C. Materi
1. Pencegahan Dekubitus
2. Personal Hyigene (Mandi)
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet (bolak-balik)
2. Power Point
G. Pengorganisasian
Penyaji : 1. Nurul Islamiyati
3. Annisa Resa Nur Afni
Moderator : Muhammad Hassab
Fasilitator : Ika Widiya Apriliani
Observer : Muhammad Iriansyah
Notulen : Helnawati
H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri dan kelompok 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara
teratur dan berurutan
1. Pembagian leaflet 1. Menerima leaflet
2. Memberikan penjelasan tentang 2. Memperhatikan penjelasan
dekubitus dan personal hygiene (mandi) materi yang akan diberikan
3. Memberikan kesempatan pada pasien 3. Bertanya dan menjawab
dan keluarga untuk bertanyan pertanyaan yang diajukan
4. Menjawab pertanyaan pasien dan 4. Memperhatiakan
keluarga
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab pertanyaan
yang telah diberikan, dan reinforcement
kepada pasien yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
PEMBAHASAN
A. Dekubitus
1. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju,
prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam
dua minggu pertama dalam perawatan.
d. Kelembaban
Kelembaban yang disebabkan karena inkontinensia dapat
mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan kulit. Jaringan yang
mengalami maserasi akan mudah mengalami erosi.
5. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini
mungkin harus dicegah dengan cara :
a. Hilangkan tekanan dengan menganjurkan pasien melakukan
perubahan posisi minimal tiap 2 jam.
Contohnya :
1) duduk dikursi roda atau diatas tempat tidur
2) Merubah posisi miring ke kanan dan ke kir
b. Meminimalkan atau mengurangi kelembaban dengan sering
mengganti pakaian dan sprei
c. Jika pasien BAB atau BAK, bersihkan sampai feses atau urinnya
tidak tersisa atau menempel pada kulit karena akan menyebabkan
iritasi.
d. Laporkan segera apabila terdapat daerah kemerahan pada kulit
e. Jaga agar kulit tetap kering
f. Jaga agar linen tetap kering dan bebas dari kerutan
g. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi
dekubitus seperti punggung, bagian-bagian tulang yang menonjol,
bagian pantat dan tumit kaki.
h. Masase daerah yang berisiko dekubitus dengan menggunakan lotion
atau minyak zaitun.
i. Jangan gunakan lotion pada kulit yang sudah terkena luka dekubitus
atau luka terbuka.
j. Gunakan kasur busa untuk mengurangi terjadinya dekubitus.
B. Personal Hygiene
1. Defenisi Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan kerena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, Pendidikan.
Persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan (Tarwoto&
Wartonah 2006).
ُص َّحةُ َو ْالفَ َراغ ِ َّان َم ْغبُ ْو ٌن فِ ْي ِھ َما َكثِي ٌْر ِمنَ الن
َّ اس ال ِ َنِ ْع َمت
﴾ ﴿رواﻩ البخاري٠
Artinya : “Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena
tidak diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
Begitu pentingnya kebersihan menurut islam, sehingga orang yang
membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh
Allah SWT, sebagaimana firmannya dalam surah Al-Baqarah ayat 222
yang berbunyi :
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
Dengan demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan
aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai
padaman kata “membersihkan / melakukan kebersihan”. Ajaran
kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus
dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum islam.