Anda di halaman 1dari 72

CRITICAL THINKING

History of Critical Thinking

• Hippocrates
Dianggap bahwa tindakan
penyembuhan didasarkan pada
kerangka ilmiah yang tidak perlu
dijelaskan atau dirumuskan oleh
kebijaksanaan
History of Critical Thinking

•Socrates
▫ dikenal dan diakui yang pertama
dlm penggunaan penyelidikan &
pertanyaan dalam mendukung
pengembangan pengetahuan
History of Critical Thinking

• Plato
▫ Berpikir kritis
ditetapkan sbg
“penghapusan obyek
pengetahuan dari
kehidupan sosial
History of Critical Thinking

• Aristotle
▫ Menyimpulkan bahwa " ketrampilan
intuitif yang diperlukan dalam
rangka untuk menerapkan prinsip-
prinsip dlm situasi tertentu”
Definition
• Berpikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu
dituntut untuk menginterfensikan
atau mengefaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan
kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman. (Pery
dan Potter,2005),
DEFINISI
• Berpikir merupakan suatu proses yg
berjalan secara berkesenambungan
• Mencakup interaksi dari suatu rangkaian
pikiran dan persepsi.
• Berpikir kritis merupakan konsep dasar
yang terdiri dari konsep berpikir yang
berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang
DEFINISI
• Berpikir kritis adl suatu proses
dimana seseorang atau individu
dituntut untuk menginterfensikan
atau mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilaian atau
keputusan berdasarkan
kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman
(Pery dan Potter,2005)
DEFINISI
• Bandman (1988), berpikir kritis adl pengujian
secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan,
pendapat, prinsip, pemikiran,masalah,
kepercayaan, dan tindakan.
• Strader (1992), berpikir kritis adl suatu proses
pengujian yang menitikberatkan pendapat atau
fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta
mengevaluasikan pendapat-pendapat tersebut
untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang
adanya perspektif pandangan baru.
DEFINISI
• Proses berpikir dilakukan setiap waktu
sejalan dgn keterlibatan dlm pengalaman
baru dan menerapkan pengetahuan yang
kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk
membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
kesimpulan yang valid,
• semua proses tersebut tidak terlepas dari
proses berpikir dan belajar.
• Berpikir kritis adl proses perkembangan
kompleks, yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat
KOMPONEN BERPIKIR KRITIS
meliputi
• pengetahuan dasar,
• pengalaman,
• kompetensi,
• sikap dalam berpikir kritis,
• standar/ krakteristik berpikir kritis.
Menjadi pemikir kritis adl denominatur
umum untuk pengetahuan yang menjadi
contoh dalam pemikiran yang disiplin
dan mandiri.
Definition:
• berpikir kritis didasarkan pada nilai-nilai
intelektual universal yang melampaui
pembagian pokok materi: kejelasan,
akurasi, persepsi, konsistensi, relevansi,
bukti suara, alasan yang baik, kedalaman,
luas, dan keadilan
Berfikir kritis perlu bagi perawat :
• Penerapan profesionalisme.
• Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis
dalam memberikan askep.
• Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang
perawat yang baik.
• Diperlukan perawat, karena :
a. Perawat setiap hari mengambil keputusan
b. Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai
subjek dan lingkungannya
2. menangani perubahan yang berasal dari
stressor lingkungan
3. penting membuat keputusan.
Mz.Kenzie à Critical thinking : Ditujukan pada
situasi,rencana, aturan yg terstandar & mendahului
dlm menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil yg diharapkan- keterampilan
guna mensintesa ilmu yg dimiliki untuk memilih
tindakan:
- pelaksanaan tindakan keperawatan adl keterampilan
dalam menguji hipotesa.
- Tindakan nyata yg menentukan tingkat
keberhasilan.
Evaluasi keperawatan :
-Mengkaji efektifitas tindakan
-Perawat harus dapat mengambil keputusan
tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
Karakteristik berpikir kritis adalah :
1. Konseptualisasi: artinya proses
intelektual membentuk suatu konsep.
Sedangkan konsep adl fenomena atau
pandangan mental tentang realitas,
pikiran-pikiran tentang kejadian, objek,
atribut, & sejenisnya.
Dengan demikian konseptualisasi
merupakan pikiran abstrak yg
digeneralisasi secara otomatis menjadi
simbol-simbol & disimpan dlm otak.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)

2. Rasional dan beralasan.


Artinya argumen yang diberikan selalu
berdasarkan analisis & mempunyai dasar
kuat dari fakta fenomena nyata.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis
tidak menggunakan asumsi/persepsi dlm
berpikir/ mengambil keputusan tetapi
akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data & menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta &
kejadian.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)

4. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dlm
dirinya tidak pasif menerima pemikiran &
keyakinan orang lain menganalisis semua
isu, memutuskan secara benar & dapat
dipercaya.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)
5. Berpikir adil & terbuka
mencoba untuk berubah dari pemikiran
yang salah & kurang menguntungkan
menjadi benar & lebih baik.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)

6. Pengambilan keputusan berdasarkan


keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk
mengevaluasi suatu argumentasi &
kesimpulan, mencipta suatu pemikiran
baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)
7. Bagian dari suatu sikap
Pemahaman dari suatu sikap yang
harus diambil pemikir kritis akan
selalu menguji apakah sesuatu yang
dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk
dibanding yang lain.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)

8. Watak (dispositions)
• Seseorang yang mempunyai keterampilan
berpikir kritis mempunyai sikap skeptis,
sangat terbuka, menghargai sebuah
kejujuran, respek thd berbagai data &
pendapat,respek tehadap kejelasan &
ketelitian, mencari pandangan-pandangan
lain yg berbeda, & akan berubah sikap
ketika terdapat sebuah pendapat yang
diangapnya baik.
Karakteristik berpikir kritis (cont.)
9. Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai kriteria
atau patokan. Untuk sampai kearah mana maka
harus menemukan sesuatu untuk diputuskan
atau dipercayai, meskipun sebuah argumen
dapat disusun dari berapa sumber
pembelajaran, namun akan mempunyai kriteria
yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan
standarlisasi maka haruslah berdasarkan
relenfansi, keakuratan fakta-fakta, berdasarkan
sumber yang kredibel, teliti, logika yg konsisten
& pertimbangan yg matang.
PROSES BERPIKIR KRITIS
• Berpikir secara kritis melibatkan suatu
rangkaian terintegrasi tentang kemampuan dan
sikap berpikir. Individu harus mampu
menerima informasi, menggunakan ingatan
(memori) saat ini dan masa lalu, menerpkan
logika dan alasan, meninjau data dengan cara
yang teratur, dan membuat keputusan secara
jelas dan kreatif.
Kemampuan berpikir kritis :
1. Berpikir secara aktif dengan menggunakan
inteligensia, pengetahuan, dan ketampilan diri
untuk menjawab pertanyaan.
2. Dengan cermat menggali situasi dengan
mengajukan dan menjawab pertanyaan yg relevan
3. Berpikir untuk diri sendiri dan secara cermat
menelaah berbagai ide dan mencapai kesimpulan
yang berguna.
4. Meninjau situasi perspektif yang berbeda untuk
mengembangkan suatu pemahaman yg mendalam
dan menyeluruh.
5. Mendiskusikan ide dalam suatu cara yg
terorganisasi untuk pertukaran dan menggali ide
dengan orang lain.
TAHAP BERPIKIR KRITIS
• Menentukan tujuan berpikir kritis (Purpose of
thinking)
• Menambah (mencukupi) pengetahuan yang
diperlukan (adequacy of knowledge)
• Mengidentifikasi masalah potensial (Potential
Problem)
• Mengidentifikasi sumber pendukung (Helpful
Resource)
• Membuat keputusan yang kritis (Critique of
judgment/ Decision)
PRINSIP BERPIKIR KRITIS
• Belajar dan berpikir merupakan proses
sepanjang hidup. Belajar dan berpikir
sepanjang waktu tidak dapat dipisahkan,
sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan
pengetahuan yang dimiliki, kita menjadi
lebih mampu untuk membentuk asumsi,
menyajikan ide-ide, dan membuat
kesimpulan yang valid.
PRINSIP BERPIKIR KRITIS
• Perawat profesional harus selalu melihat
dan berpikir ke depan. Praktik
keperawatan harus selalu berubah sesuai
dengan perkembangan pengetahuan baru
yang lebih efektif, yang mempunyai bukti-
bukti yang mendukung secara ilmiah, dan
memberikan hasil yang lebih baik untuk
klien.
PRINSIP BERPIKIR KRITIS
• Dengan berpikir kritis, perawat mampu
belajar dan untuk secara positif
mempengaruhi praktik keperawatan.
Kedewasaan seorang perawat diukur
dengan kemampuannya untuk
menggunakan pengetahuan baru dan
terlibat dalam proses penemuan yang
menguntungkan bagi klien dan profesi
keperawatan.
PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS DLM
KEPERAWATAN

• Berpikir kritis dlm keperawatan merupakan


komponen dasar dlm pertanggungjawaban
profesi & kualitas perawatan.
• Pemikir kritis keperawatan menunjukkan
kebiasaan mereka dlm berpikir, percaya diri,
kreativitas, fleksibel, pemeriksaan
(anamnesa), integritas intelektual, intuisi,
pola pikir terbuka, pemeliharaan & refleksi.
PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS DLM
KEPERAWATAN
• Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005),
berpikir kritis adl suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk
mengintervensikan atau mengevaluasi
informasi untuk membuat sebuah
penilaian atau keputusan berdasarkan
kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan & pengalaman.
PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS DLM
KEPERAWATAN (cont.)
• Meliputi cara membangkitkan
semangat, kebahagiaan, dan
pengharapan.

• Bagaimanapun juga semua


tindakan keperawatan yg perawat
lakukan membutuhkan tingkat
pemikiran yg tinggi, (artinya tidak
ada tindakan yg dilakukan tanpa
berpikir kritis).
PENGERTIAN BERPIKIR KRITIS DLM KEPERAWATAN (cont)

• Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan


keterampilan kognitif meliputi
▫ analisa,
▫ menerapkan standar prioritas,
▫ penggalian data,
▫ rasional tindakan,
▫ prediksi, dan sesuai dengan ilmu
pengetahuan.
Klasifikasi berpikir kritis
Menurut Costa and Colleagues (1985)
dikenal sbg “The Six Rs” yaitu :
1 Remembering (Mengingat)
2 Repeating (Mengulang)
3 Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
4 Reorganizing (Reorganisasi)
5 Relating (Berhubungan)
6 Reflecting
(Memantulkan/merenungkan)
klasifikasi berpikir kritis (cont.)
Perkumpulan Keperawatan mencoba
mengembangkan gambaran berpikir &
mengklasifikasikan menjadi 5 model
disebut T.H.I.N.K. yaitu:
1. Total Recall,
2. Habits,
3. Inquiry,
4. New Ideas and Creativity,
5. Knowing How You Think.
Klasifikasi berpikir kritis (cont.)
• Asumsi pertama adl berpikir, merasa, &
keahlian mengerjakan seluruh komponen
esensial dlm keperawatan dgn bekerja sama
& saling berhubungan. Berpikir tanpa
mengerjakan adl suatu kesia-siaan.
Mengerjakan sesuatu tanpa berpikir adl
membahayakan. & berpikir/mengerjakan
sesuatu tanpa perasaan adl sesuatu yang
tidak mungkin.
Klasifikasi berpikir kritis (cont.)
• Perasaan, diketahui sbg status afektive yg
mempengaruhi berpikir & mengerjakan &
harus dipertimbangkan saat menyimpulkan
sesuatu. Pengakuan atas 3 hal (Thinking,
Feeling, and Doing) mengawali langkah
praktek professional ke depan.
Klasifikasi berpikir kritis (cont.)
• Asumsi yg kedua mengakui bahwa
berpikir, merasakan, & mengerjakan
tidak bisa dipisahkan dari kenyataan
praktek keperawatan.
Mengidentifikasi, menilai &
mempercepat kekuatan
perkembangan dlm berpikir, merasa
& mengerjakan sesuai praktek
keperawatan.
Klasifikasi berpikir kritis (cont.)
• Asumsi yg ketiga bahwa perawat &
perawat pelajar bukan papan kosong,
mereka dlm dunia keperawatan dgn
berbagai macam keahlian berpikir.
Model yg membuat berpikir kritis dlm
keperawatan meningkat
• Asumsi keempat yg mempertinggi
berpikir adl sengaja berbuat sesuai
dgn pikiran & yg sudah dipelajari.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
1. Total Recall: mengingat fakta/dimana &
bagaimana untuk mendapatkan fakta/data
ketika diperlukan. Data keperawatan bisa
dkumpulkan dari banyak sumber, yaitu:
a. pembelajaran di dalam kelas,
b. informasi dari buku,
c. segala sesuatu yang perawat peroleh dari
klien atau orang lain,
d. data klien dikumpulkan dari perasaan
klien, instrument (darah, urine, feses,
dll), dsb.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
2. Habits (Kebiasaan)
merupakan pendekatan berpikir dari tindakan
yg diulang berkali2 shg menjadi kebiasaan yg
alami. Mereka menerima apa yg dikerjakan
menghemat waktu & mudah untuk dilakukan.
• Manusia selalu menggambarkan sesuatu yg
mereka kerjakan sbg kebiasaan seperti “saya
mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal ini
bukan kebiasaan dlm keperawatan karena
tindakan yg dilakukan tidak menggunakan
proses berpikir
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
• Contoh: Cardipulmonary Resuscitation
(CPR) adl suatu kebiasaan yg sangat penting
dlm keperawatan. Ketika seseorang
menjelang ajal, sebuah solusi yg cepat yang
dibutuhkan disini adl melakukan pijat
jantung (CPR), memberikan injeksi,
mempertahankan suhu tubuh, memasang
kateter, & aktivitas lainnya. Hal tersebut
merupakan suatu kebiasaan yg alami terjadi
& dilakukan oleh perawat.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
3. Inquiry (Penyelidikan/Menanyakan
Keterangan).
• meliputi penggalian data & pertanyaan,
khususnya pendapat dlm situasi tertentu.
• merupakan kebutuhan primer dlm
berpikir yg digunakan untuk
menyimpulkan sesuatu.
• Kesimpulan tidak dapat diambil jika tanpa
inquiry, tetapi kesimpulan akan lebih
akurat jika menggunakan inquiry.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
Inquiry bisa diwujudkan melalui :
1. Melihat sesuatu (menerima informasi
2. Mendapatkan kesimpulan awal
3. Mengakui keterbatasan pengetahuan
4. Mengumpulkan data/informasi mendekati
masalah utama
5. Membandingkan informasi baru dgn yg
sudah diketahui
6. Menggunakan pertanyaan netral
7. Menemukan satu/lebih kesimpulan
8. Memvalidasi kesimpulan utama
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
4. New Ideas and Creativity
terdiri dari model berpikir unik & bervariasi
yg khusus bagi individu. Berpikir kreatif
merupakan kebalikan dari Habits Model
(kebiasaan). Dari kalimat “melakukan
sesuatu seperti biasanya” menjadi “Mari
mencoba cara baru”.
Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang
mereka lakukan untuk mempelajari nilai.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
• Ide baru & kreativitas sangat penting dlm
keperawatan karena merupakan dasar dlm
merawat klien. Banyak hal yg harus
dipelajari perawat untuk menjadi cocok,
terpadu, & bekerja menyesuaikan
keunikan klien.
• Perawat mempunyai standart pendekatan
untuk menghemat waktu perawatan &
secara keseluruhan bekerja dgn baik,
tetapi cara kerja perawat berbeda satu
sama lain.
Klasifikasi berpikir kritis T.H.I.N.K (cont.)
5 Knowing How You Think (Mengetahui apa
yg kamu pikirkan)
• berarti berpikir tentang apa yg kita pikirkan.
• Berpikir tentang berpikir disebut
“metacognition”. Meta berarti “diantara atau
pertengahan” & cognition berarti “Proses
mengetahui”.
• Jika kita berada di antara proses
mengetahui, kita akan dapat mengetahui
bagaimana kita berpikir.
Metode Berfikir Kritis:
Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking
• Debate : metode yang digunakan untuk mencari,
membantu, dan merupakan keputusan yang
beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana
dalam proses terjadi perdebatan atau
argumentasi
• Individual decision : Individu dapat berdebat
dengan dirinya sendiri dalam proses mengambil
keputusan
• Group discussion : sekelompok orang
memperbincangkan suatu masalah dan masing-
masing mengemukakan pendapatnya.
Metode Berfikir Kritis:
• Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan
mempengaruhi perbuatan, keyajinan, sikap, dan
nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an,
argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua
bentuk persuasi
• Propaganda : komunikasi dengan menggunakan
berbagai media yang sengaja dipersiapkan untuk
mempengaruhi massa pendengar
• Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan
dalam berkomunikasi untuk memaksakan suatu
kehendak
• Kombinasi beberapa metode
Elemen Berfikir Kritis
Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian &
komponen, pemecahan masalah, keperawatan serta
kriteria yg digunakan dgn komponen keterampilan
dan sikap berpikir kritis. Elemen berpikir kritis al:
• Menentukan tujuan
• Menyususn pertanyaan/membuat kerangka masalah
• Menujukan bukti
• Menganalisis konsep
• Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan &
kesesuaian. Kriteria elemen terdiri dari kejelasan,
ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
Aspek-Aspek Berfikir Kritis
Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari
beberapa aspek:
1. Relevance : Relevansi ( keterkaitan ) dari
pernyataan yg dikemukan.
2. Importance: Penting tidaknya isu atau pokok-
pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty : Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam
membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material: Menggunakan pengalamanya
sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan
Aspek-Aspek Berfikir Kritis
Ambiguity clarified: Mencari penjelasan atau
informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan
6. Linking ideas: Senantiasa menghubungkan
fakta, ide atau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. Justification : Memberi bukti-bukti, contoh,
atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya. Termasuk
didalamnya senantiasa memberikan penjelasan
mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu
situasi atau solusi.
Fungsi Berpikir Kritis dlm Keperawatan
• Penggunaan proses berpikir kritis dalam
aktifitas keperawatan sehari-hari.
• Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu
dalam keperawatan.
• Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
keperawatan.
• Menganalisis pengertian hubungan dari masing-
masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta
tingkat hubungan.
• Menganalisis argumen dan isu-isu dalam
kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
Fungsi Berpikir Kritis dlm Keperawatan
• Menguji asumsi-asumsi yang berkembang
dalam keperawatan.
• Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk
yang akurat dalam keperawatan.
• Membuat dan mengecek dasar analisis
dan validasi data keperawatan.
• Merumuskan dan menjelaskan keyakinan
tentang aktifitas keperawatan.
Fungsi Berpikir Kritis dlm Keperawatan
• Memberikan alasan-alasan yg relevan thd
keyakinan dan kesimpulan yg dilakukan.
• Merumuskan & menjelaskan nilai-nilai
keputusan dalam keperawatan.
• Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-
prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
• Mengevaluasi penampilan kinerja perawat
dan kesimpulan asuhan keperawatan.
Pemecahan Masalah Dlm Berfikir Kritis
• Pemecahan masalah termasuk dalam langkah
proses pengambilan keputusan, yang difokuskan
untuk mencoba memecahkan masalah
secepatnya.
• Masalah dapat digambarkan sbg kesenjangan
diantara “apa yg ada dan apa yg seharusnya
ada”.
• Pemecahan masalah & pengambilan keputusan
yg efektif diprediksi bahwa individu harus
memiliki kemampuan berfikir kritis dan
mengembangkan dirinya dgn adanya bimbingan
dan role model di lingkungan kerjanya.
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
• Mengetahui hakekat dari masalah dengan
mendefinisikan masalah yang dihadapi.
• Mengumpulkan fakta-fakta & data yg relevan.
• Mengolah fakta & data.
• Menentukan beberapa alternatif pemecahan
masalah.
• Memilih cara pemecahan dari alternatif yg
dipilih.
• Memutuskan tindakan yg akan diambil.
• Evaluasi.
Makna Berpikir Kritis
• Ketika seorang perawat yg dihadapkan dgn klien
yg berbeda budaya, maka perawat professional
tetap memberikan asuhan keperawatan yg
tinggi, demi terpenuhinya kebutuhan dasar klien
tsb.
• Perawat professional akan berfikir kritis dalam
menangani hal tersebut. Tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
abad ke-21, termasuk tuntutan thd asuhan
keperawatan yg berkualitas akan semakin besar.
Makna Berpikir Kritis
• Dengan adanya globalisasi, dimana
perpindahan penduduk antar Negara
(imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan
adaya pergeseran terhadap tuntutan
asuhan keperawatan.
• Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman
budaya & nilai-nilai dlm penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila
hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan tjd cultural shock.
Makna Berpikir Kritis

• Cultural shock akan dialami oleh klien


pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dgn
perbedaan nilai budaya & kepercayaan.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya
rasa ketidaknyamanan,
ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi.
Makna Berpikir Kritis
• Contoh: ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada
beberapa daerah/Negara diperbolehkan seseorang
untuk mengungkapkan rasa nyerinya dgn berteriak/
menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan
bila merasa nyeri hanya dgn meringis pelan, bila
berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,
maka ketika ia mendapati klien tsb menangis/
berteriak, maka perawat akan memintanya untuk
bersuara pelan, atau memintanya berdoa atau malah
memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu
pasien lainnya. Kebutaan budaya yg dialami oleh
perawat berakibat pada penurunan kualitas pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Makna Berpikir Kritis
• Transcultural Nursing adl suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Makna Berpikir Kritis
• Untuk memahami perbedaan budaya yang
ada maka perawat perlu berpikir scr kritis.
Dalam berpikir kritis seorang perawat
harus bisa menyeleksi kebudayaan mana
yang sesuai dengan kesehatan atau yang
tidak menyimpang dari kesehatan. Jika
perawat dapat memahami perbedaan
budaya maka akan bisa meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dari
perawat.
Makna Berpikir Kritis
• Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yg sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, & berfungsi efektif dalam
semua aspek kehidupan lainnya.
• Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok
dalam pendidikan sejak 1942. Menurut Halpen
(1996), berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam
menentukan tujuan.
Makna Berpikir Kritis
• Proses tsb dilalui setelah menentukan
tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu
langsung kepada sasaran-merupakan
bentuk berpikir yang perlu dikembangkan
dalam rangka memecahkan masalah,
merumuskan kesimpulan, mengumpulkan
berbagai kemungkinan, dan membuat
keputusan ketika menggunakan semua
keterampilan tsb secara efektif dalam
konteks dan tipe yg tepat.
The Four Domains of Critical Thinking
• Penggunaan bahasa dlm keperawatan
Kemampuan menggunakan bahasa secara
reflektif. perawat menggunakan bahasa
verbal dan nonverbal dalam
mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta,
perasaan, keyakinan dan sikapnya
terhadap klien, sesama perawat, serta
profesi lainnya. Secara nonverbal saat
melakukan pedokumentasian
keperawatan.
The Four Domains of Critical Thinking
• Argumentasi dlm keperawatan.
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi
harus berargumen untuk menemukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu,
memberikan penjelasan, mempertahankan
thd suatu tuntutan/tuduhan. Badman (1988)
argumentasi terkait dengan konsep berfikir
dlm keperawatan berhubungan dgn situasi
perdebatan, upaya untuk mempengaruhi
individu ataupun kelompok.
The Four Domains of Critical Thinking
• Pengambilan keputusan dalam
keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil
keputusan yang tepat.
The Four Domains of Critical Thinking
• Penerapan proses keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah
proses keperawatan
Penerapan proses keperawatan
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan
observasi dlm pengumpulan data berfikir
kritis, mengelola & mengkatagorikan data
menggunakan ilmu-ilmu lain.
b. Perumusan diagnosa keperawatan: tahap
pengambilan keputusan yg paling kritis,
menentukan masalah & dgn argumen yaitu
secara rasional.
c. Perencanaan keperawatan: menggunakan
pengetahuan untuk mengembangkan hasil yg
diharapkan, keterampilan guna mensintesa
ilmu yg dimiliki untuk memilih tindakan.
Penerapan proses keperawatan
d. Pelaksanaan keperawatan: pelaksanaan
tindakan keperawatan adakah
keterampilan dalam menguji hipotesa,
tindakan nyata yg menentukan tingkat
keberhasilan.
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji
efektifitas tindakan, perawat harus dapat
mengambil keputusan tentang
pemenuhan kebutuhan dasar klien.

Anda mungkin juga menyukai