GOOD GOVERNANCE
DALAM BIDANG
KESEHATAN
Governance
Concept of “governance” is not new.
It is as old as human civilization
Governance means “ The process of decision making and
the process by which decisions are implemented (or not
implemented)
Governance can be used in several contexts such as
corporate governance, international governance, national
governance and local governance (Unescap, 2006)
Pilar-Pilar Good Governance
State
Private
Society
sector
8
CIVIL SOCIETY
Citizens organized into :
Community-based organizations
STATE Non-governmental Associations
Professional Associations
Executive
Religious group, Women’s groups
Judiciary Media.
Legislature
Public Service
Military
Police BUSINESS
Small/medium/large enterprises
Multinational Corporations
Financial institutions
Stock exchange
Good Governance
Menerapkan
PEMBANGUNA
Prinsip-prinsip PEMERINTA N
H NASIONAL
Akuntabilitas MASYARAKA INTERAKSI
T (SINERGIS,
Tranparansi KONSTRUKTI
INPUTS
OUTPUTS
Keterbukaan F)
OUTCOMES
Rule of Law (Results) TUJUAN
BENEFITS NASIONA
Participation SEKTOR
IMPACTS L
SWASTA
Responsiveness DUNIA Saling mengisi dan
Profesionalitas USAHA mengawasi agar (3E:
Etika terjadi EFEKTIF,
HAM keseimbangan EFISIEN,
kebijakan dan EKONOMIS)
pelaksanaan
BASED ON Checks & Balances
SHARED
VALUES
a.l.
PUBLIC SECTOR GOVERNANCE Kualitas
Birokrasi
CORPORATE GOVERNANCE
GOVERNANCE BY CITIZEN
(LSM, Organisasi Profesi, dsb.) PARTNERSHIP
D. II/LAN/2001
1
0
D. II/LAN/2001
1
PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
1
6. Demokrasi (Democracy).
▪ Indikator Minimal :
- Adanya kebebasan dalam menyampaikan aspirasi dan berorganisasi;
- Adanya kesempatan yang sama bagi anggota masyarakat untuk
memilih dan membangun konsensus dalam pengambilan keputusan
kebijakan publik.
▪ Perangkat Pendukung Indikator :
Peraturan yang menjamin adanya hak dan kewajiban yang sama bagi
anggota masyarakat untuk turut serta dalam pengambilan keputusan kebijakan
publik.
Akuntabilitas Publik
• menekankan pentingnya checks and balances
• elemen penting dalam perwujudan good governance
• terkait erat dengan kinerja sektor publik dengan fokus pada kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bagaimana
pelaksanaan kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran
yang dilakukan secara jujur, efektif dan efisien
• tingkat pemerintah yang menangani sesuatu bagian urusan adalah
tingkat pemerintahan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat
dari bagian urusan yang harus ditangani tersebut, akuntabilitas
kepada masyarakat lebih terjamin.
2
7
Manifestasi Akuntabilitas Publik di Indonesia
Antara Lain :
31
3
2
33
3
4
RENCANA STRATEGIK
41
Good Clinical Covernance
Tujuan dari clinical governance adalah untuk menjaga
agar pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
tinggi, dan dilakukan di lingkungan kerja dengan tingkat
profesionalisme yang tinggi.Salah satu pilar pelayanan
medis rumah sakit adalah clinical governance, dengan
unsur staf medis yang dominan. RS harus menerapkan
model komite medik yang menjamin tata kelola klinis
(clinical governance) untuk melindungi pasien..
Karakteristik Clinical Governance
1. Participation
2. Rule of Law
3. Transparency
4. Responsiveness
5. Consensus Orientation
6. Equity and inclusiveness
7. Effectiveness and Efficiency
8. Accountability
9. Strategic Vision
6
Pilar Clinical Governance
1. Clinical effectiveness : intervensi klinik yg memastikan akibat terbaik
bagi masyarakat serta SDM. Sbg penelitian , efektifitas biaya,
pendidikan, audit, pedoman klinik dan dampak klinik
2. Risk management effectiveness : proses mengidentifikasi kesalahan
atau potensial kesalahan karena human error yang bertujuan agar SDM
melakukan kerja secara efektif, yang efisien berfokus pada safety,
efektif dan fokus pada pelanggan.
3. Patient experience: alat untuk mengukur kualitas pelayanan
kesehatan dengan menggunakan pengalaman pasien sbg sumber
informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dgn pasien
memberikan feedback berdasarkan pengalaman.
4. Communication effectiveness:komunikasi yang efektif baik
komunikasi verbal maupun nonverbal sebagai informasi diantara
petugas dengan petugas, antara petugas dengan pasien, antara
petugas dengan pihak luar tidak hanya secara lisan namun dapat
diuraikan dari gerak badan dan perilaku tenaga profesional pada pasien.
Pilar Clinical Governance
5. Resource effectiveness :petugas kesehatan harus punya rasa
memiliki/ ownership pada organisasi sehingga dapat lebih bertanggung
jawab dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan
secara efektif.
6. Strategic Effectiveness; strategi yang mencerminkan misi dari
0rganisasi kesehatan dengan maksud mengejar kualitas tinggi dimana
pasien sebagai pusat pelayanan. Manajemen strategik harus
memperhatikan proses perubahan budaya, berfikir sistem dan
peningkatan kualitas yang berkelanjutan. dilakukan dengan
mengkomunikasikan strategi kepada seluruh anggota organisasi dan
memotivasi anggota untuk mengimplementasikan strategik misalnya
bagaimana membangun hubungan antara pasien.
7. Learning Effectiveness: proses pembelajaran yang terus menerus
untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui seminar, workshop,
benchmarking untuk mendapatkan dan mengimpelmentasikan
keterampilan baru dan pengetahuan.
CAKUPAN CLINICAL GOVERNANCE
1. CLINICAL EFFECTIVNESS
2. CLINICAL RISK MANAGEMENT
3. MANAGING COMPLAINT
4. PROFESSIONAL DEVELOPMENT
5. MECHANISM MONITORING OUT COME CARE,
6. GOOD QUALITY OF DATA
7. HOSPITAL ACCREDITATION
8. CLINICAL AUDIT
Prinsip-prinsip Good Governance
Peraturan Menteri BUMN) No Per-01/MBU/2011 )
1.Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan;
2.Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ shg pengelolaan perusahaan akan secara
efektif;
3.Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
4.Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
5.Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi
hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan.”
47
Good and Clean Governance merupakan suatu
keharusan.
Pemerintah lebih bertindak sebagai katalis yang
menjalankan fungsi mengarahkan daripada
melaksanakan sendiri berbagai tugas pelayanan
umum.
Wujud Clean & Good Governance adalah
penyelenggaraan pemerintah negara yang solid dan
bertanggung jawab, serta efisiensi dan efektif,
dengan menjaga kesinergisan interaksi yang
konstruktif diantara domain negara, sektor swasta
dan masyarakat.
Terimakasih
Tugas Mahasiwa
51