Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : - Pengertian hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Komplikasi hipertensi
- Cara pengobatan hipertensi
- Pencegahan hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. F khususnya Ny. R yang menderita
hipertensi
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Mei 2017
Waktu : 10.00 10.30 WITA
Tempat : Rumah keluarga Tn. F

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes melitus
selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Tn. F mengerti tentang penyakit
hipertensi.

B. Tujuan Intuksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga keluarga Tn. F
mampu:
1. Mampu memahami pengertian penyakit hipertensi.
2. Mampu memahami tentang penyebab penyakit hipertensi.
3. Mampu memahami tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.
4. Mampu memahami tentang komplikasi dari penyakit hipertensi
5. Mampu memahami tentang cara pengobatan penyakit hipertensi.
6. Mampu memahami tentang cara pencegahan penyakit hipertensi.
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan kepada keluarga Tn. F dan
pasien Ny. R yang menderita hipertensi.

D. Materi (Terlampir)
1. Pengertian penyakit hipertensi.
2. Penyebab penyakit hipertensi.
3. Tanda dan gejala penyakit hipertensi.
4. Komplikasi dari penyakit hipertensi.
5. Cara pengobatan penyakit hipertensi.
6. Cara pencegahan penyakit hipertensi.

E. Media
1. Brosur

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi

G. Waktu dan Tempat


Waktu : 10.00 10.30 WITA
Tempat : Rumah keluarga Tn. F

H. Setting Tempat
I. Pengorganisasian
Penyaji : Khasna Kamalia (Mahasiswa)
Moderator : -
Fasilitator : -

J. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
(5 menit) Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
Menyampaikan kontrak memperhatikan
waktu Menyetujui
Menjelaskan tentang topik
penyuluhan
Menjelaskan
tujuan penyuluhan
2. Pelaksanaan Menggali pengetahuan Mengemukakan
(15 menit) yang dimiliki keluarga pendapat
Tn. F tentang konsep
penyakit hipertensi.
Memberikan
reinforcement.
Menjelaskan tentang Mendengarkan dan
pengertian dan penyebab memperhatikan
hipertensi.
Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
hipertensi.
Menjelaskan tentang
komplikasi hipertensi
yang terjadi jika tidak
ditangani.
Menjelaskan cara
pengobatan hipertensi.
Menjelaskan pencegahan
penyakit hipertensi.
Memberikan kesempatan Mengemukakan
keluarga untuk bertanya pertanyaan
mengenai materi yang
disampaikan
3. Evaluasi Menyimpulkan materi Bersama peyuluh
(5 menit) penyuluhan. menyimpulkan materi
Melakukan evaluasi yaitu Merespon dan
memberikan pertanyaan- menjawab pertanyaan
pertanyaan berkaitan yang akan diberikan.
dengan materi yang sudah
dijelaskan.
4. Penutup Moderator menyimpulkan Mendengarkan
(5 menit) hasil diskusi
Menyampaikan
terimakasih atas perhatian
dan waktu yang diberikan
Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
memberikan salam

K. Evaluasi
Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan kepada keluarga
yaitu :
1. Apakah pengertian dari penyakit hipertensi?
2. Apakah penyebab penyakit hipertensi?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit hipertensi?
4. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi?
5. Bagaimana pengobatan dari penyakit hipertensi?
6. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit hipertensi?
MATERI PENYULUHAN
TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin
tingginya tekanan darah (Muttaqin, 2009: 112).

B. Penyebab Hipertensi
Menurut Udjianti (2011 : 102-103) mengatakan penyebab hipertensi terbagi
menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini :
a. Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Jenis kelamin dan usia
Laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca-menopause berisiko
tinggi untuk mengalami hipertensi.
c. Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
d. Berat badan
Obesitas (>25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi.
e. Gaya hidup
Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,
bila gaya hidup menetap.

2. Hipertensi sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder,
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu
kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid. Factor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain :
penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak,
ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume
intravascular, luka bakar, dan stress.

Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini


beberapa kondisi yang menajdi penyebab hipertensi sekunder.
a. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi
melalui mekanisme rennin-aldosteron-mediated volume expansion.
Penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali setelah
beberapa bulan.
b. Penyakit parenkim dan vascular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri
besar yang secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90%
lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrosus dysplasia (pertumbuhan abnormal
jairngan fibrosus). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi,
inflamasi, dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.
c. Gangguan endokrin
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin. Pada
aldosteronisme primer, kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi
dan hipokalemia. Aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign
adenoma korteks adrenal. Pheochromo-cytomas pada medula adrenal
yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang
berlebihan. Pada sindrom Cushing, kelebihan glukokortikoid yang
diekskresi dari korteks adrenal. Sindrom Cushings mungkin
disebabkan oleh hiperplasi adrenokortikol atau adenoma
adrenokortikal.
d. Coarctation aorta
Merupakan penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.
Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan
mengakiabtkan tekanan darah diatas area kontriksi.
e. Neurogenik: tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik
f. Kehamilan
g. Luka bakar
h. Peningkatan volume intravascular
i. Merokok
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.
Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardial,
peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang
mana pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) sebagai berikut :
TEKANAN TEKANAN
KLASIFIKASI SISTOLIK (mmHg) DIASTOLIK
(mmHg)
Normal < 120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage I 140-150 90-99

Hipertensi stage II >150 >100

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Menurut Nurarif & Kusuma (2015:103) mengatakan bahwa tanda dan gejala
hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang mengalami hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :


a. Mengeluh sakit kepala, pusing.
b. Lemas, kelelahan.
c. Sesak napas.
d. Gelisah.
e. Mual.
f. Muntah.
D. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)

E. Pengobatan Hipertensi
Obat-obat antihipertensi yang dipakai sebagai obat tunggal atau dicampur
dengan obat lain. Obat-obatan ini diklasifikasikan menjadi lima kategori,
yaitu:
a. Diuretik.
Hidroklorotiazid adalah diuretik yang paling sering diresepkan untuk
mengobati hipertensi ringan. Hidroklorotiazid dapat diberikan sendiri
pada klien dengan hipertensi ringan atau klien yang baru. Banyak
obat hipertensi dapat menyebabkan retensi cairan ; karena itu
seringkali diuretik diberi bersama antihipertensi.

b. Menekan simpatetik (simpatolitik).


Penghambat (adrenergic bekerja di sentral simpatolitik), penghambat
adrenergic alfa, dan penghambat neuron adrenergic diklasifikasikan
sebagai penekan simpatetik, atau simpatolitik penghambat adrenergic
beta, dibahas sebelumnya juga dianggap sebagai simpatolitik dan
menghambat reseptor beta.

c. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung.


Vasodilator yang bekerja secara langsung adalah obat tahap III yang
bekerja dengan merelaksasikan otot-otot polos pembuluh darah,
terumata arteri sehingga menyebabkan vasodilatasi. Dengan
terjadinya vasodilatasi, tekanan darah akan turun dan natrium serta
air tertahan sehingga terjadi edema perifer. Diuretic dapat diberikan
bersama-sama dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk
mengurangi edema. Refleks takikardia disebabkan oleh vasodilatasi
dan menurunnya tekanan darah.

d. Antagonis angiotensin (ACE inhibitor).


Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin
(ACE), yang nantinya akan menghambat pembentukan angiotensin II
(vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron. Aldosteron
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Jika aldosteron
dihambat, natrium diekskresikan bersama-sama dengan air.
Kaptopril, enalapril, dan lisinopril adalah ketiga antagonis
angiotensin. Obat-obat ini dipakai pada klien dengan kadar rennin
serum yang tinggi.

F. Pencegahan Hipertensi
1. Pengaturan makanan
a. Mengurangi makanan yang bergaram tinggi seperti ikan asin,
makanan kaleng, keju dan lain-lain
b. Mengurangi makanan yang berlemak seperti gajeboh, usus, hati,
jantung, otak, serta makanan yang bersantan.
c. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan
melinjonya.
Buah-buahan keculi buah durian.
Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap
dan tuna.
Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja.
Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak
mengandung lemak).
2. Olahraga ringan
Dengan olahraga teratur dapat meningkatkan kebugaran tubuh, seperti
jalan kaki, bersepeda santai dan lain-lain
3. Berhenti merokok
4. Menghindari ketegangan dan jauhi stress
5. Istirahat yang cukup
6. Menghindari minuman beralkohol
7. Mengendalikan berat badan
8. Minum obat dan periksakan kesehatan secara teratur ke pelayanan
kesehatan untuk pencegahan agar tidak terjadi komplikasi

Anda mungkin juga menyukai