Anda di halaman 1dari 17

Defenisi

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin
sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruhan jaringan.

Menurut WHO(1992) anemia adalah satu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk
kelompok orang yang bersangkutan.

Kriteria anemia menurut WHO pada tahun 1968

^ Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl

^Perempuan dewasa tidak hamil Hb <12 gr/dl

^ Perempuan hamil Hb < 11 gr/ dl

Anemia secara laboratorik yaitu keadaan apabila terjadi penurunan dibawah normal kadar hemoglobin,hitung eritrosit dan
hemotokrit(packed red cell)(I Made Bakta,2003)

Etiologi
1.Tidak adekuatnya diet besi dan intake makanan.

Menurut Muhilal dalam Sandra Nita,1997,salah satu penyebab terjadinya anemia besi adalah akibat ketidak seimbangnya pola
makan yang mengandung zat besi dengan penyerapan atau kebutuhan dalam tubuh yang bersal dari makananan belum tentu
menjamin ketersediaan zat besi yang memadai karena jumlah zat besi yang diapsorpsi sangat dipengaruhi oleh jenis
makanan,sumber zat besi dan ada tidaknya zat penghambat maupun yang meningkatkan absorpsi besi dalam tubuh.

2. Gangguan absorbsi pada usus,dapat disebabkan karena infeksi,peradangan,neoplasma pada gaster,duedenum maupun jejenum,
Absorbsi besi dipengaruhi oleh folat ,tanin serta vit c. Kehilangan darah perhari 1 sampai 2 mg besi yang disebabkan karena erosif
esofagitis,gastritis dan ulcer duodenal,adenoma kolon dan kanker(Kathyn L Mc Cance,2006)

3. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan saluran cerna,neoplasma,gastritis,hemeroid ,menstruasi l.Untuk menjaga
simpanan besi yang adekuat,wanitayang menstruasi sangat banyak harus menyerap 3-4 mg besi dari diet setiap harinya.

4. Kebutuhan sel darah merah yang meningkat. Pada wanita hamil dan menyusui kebutuhan besi sangat besar sehingga memerlukan
asupan yang besar pula.

5. Infeksi cacing tambang

6. Genetik

-Hemoglobinopati

-Thalasemia
-Abnormal enzim glikolitik

-Fanconi anemia

7. Imunologi

8. Infeksi

-Hepatitis

-Cytomegalovirus

-Parvovirus

-Clostridia

-Sepsis gram negatif

-Malaria

-Toksoplasmosis

9. Obat-obatan dan zat kimia

-agen kemoterapi

-Anticonvulsan

-Antimetabolis

-Kontrasepsi

-Zat kimia toksik

10. Penyakit kronis da maligna

-Penyakit ginjal

-infeksi kronis

-Neoplasma

11. Fisik

-Trauma

-Luka bakar

-Gigitan ular

12. Kegagalan sum-sum tulang


Patofisiologi
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling banyak menyerang anak-anak terutama di negara-negara berkembang
contohnya di amerika utara. Bayi cukup bulan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi,memiliki cukup persediaan zat besi sampai
berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat,umumnya saat berusia 4 sampai 6 bulan.Sesudah itu,zat besi harus tersedia dalam
makanan untuk menuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi,maka akan terjadi anemia defisiensi
zat besi. Hal ini yang paling sering terjadi karena pengenalan makanan padat yang terlalu dini(sebelum usia 4 sampai 6
bulan),dihentikannya susu formula bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia satu tahun, dan minum susu sapi yang
berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi. Bayi yang tidak cukup bulan,bayi dengan perdarahan perinatal yang
berlebihan, atau bayi dari ibu yang kurang gizi dan kurang zat besi,juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini
beresiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi belum berusia 6 bulan.

Anemia defisiensi zat besi dapat juga karena kehilangan darah yang kronik. Pada bayi, hal ini terjadi karena perdarahan usus
kronik yang disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur,kehilangan darah sebanyak
1-7 ml dalam saluran pencernaan setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja putri,anemia defisiensi zat
besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan. Anemia dapat juga terjadi karena adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama
dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau
produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:

1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah;

2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

Zat besi masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Pada jaringan tubuh besi berupa : senyawa fungsional seperti
hemoglobin,mioglobindan enzim-enzim,senyawa besi transportasi yaitu dalam bentuk transferin dan senyawa besi cadangan seperti
ferritin dan hemosiderin. Besi ferri dari makanan akan menjadi ferro jika dalam keadaan asam dan bersifat amereduksi sehingga
mudah untuk diabsorbsi oleh mukosa usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat bebas tetapi berikatan dengan molekul protein
membentuk ferritin,komponen protein tersebut disebut apoferritin,sedangkan dalam bentuk transpor,zat besi dalam bentuk ferro
berikan dengan protein membentuk transferin,komponen proteinnya disebut apotransferin,dalam plasma darah disebut
setotransferin.

Zat besi berasal dari makanan seperti daging,hati telur,sayuran hijau dan buah-buahan diabsorbsi di usus halus. Rata-rata
dari makanan yang masuk mengandung zat besi 10-15 mg zat besi,tetapi hanya 5-10% yang dapat di absorbsi. Penyerapan zat besi ini
di dipengaruhi oleh faktor adanya protein hewani dan vitamin C. Sedangkan yang menghambat serapan adalah kopi,teh,garam
kalsium dan magnesium,karena bersifat mengikat zat besi.

Pemeriksaan diagnostik
Untuk menentukan adanya kelainan darah ,perlu dilakukan test diagnostik dan pemeriksaan darah. Beberapa istilah yang
lazim dipakai dalam pemeriksaan darah diantaranya.

1. Hitung sel darah yaitu jumlah sebenarnya dari unsur darah(sel drah merah,sel drah putih dan trombosit) dalam volume darah
tertentu,dinyatakan sebagai jumlah sel permilimeter kubik(mm 3)

2. Hitung jenis sel darah yaitu menentukan karakteristik morfologi darah maupun jumlah sel darah.

3. Pengukuran hematokrit(Hct)atau volume sel padat,menunjukkan volume darah lengkap(sel darah merah). Pengukuran ini
menunjukkan presentasi sel darah merah dalam darah dinyatakan dalam mm 3/100ml.

4. Mean corpuscular hemoglobin(MCH) atau konsentrasi hemoglobin rata-rata adalah mengukur banyaknya hemoglobin yang
terdapat dalam satu sel darah merah. MCH ditentukan dengan membagi jumlah hemoglobin dalam 100 ml darah dengan jumlah sel
darah per millimeter kubik darah. Nilai normalnya kira-kira 27-31 pikogram/sel darah merah.

5. Mean corpuscular volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata merupakan pengukuran besarnya sel yang dinyatakan dalam
micrometer kubuk,dengan batas normal 81-96µm 3,apabila kurang dari 81 maka menunjukkan sel mikrositik,apabila lebih besar dari
96 menunjukkan sel-sel makrositik.

6. Mean corpuscular hemoglobin concentration(MCHC) untuk konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata,mengukur banyaknya
hemoglobin dalam 100 ml sel darah merah pada normalnya 30 -36g/100ml.

7. Hitung leukosit adalah jumlah leukosit dalam 1 mm 3 darah.

8. Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm 3 darah.

9. Pemeriksaan pada sumsum tulang yaitu dengan melakukan aspirasi dan biopsi sumsum tulang, biasanya pada sternum,prosesus
spinosum vertebra,krista iliaka antarior atau psterior. Pemariksaan sumsum tulang dilakukan jika tidak cukup data-data yang
diperoleh untuk mendiagnosa penyakit pada sistem hemolitik.

10 .Pemeriksaan biokimiawi,pemeriksaan untuk mengukur kadar unsur-unsur yang diperlukan bagi perkembangan sel-sel darah
merah seperti kadar besi(fe)serum,vitamin B 12 dan asam folat.

11. Pemeriksaan tinja untuk mencari darah samar mungkin positif,yang mengisyaratkan perdarahan atau karsinoma saluran cerna.

12. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis meliputi :

Faal ginjal,faal endokrin,asam urat, faal hati,biakan kuman.

13. Pemeriksaan penunjang :


-Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemmerikasaan histopatologi.

-Radiologi : torak,bone survey,USG,limfangiografi.

-Pemeriksaan sitogenetik

-Pemeriksaan biologi molekuler (PRC=Polymierase chain reaction), FISH(fluorescence in situ hybrydization).

Penatalakasanaan Medis
Usaha pengobatan ditujukan pada pencegahan dan intervensi. Pencegahan tersebut mencakup menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI,makanan makanan yang kaya zat besi seperti daging,sayuran hijau contohnya bayam,dan minum vitamin prenatal
yang mengandung zat besi.Bayi yang lahir cukup bulan maka setelah berumur 6 bulan segera berikan makanan tambahan yang kaya
akan zat besi,serta berikan vitamin C yang cukup melalui buahan dan sayuran.Dan pada nasi tim,jangan lupa menambahkan protein
hewani kedalamnya.

. Terapi untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi terdiri dari program pengobatan berikut: Zat besi diberikan per oral (po)
dalam dosis 2-3 mg/kg unsur besi. Semua bentuk zat besi sama efektifnya(fero sulfat,fero furamat,fero suksinat,fero glukonat).
Vitamin C harus diberikan secara bersamaan karena vitamin C membantu penyerapan besi dengan dosis 3x100 mg/ hari.Zat besi
baik diserap bila diminum 1 jam sebelum makan . Terapi besi hendaknya diberikan sekurang-kurangnya selama 6 minggu setelah
anemia dikoreksi untuk mengisi kembali cadangan besi. Zat besi yang disuntikkan jarang dipakai kecuali terdapat malabsorbsi usus
halus.Obati penyebab perdarahan jika ada.Atasi penyebab seperti Cacingan dan perdarahan,transfusi darah jika diperlukan. Jangan
lupa menjaga kebersihan anak agar tidak terkena penyakit infeksi cacingan,terutama cacing pita. Sebagian ahli menganjurkan
pemberian obat cacing secara berkala 1×6 bulan. Pada bayi dan anak sebaiknya tidak diberikan minum teh atau kopi karena dalm
kedua jenis minuman ini mengandung pholypenol yang dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus.Apabila anak terlihat
lesu,pucat,kurang nafsu makan,tampak tidak bergairah maka segera periksakan kedokter. Pemeriksaan darah dan tinja secara
berkala diperlukan untuk mengetahui adanya anemia yang diakibatkan kekurangan zat besi.

Klasifikasi anemia
A. Anemia karena penurunan produksi sel eritrosi

Normalnya untuk keseimbangan fungsi tubuh adalah adanya keseimbangan antara produksi dan kebutuhan. Jika produksi
lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan maka akan terjadi anemia. Menurunnya produksi dapat disebabkan menurunnya
sintesis hemoglobin seperti pada anemia defisiensi zat besi,thalasemia,anemia sideroblastik,tidak efektifnya sintesis DNA seperti
anemia pada karena kekurangan cobalamin(vitamin B12) atau folat ,kurangnya ketersediaan bahan /prekusor sel darah merah
seperti pada anemia aplastik dan anemia karena penyakit kronis.

1.Anemia Defisiensi besi

Merupakan jenis anemia terbanyak didunia,terutama pada negara miskin dan berkembang,dan merupakan gejala kronis
dengan keadaan hipokromik(konsentrasi hemoglobin kurang),mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Pada
keadaan normal kebutuhan besi orang dewasa 2-4g besi,kira-kira 50 mg/kg BB pada laki-laki dan 35mg/BB pada wanita(Lawrence M
Tierney,2003) dan hampir dua per tiga terdapat hemoglobin. Absorbsi besi terjadi di lambung,duodenum dan jejenum bagian atas .
Adanya erosiv asofagitis,gaster,ulser duodenum,kanker dan adenoma kolon akan berpengaruh pada absorbsi besi.

2. Anemia megaloblastik

Anemia kaerna kerusakan sintesis DNA yang mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan disebabkan karena defisiensi
Vit B 12(Cobalamin) dan asam folat. Karakteristik SDM nya adalah megaloblas(besar ,abnormal,prematur SDM) dalam darah dam
sumsum tulang. Sel megaloblas ini fungsinya tidak normal , dihancurkan semasa dalam sumsum tulang sehingga terjadi eritopoesis
tidak efektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek,keadaan ini mengakibatkan :

-Leukopenia atau menurunnya kadar SDP

-Trombositopenia

-Pansitotenia

-Gangguan pada oral, Gastro intestinal dan neurologi

a.Tanda dan gejala

-Anemia yang kadar disertai dengan ikterik

-Adanya glositis

-Gangguan neuropati seperti mati rasa ,rasa terbakar pada jari

-Hasil laboratorium:
 Hemoglobin menurun
 Trombositopenia
 Kadar bilirubin inderek serum dan LHD mengalami penigkatan
 Kadar Vitamin B 12 serum dan asam folat menurun,Vitamin B12< 100PG/ml, folat<3ng/ml

Penatalaksanaan

 Diet nutrisi dengan tinggi Vit B12 dan asam folat


 Pemberian Hydroxicobalamin IM 200mg/hari atau 1000mg diberikan setiap minggu selam a7 minggu
 Berikan asam folat

3, Anemia defisiensi Vitamin B12(Pernicious Anemia)

Merupakan gangguan autonium karena tidak adanya intrinsik faktor(IF) yang diproduksi dalam sel parietal lambung,sehinga
terjadi gangguan absorbsi Vitamin B12

a.Etiologi dan faktor resiko

-Tidak adanya intrinsik faktor

-Gangguan pada mukosa lambung, ileum dan pankreas

-Tidak adekuatnya intake Vitamin B12, tapi asam folat banyak.

-Obat-obatan yang menganggu diabsorpsi dilambung(azothioperin,5 FU,hidroksi urea,phenitoin,kontrasepsi oral)

-Obat-obatan yang merusak ileum(neomisin, metorfin)

-Kerusakan absorbsi (neoplasma,penyakit gastrointestinal,pembedahan reseksi ilium)

b. Patifisiologi

Dafisiensi Vit B12 dan asam folat diyakini akan menghambat sintesis DNA untuk reflikasi sel termasuk SDM sehingga
bentuk,jumlah dan fungsinya tidaksempurna. Intrinsik Faktor (IF) berasal dari sel-sel lambung yang dipengaruhi oleh pencernaan
protein (glukoprotein) IF akan mengalir ke ilium untuk membantu mengabsorbsi Vit B12. Vit B12 juga berperan dalam pembentukan
mielin pada sel saraf sehingga terjadi defisiensi akan menimbulkan gangguan neurologi.

c. Manifestasi klinik

-Hb,Hematokrit,SDM rendah

-Anemia

-BB menurun,nafsu makan menurun ,mual muntah

-Distensi abdomen ,diare,konstipasi

-Gangguan neurologi (parestesia tangan dan kaki,depresi,gangguan kognitif dan hilang memori)
-defisiensi Vit B12 dengan test schiling (pasien puasa selam 12 jam,kemudian minum air +vit B12 radioktif kemudian berikan B12 non
radioaktif IM, bila diabsorbsi akan keluar melalui urine yang ditampung dalam 24 jam.

d. Penatalaksanaan

-Pemberian Vit B12 oral,apabila IF kurang diberikan IM,100 g tiap bulan

-Pemberian diet zat besi (daging,hati,kacang hijau,telur,produk susu) asam folat

4. Anemia Defisiensi Asam Folat

Kebutuhan folat sangat kecil,biasanya terjdi pada oran yang kurang makan sayuran dan buahan ,ganggan pada pencernaan
,alkhoholik dapat meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil,masa pertumbuhan. Defisiensi asam folat juga dapat mengakibatkan
sindrom malabsorbsi.

a. Manifestasi klinik

-Hampir sama dengan defisiensi vit B12 yaitu adanya gangguan neurologi seperti gangguan kepribadian dan daya ingat,.

-Biasanya disertai dengan ketidak seimbangan elektrolit (magnesium,kalsium)

-Defisiensi asam folat kurang dari 3-4ng/ml(N:7-20ng/ml)

-Vit B12 normal

b. Penatalaksanaan

-Berikan asam folat 0.1-5mg setiap hari,jika malabsorbsi berikan IM

-Berikan Vit C untuk membantu penyerapan dan enteropoetis

-Berikan diet tinggi asam folat (asparagus,brokoli,nanas,melon,sayuran hijau,ikan ,hati,daging,stoberi,susu,telor,hati ,kentang,roti)

5. Anemia aplastik

Terjdi akibat ketidak sanggupan sumsum tulangmembentuk sel darah . Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer
stem sel mengakibatkan anemia,leukopenia,dan trombositopenia. Zat yang dapat merusak sumsum tulang tersebut disebut
Mielotoksin.

a.Etiologi dan Faktor resiko

-Idiopatik

-Kemoterapi,radioterapi

-Toksik kimia (insektisida,benzene,tulen)

-Obat-obatan (Chloromphenikol,sulfonamid,phenibutazone,phenitoin,streptomisin,arsenik)

-Agen infeksi:Hepatitis,HIV,TBC Millier


b.Manifestasi klinik

-Kelemahan,letih

-Nyeri kepala ,dyspepsia

-Nadi cepat,pucat

-Mudah infeksi: hepatitis

-Lama masa pembekuan,nyeri tulang

-Demam

-Pansitopenia

-SDM dibawah 1 jt/mm3

-Leukosit kurang dari 1000/mm3

-Trombosit 15000-30000/mm3

-Perlu di cek BMP

c.Penatalaksanaan

-Monitori perdarahan dan pansitopenia (menurunnya sel darah merah,leukosit dan trombosit)

-Transfusi darah

-Pengobatan infeksi : jamur,bakteri

-Transplantasi sumsum tulang ( pasien dibawah 60 tahun)

-Imunosupresive terapi: kombnasi cyclosorine,antithymocyte globulin(ATG),Antilymphocyte globulin (ALG)

-Diet yang bebas bakteri

-Pendidikan kesehatan untuk mencegah infeksi

B. Anemia karena meningkatnya kerusakan eritrosit

1. Anemia hemolitik terjadi akibat peningkatan hemolisis dan eritrosit,sehingga sia sel darah merah lebih pendek.

a. Etiologi dan faktor resiko

- M erupakan 5% dari jenis anemia

-Herediti

-Hb abnormal ,membran eritrosit rusak


-Kekurangan G-6-PD (GLUKOSE 6 Phospatdehidrogenase) enzim yang berperan dalam katalisator untuk glikolisis SDM Dan mencegah
sel dari agen oksidatif,jika kadar berkurang maka sel darah merah akan cepat rusak.

-Thalasemia

-Anemia sel sabit

-Reaksi autonium (Pada pemberian transfusi)

-Toksik

-Kimia,pengobatan,infeksi

-Kerusakan fisik

b.Tanda dan gejala

-Anemia

-Demam,ganguan neurologi pethekie,thalasemia

-Kelemahan ,pucat

-Hepatomegali,kekuningan

-Defisiensi folat,hemosiderosis

c.Penatalaksanaan

-Pencegahan faktor resiko

-Transfisi darah

-Cairan adekuat

-Pemberian asam folat

-Pemberian eritropoitin

-Pemberian kortikosteroid

-Pendidikan kesehatan

2, Anemia sel sabit

Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat ditandi SDM kecil sabit, dan pembesaran limpa akibat molekul Hb.

a.Etiologi dan faktor resiko

-Banyak pada area endemik malaria(afrika,india)

-heriditi
b. Manifestasi klinik

-Kurang darah akan mengakibatkan hipoksia,infak serebri

-Mempunyai masa hidup sel darah merah pendek 15-25 hari

-Hb 7-10 g/dl

-Ikterik pada sklera

-Sumsum tulang membesar

-Pada anemia kronik dapat terjadi thakikardi,mur-mur dan pembesaran jantung

-Disaritmia,gagal jantung

-Gejala mikrosirkulasi,kekentalan darah karena hemolisis dan trombosis

-Terjadi pada krisis sel sabit dimana terjadi kadar o2 yang rendah menjadi krisis vasooklusi (krisis nyeri): nyeri pada tulang
,dada,sendi,punggung,abdomen,demam,kelemahan dapat terjadi bila terpapar stress,air dingin,hipoksia,infeksi (imuniglobulin G
meningkat pada infeksi)

-Kerusakan organ terjadi kerena meningkatnya fibrinogen ,dan faktor plasma pembekuan akan menimbulkan infeksi dan nekrosis
pada organ otak ,jantung,paru-paru dan ginjal.

C,Penatalaksanaan

-Belum ada obat yang efektif ( cetiedil citrat berfungsi menjaga membran SDM)

-Penanganan nyeri

-Penangan infeksi dan pencegahan

-Transfusi darah

-Mengurangi kekentalan darah

-Transplantasi sumsum tulang

PENGKAJIAN

Pengakajian merupakan langkah untuk mendapatkan data pada pasien: pada psien dengan anemia ,data yang perlu di kaji meliputi:

1 Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan
-Riwayat penyakit DM
-Riwayat penyakit ginjal
-Riwayat penyakit jantung
-Riwayat penyakit darah
-Riwayat penyakit pencernaan
b.Pola kebiasaan

-Pola makan

-Sumber makanan dan jenis makanan

-Kebiasaan minum teh,kopi,alkohol,merokok

c.Riwayat ekonomi sosial

-Pekerjaan kepala keluarga

-Penghasilan

-Tempat tinggal

-Jumlah anggota keluarga

2.Pemeriksaan fisik

a Ekspresi wajah

b Konjungtiva,sclera

c Keadaan kuku dan kulit

d Tekanan drah nadi

e Kardiofaskular

f Keadaan ginjal

g Adakah stomatitis,glositis,cheilitis

3. Pemeriksaan laboratorium

A Hemoglobin

B Hemotokrit

C Serum besi

D Serum asam folat

E Serum VitB 12

F Hasil BMP
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai;
-Menurunyan nafsu makan
-Pasien kesulitan makan
-Pola makan yang tidak adekuat
-Berat badan menurun /kurang dari normal
-Muka pucat,sclera ikterik,konjungtiva anemia
-Tekana darah rendah,nadi cepat
-Diet tidak adekuat
-Lingkar lengan atas (LLA) kurang dari normal
-Hb kuran dari normal
-Albumin kuran dari normal

2. Gangguan perfusi jaringan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya sirkulasi darah ditadai dengan ;
-Nyeri kepala
-Tekanan darah menurun,nadi cepat
-Ekstremitas dingin
-Muka pucat ,kuku ikterik,pucat
-Pernapasan lebih cepat
-Cepat lelah dan letih
-Capilari refil kurang dari 3 detik

Intervensi
1.Kaji kembali tanda-tanda perfusi jaringan tubuh
2. Observasi keadan kulit : suhu,turgor,kelembapan setiap hari
3. Catat intake nutrisi
4. Ukur tanda-tanda vital setiap 8 jam : tekanan darah ,pernafasan dan nadi,suhu
5. Kaji observasi jalan nafas pasien
6. Observasi capilari refil pasien setiap 8 jam
7. Atur posisi pasien dengan semifowler
8. Berikan oksigen sesuai program
9. Observasi ,darah lengkap dan Hb
10. Lakukan latihan sesuai kemampuan
11. Kolaborasi dalam pemberian tranfusi darah
12. Kaji fungsi pernafasan kardiovaskuler dengan kolaborasi tim medis

3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah , ditandai;
-Pasien mengatakan mudah lelah
-Sesak nafas dan jantung berdebar saat melakukan aktifitas
-Keluar keringat dingin
-Kelemahan ekstremitas
-Turgor kulit kurang, tonus otot kurang
Intervensi
-Jelaskan tentang intoleran aktifitas yang terjadi dan tanda-tanda umumnya
-Kaji kemampuan akstififitas pasien,lakukan aktifitas secara berkala
-Ukur, tekanan darah pernafasan dan nadi sebelum dan sesudah aktifitas
-Berikan diet tinggi kalori ,tinggi protein
-Monitori hemoglobin dan hemotokrit
-Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kuarangnya informasi tentang penatalaksanaan anemia ditandai:

-Pasien mengatakan tidak mengetahui kenapa sering lelah,cepat mengntuk ,jantung berdebar

-Pasien kurang koperatif

Intervensi

1. Kaji ulang pengetahuan pasien tentang anemia


2. Jelaskan tentang anemia dan penatalaksanaan
3. Berikan kesempatan pada pasien untuk menanyakan hal-hal yang tidak jelas
4. Berikan respon positif terhadap reaksi pasien
5. Berikan pujian jika pasien merespon positif

INTERVENSI
1 kaji kebiasaan pasien

2 Kaji kembali penyebab ganguan kebutuhan nutrisi

3 Timbang berat badan setiap 3 hari jika kondisi pasien memungkinkan

4 Identifikasi makanan kesukaan pasien dan berikan makanan kesukaannya selama tidak bertentangan dengan program diet

5 Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bersih

6 Bantu pasien makan jika tidak mampu melakukan sensdiri

7 Observasi keadaan tekana darah pasien , serta nadinya selama jam


8 Observasi secara rutin setiap hari tanda –tanda kekurangn nutrisi: konjungtiva,sklera,tonus otot,LLA

9 Catat intake makan pasien

10 Monitori HB, albumin dengan kolaborasi medis

11 Laksanakan program pengobatan seperti pemberian vitamin,obat antiemetik,obat peningkat nafsu makan

12 Lakukan oral hygiene

13 Kolaborasi dalam pemasangn NGT

14 Berikan pendidikan kesehatan tentang anemia,diet

IMPLEMENTASI

1, Memantau efek terapeutik dan efek yang tidak diinginkan dari terapi zat besi pada anak

a. Efek samping dari terapi oral (mis perubahan warna gigi) jarang terjadi
b. Ajarkan cara-cara mencegah perubahn gigi
-Minum preparat besi dengan air,sebaiknya dengan jus jeruk
-Berkumur setelah minum obat

c. Menganjurkan untuk meningkatkan makanan berserat dan air untuk mengurangi efek konstifasi dari zat besi

d. Untuk mengatasi konstifasi berat akibat zat besi ,cobalah untuk menurunkan kadar zat besi,tetapi memperpanjang lama
pengobatan

2, Menganjurkan pada orang tua tentang asupan gizi/nutrisi yang adekuat

a. Kurangi asupan susu pada anak


b. Tingkatkan asupan daging dan pengganti protein yang sesuai
c. Tambahkan padi-padian utuh dan sayur-sayuran hijau dalam diet

3, Dapatkan informasi tentang riwayat diet dan perilaku makan.

a. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan defisiensi nutrisi psikososial,perilaku,dan nutrisional


b. Buat rencana bersama orang tua tentang pendekatan-pendekatan kebiasaan makan yang dapat diterima
c. Rujuk keahli gizi untuk evaluasi dan terapi lebih intensif

4, Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, karena zat besi dari asi.
EVALUASI

1. Warna kulit anak membaik


2. Pola tumbuh ank membaik( seperti terlihat pada peta pertumbuhan)
3. Tingkat aktivitas anak sesuai dengan pertumbuhan
4. Orangtua menunjukkan pemahamnya terhadap aturan pengobatan dirumah ( mis pemberian obat,makanan kaya zat besi
yang sesuai)

Anda mungkin juga menyukai