Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala
ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60
– 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu
kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan
hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan
keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan
suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan
gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 1


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diet hiperemesis gravidarum dan diet DM?
2. Apa tujuan dari diet tersebut?
3. Bagaimana memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk DM dan
hiperemesis gravidarum?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan tentang diet hiperemesis serta memberikan
pengetahuan tentang tentang diet diabetes melitus

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian diet hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui tujuan diet hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada diet hiperemesis
gravidarum
4. Untuk mengetahui pengertian diet diabetes melitus
5. Untuk mengetahui tujuan diet diabetes melitus
6. Untuk mengetahui AKG (Angka Kecukupan Gizi) pada diet diabetes
melitus

D. MANFAAT
1. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa/i keperawatan untuk mengerti dan memahami
tentang diet hiperemesis gravidarum dan diet diabetes melitus sehingga
dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada pasien yang
sedang melaksanakan diet hiperemesis gravidarum dan diet diabetes
melitus
2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang diet hiperemesis
gravidarum dan diet diabetes melitus sehingga menambah wawasan.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 2


3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan untuk mengerti dan memahami tentang diet
hiperemesis gravidarum dan diet diabetes melitus sehingga dapat
melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada pasien yang sedang
melaksanakan diet hiperemesis gravidarum dan diet diabetes melitus.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 3


DIET

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 4


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diet Hiperemesis Gravidarum


 Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan ( sampai Trimester
II ) yang ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang berlebihan
dalam waktu relatif lama. Bila keadaan ini tidak diatasi dapat menyebabkan
dehidrasi dan penurunan berat badan.
 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
pekerjaan sehari – hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif,
1999)
 Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan
hidupnya. (Manuaba, 2001)
 Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan
timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata,
2004)
 Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat
badan. (Lowdermilk, 2004)
 Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda)
dimana penderita mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian
rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara
keseluruhan. (Achadiat, 2004)

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 5


B. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa
faktor predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida
Mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal ini menimbulkan dugaan
bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor organik
Karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor
organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor psikologik
Memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui
dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana
yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien

C. PATOFISIOLOGI
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan
ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian
pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat
metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 6


D. TUJUAN DIET PADA HIPEREMESIS GRAVIDARUM
 Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol acidosis
 Memberikan makanan yang cukup kalori dan nutrisi lainnya (secara
berangsur)
 Mencegah terjadinya dehidrasi

E. SYARAT DIET PADA HYPEREMESIS GRAVIDARUM


 Tinggi hidrat arang dan rendah lemak
 Cukup cairan dengan menyesuaikan kondisi penderita
 Makanan dalam bentuk kering, mudah cerna, tidak merangsang, porsi kecil
dan sering
 Untuk menghindari muntah, sebaiknya minuman tidak diberikan bersama
makan
 Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penderita
 Secara berangsur diberikan makanan yang memenuhi syarat gizi.

F. TIGA MACAM DIET PADA HIPEREMESIS GRAVIDARUM


Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar
atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi
yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu
lama.

2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 7


dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi

3. Diet Hiperemesis III


Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
- Roti panggang, biskuit, crackers
- Buah segar dan sari buah
-Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak,
teh dan kopi encer

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu
tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang
mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga
tidak dianjurkan.

G. AKG (ANGKA KECUKUPAN GIZI) PADA HIPEREMESIS


GRAVIDARUM

Menyusun Menu Pada Hyperemesis Gravidarum

a. Diet Hyperemesis Gravidarum I


- Untuk penderita dengan Hyperemesis Gravidarum berat
- Makanan hanya terdiri berupa roti kering dan buah- buahan
- Cairan diberikan 1 – 2 jam setelah makan
- Makanan ini kurang dalam semua nutrisi, kecuali vitamin C
- Makanan yang diberikan dalam sehari:

 Biskiut120 gram 6 potong  Buah 700 gram 7 potong

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 8


 Jam/selai 30 gram 3 sdm  Gula pasir 50 gram 5 sdm

Nilai gizi

 Kalori 1059 kalori Protein 15 gram


 Lemak 2 gram Hidrat arang 259 gram
 Contoh Menu Hyperemesis Gravida I

Waktu Menu Takaran Rumah Tangga

08.00 Roti panggang 2 ptg

Jam/Selai 1 sdm

10.00 Air Jeruk 1 gelas

Gula Pasir 1 sdm

12.00 Roti Panggang 2 potong

Jam / Selai 1 sdm

Pepaya 2 potong

Gula pasir 1 sdm

14.00 Air jeruk 1 gelas

Gula pasir 1 sdm

16.00 Pepaya 1 potong

18.00 Roti panggang 2 potong

Jam / selai 1 sdm

Pisang 1 buah

Gula pasir 1 sdm

20.00 Air jeruk 1 gelas

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 9


Gula pasir 1 sdm

b. Diet Hyperemesis Gravidarum II


 Diberikan jika rasa mual dan muntah sudah berkurang
 Minuman tidak diberikan bersama waktu makan
 Nilai nutrisi masih kurang
 Secara berangsur diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi
 Makanan yang diberikan dalam sehari :

Jenis Berat (gr) Ukuran Rumah Tangga


(URT)

Beras 150 2 gelas nasi

Roti 80 4 potong

Protein Hewani 100 2 potong

Telur 50 1 butir

Protein Nabati 50 2 potong

Sayuran 150 1,5 gelas

Buah 400 4 potong

Margarin 10 1 sdm

Gula pasir 30 3 sdm

Jam / selai 20 2 sdm

 Nilai Gizi
 Kalori 1672 kal
 Lemak 33 gram
 Protein 57 gram
 Hidrat arang 293 gram

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 10


c. Diet Hyperemesis Gravidarum III
 Diberikan kepada penderita Hyperemesis Gravidarum ringan
 Minuman boleh diberikan bersama waktu makan (menurut kesanggupan
penderita)
 Makanan ini cukup nutrisi
 Bahan makanan yang diberikan dalam sehari:

Jenis Berat (gr) Ukuran Rumah Tangga (URT)

Beras 200 3 gelas nasi

Roti 80 4 potong

Biskuit 40 4 buah

Protein 100 2 potong


Hewani

Telur 50 1 butir

Protein nabati 100 4 potong

Sayuran 150 1,5 gelas

Buah 400 4 potong

Minyak 10 1 sdm

Margarin 20 2 sdm

Jam / selai 20 2 sdm

Gula pasir 30 3 sdm

 Nilai gizi

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 11


 Kalori 2269 kal  Lemak 59 gr
 Protein 73 gr  Hidrat arang 368 gr

d. Makanan yang dianjurkan


 Roti panggang, biskuit di makan dengan jam, selai.
 Buah-buahan segar, sari buah.
 Minuman ringan, sirop, kaldu tak berlemak, kopi encer, Teh

e. Makanan yang harus dibatasi


 Goreng-gorengan dan makanan yang berlemak.
 Makanan yang berbumbu terlalu merangsang.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 12


DIET

DIABETES MELLITUS

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 13


A. Pengertian Diet Diabetus Mellitus

 Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan


klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat (Price & Wilson, 2005).
 Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai
oleh kenaikan keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer,
S.C & Bare, B.G, 2002)
 Diabetes Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi
karena berbagai penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah
melebihi normal, disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi hormon insulin,
kelainan kerja insulin atau kedua-duanya (Depkes RI, 2005)
 Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan
kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat
defisiensi insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO,
2005)
 Seseorang dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of
Medical Care in Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa
FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan
kalori sedikitnya selama 8 jam, - 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1
mmol/L) selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75
glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien dengan keluhan klasik
hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu >
200 mg/dL (11,1 mmol/L).
 Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian
makanan (Sulistyowati, Lilis, 2011)

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 14


B. TUJUAN
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita
diabetes mellitus ini adalah:
1. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau
obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas
2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal
3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun
oleh petugas kesehatan
4. Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan
komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik,
hipertensi dan penyakit jantung.
5. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus


memenuhi syarat sebagai berikut:

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 15


1. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis
kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan
metabolik.
2. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
3. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi
tinggi (nilai cernanya tinggi).
4. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi.
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

C. Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk diet Diabetus Mellitus


DM berhubungan dengan berbagai komplikasi. Komplikasi kronik utama
yaitu mempercepat terjadinya penyakit makrovaskular (penyakit jantung
koroner, penyakit pembuluh darah perifer, dan penyakit serebrovaskuler),
retinopati, nefropati, dan neuropati Komplikasi akut antara lain : diabetic
ketoasidosis (DKA), hipoglikemia, hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
koma, dan infeksi. Dalam pengaturan makan harus diingat beberapa faktor
yang mempengaruhi pengaturan makan yaitu:
1. Pola makan
Penderita DM sering merasa lesu, lemah dan lapar karena hakikatnya sel-
sel organ menderita KEP karena glukosa dan asam amino susah memasuki
sel. Kondisi ini akan menyebabkan pola makan penderita DM berubah
yaitu :
a. Porsi besar
b. Frekuensi sering, ngemil
c. Suka terhadap makanan yan dibuat dari KH sederhana seperti: permen,
coklat, soft drink, sirup, roti, mie, kue, dll.

Pola kebiasaan makan seperti itu menyebabkan penderita tidak disiplin


dalam mematuhi aturan makan yang diberikan. Tetapi anehnya banyak

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 16


penderita DM yang tahan berpuasa 12 – 14 jam tanpa makanan dan
minuman.

2. Status gizi
Diawal dan sebelum DM manifes, penderita NIDDM sering dalam kondisi
kelebihan gizi atau kegemukan. Upaya menurunkan BB sering efektif
untuk mencegah kadar glukosa darah naik dan dapat memelihara kadar
normal glukosa darah. Pada DM lanjut, sering penderita dalam kondisi gizi
buruk dan pengaturan makan sering harus disertai dengan terapi
medikamentosa.

3. Kondisi metabolik dan komplikasi DM


Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein penderita DM berubah yang
ditandai dengan: hiperglikemi dan dislipidemi.
Hiperglikemi menyebabkan glukosaria yang menimbulkan poliuri dan
polidipsi sehingga terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Hiperglikemi juga menyebabkan proses glikasilasi pada sel organ yang
tidak tergantung pada insulin.

Glikasilasi yaitu reaksi non-ezimatic anatara karbohidrat dengan


protein struktur sel suatu organ sehingga fungsi organ terganggu.
Glikasilasi ini menyebabkan munculnya komplikasi DM seperti: nefropati,
retinopati, neuropati, visus menurun, aterosklerosis dan peningkatan
HbA1C melebihi 6 %.

Perubahan metabolisme protein ditandai dengan proteolisis di otot,


peningkatan glukoneogenesis di hepar yang kemudian lebih meningkatkan
lagi glukosa darah. Perubahan metabolisme lemak menimbulkan
dislipidemia, ketosis, ketoasidosis, dan komplikasi dislipidemia dan
aterosklerosis menyebabkan CHD.

D. Jenis diet dan indikasi pemberian

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 17


Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan DM dikontrol
bardasarkan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Sebagai
pedoman dipakai 8 jenis diet DM seperti dalam tabel berikut:

 Jenis Diet

Golonga Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


n

I 1100 43 30 172

II 1300 45 35 192

III 1500 51,5 36,5 235

IV 1700 55,5 36,5 275

V 1900 60 48 299

VI 2100 62 53 319

VII 2300 73 59 369

VIII 2500 80 62 396

 Bahan Makanan Sehari


Jumlah bahan makanan sehari untuk tiap standar diet DM dinyatakan
dalam satuan penukar. Daftar bahan makanan penukar yang digunakan
adalah Daftar Bahan Makanan Penukar II. Pembagian makanan sehari untuk
tiap standar diat DM dapat dilihat pada tabel berikut:

Golongan Bahan Standar Diet

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 18


Makanan 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal

Nasi atau 2,5 3 4 5 - 6 7 -


penukar

Ikan atau 2 2 2 2 2 2 2 2
penukar

Daging atau 1 1 1 1 1 1 1 1
penukar

Tempe atau 2 2 - - 3 3 3 5
penukar

Sayuran/penukar S S S S S S S S
A

Sayuran/penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
B

Buah atau 4 4 4 4 4 4 4 4
penukar

Susu atau - - - - - - 1 1
penukar

Minyak atau 3 4 4 4 6 7 7 7
penukar

 Bahan makanan yang dianjurkan


Bahan makanan yang dianjurkan untuk Diet DM adalah sebagi berikut:
1. Sumber karbohidrat kompleks tinggi serat dan rendah indeks glikemik,
seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi, dan sagu
2. Sumber protei rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
tempe, tahu, putih telur dan kacang-kacangan

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 19


3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dikukus, dipanggang,
disetup, direbus, dan dibakar. Minyak yang tinggi MUFA seperti
minyak zaitun dan sawit.

 Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dibatasi/dihindari)


Bahan makanan yang tidak dianjurkan pada penderita DM, yaitu:
1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti:
a. Gula pasir, gula jawa
b. Sirop, jam, jelli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu
kental manis, minuman botol ringan, dan es krim
c. Kue-kue manis, dodol, cake, tar

2. Mengandung banyak lemak, seperti cake, fast food, goreng-gorengan


3. Mengandung banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin, makanan
yang diawetkan
4. Sumber karbohidrat yang tinggi indeks glikemik(cair/lembek/sangat
terolah seperti tepung dan gula), rendah serat
5. Sumber lemak rendah PUFA, rendah MUFA, tinggi SAFA.

E. DIET PENYAKIT DM DENGAN NEFROPATI


 Tujuan Diet
Tujuan Diet penyakit DM dengan komplikasi nefropati diabetic adalah
untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta menghambat
laju kerusakan ginjal, dengan cara:
1. Mengendalikan kadar glukosa darh dan tekanan darah
2. Mencegah menurunnya fungsi ginjal

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 20


3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

 Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit DM dengan nefropati adalah :
1. Energi adekuat, yaitu 25-30 kkal/kgBB ideal
2. Protein rendah, 10% dari kebutuhan energi total atau 0,8 g/kgBB. 65%
dari kebutuhan protein berasal dari sumber protein bernilai biologic
tinggi
3. Karbohidrat sedang, yaitu 55-60% dari total kebutuhan energi.
4. Lemak normal. Utamakan PUFA atau MUFA. SAFA hendaknya <10%
asupan energi total.Kolesterol<300 mg/hari.
5. Kalium dibatasi hingga 40-70 mEq atau 40 mg/kgBB bila ada
hiperkalemi (GFR ≤10 ml/menit) atau bila jumlah urin <1000 ml/hari.
6. Posfor tinggi 8-12 mg/kgBB (diperlukan pengikat fosfor)

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 21


BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan ( sampai
Trimester II ) yang ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang
berlebihan dalam waktu relatif lama. Bila keadaan ini tidak diatasi dapat
menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan.
Tujuan diet pada Hiperemesis Gravidarum :
 Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol acidosis
 Memberikan makanan yang cukup kalori dan nutrisi lainnya (secara
berangsur)
 Mencegah terjadinya dehidrasi

Diabetes Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan


kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi
insulin yang absolut atau relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005).

Tujuan diet pada Diabetes melitus :

 Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk
membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

2. SARAN
Diharapkan mahasisiwa/i untuk mengerti dan memahami tentang diet
hiperemesis gravidarum dan diet diabetes melitus sehingga dapat melakukan
pencegahan dan penatalaksanaan pada diri sendiri, pasien, dan masyarakat luas
lainnya yang mengalami hiperemesis gravidarum dan diabetes melitus.

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 22


DAFTAR PUSTAKA

 https://kartikaputriani26.wordpress.com/
2015/05/02/gizi-hiperemesis-gravidarum/

 http://ichsanx.blogspot.co.id/2011/05/makalah-
hiperemesis-gravidarum.html
 http://savitriyuliana0.blogspot.co.id/2012/06/
makalah-hiperemesis-gravidarum.html

 http://kedokteranebook.blogspot.co.id/2013/10/
nutrisi-diet-aturan-makan-dan gizi-pada_11.html?
m=1

Diet Hiperemesis Gravidarum dan Diabetus Mellitus | 23

Anda mungkin juga menyukai