Anda di halaman 1dari 11

Makalah

KONSEP BERUBAH
(Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan)

Oleh: RABIAWATI

NIM: 2020243114

Prodi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA


Kata Pengantar
Berubah merupakan keniscayaan yang dihadapi setiap individu sebagai mahluk sosial.
Perubahan terjadi seiring dengan bertambahnya pengalaman, pengetahuan, perubahan fisik, dan
juga kesadaran terhadap interaksi yang terjadi di luar diri individu. Pada lingkup yang luas,
perubahan bisa terjadi pada banyak aspek. Sebuah lingkungan sosial masyarakat misalnya,
perubahan melibatkan individu-individu berbeda, dengan pola perubahan yang juga bisa berbeda.

Karenanya, memahami Konsep Berubah menjadi sebuah keniscayaan untuk mengenali lebih
jauh perubahan yang bisa terjadi, baik yang sifatnya individu maupun lingkup sosial yang
melibatkan individu berbeda.

Berubah yang terjadi pada individu bisa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Faktor eksternal misalnya, lingkungan, pergaulan, pendidikan, aturan hukum, dll. Faktor internal
dapat berupa kesadaran diri, pengalaman, kematangan berfikir, serta sikap keterbukaan untuk
menerima pengaruh dari luar.

Makalah mengenai Konsep Berubah ini adalah upaya untuk melihat lebih jauh bagaimana teori
Konsep Berubah dan aplikasinya dalam realita kehidupan individu maupun kelompok
masyarakat. Bagaimana Konsep Berubah tersebut dan apa yang semestinya harus dipahami
dalam perubahan tersebut, penulis mencoba mengulas dalam makalah ini. Sehingga memberikan
wawasan dan paradigma yang komprehensif mengenai Konsep Berubah. Semoga bermanfaat!
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. 2

BAB 1

Pengertian………………………………………………………………………….. 4

Teori-Teori Perubahan…………………………………………………………….. 5

BAB II

Tingkatan Perubahan………………………………………………………………. 6

Alasan Perubahan………………………………………………………………….. 7

BAB III

Perubahan Dalam Keperawatan…………………………………………………… 8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….. 10
BAB I

Pengertian

Konsep berubah terdiri dari dua padanan kata yang terdiri dari kata ‘Konsep’ dan ‘Berubah’.
Diva Viya Febriana dalam bukunya ‘Konsep Dasar Keperawatan’ memberikan pengertian makna
konsep. Menurutnya, konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek,
benda, suatu peristiwa, atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang yang
berupa ide, pandangan, atau keyakinan.

Sementara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (daring) yang dimuat dalam website
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan pengertian makna konsep. Dijelaskan
bahwa Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa,
yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Di lain sisi, sejumlah ahli juga telah memberikan pengertian mengenai ‘berubah’. Misalnya,
(Atkinson,1987), memaknai Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu
atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Pengertian lain berubah adalah proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu/institusi (Brooten, 1978).

Jika melihat definisi yang diutarakan para ahli bisa dimaknai pengertian bahwa Konsep Berubah
adalah gambaran keyakinan yang memiliki konstruki terhadap pengertian berubah. Lebih
luasnya, konsep berubah bisa juga diartikan sebagai konstruksi pemahaman terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada individu maupun kelompok masyarakat.

Dalam jurnal ilmiah ‘Insitute for Healthcare Improvement’ dijelaskan mengenai tujuan konsep
perubahan. Konsep perubahan adalah gagasan umum atau pendekatan untuk perubahan yang
telah ditemukan yang berguna dalam mengembangkan ide-ide khusus untuk perubahan yang
mengarah pada perbaikan. Menggabungkan konsep perubahan ini secara kreatif dengan
pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu dapat membantu menghasilkan ide untuk tes
perubahan.
Teori-Teori Perubahan
Berbagai ahli mencoba mendeskripsikan pengertian perubahan untuk memudahkan dalam
memahami konsep berubah. Teori-teori perubahan pun dikembangkan, seperti teori Rogers, teori
Redin, teori Lippit, dan berbagai pakar lainnya. Teori tersebut umumnya didasari pada fakta
empiris yang terjadi pada individu maupun kelompok sosial masyarakat, misalnya adanya
perubahan perilaku, sikap, keputusan, dll.

Oleh karena itu, mencermati teori perubahan diperlukan untuk memberi kesimpulan yang lebih
jelas terhadap fenomena perubahan yang dialami oleh individu maupun kelompok individu.

Teori Rogers (1962)

Pada teori Rogers memberikan pemaknaan mengenai perubahan, di antaranya:

- Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan

- Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak bertentangan

- Kompleksitas

- Dapat dibagi

- Dapat dikomunikasikan

Teori Redin

Dalam pandangannya, Redin memaparkan setidaknya ada empat hal yang harus dilakukan seorang
manager sebelum melakukan perubahan, yaitu:

- Ada perubahan yang akan dilakukan

- Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat

- Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan

- Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya

Teori Lippitt

Teori Lippit merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt menjabarkan tujuh hal yang harus
diperhatikan sebuah perubahan, yaitu:

- Mendiagnosis masalah
- Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah

- Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen

- Menyeleksi objektif akhir

- Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah.

- Mempertahankan perubahan, yaitu perubahan diperluas.

- Mengakhiri hubungan saling membantu

Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.

1. Membangun suatu hubungan

2. Mendiagnosis masalah

3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan

4. Memilih jalan keluar

5. Meningkatkan penerimaan

6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri

Teori Spradley

Tahapan dasar dari model Spradley, yakni:

1. Mengenali gejala

2. Mendiagnosis masalah

3. Menganalisa jalan keluar

4. Memilih perubahan

5. Merencanakan perubahan

6. Melaksanakan perbahan

7. Mengevaluasi perubahan

8. Menstabilkan perubahan
BAB II
Tingkatan Perubahan

Perubahan yang terjadi pada individu, misalnya perilaku tidak serta merta muncul tanpa sebab
lain yang menyertainya. Ada perubahan lain yang mendahului sebelum munculnya perubahan
perilaku. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan ada empat tingkatan perubahan, yakni
perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku individu, dan perubahan perilaku
kelompok.

A. Perubahan pengetahuan

Pendidikan menjadi salah satu faktor adanya perubahan pengetahuan disamping pengalaman.
Melalui pendidikan, masing-masing individu bisa menyerap informasi dan hal-hal baru yang
belum dimiliki sebelumnya. Pemahaman mereka tentang sesuatu menjadi lebih rinci dan
memiliki aspek kognitif yang bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan perubahan.

Aspek lain yang juga bisa mempengaruhi perubahan pengetahuan adalah adanya pengalaman
baru yang dijalani pada kehidupan seorang individu atau kelompok. Sebagai contoh, individu
yang selama ini menjalani kehidupan di desa dengan karakteristik sosial yang berbeda. Selama
ini mereka lebih mudah bersosialisasi dengan tetangga ataupun lingkungan desa, kemudian
menjalani kehidupan baru di kota yang kehidupan sosial bermasyarakatnya berbeda, ini akan
mempengaruhi perubahan sikap pada individu tersebut. Kemungkinannya individu tersebut akan
menyesuaikan kembali dengan pola kehidupan bermasyarakat di tempatnya yang baru.

B. Perubahan Sikap

Semakin pengetahuan seseorang bertambah terhadap objek tertentu. Perubahan sikap akan ikut
menyertai. Sikap yang muncul tersebut bisa saja positif maupun negatif. Perubahan sikap bisa
muncul terencana ataupun sebaliknya. Tergantung bagaimana individu tersebut menyikapi.
Contoh sederhana, seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan diberikan prosedur baru
dalam bekerja agar lebih produktif. Prosedur tersebut mengatur jam masuk kerja, jam istrihat,
cara berinteraksi, dan target kerja yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja, seorang pekerja
akan menentukan sikap baru dengan ketentuan yang ditetapkan di tempat kerjanya.
C. Perubahan Perilaku Individu

Perubahan pengetahuan yang diikuti dengan perubahan sikap, akan menghasilkan perubahan
pada perilaku individu. Adanya perubahan sikap akan menentukan perubahan perilaku individu.
Munculnya perubahan perilaku ini bisa saja mengarah pada perbaikan atau sebaliknya.
Perubahan perilaku ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.

Misalkan, seorang pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit karena penyakit tertentu diminta
untuk merubah kebiasaannya menambah jam beristirahat dibanding hari-hari sebelumnya.
Kebiasaannya tidur larut malam ternyata mempengaruhi kesehatan fisiknya. Sehingga disarankan
lebih awal tidur untuk menjaga stamina lebih baik. Perubahan perilaku untuk istirahat lebih awal
dan menghilangkan kebiasaan buruk yang mempengaruhi kesehatan, tentu mempengaruhi
perubahan perilaku individu. Mereka harus mengambil sikap dan mengubah perilaku hidup yang
dilakukan selama ini.

D. Perubahan Perilaku Kelompok

Perubahan perilaku kelompok berdasarkan pendapat Hersey dan Blanchard (1977) adalah
tingkatan selanjutnya pada perubahan. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu bila
melibatkan perubahan perilaku pada individu yang lain, maka akan menghasilkan perubahan
perilaku kelompok. Hal ini sangat mungkin terjadi bila mencermati perilaku di lingkup sosial
masyarakat, di mana perubahan perilaku kelompok tersebut tidak terjadi dengan sendirinya.

Kesadaran untuk merubah perilaku pada masing-masing individu menghasilkan perubahan


perilaku kelompok. Individu sebagai mahluk sosial rentan dipengaruhi oleh kondisi yang ada di
sekitarnya. Perubahan perilaku kelompok seringkali menjadi sasaran sebuah kebijakan.
Misalnya, kebijakan pola hidup bersih di sebuah instansi atau lingkungan masyarakat.
Keterlibatan kelompok individu untuk terlibat dalam kebijakan tersebut sangat diharapkan,
sehingga program yang dicanangkan bisa berhasil.

Alasan Perubahan

Banyak faktor yang menjadi alasan perubahan. Individu atau kelompok yang berubah bisa
karena ingin memperoleh sebuah kepastian atas dirinya. Alasan umum ingin menata hidup yang
lebih baik cukup rasional kenapa seseorang atau kelompok masyarakat mau berubah. Perubahan
seringkali menjadi sebuah keniscayaan jika ingin memiliki kondisi yang berbeda dari
sebelumnya.

Alasan lain kenapa individu atau kelompok berubah adalah mereka ingin mendapatkan
keuntungan atau manfaat dari perubahan tersebut. Keputusan untuk melakukan perubahan tidak
serta muncul tanpa melihat apa yang mungkin terjadi bila perubahan itu diterapkan.
Pertimbangan inilah yang seringkali mendasari seorang individu atau kelompok berubah secara
sendiri-sendiri atau kelompok. Keuntungan yang bisa mereka raih dengan berubah tersebut
mungkin bisa jadi faktor utama.

Faktor lainnya yang menjadi alasan individu atau kelompok berubah adalah karena ingin
merubah pandangan/image masyarakat atas dirinya atau kelompok sosialnya. Seringkali
seseorang atau komunitas masyarakat tidak ingin dilabeli dengan predikat tertentu yang merusak
citranya, nama baiknya, atau prestasi yang sudah diraih sebelumnya. Misal di sebuah rumah
sakit, sudah jadi opini luas di masyarakat maupun pasien yang berobat, bahwa pelayanan mereka
tidak optimal. Hal itu tentu memacu manajemen rumah sakit untuk melakukan perubahan, baik
kinerja pelayanan, kelengkapan fasilitas, maupun sarana penunjang lainnya.

BAB III

Perubahan Dalam Keperawatan

A. Pengertian Keperawatan

Berdasarkan Lokakarya Nasional pada Bulan Januari 1993 di Jakarta, telah disepakati pengertian
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, bentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritiual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan.

B. Tujuan Pelayanan Keperawatan

Setiap organisasi, termasuk organisasi pelayanan keperawatan, harus mempunyai tujuan, baik yang
bersifat umum maupun yang bersifat khusus (objektif). Tujuan organisasi pelayanan keperawatan harus
dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk membuat/merumuskan
tujuan yang baik menurut Gillies (1994), harus memenuhi syarat antara lain sebagai berikut:

1. Setiap tujuan harus dapat menjelaskan arah yang jelas dan tidak mendua, sehingga tidak
membingungkan.

2. Setiap tujuan harus cukup sulit dan menantang kecerdikan anggota organisasi. Tujuan harus
memungkinkan untuk dicapai dalam batas-atas organisasi.

3. Terukur. Artinya, tujuan berisi ketentuan kuantitatif sehingga akan lebih mudah membandingkan
seberapa besar nilai pencapaian dengan target yang diinginkan.

4. Waktu. Batasan waktu pencapaian target harus tertulis dengan jelas.

5. Pencapaian akhir setiap tujuan harus dapat diterima oleh setiap anggota organisasi.

6. Kriteria. Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tersebut tercapai.

7. Setiap tujuan harus mendukung sasaran organisasi secara keseluruhan.

C. Perubahan Dalam Keperawatan

Menurut Kron dalam Kozier (1998) untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan
disarankan 7 (tujuh) pertanyaan yang harus dijawab.

1. Apa?

Perubahan apa yang ingin dilakukan pada keperawatan. Manajemen keperawatan harus merumuskan apa
perubahan yang ingin dicapai pada tindakan keperawatan tersebut. Misalnya, kualitas pelayanan
keperawatan yang prima. Maka, indikator-indikator penyusun pelayanan keperawatan yang prima
tersebut harus diuraikan, sehingga lebih mudah dalam membuat perubahan, terutama dari sisi kebijakan.

2. Mengapa?

Mengapa perubahan dalam keperawatan harus dilakukan. Pertanyaan ini perlu segera memperoleh
jawaban agar dalam menentukan sikap kemudian memiliki out put yang lebih baik dari sebelumnya.

3. Siapa?

Siapa yang melakukan perubahan dalam keperawatan tersebut. Hal ini juga perlu dirumuskan untuk
mengetahui secara jelas siapa saja nantinya yang terlibat dalam perubahan keperawatan. Apakah cukup
tenaga perawat, dokter, dan manajemen saja, atau melibatkan pihak yang lebih luas demi hasil yang ingin
dicapai.

4. Bagaimana?

Rumuskan bagaimana perubahan dalam keperawatan tersebut dapat diterapkan. Apa yang harus
dilakukan, prosedur, dan tahapan apa yang harus dilalui. Sehingga perubahan dalam keperawatan bisa
tercapai sesuai sasaran.

5. Kapan?

Selanjutnya tetapkan kapan perubahan dalam keperawatan akan dilakukan. Penentuan waktu juga penting
agar rencana perubahan yang akan dilakukan bisa terlaksana dengan baik.

6. Dimana?

Berikutnya adalah mengetahui dimana perubahan dalam keperawatan tersebut berlangsung. Uraikan,
sehingga bisa diperoleh perubahan dalam keperawatan yang sesuai rencana.

7. Mungkinkah?

Terakhir adalah mungkinkah perubahan dalam keperawatan tersebut diterapkan. Pertimbangan ini
hendaknya bisa melibatkan banyak pihak, sehingga program yang direncanakan dapat dicapai dan
memberi hasil sesuai dengan target perubahan dalam keperawatan.

Daftar Pustaka
Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Diva Viya Febriana. 2021. Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

www.ihi.org. 2013. Using Change Concepts for Improvement. Boston: Institute for Healthcare
Improvement (IHI).

https://kbbi.kemdikbud.go.id. 2016. kon.sep/konsèp/. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Daring. Jakarta: Kemdikbud

https://www.academia.edu. Ummi Utamy Yahya. Konsep Berubah. Jakarta: Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai