Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan Dekubitus dan Pentingnya menjaga Personal


Hyigene (Mandi) Selama di Rumah Sakit
Tempat : RSUD Ulin Banjarmasin
Sasaran : Keluarga pasien & pasien di ruang Seruni (Syaraf)
Waktu : 09.00 WITA
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Desember 2017
Penyuluh : Kelompok 1A.3 Profesi Ners A

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan pasien mampu memahami
tentang Pencegahan dekubitus dan pentingnya menjaga personal hyigene
(mandi) selama di rumah sakit

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dapat:
1. Mengetahui tentang dekubitus
2. Mengetahui proses terjadinya decubitus
3. Mengetahui pasien yang berisiko mengalami luka decubitus
4. Mengetahui penampilan klinis (klasifikasi) decubitus
5. Mengetahui cara mencegah terjadinya luka decubitus
6. Mengetahui tentang personal hygiene
7. Mengetahui tujuan dilakukan perawatan personal hygiene
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perdonal hygiene
9. Menegtahui dampak apa saja yang sering terjadi pada masalah personal
hygiene
10. Memahami hadis yang menerangkan ajaran menjaga kebersihan

C. Materi
1. Pencegahan Dekubitus
2. Personal Hyigene (Mandi)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet (bolak-balik)
2. Power Point

F. Waktu dan Tempat


Waktu : 12.00 WITA
Tempat : Ruang Seruni (Syaraf)

G. Pengorganisasian
Penyaji : 1. Nurul Islamiyati
3. Annisa Resa Nur Afni
Moderator : Muhammad Hassab
Fasilitator : Ika Widiya Apriliani
Observer : Muhammad Iriansyah
Notulen : Helnawati

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri dan kelompok 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan
diberikan

2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara
teratur dan berurutan
1. Pembagian leaflet 1. Menerima leaflet
2. Memberikan penjelasan tentang 2. Memperhatikan penjelasan
dekubitus dan personal hygiene (mandi) materi yang akan diberikan
3. Memberikan kesempatan pada pasien 3. Bertanya dan menjawab
dan keluarga untuk bertanyan pertanyaan yang diajukan
4. Menjawab pertanyaan pasien dan 4. Memperhatiakan
keluarga

3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab pertanyaan
yang telah diberikan, dan reinforcement
kepada pasien yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
PEMBAHASAN

A. Dekubitus
1. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat.

Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari


tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian
khsus. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan
tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya
daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior
anterior, daerah tumit dan siku.

Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju,
prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam
dua minggu pertama dalam perawatan.

Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena


perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
a. Berkurangnya jaringan lemak subkutan
b. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
c. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis dan rapuh.

2. Proses Terjadinya Dekubitus


Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit
akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya
masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila
seorang penderita immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif
dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan
mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi
nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa
sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2
jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan
mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali
perjammnya.

Pencetus terjadinya decubitus antara lain:


a. Tekanan
Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke
seluruh lapisannya. Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka
kulit akan mati, yang dimulai pada lapisan kulit paling atas
(epidermis).

Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika


tekanan menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang
mengalami kekurangan oksigen pada mulanya akan tampak merah
dan meradang lalu membentuk luka terbuka (ulkus).

Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan


terus mengalir. Kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi
sebagai bantalan pelindung terhadap tekanan dari luar.

b. Mobilisasi dan aktivitas


Mobilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi
tubuh, sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah.
Pasien yang berbaring terus menerus di tempat tidur tanpa mampu
untuk merubah posisi berisiko tinggi untuk terkena luka tekan.
Imobilitas adalah faktor yang paling signifikan dalam kejadian luka
tekan. Penelitian yang dilakukan Suriadi (2003) di salah satu rumah
sakit di Pontianak juga menunjukan bahwa mobilitas merupakan
faktor yang signifikan untuk perkembangan luka tekan.
c. Penurunan persepsi sensori
Pasien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami penurunan
untuk merasakan sensari nyeri akibat tekanan di atas tulang yang
menonjol. Bila ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan mudah
terkena luka tekan.

d. Kelembaban
Kelembaban yang disebabkan karena inkontinensia dapat
mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan kulit. Jaringan yang
mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi.

3. Pasien Yang Berisiko Mengalami Luka Dekubitus


Dekubitus dapat terjadi pada pasien dengan gangguan mobilitas seperti
stroke, fraktur tulang belakang atau penyakit degenerative. Dekubitus
juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan neurologis karena
imobilisasi yang lama, dan berkurangnya kemampuan sensorik.

William(2010), menyatakan kondisi pasien yang beresiko tinggi


mengalami luka dekubitus diantaranya:
a) Pasien yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah,
dipasung).
b) Pasien yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan
suatu tanda yang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak.
c) Pasien dengan kerusakan saraf (misalnya akibat cedera, stroke,
diabetes), penurunan kesadaran dan koma bisa menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.
d) Pasien yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki
lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami
pemulihan sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting.
e) Pasien yang menggunakan baju terlalu besar atau terlalu kecil serta
kerutan pada seprei yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan
cedera pada kulit.
f) Pasien yang mengalami pemaparan kelembaban dalam jangka
panjang (karena berkeringat, air kemih atau tinja) bisa merusak
permukaan kulit dan memungkinkan terjadinya dekubitus.
4. Penampilan Klinis Dekubitus
Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai
berikut;
Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak
sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh
dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus
yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna
pigmen kulit.
Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan
dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot.
Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang
berbau.
Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di
dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang
atau sendi.

5. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini
mungkin harus dicegah dengan cara :
a. Hilangkan tekanan dengan menganjurkan pasien melakukan
perubahan posisi minimal tiap 2 jam.
Contohnya :
1) duduk dikursi roda atau diatas tempat tidur
2) Merubah posisi miring ke kanan dan ke kir
b. Meminimalkan atau mengurangi kelembaban dengan sering
mengganti pakaian dan sprei
c. Jika pasien BAB atau BAK, bersihkan sampai feses atau urinnya
tidak tersisa atau menempel pada kulit karena akan menyebabkan
iritasi.
d. Laporkan segera apabila terdapat daerah kemerahan pada kulit
e. Jaga agar kulit tetap kering
f. Jaga agar linen tetap kering dan bebas dari kerutan
g. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi
dekubitus seperti punggung, bagian-bagian tulang yang menonjol,
bagian pantat dan tumit kaki.
h. Masase daerah yang berisiko dekubitus dengan menggunakan lotion
atau minyak zaitun.
i. Jangan gunakan lotion pada kulit yang sudah terkena luka dekubitus
atau luka terbuka.
j. Gunakan kasur busa untuk mengurangi terjadinya dekubitus.

B. Personal Hygiene
1. Defenisi Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan kerena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, Pendidikan.
Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan (Tarwoto&
Wartonah 2006).

Lalu untuk mencapai kebersihan diri seseorang harus dapat merawat


dirinya. Salah satu cara untuk merawat diri adalah dengan melakukan
personal hygiene. Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri
yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis (Alimul,26).

Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang


dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh
kesejahteraan fisik dan fisikologis. Pemenuhan personal hygiene
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.
Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat
maupun orang sakit.

Higiene personal mencangkup semua aktivitas yang memiliki tujuan


kebersihan dn penampilan tubuh, aktivitas tersebut meliputi memandikan
di tempat tidur, perawatan rambut, memelihara dan memotong kuku,
membantu pasien memelihara kebersihan oral hygiene, membantu
mengganti pakaian dan kain tenun. ( Brooker,2009:192)

2. Tujuan Dilakukannya Perawatan Kebersihan Diri (personal hygiene)


Secara garis besar tujuan perawatan personal Hygiene ( Wartonah, 2006),
yaitu :

a Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


b Memelihara kebersihan diri seseorang
c Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d Pencegahan penyakit
e Meningkatkan percaya diri seseorang
f Menciptakan keindahan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri (Personal Hygiene)


Menurut Potter & Perry (2006), sikap seseorang melakukan personal
hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :
a. Citra tubuh ( Body Image)
Penampilan umum pasien menggambarkan pentingnya suatu
perawatan diri, kerena merupakan konsep subyektif seseorang tentang
penampilan fisiknya.
b. Status social dan ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersian. Perawat harusmenentukan produk-produk yang
merupakan bagian dari kebiasaan sosial pasien.
c. Pengetahuan
Pengatahuan pasien tentang penting perawatab diri mempengaruhi
praktik hygien teradap pasien. Pengatahuan sendiri tidaklah cukup,
melaikan pasien harus termotivasi untuk meliara perawatan dirinya
sendiri.
d. Kebudayaan
Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka akan
mengikuti praktek keperwatan dri yang ber beda pula.
e. Kondisi fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu sering kali kekurangan
kekuatan energi fisik untuk melakukan perawatan diri. Kondisi
jantung, neurologis, paru-paru dan metabolik yang serius dapat
melemakanpasien dan pasien memerlukan perawat untuk untuk
melakukan perawatan.

4. Personal Hygiene (Mandi)


Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.
Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang
tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan
kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku,
genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan
Perry (2005) personal hygiene (mandi) dan tujuannya adalah:
a. Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat
tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan
total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien
dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada
kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang
dibutuhkan.

Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal


higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua
anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.
Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga
kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan
pasien.

Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi


tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke
kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat
dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien
kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu
sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.

Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien


berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat
atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur
atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah
mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau
mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga
untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien
tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga
memandikan pasien di tempat tidur.

5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene


Menurut Siburian (2002) menurunnya fungsi fisiologis dan kesehatan
pada lansia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang
kebersihan lansia yaitu: mandi , kebersihan mulut, cuci rambut dan kulit,
kuku, pakaian. Maka dari itu akan timbul dampak sebagai berikut:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dangangguan interaksi sosial.

6. Berikut beberapa hadits yang menerangkan ajaran menjaga kebersihan


alam Syariat Islam
Kesehatan dan kebersihan menjadi perhatian besar dalam islam, salah
satunya adalah bagaimana Islam mewajibkan untuk membersihkan diri.
“Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy’ari ra, ia berkata: Rasulullah
SAW telah bersabda: “Suci itu setengahnya dari iman... (HR. Muslim).

Makna yang terkandung dalam hadits tentang kebersihan:


a. Kebersihan itu setengahnya dari iman. Maksudnya bila manusia tidak
melakukan kebersihan maka mereka belum sempurna keimanannya,
karena setengah keimanan yang ada pada kebersihan tidak mereka
lakukan.
b. Kebersihan yang menjadi separoh dari keimanan itu bisa difahami,
karena kebersihan itu terdiri dari kebersihan lahir dan bathin, jadi
kebersihan bisa dikaitkan setengah dari keimanan jika yang dilakukan
itu meliputi kebersihan lahir dan bathin. Kebersihan lahir berarti kita
senantiasa menjaga badan, pakaian, tempat tinggal, dan lingkungan
dari berbagai kotoran dan najis bahkan hadas. Sementara kebersihan
bathin berarti kita menjauhkan diri dari berbagai penyakit hati seperti
ujub, ria, takabur, dan lain-lainnya.

Hadits Rasulullah SAW :

ُ‫ص َّحةُ َو ْالفَ َراغ‬ ِ َّ‫ان َم ْغبُ ْو ٌن فِ ْي ِھ َما َكثِي ٌْر ِمنَ الن‬
َّ ‫اس ال‬ ِ َ‫نِ ْع َمت‬
﴾‫ ﴿رواﻩ البخاري‬٠
Artinya : “Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena
tidak diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
Begitu pentingnya kebersihan menurut islam, sehingga orang yang
membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh
Allah SWT, sebagaimana firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 222
yang berbunyi :

َ َ‫ب ْال ُمت‬


‫طھِّ ِريْنَ ۝‬ ُّ ‫ب الت َّ َّوا ِبيْنَ َويُ ِح‬
ُّ ‫اِ َّنﷲَيُ ِح‬.......
Artinya : “........Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan orang-orang yang menyucikan / membersihkan diri”. (Al-
Baqarah : 222)

Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
Dengan demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan
aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai
padaman kata “membersihkan / melakukan kebersihan”. Ajaran
kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus
dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum islam.

Kebersihan merupakan salah satu ajaran yang sangat penting dalam


agama Islam, baik kebersihan diri pribadi maupun kebersihan lingkungan
hidup. Di dalam salah satu hadis Nabi dikatakan:

ِ ‫ظافَةٌ ِمنَ اﻻِ ْي َم‬


﴾‫﴿رواﻩ احمد‬٠‫ان‬ َ َّ‫اَلن‬
Artinya : “Kebersihan itu sebagian dari iman”. (HR. Ahmad)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari


iman. Artinya seorang muslim telah memiliki iman yang sempurna jika
dalam kehidupannya ia selalu menjaga diri, tempat tinggal dan
lingkungannya dalam keadaan bersih dan suci baik yang bersifat lahiriyah
(jasmani) maupun batiniyah (rohani).

Anda mungkin juga menyukai