Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi
tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah tentang ANEMIAini adalah :
 Memberikan gambaran kepada mahasiswa /I agar dapat mengetahui tentang
ANEMIA
 Perawat di harapkan dapat memberikan Askep yang tepat pada pasien anak yang
mengalami ANEMIA

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan.

B. KLASIFIKASI ANEMIA:

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:


1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
 Anemia aplastik
Penyebab:
 agen neoplastik/sitoplastik.
 terapi radiasi.
 antibiotic tertentu.
 obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason.
 Benzene.
 infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

2

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll).
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
2. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl.
 Hematokrit turun 20-30%.
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin
3. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini
meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
4. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
- Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

3
Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
d) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat.
- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi)
infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing
pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi
6. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi
sel darah merah:
 Pengaruh obat-obatan tertentu.
 Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik.
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase.
 Proses autoimun.

4
 Reaksi transfusi.
 Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
C. TANDA DAN GEJALA
 Lemah, letih, lesu dan lelah
 Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
 Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas
1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi

5
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin
(hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh
dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah
muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

E. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL


Komplikasi umum akibat anemia adalah:
 Gagal jantung,
 Parestisia dan
 Kejang

6
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG

 Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
 Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
 Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.

G. TERAPI YANG DILAKUKAN

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
A. Anemia aplastik:
 Transplantasi sumsum tulang
 Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
B. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan
C. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
D. Anemia pada defisiensi besi
 Dicari penyebab defisiensi besi
 Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
E. Anemia megaloblastik
 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.

7
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

( ANEMIA )

A. PENGKAJIAN

Keluhan utama : pusing, pucat, cepat lelah, anoreksia, perdarahan berulang atau kronik
pasca perdarahan, ikterus, urine berwarna kuning tua / coklat, perut mrongkol/ makin buncit
pada anemia hemolitik.
Pola Aktivitas Sehari - Hari
• Pola eliminasi : pada anemia hemolitik, urine berwarna kuning tua / coklat
• Pola nutrisi : anoreksia
• Pola tidur dan istirahat : tidak terganggu
• Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
• Pola Aktivitas : Kaji kebiasaan melakukan aktivitas stlh kondisi tubuh yang lemah dan
adanya rasa pusing.
• Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran compos mentis ,nadi
cepat, dan lemah.
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : konjungtiva pucat, muka pucat, matanya berkunang-kunang,
• Perkusi : adanya pembesaran jantung
• Palpasi : nadi cepat,
• Auskultasi : terdengarnya bising karotis,
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Perfusi jaringan tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang
2.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia
3.    Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik
4.    Resiko infeksi
5.    Resiko gangguan integritas kulit b/d keterbatasan mobilitas

C. DISCHARGE PLANNING
1.    Berikan instruksi pada orang tua tentang cara cara melindungi anak dari infeksi

9
b.    Batasi kontak dengan agens terinfeksi
c.    Identifikasi tanda dan gejala  infeksi
2.    Berikan instruksi pada orang tua untukmemantau tanda tanda komplikasi
3.    Berikan instruksi pada orang tua tentang pemberian obat
a.    pantau respon terapeutik anak
b.    pantau adanya respon yang tidak menguntungkan
4.    Berikan informasi tentang system penunjang masyarakat kepada anak dan keluarga untuk
adaptasi jangka panjang
a.    masuk kembali ke sekolah
b.    Kelompok orang tua
c.    Kelompok anak dansaudara kandungnya
d.    Nasehat keuangan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

1 Perfusi jaringan tidak efektif NOC : NIC :


b/d penurunan konsentrasi Circulation status Intrakranial Pressure (ICP)
Hb dan darah, suplai oksigen Monitoring (Monitor tekanan
Tissue Prefusion : cerebral
berkurang intrakranial)
Kriteria Hasil :
Berikan informasi kepada
1.       mendemonstrasikan status
sirkulasi yang ditandai keluarga
dengan : Set alarm
Tekanan systole dandiastole
Monitor tekanan perfusi
dalam rentang yang
serebral
diharapkan
Catat respon pasien terhadap
Tidak ada ortostatikhipertensi
stimuli
Tidak ada tanda tanda
peningkatan tekanan Monitor tekanan intrakranial
intrakranial (tidak lebih pasien dan respon neurology
dari 15 mmHg) terhadap aktivitas
2.       mendemonstrasikan
Monitor jumlah drainage
kemampuan kognitif yang
cairan serebrospinal
ditandai dengan:

10
berkomunikasi dengan jelas Monitor intake dan output
dan sesuai dengan cairan
kemampuan
Restrain pasien jika perlu
menunjukkan perhatian,
 Monitor suhu dan angka WBC
konsentrasi dan orientasi

memproses informasi  Kolaborasi pemberian


membuat keputusan dengan antibiotik
benar Posisikan pasien pada posisi
3.       menunjukkan fungsi semifowler
sensori motori cranial yang
Minimalkan stimuli dari
utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
lingkungan
gerakan gerakan Peripheral Sensation
involunter Management (Manajemen
sensasi perifer)

Monitor adanya daerah


tertentu yang hanya peka
terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul

Monitor adanya paretese

Instruksikan keluarga untuk


mengobservasi kulit jika ada
lsi atau laserasi

Gunakan sarun tangan untuk


proteksi

Batasi gerakan pada kepala,


leher dan punggung

Monitor kemampuan BAB

Kolaborasi pemberian
analgetik

Monitor adanya tromboplebitis

Diskusikan menganai
penyebab perubahan sensasi

11
2 Ketidakseimbangan NOC : NIC :

nutrisi kurang dari Nutritional Status : food and Nutrition Management


kebutuhan tubuh b/d Fluid Intake  Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang, Weight control  Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia Kriteria Hasil :
untuk menentukan jumlah
Definisi : Intake nutrisi Adanya peningkatan berat kalori dan nutrisi yang
badan sesuai dengan
tidak cukup untuk dibutuhkan pasien.
tujuan
keperluan metabolisme  Anjurkan pasien untuk
Beratbadan ideal sesuai
tubuh. meningkatkan intake Fe
dengan tinggi badan
Batasan karakteristik :  Anjurkan pasien untuk
Mampumengidentifikasi
-    Berat badan 20 % atau kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
lebih di bawah ideal Tidk ada tanda tanda vitamin C
-    Dilaporkan adanya malnutrisi  Berikan substansi gula
intake makanan yang Menunjukkan peningkatan
 Yakinkan diet yang dimakan
fungsi pengecapan dari
kurang dari RDA mengandung tinggi serat
menelan
(Recomended Daily untuk mencegah konstipasi
Tidak terjadi penurunan berat
Allowance)
badan yang berarti  Berikan makanan yang terpilih
-    Membran mukosa dan ( sudah dikonsultasikan
konjungtiva pucat dengan ahli gizi)
-    Kelemahan otot yang  Ajarkan pasien bagaimana
digunakan untuk membuat catatan makanan
menelan/mengunyah harian.
-    Luka, inflamasi pada  Monitor jumlah nutrisi dan
rongga mulut kandungan kalori
-    Mudah merasa kenyang,  Berikan informasi tentang
sesaat setelah kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan
Kaji kemampuan pasien untuk
-    Dilaporkan atau fakta mendapatkan nutrisi yang
adanya kekurangan dibutuhkan
makanan
Nutrition Monitoring
-    Dilaporkan adanya
 BB pasien dalam batas normal
perubahan sensasi rasa

12
-    Perasaan  Monitor adanya penurunan
ketidakmampuan untuk berat badan
mengunyah makanan  Monitor tipe dan jumlah
-    Miskonsepsi aktivitas yang biasa

-    Kehilangan BB dengan dilakukan

makanan cukup  Monitor interaksi anak atau

-    Keengganan untuk orangtua selama makan

makan  Monitor lingkungan selama

-    Kram pada abdomen makan

-    Tonus otot jelek  Jadwalkan pengobatan  dan


tindakan tidak selama jam
-    Nyeri abdominal dengan
makan
atau tanpa patologi
 Monitor kulit kering dan
-    Kurang berminat
perubahan pigmentasi
terhadap makanan
 Monitor turgor kulit
-    Pembuluh darah kapiler
 Monitor kekeringan, rambut
mulai rapuh
kusam, dan mudah patah
-    Diare dan atau
steatorrhea  Monitor mual dan muntah

-    Kehilangan rambut yang  Monitor kadar albumin, total

cukup banyak (rontok) protein, Hb, dan kadar Ht

 Monitor makanan kesukaan


-    Suara usus hiperaktif
 Monitor pertumbuhan dan
-    Kurangnya informasi,
misinformasi perkembangan

Faktor-faktor yang  Monitor pucat, kemerahan,

berhubungan : dan kekeringan jaringan


konjungtiva
Ketidakmampuan
pemasukan atau  Monitor kalori dan intake

mencerna makanan atau nuntrisi

mengabsorpsi zat-zat  Catat adanya edema,


gizi berhubungan dengan hiperemik, hipertonik papila
faktor biologis, lidah dan cavitas oral.

13
psikologis atau ekonomi.  Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3 Defisit perawatan diri NOC : NIC :

b/d kelemahan fisik Self care : Activity of Daily Self Care assistane : ADLs
Living (ADLs)
Definisi :  Monitor kemempuan klien
Kriteria Hasil : untuk perawatan diri yang
Gangguan kemampuan
Klien terbebas dari bau badan mandiri.
untuk melakukan ADL
Menyatakan kenyamanan
pada diri  Monitor kebutuhan klien untuk
terhadap kemampuan
Batasan karakteristik : untuk melakukan ADLs alat-alat bantu untuk

ketidakmampuan untuk Dapat melakukan ADLS kebersihan diri, berpakaian,


mandi, ketidakmampuan berhias, toileting dan makan.
dengan bantuan
untuk berpakaian,  Sediakan bantuan sampai klien
ketidakmampuan untuk mampu secara utuh untuk
makan, ketidakmampuan melakukan self-care.
untuk toileting  Dorong klien untuk melakukan
Faktor yang aktivitas sehari-hari yang
berhubungan : normal sesuai kemampuan
kelemahan, kerusakan yang dimiliki.
kognitif atau perceptual,  Dorong untuk melakukan
kerusakan secara mandiri, tapi beri
neuromuskular/ otot-otot bantuan ketika klien tidak
saraf mampu melakukannya.

 Ajarkan klien/ keluarga untuk


mendorong kemandirian,
untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.

 Berikan aktivitas rutin sehari-


hari sesuai kemampuan.

 Pertimbangkan usia klien jika


mendorong pelaksanaan

14
aktivitas sehari-hari. 

4 Resiko infeksi NOC : NIC :

Definisi : Peningkatan Immune Status Infection Control (Kontrol


infeksi)
resiko masuknya Risk control
Kriteria Hasil :        Bersihkan lingkungan
organisme patogen
Klien bebas dari tanda dan setelah dipakai pasien lain
Faktor-faktor resiko :
gejala infeksi        Pertahankan teknik isolasi
        Prosedur Infasif
Menunjukkan kemampuan
       Batasi pengunjung bila perlu
        Ketidakcukupan untuk mencegah timbulnya
       Instruksikan pada
pengetahuan untuk infeksi
menghindari paparan Jumlah leukosit dalam batas pengunjung untuk mencuci
patogen normal tangan saat berkunjung dan

Menunjukkan perilaku hidup setelah berkunjung


        Trauma
sehat meninggalkan pasien
        Kerusakan jaringan dan
       Gunakan sabun
peningkatan paparan
antimikrobia untuk cuci
lingkungan
tangan
        Ruptur membran
       Cuci tangan setiap sebelum
amnion
dan sesudah tindakan
        Agen farmasi
kperawtan
(imunosupresan)
       Gunakan baju, sarung
        Malnutrisi
tangan sebagai alat
        Peningkatan paparan pelindung
lingkungan patogen
       Pertahankan lingkungan
        Imonusupresi
aseptik selama pemasangan
        Ketidakadekuatan imum alat
buatan        Ganti letak IV perifer dan
        Tidak adekuat line central dan dressing
pertahanan sekunder sesuai dengan petunjuk
(penurunan Hb, umum
Leukopenia, penekanan        Gunakan kateter intermiten
respon inflamasi) untuk menurunkan infeksi
        Tidak adekuat

15
pertahanan tubuh primer kandung kencing
(kulit tidak utuh, trauma        Tingktkan intake nutrisi
jaringan, penurunan
      Berikan terapi antibiotik bila
kerja silia, cairan tubuh
perlu
statis, perubahan sekresi
Infection Protection (proteksi
pH, perubahan
terhadap infeksi)
peristaltik)
       Monitor tanda dan gejala
        Penyakit kronik infeksi sistemik dan lokal

       Monitor hitung granulosit,


WBC

       Monitor kerentanan
terhadap infeksi

       Batasi pengunjung

       Saring pengunjung terhadap


penyakit menular

       Partahankan teknik aspesis


pada pasien yang beresiko

       Pertahankan teknik isolasi


k/p

       Berikan perawatan kuliat


pada area epidema

       Inspeksi kulit dan membran


mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase

       Ispeksi kondisi luka / insisi


bedah

       Dorong masukkan nutrisi


yang cukup

       Dorong masukan cairan

       Dorong istirahat

       Instruksikan pasien untuk

16
minum antibiotik sesuai
resep

       Ajarkan pasien dan keluarga


tanda dan gejala infeksi

       Ajarkan cara menghindari


infeksi

       Laporkan kecurigaan infeksi

       Laporkan kultur positif

5 Resiko gangguan NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure Management


integritas kulit b/d Skin and Mucous
 Anjurkan pasien untuk
Membranes
keterbatasan mobilitas menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil :
Definisi : Perubahan longgar
Integritas kulit yang baik bisa
pada epidermis dan  Hindari kerutan padaa tempat
dipertahankan
dermis tidur
Melaporkan adanya
Batasan karakteristik : gangguan sensasi atau Jaga kebersihan kulit agar
        Gangguan pada bagian nyeri pada daerah kulit tetap bersih dan kering
yang mengalami gangguan
tubuh  Mobilisasi pasien (ubah posisi
Menunjukkan pemahaman
        Kerusakan lapisa kulit pasien) setiap dua jam sekali
dalam proses perbaikan
(dermis)  Monitor kulit akan adanya
kulit dan mencegah
        Gangguan permukaan terjadinya sedera berulang kemerahan
kulit (epidermis) Mampumelindungi kulit dan Oleskan lotion atau
Faktor yang mempertahankan minyak/baby oil pada derah
kelembaban kulit dan
berhubungan : yang tertekan
perawatan alami
Eksternal :  Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
        Hipertermia atau
hipotermia Monitor status nutrisi pasien

        Substansi kimia Memandikan pasien dengan


sabun dan air hangat
        Kelembaban udara

        Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan luka,

17
tekanan, restraint)

        Immobilitas fisik

        Radiasi

        Usia yang ekstrim

        Kelembaban kulit

        Obat-obatan

Internal :

        Perubahan status
metabolik

        Tulang menonjol

        Defisit imunologi

        Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan

        Perubahan sensasi

        Perubahan status nutrisi


(obesitas, kekurusan)

        Perubahan status cairan

        Perubahan pigmentasi

        Perubahan sirkulasi

        Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

18
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

B. SARAN
Kami menyadari dalam menyusun makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami menjadi lebih
baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Medika, 2005
Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005
Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006
Kosasih, E.N. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

20

Anda mungkin juga menyukai