ULKUS DEKUBITUS
A. Tujuan
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
4. Gejala dekubitus
5. Penanganan Dekubitus dan
6. Pencegahan Dekubitus
1. Sesi Tanya jawab 1. Mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
kurang paham
3. Ucapan terimakasih
4. Salam penutup
MATERI PENYULUHAN
TENTANG ULKUS DEKUBITUS
1. DEFINISI
Ulkus dekubitus atau Bedsores adalah kerusakan/kematian kulit yang terjadi akibat
gangguan aliran darah setempat dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol,
dimana kulit tersebut mendapat tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau
benda keras lainnya dalam jangka waktu yang lama. Bagian tubuh yang sering mengalami
ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku, tumit,
pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang (Budiartha, Putu,
2010).
2. Etiologi
Penyebab utama dekubitus adalah tekanan terus menerus pada kulit dan jaringan yang
terjadi pada orang dengan tirah baring lama, tidak sadar, penginderaan sensasi nyeri yang
berkurang, imobilisai dalam waktu yang lama, kekurangan nutrisi pada jaringan bawah kulit
serta kurangnya monitoring dan perawatan pada bagian kulit yang tertekan (Ari, PN, 2008)
B. Faktor Ekstrinsik
a. Kebersihan tempat tidur
b. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medic yang menyebabkan
penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.
c. Posisi yang tidak tepat
d. perubahan posisi yang jarang dilakukan
C. Faktor Resiko
menurut budiartha (2010) resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada :
4. Klasifikasi
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dan perbedaan
temperature dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus di bagi menjadi 3 (Budiartha, Putu
2010):
1) Tipe Normal
Mempunyai beda temperature lebih kurang 2,5°C dabandingkan dengan kulit sekitarnya dan
akan sembuh dalam perawatan 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena Iskemia jaringan tempat
akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2) Tipe Arterioskelerosis
Mempunyai beda temperature kurang dari 1 °C antara aerahy ulkus dan kulit sekitarnya.
Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada pembuluh darah ikut
berperan untuk terjadinya dekubitus di samping faktor tekanan. Dengan perawatan, Ulkus ini
sembuh dalam 16 minngu.
3) Tipe Terminal
Terjadi pada klien yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
5. Perawatan
Pengelolaan dikubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya
dekubitus dengan mengenal klien resiko tinggi terjadinya dekubitus , misalnya pada klien
yang imobiliasi dan konfusio. Usaha untuk menentukan resiko terjadinya dekubitus ini antara
lain dengan memakai scor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya resiko tinggi
terjadinya dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan klien.
Tindakan berikutnya adalah menjaga kebersihan diri klien khususx kulit dengan
mandi setiap hari, dikeringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion terutam dibagian kulit
yang ada pada tonjolan-tontolan tulang. Sebaiknya diberikan masase untuk melancarkan
sirkulasi darah, semua ekskreta harus dibersihkan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan
lecet pada kulit klien (Budiartha, 2010)
2. Derajat 2 : Perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat aseptic dan antiseptic. Daerah
yang bersangkutan de gesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat bergantian untuk
merangsang sirkulasi kemudian memberikan salep topical, mungkin juga untuk merangsang
tumbuhnya jaringan muda/granulasi. Penggantian balut dan salep jangan terlalu sering karena
dapat merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
3. Derajat 3 : Tujuan perawatan derajat ini adalah tetap mengurangi tekanan dan menghindari
perluasan yang tidak kompleks. Pengobatan topical di daerah ulkus diberikan dan didukung
dengan perawatan luka. Pengobatan menggunakan antibiotic untuk infeksi yang timbul.
Usahan luka tetap bersih dan eksudat dapat mengalir keluar. Balut jangan terlalu tebal dan
sebaliknya transparan sehingga permeabel untuk masuknya udara/oksigen dan penguapan.
Kelembaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Jika
luka kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis.
4. Derajat 4 : Pengobatan infeksi sekunder menjadi penting agar tidak mengarah ke sepsis.
Sangat perlu dilakukan operasi plastic dengan tujuan untuk mengurangi perluasan dan
perbaikan jaringan yang rusak. Semua langkah-langkah perawatan derajat I hingga III tetap
dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan sebab akan menghalangi
pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enzim dapat diberikan dengan tujuan
mengurangi pendarahan dibandingkan tindakan bedah yang juga merupakan alternative lain.
Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih, penyembuhan luka secara alami dapat
diharapkan. Beberapa usaha mempercepat adalah antara lain dengan memberikan oksigenasi
pada daerah luka.
6. Pencegahan
Tindakan pencegahan dekubitus yang dapat dilakukan antara lain:
1. Meningkatkan status kesehatan klien
Memperbaiki dan menjaga keadaan umum klien, misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia
dikoreksi, nutrisi dan hidarasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn)
ditambahkan. Mengobati/mengatasi penyakit-penyakit yang ada pada klien, misalnya DM.
b. kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi pada tubuh klien.misalnya kasur
dengan gelembung udara , kasur air yang temperature airnya dapat diatur.
c. regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempatterganggu dapat
dikurangi antara lain: menjaga posisi klien,apa ditidurkan rata pada tempat tidurnya atau
sudah memungkinkan untuk duduk dikursi.bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-
bantal keciluntuk menahan tubuh klien.