Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI – TEORI PERUBAHAN LANSIA” dengan
tepat waktu.
Makalah ini kami susun sebagaimana materi yang terdapat di dalam mata kuliah
Keperawatan Gerontik. Materi tersebut kami ambil dari berbagai sumber dan beberapa situs
dari internet. Dengan demikian, para pembaca bisa memperluas wawasannya, memahami dan
mengaplikasikan isi makalah dalam kehidupan sehari-hari.
Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan dalam perbaikan isi makalah kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dalam penyusunan makalah ini.

MEDAN, 27 Agustus 2014


BAB I
PENDAHULUAN

Gerontologi adalah studi ilmiah tentang efek penuaan dan penyakit yang berhubungan
dengan penuaan pada manusia,meliputi aspek biologis,fisiologis,psikososial dan aspek rohani
dari penuaan. Perawat yang merencanakan dan memberikan perawatan pada orang di usia
yang telah lanjut mendukung dan mengembangkan teori yang menjadidasar untuk asuhan
keparawatan selama tahap akhir kehidupan ini. Sejak awal manusia telah berusaha
menjelaskan bagaimana dan mengapa terjadi penuaan namun tidak ada teori tungga yang
dapat menjelaskan proses penuaan. Setiap orang akan mengalami penuaan,tetapi penuaan
pada setiap individu akan berbeda tergantung faktor herediter,tresor lingkungan dan sejumlah
besar faktor yang lain.
Walaupun tidak ada satu teori yang dapat menjelaskan peristiwa fisik,psikologis,dan
peristiwa sosial yang kompleks yang terjadi dari waktu ke waktu,suatu pemahaman dari
penelitian dan teori-teori yang dihasilkan sangat penting bagi perawat untuk membantu orang
lanjut usia,memelihara kesehatan fisik dan psikis yang sempurna.
Penuaan adalah normal dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat di ramalkan
yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu. Ini merupaka suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional
yang dapat di obserfasi di dalam suatu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem
walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda di dalam parameter yang cukup
sempit,proses tersebut tidak tertandingi.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Menua

Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Constantinides, 1994
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa,
dan tua.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara
alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.
Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat
universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

A. Teori Penuaan

Proses menua bersifat individual:


1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
2. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.
3. Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.

Teori Biologis Tingkat Perubahan


Genetika Gen yang diwariskan dan dampak
lingkungan
Dipakai dan rusak (wear and tear) Kerusakan oleh radikal bebas
Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal
yang berbahaya
Imunitas Integritas system tubuh untuk melawan
kembali
Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi
hormone
Teori Psikologis Tingkat proses
Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan Maturasi sepanjang rentang kehidupan
Disengagement(pemutusan) Antisipasi menarik diri
Aktivitas Membantu mengembangkan usaha
Kontinuitas Pengembangan indivudualitas
Ketidakseimbangan system Kompensasi melalui pengorganisasian diri
sendiri
1. Teori Biologis

Teori ini menjelaskan tentang proses fisik penuaan termasuk perubahan fungsi dan
struktur,pengembangan,panjang usia dan kematian.
Perubahan – perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan selular dalam sistem
organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfugsi secara adekuat dan melawan penyakit.
Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan mengapa orang mengalami penuaan dengan
cara yang berbeda dari waktu ke waktu dan faktor apa yang mempengaruhi umur
panjang,perlawanan terhadap organisme,dan kematian atau perubahan seluler.Suatu
pemahaman tentang perspektif biologi dapat memberikan pengetahuan pada perawat tentang
faktor resiko spesifik di hubungkan dengan penuaan dan bagaimana orang dapat di bantu
untuk meminimalkan atau menghindari resiko dan memaksimalkan kesehatan.
Karakteristik biologi penuaan:
a.Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari.
b.Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang.
c. Perusakan bersifat progresif dan tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem
hidup.
d.Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan, kelelahan, dan stres
e.Peningkatan kerentanan terhdap infeksi, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan
dengan pertambahan usia
Teori biologis dibagi ke dalam lima teori, di antaranya:

a. Teori Genitika Dan Mutasi (SOMATIC MUTATIE THEORY)


Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan
yang berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan.
Teori genetika terdiri dari
a) Teori deoksiribonukleat (DNA)
b) Teori ketepatan dan kesalahan mutasi
c) Teori Glikogen
Teori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang bersilangan sehingga
proses reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan menyebabkan sistem dan organ tubuh
tidak sesuai.

b. Teori WEAR AND TEAR


Mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak
sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ
tubuh.
Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan
ketika akumulasi terjadi.
Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi
normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d penentuan waktu rentang hidup
c. Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya karsinogen dalam
industri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses
penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat panuaan, dampak dari
lingkungan, lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam
penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek
ini terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara
faktor lingkungan dan penuaan yang dipercepat.

d. Teori Imunitas
Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap
organism asing mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita
berbagai penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem
imun, terjadilah peningkatan dalam respon autoimun tubuh mungkin mengalami penyakit
atritis reumatoid dan alergi terhadap makanan dan faktor lingkungan yang lain. Teori
autoimun adalah sistem imun yang menghasilkan antibody hilang kemampuannya untuk
membedakan antara self dan non self atau foreign proteins. (Shock,2003)

e. Teori Neuroendokrin
Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu
yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf.
Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan
reproduksi.Salah satu area neurologi yang mengalami gangguan secara universal akibat
penuaan adalah waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima,memproses,dan bereaksi
terhadap perintah.

2. Teori Psikososiologis
Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang
menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.
Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan memiliki
pengalaman melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan dan melalui banyak peristiwa.
Selama 40 tahun terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana
prilaku dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksi manusia sepanjang
tahap akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses”.
Teori Psikososiologis terdiri dari lima teori, diantaranya:

a. Teori kepribadian
Kepribadian manusia adalah suatu pertumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir
kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori
kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan
harapan atau tugas spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan
kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Ia
berteori bahwa kesembangan antara kedua hal tersebut adalah penting bagi kesehatan. Di
dalam konsep interioritas dari Jung, separuh kehidupan manusia berikutnya digambarkan
dengan memiliki tujuan sendiri.
b. Teori tugas perkembangan
Tugas perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada tahap-tahap spesifik dalam kehidupannya untuk mencapai penuaan yang sukses.
Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang
sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian
perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk
disebutkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.

c. Teori disengagement
Teori disengagement adalah proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat
dan tanggung jawabnya. Proses penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat
dihindari dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh. Lansia
dikatakan akan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggunga jawab telah di
ambil oleh generasi yang lebih muda.Manfaat pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah
agar ia dapat menyadiakan waktu untuk merefleksikan pencapaian hidupnya dan untuk
menghadapi harapan yang tidak terpenuhi,sedangkan manfaatnya bagi masyarakat adalah
dalam rangka memindahkan kekuasaan generasi tua kepada generasi muda

d. Teori aktivitas
Teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses
adalah dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap
aktif secara sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat untuk lansia pada tahun 1952.
Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif
memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya
aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan
pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia..

e. Teori kontinuitas
Teori kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk
menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar
mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada
kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi
bagaimana seseorang akan dapat menyusuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan.Ciri
kepribadian dasar dikatakan tetap tidak berubah walaupun usianya telah lanjut.Selanjutnya
,ciri kepribadian secara khasmenjadi lebuh jelas pada saat orang tersebut bertambah tua.
Seseorang yang menikmati bergabung dengan orang lain dan memiliki kehidupan sosial yang
aktif akan terus menikmati gaya hidupnya ini smpai usianya lanjut. Orang yang menyukai
kesendirian dan memiliki jumlaj aktivitans yang terbatas mungkin akan menemukan
kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya ini. Lansia yang terbiasa memiliki kendali dalam
mebuat keputusan mereka sendiri tidak akan dengan mudah menyerahkan peran ini hanya
karena usia mereka yang telah lanjut selain itu,individu yang telah melakukan manipulasi
atau abrasi dalam interaksi interpersonal mereka selam masa mudanya tidak akan tiba-tiba
mengembangkan suatu pendekatan yang berbeda di dalam masa akhir kehidupannya.
C. Perubahan Fisiologis pada Penuaan
Perubahan Terkait Usia(Nutrisi)
• Kebutuhan protein, vitamin dan mineral biasanya tidak berubah
• Kebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar 200 kal / hari karena penurunan aktivitas
• Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat ambulasi
• Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan
asam hidroklorat
• Penurunan aliran salivasi dan penurunan indera perasa (dapat menurunkan selera makan)
• Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus besar
• Gigi hancur akibat pengikisan enamel gigi
• Penurunan kekuatan menggigit
• Penurunan reflek menelan
• Keterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan memperoleh atau menyiapkan
makanan)

Kulit
• Garis-garis di wajah akibat kehilangan lemak subkutan, penipisan dermal, penurunan
kolagen dan elastin, dan penurunan penggantian sel sebanyak 50%
• Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju penggantin sel
• Penurunan elastisitas kulit
• Bintik-bintik hitam pada kulit akibat penumpukan melanosit terlokalisasi
• Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringat
• Kesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar
keringat serta kehilangan lemak subkutan

Rambut
• Penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu atau putih
• Penipisan seiring dengan penurunan jumlah melanosit
• Rambut pubis rontok akibat perubahan hormonal
• Rambut wajah meningkat pada wanita dan menurun pada pria

Mata dan Penglihatan


• Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak
jauh kedalam disoket mata
• Konjungtiva menipis dan kuning kemungkinan pinguekulus / bantalan lemak
• Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatul lakrimal
Kornea rata dan kehilangan kilauan
• Pemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur pada iris
• Pupil mengecil, yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat
lebih jelas: penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalaman
• Penipisan dan kekakuan sklera; penguningan akibat deposit lemak
• Degenerasi vitreous, yang memperlihatkan kekeruhan dan mengapungnya debris
• Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas, yang mengurangi akomodasi
• Gangguan penglihtan warna akibat prburukan sel kerucut retina
• Penurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang menyebabkan glukoma
Telinga dan Pendengaran
• Atropi organ korti dan saraf auditorius (presbikusis sensoris)
• Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada tinggi
• Perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaran

Sistem Pernapasan
• Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus menerus
• Atropi umum tonsil
• Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua
• Peningkatan diameter dada antero posterior sebagai akibat perubahan metabolimne
kalsium dan kalsifikasi kartilago iga
• Kekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran alveolus
• Kifosis
• Degenerasi atau atropi otot pernapasan
• Panurunan kapasatitas divisi
• Penurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi. Penurunan kapasitas vital
• Degenerasi jringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastis paru
dan penngkatan kapasitas residual
• Ventilasi buruk pada area basal
• Penurunan saturasi O2 5%

Sistem Kardiovaskuler
• Ukuran jantung agak mengecil
• Kehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi jangtung
• Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun
• Penebalan katup jantung
• Peningkatan ketebalan didding ventrikel kiri sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahun
• Insfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatria intermodal, yang menyebabkan fibrilasi
dan fluteratrium
• Di latasi dan peregangan vena

Sistem Pencernaan
• Penurunan elastisitas mukosa
• Penurunan GI,yang menganggu digesti dean absorpsi
• Penurunan motilitan,dinding usus dan tonus spingter anal dan kekuatan dinding abdomen
• Perubahan hati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darah
• Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi yang menyebabkan
metabolism obat dan detoksifikasi zat kurang efisien

Sistem Perkemihan
• Penurunan laju filtrasi glomelurus
• Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat penurunan curah jantung
• Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsi
• Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih
• Penurunan ukuran ginjal
• Pelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna
dan retensi urine kronis
Sistem Reproduksi Pria
• Penurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan penurunan libido serta atrofi dan
pelunakan testis
• Penurunan produksi sperma sekitar 48%-69% antara usia 60-80 tahun
• Pembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan sekresi
• Penurunan volume dan fiskositas cairan semen
• Reaksi psikologis lebih lambat dan lemah selama senggama dengan pemanjangan
periode refraktori

Sistem Reproduksi Wanita


• Penurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usa 50 thun)karena :
Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan penurunan ovarium
Rontoknya rambut pubik dan labia mayora datar
Penyesuaian jaringan vulva,terbatasnya introitus,dan hilangnya elastisitas jaringan
Atrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering ; lingkunan Ph vagina lebih basah
Penyusutan uterus
Atrofi servik, kegagalan menghasilkan mucus untuk melumasi penebalan endometrium
dan mio metrium
Payudara menggantung : atrofi kelenjar, jaringan penyokong, dan lemak
Putting rata dan penurunan ukuran

Sistem Syaraf
• Perubahan degenerative pada syaraf-syaraf pusat dan system syaraf perifer
• Transmisi syaraf lebih lambat
• Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% pwrtahun setelah usia 50 tahun
• Hipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu tubuh
• Hilangnya neuron dalam kortek selebral sebanyak 20%
• reflek kornea lebih lambat
• Peningkatan ambang batas nyeri
• Penurunan tidur tahap 3 dan 4, yang menyebabkan sering terjaga tidur REM juga
berkurang

Sistem imun
• Penurunan mulainya maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usia
• Kehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan diri
• Kehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan sel-sel mutan ,yang
meningkatkan insiden kangker
• Penurunan respon antibody yang mengakibatkan kerentanan terhadap infeksi yang
sangat besar
• Atrofi tonsilar dan limfadenopati
• Ukuran kelenjar getah bening dan limpa agak mengecil

Sistem Musculoskeletal
• Peningkatan jaringan adifosa
• Penurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh
• Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan
ruang interfetebra
• Penurunan pembentukan kolagen dan masa otot
• Penurunan viskositas cairan synovial, lebih banyak membrane synovial yang vibrotik
Sistem Endokrin
• Penurunan kemampuan menoleransi stress
• Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama di bandingkan orang
yang lebih muda
• Penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar follikel stimulating hormone selama
menopaus, yang menyebabkan thrombosis dan osteoforosis
• Penurunan produksi progesterone
• Penurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50%
• Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
Proses penuaan berkaitan dengan peningkatan jumlah cross lingkages antar molekul,
peningkatan radikal bebas, mitokondria menjadi kurang efisien, menurunnya fungsi membran
dan peningkatan autoimun.
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori
biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai
definisi mengenai proses menua.
Dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki
kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada
lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental atau emosional dan
aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang
baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar keperawatan Gerontik,edisi 2,Mickey Stanley,Patricia Gauntlett Beare

Fisioterapi Pada Lansia,Sri Surini Pdjiastuti,SMPh,S.Pd

Fisioterapi Pada Lansia,Budu Utomo,AMF

Stockslager,Jaime L. Schaeffer,Liz. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta:


EGC.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.
http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/69-fakultas-kedokteran/162-bag-biokimia-
fk-universitas-yarsi.html

Anda mungkin juga menyukai