KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
ASUHAN
KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
01 Tanggal Masuk
04 Januari 2020
02 Tanggal Pengkajian
06 Januari 2020
Pukul 19.00 WIB
04 Diagnosa Medis
Appendicitis Kronis
04 Tanggal Operasi
06 Januari 2020
Your Picture Here And Send To Back
IDENTITAS KLIEN
Your Picture Here Your Picture Here
Ny. P Tn. A
Pasien Penanggung Jawab Pasien
Upaya Penanganan Lamanya Keluhan Berat Ringannya Keluhan Lokalisasi dan Sifatnya
Pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri
mencoba menghilangkan dirasakan mulai setelah bertambah pada saat dibuat dirasakan pada area bekas
nyeri dengan istirahat operasi ± 3jam. bergerak dan berkurang saat operasi.
Riwayat Penyakit namun tidak berhasil. beristirahat.
Dahulu
Kebiasaan Berobat
Pasien mengatakan ketika sakit berobat pada Dokter
terdekat.
Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat atau
makanan.
Kebiasaan Merokok/Alkohol
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi rokok/alkohol.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
KETERANGAN
Pola Fungsi Kesehatan
(Menurut Gordon)
Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pola Nutrisi
Pola Eliminasi
Kebersihan Diri
Pola Kognitif
Mekanisme Koping
Spiritual
Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Biokimia
Hb :12,0 g/dl
Albumin : -
Penampilan fisik
Badan gemuk, rambut kusam, tangan kiri terpasang infus.
Diit
Slide Selanjutnya
Pola Sebelum Masuk Makan
rumah Sakit Frekuensi : 3x sehari
Diit Alergi
Pantangan
: Tidak ada
: Tidak ada
Minum
Makan Frekuensi : 6-8 gelas/hari
Frekuensi : 3x sehari Jenis Minuman : Air putih
Jenis Menu : Nasi, Jumlah : 1500cc
sayur, lauk Alergi : Tidak ada
Nafsu Makan : Normal Pantangan : Tidak ada
Mual : Tidak ada
Muntah : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Pantangan : Tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-8
gelas/hari
Jenis Minuman : Air putih
Jumlah : 1500cc
Alergi : Tidak ada Saat di RS
Pantangan : Tidak ada
Pola Sebelum Masuk
rumah Sakit
Eliminasi
BAB
Frekuensi : Belum BAB selama di
rawat di RS
Warna :-
Konsistensi : -
Kesulitan : Tidak ada
BAB BAK
Frekuensi : 1x sehari Frekuensi : 2x (pasca operasi)
Warna: Kuning kecoklatan Warna: Kuning pekat
Konsistensi : Lembek Jumlah : Kurang lebih 400 cc
Kesulitan : Tidak ada Kesulitan : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 6x sehari
Warna: Kuning jernih
Jumlah : Kurang lebih 1000 cc
Kesulitan : Tidak ada
Saat di RS
SEBELUM SAKIT
Aktivitas 0 1 2 3 4
P O L A A K T I V I TA S
Mandi √
Berpakaian/Berdandan √
Toileting √
(ADL)
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki Tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan Rumah √
Keterangan
0 : Mandiri 3 : Dibantu Orang Lain dan Peralatan
1 : Dengan Alat Bantu 4 : Ketergantungan Total
2 : Dibantu Orang Lain
SAAT DI RS
Aktivitas 0 1 2 3 4
P O L A A K T I V I TA S
Mandi √
Berpakaian/Berdandan √
Toileting √
(ADL)
Berpindah √
Berjalan √
Tidur Malam:
-
Tidak ada
Lama Tidur : Masalah Tidur :
Kurang lebih 8 jam / hari Tidak ada
Tidur Malam :
6 jam(22.00-04.00)
Keramas :
Pasien belum keramas
Sikat gigi :
Pasien belum gosok gigi
Memotong kuku :
Mandi : 2x sehari Pasien tidak memotong kuku
Saat di RS
POLA KOGNITIF
Status Mental : Sadar, orientasi baik
Bicara : Normal
Kemampuan Komunikasi : Baik
Kemampuan Memahami : Baik
Ansietas : Ya, Sedang
Pendengaran : Normal
Alat Bantu Dengar : Tidak ada
Penglihatan : Normal
Vertigo : Tidak
Nyeri :Ya
Penatalaksanaan Nyeri :-
PERSEPSI
DIRI DAN
KONSEP DIRI PERSEPSI DIRI DAN KONSEP DIRI
SERTA Perasaan Pasien Tentang Kesehatannya :
Pasien mengatakan cemas dengan kondisi kesehatannya
POLA PERAN
HUBUNGAN
POLA PERAN HUBUNGAN
Pekerjaan : IRT
Sistem Pendukung : Keluarga Serumah
Dukungan Keluarga : Aktif
Dukungan Teman : Aktif
Reaksi saat interaksi : Kooperatif
Masalah keluarga Berkenaan dengan Perawatan RS : Tidak ada
Kegiatan Sosial : Tidak ada
POLA
SEKSUAL
DAN Sebelum Sakit
REPRODUKSI Masalah Seksual : Tidak dikaji
Penyakit Seksual : Tidak dikaji
Masalah Menstruasi (Jika Pasien Wanita) : Tidak dikaji
Saat di RS
Masalah Seksual : Tidak dikaji
Penyakit Seksual : Tidak dikaji
Masalah Menstruasi (Jika Pasien Wanita) : Tidak dikaji
MEKANISME MEKANISME KOPING
KOPLING Perhatian terhadap kesehatan :
Pasien mengatakan saat sakit langsung dibawa ke dokter terdekat
SERTA
Perubahan saat sakit :
Semua aktivitas dibantu oleh keluarga
Hal yang dilakukan saat ada masalah :
SPIRITUAL
Agama : Islam
Pengaruh agama dalam kehidupan : Tidak ada
Pandangan pasien tentang penyakitnya : Pasien mengatakan bahwa
sakitnya adalah ujian
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Leher
Mata Abdomen
Telinga Genetalia
TANDA-
Nyeri Kepala : Tidak
Pandangan Kabur : Tidak
TANDA VITAL
TANDA-TANDA VITAL
TD (mmHg) 120/80 mmHg
HR : Frekuensi 84x/menit
Irama Reguler
RR : Frekuensi 20x/menit
Irama Vesikuler
Suhu ( oC ) 36 oC
KEPALA DAN KEPALA DAN RAMBUT
Inspeksi : Kepala normal, rambut lepek
TELINGA
Bentuk : Normal, simetris, besar
Fungsi Pendengaran : Baik
Kebersihan : Kurang
Sekret : Tidak ada sekret
Daun Telinga : Kotor
Mastoid : Tidak ada pembengkakan
Nyeri Telinga : Tidak ada nyeri
HIDUNG, HIDUNG
LEHER
Trakea : Simetris
JVP (Tekanan Vena Jugularis) : Tidak dikaji
Kelenjar Limfe : Normal
Kelenjar Tiroid : Normal
Kaku Kuduk : Tidak
THORAKS / PARU
THORAKS / Inspeksi
Palpasi
: Simetris kanan dan kiri
: Tidak ada nyeri tekan
PARU,
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
JANTUNG, JANTUNG
Inspeksi : Tampak ictus cordis
ABDOMEN, Palpasi
Perkusi
: Ictus cordis teraba
: Bunyi pekak
ABDOMEN
SERTA Inspeksi : Bentuk datar, ada luka operasi pada perut bagian kanan
bawah, tertutup kassa kira-kira 10cm
REKTUM DAN Auskultasi : Bising usus 10x/menit
Perkusi : Hipertimpani
ANUS Palpasi : Ada nyeri tekan pada area perut sebelah kanan
GENETALIA
Tidak Dikaji
Motorik
Ekstremitas bawah
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5 5 5 5 Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
otot -
Tonus otot - - - -
- - - - - - -
PEMERIKSAAN
NEUROLOGI
a. Refleks
a) Patela : Positif
b) Babinski : Positif
c) Biseps : Positif
b. Saraf olfaktorius ( penciuman ) : Pasien mengatakan
bisa mencium bau dengan normal
c. Saraf optik ( penglihatan ) : Pasien mengatakan
bisa melihat dengan normal
d. Saraf Okulomotorius ( gerak ekstraokuler mata, konstriksi dilatasi pupil ), Trokhlear
( gerak bola mata ke atas dan ke bawah ), Abdusens ( gerakan bola mata
menyamping ) : Pegerakan bola mata pasien
normal
e. Trigeminal ( sensori kulit wajah, penggerak otot rahang ) : Pasien
dapat menggerakkan otot rahang dengan normal
f. Fasial ( ekspresi fasial dan pengecapan ) : Pasien
mengatakan dapat merasakan asam, manis, pedas
g. Auditori ( pendengaran ) : Pasien mengtakan bisa
mendengar dengan baik
h. Glosofaringeal ( pengecapan, kemampuan menelan, gerak lidah ) : Pasien
mengatakan bisa menelan dan menggerakkan lidah dengan normal
i. Vagus ( sensasi faring, gerakan pita suara ) : Pasien
mengatakan tidak ada gangguan pada pita suaranya
j. Asesori ( gerakan kepala dan bahu ) : Pasien mengatakan
dapat menggerakkan kepala dan bahu dengan normal
k. Hipoglosal ( posisi lidah ) : Pasien mengatakan tidak
ada masalah pada lidah
STATUS CAIRAN
Insert Your Image
menerus.
Obstruksi lumen apendiks
Do:
TD : 120/80 mmHg
Tekanan intralumeral
HR : 84x/menit
Aliran darah terganggu
S : 360C
P: Pasca operasi
Appendicitis
Q: Seperti tertusuk-tusuk
Tanggal Data Problem Etiologi TTD
06-01-2020 Ds: Resiko infeksi Ulserasi dan muasi bakteri pada dinding apendiks
Tanggal Data Problem Etiologi TTD
06-01-2020 Ds: Gangguan istirahat tidur Ulcerasi dan irvasi bakteri pada diding
Appendicitis
Do:
KU : lemah
Operasi pembedahan
Kesadaran:Composmentis
GCS G:4 V:5 M:6
- Mata sayu
Nyeri
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi TTD
Nyeri akut b.d operasi Setelah dilakukan tindakan selama 1. Obs. Skala nyeri dan monitor 1.Untuk mengetahui tingkat
pembedahan ditandai dengan 3x24 jam nyeri dapat berkurang. tanda tanda vital keparahan nyeri dan memantau
adanya luka insisi Kriteria Hasil : 2. Pertahankan istirahat pasien kondisi pasien
1. Nyeri berkurang pada posisi semi fowler 2. Posisi semi fowler dapat
2. Pasien tampak rileks 3. Ajarkan pasien tentang teknik mengurangi tegangan otot
3. TTV normal nafas dalam abdominal
TD:110/70- 130/90 mmHg 4. Kolaborasi dengan tim medis 3. Teknik nafas dalam dapat
HR:60-100x/m dalam pemberian digunakanuntuk mengurangi
S : 35,5-37,5 injeksi ceftriaxone 2x1gr dan inj nyeri
RR :16-24x/m ketorolac 3x30mg 4. Ketorolac digunakan untuk
mengurangi nyeri pasca operasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Resiko infeksi b.d operai Setelah dilakukan tindakan 1. Obs adanya tanda tanda infeksi 1. Untuk mengetahui adanya
pembedahan ditandai dengan keperawatan selama 3x24 jam pada area insisi infeksi
adanya luka insisi resiko infeksi teratasi
1. 2. Pertahankan teknik aseptif 2.Untuk mencegah meluas dan
Kriteria Hasil :
pada area luka membatasi penyebaran organisme
1. Pasien bebas dari tanda tanda
3. Ajarkan pasien untuk cuci tangan inefektif
infeksi
4.Kolaborasi dengan tim medis 3. Mencegah transmisi penyakit,
2.Infeksi tidak terjadi
dalam pemberian virus ke orang lain
Inj. Ceftriaxone 2x1gr 4. Ceftriaxone digunakan sebagai
antibiotic untuk mencegah
Inj. Ketorolac 3x30mg
infeksi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Gangguan istirahat tidur b.d nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Obs. Penyebab gangguan tidur 1.Untuk mengetahui apa yang
luka insisi keperawatan 3x24 jam pasien pasien menjadikan pasien sulit tidur
dapat istirahat dengan baik.
2. Berikan lingkungan dan posisi 2. Lingkungan yang nyaman dapat
Kriteria Hasil : tidur yang nyaman pada pasien membantu pasien agar mudah
tidur serta posisi semi fowler dapat
1. Pasien dapat tidur
memudahkan pasien untuk
2. Pasien tampak rileks mengurangi nyeri
06 /10/20 19.40 II 1. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Mempertahankan tehnik aseptic pada area 2. Luka tertutup dengan kassa
luka 3. Pasien mampu melakukan cuci tangan dengan
3. Mengajarkan pasien untuk cuci tangan yang benar
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam 4. Pasien diinjeksi ceftriaxone dan keterolak
pemberian : melalui IV
Inj. Cefrtiaxon 2 x 1000 mg
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
06/01/20 19.30 III 1. Mengobservasi penyebab gangguan tidur 1. Pasien mengatakan tidak bias tidur karena
pasien nyeri
2. Memberikan lingkungan dan posisi pasien 2. Tempat tidur pasien bersih dan pasien pada
tidur yang nyaman pada pasien posisi semi fowler
3. Memberikan informasi kepada pasien 3. Pasien memahami apa yang dijelaskan tentang
tentang pentingnya istirahat tidur istirahat tidur
Tanggal Jam No Diagnosa Tindakan Respon
07 – 10 - 20 19.00 I 1. Mengobesevasi skala nyeri dan 1. Skala nyeri 6
memonitor tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg
2. Mempertahankan istirahat pasein pada
RR: 20 x/ menit
posisi semi fowler
3. Mengajarkan pasien tentang teknik S: 36
nafas dalam
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam N : 20x/menit
pemberian : 2. Pasien posisi semi folwer
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr 3. Pasien mampu melakukan teknik nafas
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg dalam
4. Pasien diinjeksi ceftriaxone dan ketorolac
melalui IV
07/10/20 19.40 II 1. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Mempertahankan tehnik aseptic pada area 2. Pasien mampu melakukan cuci tangan
luka dengan yang benar
3. Mengajarkan pasien untuk cuci tangan 3. Pasien diinjeksi ceftriaxone dan keterolak
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam melalui IV
pemberian :
Inj. Cefrtiaxon 2 x 1000 mg
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
07/01/20 19.30 III 1. Mengobservasi penyebab gangguan tidur 1. Pasien mengatakan tidak bias tidur karena
pasien nyeri
2. Memberikan lingkungan dan posisi pasien 2. Tempat tidur pasien bersih dan pasien pada
tidur yang nyaman pada pasien posisi semi fowler
3. Memberikan informasi kepada pasien 3. Pasien memahami apa yang dijelaskan
tentang pentingnya istirahat tidur tentang istirahat tidur
Tanggal Jam No Diagnosa Tindakan Respon
08 – 10 - 20 19.00 I 1. Mengobesevasi skala nyeri dan 1. Skala nyeri 6
memonitor tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg
2. Mempertahankan istirahat pasein
RR: 20 x/ menit
pada posisi semi fowler
3. Mengajarkan pasien tentang teknik S: 36
nafas dalam
4. Berkolaborasi dengan tim medis N : 20x/menit
dalam pemberian : 2. Pasien posisi semi folwer
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr 3. Pasien mampu melakukan teknik nafas
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg dalam
4. Pasien diinjeksi ceftriaxone dan
ketorolac melalui IV
- RR : 18 x/menit
- P : pasca operasi
- Q : seperti tertusuk-tusuk
- R : pada perut area bekas operasi
- S : skala 5
- T : hilang timbul
07-01-2020 Resiko infeksi berhubungan S : Pasien mengatakan nyeri pada area bekas operasi. A : Resiko infeksi teratasi sebagian.
19.10 dengan operasi pembedahan O: - Keadaan umum : lemah P : Intervensi dilanjutkan
ditandai dengan adanya luka - Kesadaran : composmentis 1. Observasi adanya tanda-tanda infeksi.
insisi. - GCS : E4, V5, M6 2. Pertahankan teknik aseptif pada area luka.
- Terdapat luka insisi pada abdomen. 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapi :
- Tangan kiri terpasang infus. Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
- Abdomen kanan bawah terpasang selang drainase. Injeksi ketorolac 3x30mg
07-01-2020 Gangguan istirahat tidur S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tidur namun masih sering A : Gangguan istirahat tidur teratasi sebagian.
19.20 berhubungan dengan terbangun. P : Intervensi dilanjutkan
nyeri luka insisi. O: - Keadaan umum : lemah 1. Berikan lingkungan dan posisi tidur yang nyaman pada
- Kesadaran : composmentis pasien.
- GCS : E4, V5, M6 2. Berikan informasi kepada pasien tentang pentingnya
- Pasien tampak cemas. istirahat tidur
- Mata sayu.
Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
Jam
08-01-2020 Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada area perut A : Nyeri akut teratasi sebagian.
22.00 dengan operasi pembedahan bekas operasi. P : Intervensi dilanjutkan
ditandai dengan adanya luka O: - Keadaan umum : lemah 1. Observasi skala nyeri dan monitor tanda-tanda vital.
insisi. - Kesadaran : Composmentis 2. Pertahankan istirahat pasien pada posisi semi fowler.
- GCS : E4, V5, M6 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian :
- TD : 130/90 mmHg Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
- HR : 80 x/menit Injeksi ketorolac 3x30mg
- S : 36,2 oC
- RR : 20 x/menit
- P : pasca operasi
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : pada perut area bekas operasi
S : skala 4
T : hilang timbul
08-01-2020 Resiko infeksi berhubungan S : Pasien mengatakan nyeri pada area bekas operasi. A : Resiko infeksi teratasi sebagian.
22.10 dengan operasi pembedahan O: - Keadaan umum : lemah P : Intervensi dilanjutkan
ditandai dengan adanya luka - Kesadaran : composmentis 1. Observasi adanya tanda-tanda infeksi.
insisi. - GCS : E4, V5, M6 2. Pertahankan teknik aseptif pada area luka.
- Terdapat luka insisi pada abdomen.
- Tangan kiri terpasang infus.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
08-01-2020 Gangguan istirahat tidur S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur. A : Gangguan istirahat tidur teratasi.
22.20 berhubungan dengan nyeri luka O: - Keadaan umum : lemah P : Intervensi dihentikan.
insisi. - Kesadaran : composmentis
- GCS : E4, V5, M6
- Pasien tampak tenang.
- Mata tidak sayu.
Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Evaluasi TTD
Jam
09-01- Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri sudah A : Nyeri akut teratasi.
20 berhubungan dengan berkurang. P : Intervensi dihentikan (pasien pulang).
20 operasi pembedahan O: - Keadaan umum : lemah
09.3 ditandai dengan - Kesadaran : Composmentis
0 adanya luka insisi. - GCS : E4, V5, M6
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 88 x/menit
- S : 36,3 oC
- RR : 20 x/menit
- P : pasca operasi
- Q : seperti tertusuk-tusuk
- R : pada perut area bekas operasi
- S : skala 4
- T : hilang timbul
09-01- Resiko infeksi S : Pasien mengatakan nyeri pada area bekas A : Resiko infeksi teratasi.
20 berhubungan dengan operasi sudah berkurang. P : Intervensi dihentikan (pasien pulang).
20 operasi pembedahan O: - Keadaan umum : lemah
09.3 ditandai dengan - Kesadaran : composmentis
5 adanya luka insisi. - GCS : E4, V5, M6
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area
bekas luka operasi.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation