta tidak akan
mengambil keputusan dalam asuhan membuat keputusan yang terburu-buru,
keperawatan dan pengambilan keputusan ceroboh dan merugikan klien. Perawat
klinis karena berpikir kritis dalam harus menerapkan pemikiran kritis tersebut
keperawatan bertujun untuk menguji agar dalam mengambil keputusan tidak
berbagai alasan secara rasional sebelum merugikan orang lain.
mengambil keputusan dalam asuhan
TUJUAN
keperawatan (Ignatavicius, &Workman,
2006). Untuk meningkatkan bagaimana cara
menerapkan berpikir kritis dalam
Berpikir kritis adalah keterampilan
pengambilan keputusan klinis.
dalam mengembangkan atau mencari
alternatif untuk pemecahan masalah dan METODE
mengadobsinya sebagai pendekatan dalam
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab Metode yang diguna adalah metode

dengan cara berpikir kritis (Tappen, 1989). kualitatif dimana maksudnya dengan cara

Berpikir kritis tidak hanya memerlukan mengumpulkan sebanyak-banyaknya data

kemampuan kognitif, tetapi juga kebiasaan untuk dianalisis. Yaitu dengan Literature

seseorang untuk bertanya, mempunyai review ini dengan menganalisis yang

hubungan yang baik, dan selalu mau untuk berfokus pada kompetensi kemampuan

berpikir jernih tentang suatu masalah yang berpikir dalam praktik keperawatan.

ditangani ( Facione, 1990). Jika diterapkan Adapun tinjauan literatur yang digunakan

dalam keperawatan, maka inti dari berpikir seperti buku teks, bukureferensi, jurnal,

kritis menunjukkan sebuah proses dan google scholar. Dengan kata kunci

pengambilan keputusan klinis yang berpikir kritis dan pengambilan keputusn

kompleks. Diperlukan latihan dan klinis. Dan yang digunakan adalah 14

kebiasaan untuk bisa menerapkan semua literatur yang diterbitkan 10 tahun terakhir.

kemampuan di atas. Anda perlu memiliki


pengetahuan dasar yang baik yang dapat
dikembangkan dalam penyelesaian HASIL DAN BAHASAN
masalah klien.
Sanda Anda menghadapi suatu
Seorang Perawat yang menerapkan masalah dan perlu mengambil suatu
pemikiran kritis dalam bekerja akan fokus tindakan di antara beberapa alternatif
terhadap penyelesaian masalah dan pilihan, maka Anda sedang berada dalam
proses membuat keputusan. Pengambilan dari rumah sakit setelah terkena stroke.
keputusan adalah suatu produk dari Anda akan belajar untuk membuat
pemikiran kritis yang bertujuan untuk keputusan sesuai dengan situasi klinis
memecahkan masalah. Sebagai contoh, yang ada dan menerapkan masing-masing
pengambilan keputusan terjadi saat langkah yang telah dijelaskan di atas.
seseorang memilih penyedia layanan
Pada suatu situasi klinis, penentuan
kesehatan. Untuk membuat keputusan,
diagnosis dimulai segera setelah Anda
seseorang harus mendefinisikan adanya
menerima informasi mengenai klien.
masalah atau situasi ( perlu pusat
Penentuan diagnosis merupakan proses
pelayanankesehatan dengan pelayanan
untuk menentukan status kesehatan setelah
tertentu), dan menganalisis seluruh pilihan
menganalisis perilaku, tanda, dan gejala
yang ada ( mempertimbangkan pusat
yang ada pada klien. Penentuan diagnosis
pelayanan kesehatan yang telah
dimulai pada saat Anda berinteraksi
direkomendasikan atau yang terdekat dari
dengan klien atau pada saat Anda
rumah). Orang tersebut harus
melakukan observasi fisik atau perilaku.
mencocokkan tiap pilihan dengan kriteria
Perawat yang mahir akan melihat keadaan
yang kita punya (pengalaman, keramahan,
klien yang berhubungan dengan penentuan
dan reputasi), mencoba pilihan yang
diagnosis ( contoh: mengenali klien yang
mungkin memeriksa pro dan kontra
mengalami penurunan ketajaman
memilih satu pusat kesehatan di antara
penglihatan dan riwayat diabetes melitus
yang lain), dan membuat keputusan akhir.
memiliki hubungan dengan kadar gula
Walaupun sebuah kriteria mengikuti
darah yang tidak terkontrol), observasi
langkah-langkah tertentu, pengambilan
pola dan tema ( contoh: gejala meliputi
keputusan dapat melangkah mundur dan
kelemahan, sakit kepala, rasa lapar, dan
maju dalam mempertimbangkan semua
gangguan penglihatan yang menandakan
kriteria. Pengambilan keputusan mengarah
hipoglikemia) (Ferrario,2004). Informasi
kepada pengambilan kesimpulan yang
yang diperoleh dan dianalisis kemudian
didukung oleh bukti dan alasan. Contoh
digunakan untuk menentukan diagnosis
pengambilan keputusan pada situasi klinis
klien. Penentuan diagnosis menyediakan
meliputi keputusan untuk memilih balutan
perspektif yang jelas tentang status
yang sesuai untuk membalut luka bekas
kesehatan klien. Perawat tidak membuat
operasi klien atau memilih pendekatan
diagnosis penyakit, melainkan
terbaik untuk mengajarkan keluarga
menganalisis, mengamati dengan ketat,
bagaimana membantu klien sepulangnya
dan membandingkan gejala dan tanda Pengambilan keputusan klinis adalah
penyakit yang biasanya dialami oleh klien kegiatan pemecahan masalah yang
dengan diagnosis penyakit tertentu. Tipe berfokus pada penentuan masalah klien
penentuan diagnosis ini membantu dokter dan memilih penatalaksanaan yang tepat
atau penyedia pelayanan kesehatan untuk ( Smith Higuchi dan Donalt, 2002). Pada
mendeteksi masalah lebih cepat dan saat Anda mengenali adanya masalah
memerikan terapi yang tepat. seperti klien yang mengalami kemerahan
di daerah pinggaang, Anda memutuskan
Bagian dari penentuan diagnosis adalah
untuk mengidentifikasi masalah (ulkus
inferensi (inference), yaitu proses untuk
dekubitus), dan memilih tindakan
menggambarkan kesimpulan yang disusun
keperawatan (perawatan kulit dan reposisi
dari beberapa bukti yang berhubungan
klien) untuk klien tersebut. Perawat
(Smith Higuchi dan Donalt, 2002). Pada
membuat keputusan klinis sepanjang
penentuan diagnosis, digunakan data klien
waktu untuk meningkatkan atau
yang Anda peroleh untuk menjelaskan
mempertahankan status kesehatan klien.
secara logis dasar keputusan klinis Anda.
Hal ini berarti mengurangi tingkat
Sebagai contoh, setelah membalikkan
keparahan masalah atau bahkan
posisi klien, Anda melihat daerah
menyelesaikan masalah tersebut dengan
kemerahan pada pinggang kanan klien.
tuntas. Pengambilan keputusan klinis
Anda melakukan palpasi pada daerah
memerlukan penilaian yang hati-hati agar
tersebut dan terasa panas serta nyeri. Anda
Anda dapat memilih pilihan yang tepat
menekan dengan jari Anda dan ternyata
agar mencapai hasil terbaik sesuai kondisi
bagian tersebut tidak menjadi putih. Anda
dan prioritas masalah klien. Anda
memikirkan tentang apa yang Anda
meningkatkan kemampuan untuk membuat
ketahui mengenai integritas kulit normal
keputusan klinis dengan cara mengetahui
dan efeknya terhadap penekanan. Anda
klien Anda.
membuat kesimpulan bahwa klien
mengalami ulkus dekubitus. Sebagai Selalu jadikan klien sebagai tujuan utama
siswa, konfirmasi kesimpulan Anda saat Anda memecahkan masalah klinis
dengan perawat yang sudah ahli. Pada saat klien. Saat Anda membuat keputusan
keputusan klinis Anda salah, Anda dapat klinis yang tepat, Anda akan dapat
mendiskusikanya dengan perawat yang memprioritaskan tindakan mana yang akan
ahli dan mendapatkan pengetahuan untuk dilakukan terlebih dahulu. Karena klien
memperbaikinya. yang berbeda akan memiliki variabel yang
berbeda pada situasi yang sama, maka klien. Perawat harus menerapkan
aktivitas tertentu terkadang bisa menjadi pemikiran kritis tersebut agar dalam
prioritas pada situasi tertentu, tetapi tidak mengambil keputusan klinis tidak
pada situasi lain. Sebagai contoh, jika klien merugikan orang lain.
secara fisik bergantung pada orang lain,
tidak dapat makan dan mengalami
inkontinensia urine, dan dan dapat makan
sendiri. Jangan berpikir bahwa keadaan
Referensi
kesehatan tertentu memerlukan prioritas
yang sama. Deniati, dkk. 2018. Pengaruh Berpikir
Kritis Terhadap kemampuan
PENUTUP
Perawat Pelaksana dalam
Untuk berpikir cerdas seorang Melakukan Asuhan Keperawatan
perawat harus mengembangkan cara di Rumah Sakit Hermina Bekasi
berpikir kritis dalam menghadapi setiap Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Holistik,
masalah dan pengalaman baru yang 12(1), 21-24
menyangkut pasien dengan memiliki
Deswani. 2019. Proses Keperawatan
karakteristik percaya diri, berpikir
dan Berfikir Kritis. Jakarta:
mendalam, keadilan, tanggung jawab dan
Salemba Medika.
akuntabilitas, mengambil resiko, disiplin,
kegigihan, kreatif, rasa ingin tahu, Fisher, alec. 2009. Berpikir Kritis
mempunyai daya intelektual danintegritas, Sebuah Pengantar.
dan rendah hati, mempunyai sifat Jakarta: Erlangga.
fleksibeldi mana karakteristik tersebut
Hastuti, W. 2017. Aplikasi Concept
dapat dilihat dari sikap dalam memberikan
Mapping Dalam Pemberian
asuhan keperawatan keterlibatan,
Asuhan Keperawatan di stase
kedewasaan untuk mengontrol emosi dan
Maternitas. Jurnal Keperawatan
inovasi. Seorang perawat yang
dan Pemikiran Ilmiah. 3(3),19-
menerapkan pemikiran kritis dalam
22
bekerja akan fokus terhadap penyelesaian
masalah dan membuat keputusan, serta Haryanto, A. 2014. Hubungan Berpikir
tidak akan membuat keputusan yang Kritis dan Waktu Tanggap
terburu-buru, ceroboh dan tidak merugikan Perawat dengan Kualitas
Asuhan Keperawatan di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Islam dalam Pelaksanaan Asuhan
Surabaya. Jurnal Sebelas Maret Keperawatan di Rumah Sakit Islam
Surakarta. Jurnal Ilmu
Hutahaen, serii. 2010. Konsep dan
Keperawatan Indonesia. 10(1),
Dokumentasi Proses
75-77
Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media Jakarta Walansendow, Vl. 2017. Hubungan
Antara Sikap dan Teknik
Kodim,& Yulianingsih. 2015. Konsep
Komunikasi Terapeutik Perawat
Dasar Keperawatan. Jakarta: TIM
Dengan Kepuasan Pasien Rawat
Mulyaningsih. 2013. Peningkatan Inap Di Ruang Eunike Rsu
Perilaku Caring Melalui Gmim Kalooran Amurang. E-
Kemampuan Berpikir Kritis journal Keperawatan, 5(1), 2-3
Perawat. Jurnal Management
Keperawatan. 1(2), 100-103

Panjaitan, C. (2019 September 27).


Menerapkan Cara Berpikir Kritis Untuk
Menjadi Perawat Profesional. osf.io.

Purwaningsih, D.F. 2015. Strategi


Meningkatkan Perilaku Caring
Perawat Dalam Mutu Pelayanan
Keperawatan. Jurnal Management
Keperawatan. 3(1), 1-6

Potter, A.P., & Perry, G.A. 2010.


Fundamental Keperawatan Buku
1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

Simamora, R. H. (2019). Menjadi


Perawat yang: CIH'HUY. Surakarta:
Kekata Publisher.

Sudono, B., Setya, D., & Atingngtyas,


R. 2017. Gambaran Kemampuan
Berpikir Kritis Perawat Primer

Anda mungkin juga menyukai