Anda di halaman 1dari 33

R Y

Berfikir kritis
Berfiki
r Kritis
Proses tidak
Critical bertanya,
statis diskusi, memilih,
menilai , membuat
keputusan

Daat
berubah-ubah Critical Thinking
ditujukan pada situasi,
setiap saat rencana dan bahkan atura-
aturan yg terstandar dan
mendahului dalam
pembuatan keputusan
(Mz.Kenzie)
Bersifat
dinamis
Critical thinking  investigasi
terhadap tujuan guna
mengeksplorasi fenomena,
pertanyaan atau maslaah untuk
menuju pada hipotesa ata
kepitusan secara terintegrasi
 Berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip,
pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan
(Bandman, 1988)

DEFINISI  Berpikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang


atau individu dituntut untuk mengintervensikan atau
mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah
penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan,
menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
(Pery &Potter, 2005)
PENERAPAN DALAM PROSES KEPERAWATAN DAN
MANFAAT
PENTING DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN
KEBIDANAN
PENERAPAN
ARGUMENTASI
PROFESIONALISME
DALAM KESEHATAN
 Perawat setiap hari mengambil
keputusan, menggunakan keterampilan
PENERAPAN berpikir, menggunakan pengetahuan dari
PROFESIONALISME berbagai subjek dan lingkungannya serta
menangani perubahan yang berasal dari
stressor lingkungan
 Hasil yang diharapkan berupa keterampilan
guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk
memilih tindakan.
PENTING  Pelaksanaan adalah keterampilan dalam
DALAM menguji hipotesa, untuk tindakan nyata,
menentukan tingkat keberhasilan, evaluasi
MEMBUAT keperawatan dan mengkaji efektifitas
KEPUTUSAN tindakan.
 Oleh karena itu,tenaga kesehatan harus dapat
mengambil keputusan tentang pemenuhan
kebutuhan dasar klien
 Tenaga kesehatan dalam aktivitas sehari-
harinya senantiasa dihadapkan pada
situasi harus berargumentasi untuk
ARGUMENTASI menentukan, menjelaskan kebenaran,
DALAM mengklarifikasi isu, memberikan
KESEHATAN penjelasan, mempertahankan terhadap
suatu tuntutan/tuduhan yang dilakukan
oleh pasien, keluarga bahkan oleh
masyarakat.
 Perawat dan Bidan harus mampu berpikir kritis pada
setiap langkah proses keperawatan, mengumpulkan
data dan validasi.
PENERAPAN  Perawat dan Bidan hendaknya selalu berpikir kritis
DALAM dalam melakukan observasi, dalam pengumpulan data,
PROSES dan mengelola data atau informasi dan isu yang
muncul.
KEPERAWATAN
 Pada penerapan proses asuhan keperawatan dan
DAN asuhan kebidanan tahapan perumusan masalah adalah
KEBIDANAN tahap pengambilan keputusan yang paling kritis,
karena pada saat menentukan masalah diperlukan
argumen secara rasional, sehingga masalah yang
diangkat atau ditetapkan lebih tajam dan rasional
MENYUSUN
MENENTUKAN TUJUAN PERTANYAAN/MEMBUAT
KERANGKA MASALAH
ELEMEN
BERFIKIR
KRITIS
MENUNJUKKAN BUKTI
MENENTUKAN
TUJUAN

• Menentukan atau merumuskan tujuan


ELEMEN merupakan tahapan yang paling utama dan
BERFIKIR paling penting.
KRITIS • Tenaga kesehatan dituntut untuk mampu
berpikir kritis, dengan berpikir kritis tujuan
yang dirumuskan atau ditentukan oleh
perawat bisa tercapai atau tidak dengan
menetapkan kriteria hasil sesuai dengan
standar asuhan.
MENYUSUN
PERTANYAAN/MEMBUAT
KERANGKA MASALAH

• Pada tahapan ini perawat dituntut untuk berpikir kritis,


ELEMEN karena untuk mengangkat atau menyusun masalah yang
tepat dibutuhkan beberapa pengetahuan dan
BERFIKIR kekerampilan yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan,

KRITIS seperti kemampuan memahami beberapa masalah, faktor


yang menyebabkan masalah, batasan dan
karakteristiknya, batasan atau ukuran normal dari
masalah tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang
tepat untuk memecahkan masalah yang diangkat secara
rasional dan objektif.
MENUNJUKKAN
BUKTI

ELEMEN • Kemampuan tenaga kesehatan


menunjukkan bukti atau data dengan cara
untuk

BERFIKIR memvalidasi data merupakan upaya untuk


KRITIS memberikan justifikasi pada data yang telah
dikumpulkan dengan melakukan perbandingan
data subjektif dan objektif yang didapatkan dari
berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai
normal.
• Untuk itu diperlukan kemampuan atau
keterampilan berpikir kritis oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan harus memiliki suatu keterampilan sehingga ia
mampu berpikir kritis, keterampilan berpikir kritis yang harus dimiliki
oyaitu keterampilan berpikir secara induktif dan deduktif.

• cara berpikir generalisasi terbentuk dari


serangkaian bukti atau fakta dan data hasil
Keterampilan Berpikir secara
induktif
pengamatan yang selanjutnya dibuat
dalam Berfikir interprestasi kasus atau dibuat suatu
kesimpulan.
Kritis
• cara berpikir dari sesuatu yang bersifat umum
ke khusus. Dalam berpikir kritis perawat, harus
mampu membedakan pernyataan, bukti,
Berpikir secara
kesimpulan baik secara umum maupun khusus,
Deduktif
penilaian dan opini. Perawat perlu
memastikann akurasi informasi dengan
memeriksa data-data atau dokumen lain
Rasional dan
Konseptualisasi Reflektif
Beralasan

KARAKTERISTIK Bagian dari suatu Kemandirian Berfikir adil dan


sikap berfikir terbuka
BERPIKIR KRITIS
DALAM
KESEHATAN Pengambilan
keputusan
Watak Kriteria
berdasarkan
keyakinan

Sudut pandang
Beberapa langkah-langkah dapat digunakan dalam
pemecahan masalah, seperti hal berikut:
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan
mendefinisikan masalah yang dihadapi.
PEMECAHAN 2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
MASALAH
3. Mengolah fakta dan data.
DALAM
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan
BERFIKIR masalah.
KRITIS
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang
dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
Dilema Info situasi khusus
Pengetahuan umum
Apa yang kita
putuskan

Pengambilan Tujuan apa yg ingin Pentingnya


Keputusan Kemungkinan Hasil
kita capai kontekstual dan
dalam pengalaman

Kesehatan Urgensi ketersediaan


Membandingkan Alternatif tindakan
pilihan yg kita feasibility
secara efektif
lakukan .
Keputusan apa yg
kita lakukan
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan:
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara
kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono
tapi harus berdasarkan pada sistematika tertentu: a.
Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan
PROSES keputusan yang akan diambil. b. Kualifikasi tenaga kerja
yang tersedia c. Falsafah yang dianut organisasi. d. Situasi
PENGAMBILAN lingkungan internal dan eksternal yang akan
KEPUTUSAN mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
BERFIKIR KRITIS organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta
yang terkumpul dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih
dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara
matang
 Peran researcher menunjukkan bahwa tenaga
kesehatan harus menjadi periset unggul dalam rangka
pengembangan ilmu kesehatan untuk meningkatkan
manfaat dan mutu pelayanan di rumah
sakit/puskesmas/klinik.
 Peran perawat sebagai periset keperawatan sangat
penting untuk pengembangan ilmu kesehatan.
Peran Tenaga
 Peran perawat dalam riset yaitu:
kesehatan
1. Menyadari nilai dan relevansi riset kesehatan.
dalam Riset
2. Membantu mengidentifikasi area masalah riset
kesehatan.
3. Membantu pelaksanaan pengumpulan data dalam
riset kesehatan
4. Menerapkan hasil penemuan riset dalam praktik klinik
kesehatan
R Y
Pemanfaatan teknologi
dalam pendidkan dan penelitian
Latar Belakang

Penerapan teknologi informasi disuatu organisasi dinilai sangat penting


pula baik dunia pelayan dan pendidikan untuk menerangkan suatu
kinerja yang digunakan sebagai dalam penerapan hingga evaluasi
seingga perlu sekali tata kelola teknologiacuan. Pada perawat baru atau
perawat dengan mutasi sangat diperlukan pelayanan professional yang
membutuhkan kemudahan dalam memahami baik itu pengetahuan
maupun ketrampilan yang sesuai dengan aturan PMK, UU dan Rumah
sakit yang berlaku (Hariandja, 2009)
TUJUAN

1. Menganalisis, mengkritisi dan


mendeskripsikan aplikasi Sistem
Informasi Manajemen dan
teknologi informasi di dunia
pendidikan dan dunia riset
2. Mampu menerapkan ketrampilan
dasar teknologi informasi sesuai
dengan kebutuhan dalam dunia
pendidikan
ORIENTASI PMK RI NO 40 TAHUN 2017
Add Text
Orientasi : Orientasi adalah proses memberikan informasi,
pengenalan dan indoktrinisasi staf baru.
Orientasi
1. Orientasi umum yang meliputi B Visi, Misi, Kebijakan
organisasi, hak dan kewajiban staf, keselamatan klien,
pengendalian dan pengontrolan infeksi, mutu pelayanan,
caring, etik dan asuhan keperawatan serta dokumentasi
asuhan keperawatan.
2. Orientasi khusus adalah orientasi setelah penempatan di
unit kerja yang meliputi visi, misi, kebijakan, hak dan
kewajiban di unit kerja
Program orientasi kerja karena adanya beberapa
tantangan yang biasanya dihadapi oleh pegawai baru
seperti menghadapi harapan yang tidak realistis yang
berkaitan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan,
jumlah feedback atau bantuan yang diterima,
keseimbangan antara tujuan pribadi dan organisasi dan
lain sebagainya (Hariandja, 2009)
Preceptorship
Proses melaksanakan asuhan di unit kerja bersama preceptor. Perceptor menjadi role model dari tenaga
kesehatan baru, mengarahkan dan mengevaluasi pencapaian kompetensi serta melaksanakan asuhan bersama
dengan tenaga kesehatan baru. Preseptorship dilaksanakan melalui one to one.
CPD
Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD) adalah proses yang harus dilakukan oleh setiap
individu perawat dalam rangka mempertahankan dan memperbaharui perkembangan pelayanan kesehatan
melalui penetapan standar yang tinggi dari praktik profesional

Kebijakan
UU. No 36 tahun 2009, UU. No 38 tahun 2014, PMK 26 tahun
2019, PMK 40 tahun 2017, PMK 46 tahun 2016
Program Bodhihealth.Edu
Tujuan program ini di buat
meningkatkan Pendidikan
program Bodhiehealth buat seluruh berkelanjutan baik secara formal
karyawan baik Perawat, maupun informal. Seluruh
Fisioterapi, Petugas administrasi, karyawan bisa mengikuti
Dokter di dalam suatu rumah sakit perkembangan organisasi dan
terutama tenaga medis baru yang bisa mengikuti perkembangan
orientasi dan CPD ilmu yang semakin berkembang
walaupun karyawan tersebut ada
didalam situasi kerja

Modul ini bisa dibuka oleh semua


karyawan baik di dalam lingkungan
Di dalam modul ada pre test dan
Rumah Sakit maupun diluar Rumah Sakit post test yang hasilnya akan
yang sudah terdaftar dalam account muncul saat itu
karyawan
Manfaat Program

Menyesuaikan bagi perawat


yang sedang orientasi dan Tidak perlu atau
CPD terhadap mengurangi tatap
Upgrade ilmu dan perkembangan ilmu dan muka dengan
Praktis ketrampilan preceptor
ketrampilan

Tidak perlu kumpul bersama


untuk melakukan program Bisa dibuka setelah habis
belajar mengajar dinas, isa dibuka dimana saja
tanpa batas waktu

2016 2018
Alur Program keperawatan

Langkah-langkah penggunaan Program


E -Learning Bodhihealthedu:
1. Buka alamat E learning
2. Bodhihealthedu.org
3. Masukkan nomer induk karyawan
4. Pilih menu “Course ”
5. Pilih menu “Nursing ”
6. Pilih menu “ Basic Nursing”
7. pilih modul yang akan dibuka.
Alur Program Kebidanan

Langkah-langkah penggunaan Program


E -Learning Bodhihealthedu:
1. Buka alamat E learning
2. Bodhihealthedu.org
3. Masukkan nomer induk karyawan
4. Pilih menu “Course ”
5. Pilih menu “Midwife ”
6. Pilih menu “ Basic Midwife”
7. pilih modul yang akan dibuka.
Pembahasan Jurnal

Aetna (2004) Program e-


Jurnal Bown & Hart (2016) learning dalam melatih
perawat baru dalam
perawatan kesehatan
Developing a digital
lintas Budaya 
communication tool
program e-learning akan
on information e-
berjudul Persepsi praktisi diperkenalkan dahulu
learning need and
perawat baru kesiapsagaan training tenaga
kepada perawat baru
untuk dan transisi ke dalam yang sedang melakukan
kesehatan yang
pelatihan lintas budaya.
praktik. Jurnal ini membahas sedang menggalami
Hasil penelitian ini
kesiapan tenaga kesehatan orientasi
meningkatkan
meningkatkan
baru yang akan menjalani ketrampilan dengan
kemampuan dan
praktek dengan pengetahuan
e-learning
menggunakan e-learning
KELEBIHAN DAN Kelebihan
KEKURANGAN
1 Semakin meningkatkan perkembangan
ilmu dan ketrampilan bagi perawat baru
2 Praktis digunakan dimanapun dan kapanpun

Meningkatkan kesiapaan dan kepercayaan


3
diri perawat dalam menjalani praktek
dengan E-Learning yaitu Bodhiehealth.edu
Kekurangan
Jaringan down akan menyebabkan
4 kesusahan dalam mengakses
bisa menyebabkan mispresepsi antara
5
precepthorsip dengan perawat baru karena
tidak bertatap muka dan anatar penguna satu
dengan lainnya tidak sepaham sehingga dalam
aplikasian modul bias salah
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Program Bodhiehealth buat seluruh karyawan dengan
tujuan program di buat meningkatkan Pendidikan
berkelanjutan baik secara formal maupun informal.
Seluruh karyawan bisa mengikuti perkembangan
organisasi dan bisa mengikuti perkembangan ilmu .
Kelebihan program ini mampu Meningkatkan
kesiapaan dan kepercayaan diri perawat dalam
menjalani praktek dengan E-Learning dan
kekuranganya bias terjadi kesalahan pengaplikasian
modul anatara penguna satu dengan yang lain.
Daftar Pustaka
Aetna (2004) Program e-learning dalam melatih perawat baru dalam perawatan kesehatan lintas
budaya.New York: PR Newswire Association LLC Text Here Text Here Text Here
 

Bown & Hart (2016). Persepsi praktisi perawat baru kesiapsiagaan untuk dan transisi ke dalam
praktik. Jurnal ini membahas kesiapan perawat baru yang akan menjalani praktek. The
Journal for Nurse Practitioners. Elseveir
 
Rush, K. L., Janke, R., Duchscher, J. E., Phillips, R., & Kaur, S. (2019). Best practices of formal new
graduate transition programs: An integrative review. International Journal of Nursing Studies, 94, 139-
158. doi:10.1016/j.ijnurstu.2019.02.010

Anda mungkin juga menyukai