Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil melahirkan atau


dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak tergantung dari lama dan
lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan
atau penanganannya tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
lainnya(Sarwono, 2006: 22).
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-
perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada
primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan
kadar HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Mual biasanya terjadi pagi
hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan
berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya
hingga 9 bulan. (Khaidirmuhaj, 2009).
Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) pada kehamilan
merupakan hal yang sering terjadi. Hingga 80 % dari semua wanita hamil
mengalami keluhan mual dan muntah selama kehamilan mereka.
Serangan awal mual dan muntah selama kehamilan yang biasa terjadi adalah
antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu
kehamilan. Sebagian besar wanita hamil mengalami gangguan kenyamanan
disebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah selama kehamilan mempunyai
dampak merugikan pada kehidupan keluarga, sosial dan profesi wanita.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60 – 80% primigravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara

1
seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat.Diduga 50% sampai 80%
ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil
membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi
ketidakseimbangan elektrolit.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah
berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga
berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan
timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata,
2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diangkap pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum?
2. Apa penyebab dari emesis gravidarum dan hyperemesis gravidarum?
3. Apa saja Manifestasi Klinis dari emesis gravidarum dan hyperemesis
gravidarum?
4. Apa saja komplikasi yang harus dilakukan pada hyperemesis gravidarum?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari hyperemesis gravidarum?
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai pengertian dari emesis
gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
2. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai penyebab dari emesis
gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
3. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai Manifestasi Klinis dari emesis
gravidarum dan hyperemesis gravidarum.
4. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai komplikasi yang harus
dilakukan pada hyperemesis gravidarum.
5. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai penatalaksanaan dari
hyperemesis gravidarum.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Emesis Gravidarum
2.1.1 Pengertian
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan
muda.Emesis gravidarum (morning sickness) adalah gejala yang wajar atau sering
terdapat pada kehamilan trimester pertama.Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
ada yang timbul setiap saat dan malam hari.Gejala-gejala ini biasanya terjadi 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu.
Emesis Gravidarum adalah mual dan muntah selama kehamilan yang terjadi antara 4
dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan dan gejala
biasanya akan membaik.
Emesis gravidarum merupakan keluhan yang disampaikan pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormone esterogen, progesterone dan dikeluarkannya human chronic
gonadothropine pasenta. Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum (Manuaba,2010;h 227).
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari emesis gravidarum disebabkan oleh perubahan hormonal
wanita, yaitu peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan pengeluaran human
chorionic gonadothropin plasenta. Perubahan ini mengakibatkan perubahan pada
pola kontraksi dan relaksasi otot polos lambung dan usus sehingga menyebabkan
keluhan mual dan muntah.
Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya
perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang
buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau
kurang istirahat dan stres dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat
dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang,
cukup bergerak dan cukup istirahat.
Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya
pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat

3
mengganggu kehamilan selanjutnya. Rasa mual dan muntah saat kehamilan
diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu
banyak makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan
menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam
kehamilan terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si
ibu. Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual. Mual
dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem
endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya
fluktuasi kadar HCG.
2.1.3 Manifestasi Klinis
Berikut ini adalah manifestasi klinis yang timbul pada penderita emesis
gravidarum:
 Kepala pusing terutama di pagi hari.
 Mual dan muntah sampai kehamilan berusia 4 bulan.
 Nafsu makan menurun.
 Produksi air liur meningkat, sensisitivitas terhadap bau-bau an tertentu.
 Mudah lelah
 Emosi yang cenderung tidak stabil Keadaan ini merupakan suatu yang
normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan
muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi,
cairan, dan elektrolit tubuh.
Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat
terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
2.1.4 Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu
Dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan
berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko
terajadinya gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis
gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil
pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat

4
perdarahan gastrointestinal Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan
terjadinya kekurangan zat gizi.
2.1.5 Penatalaksanaan Emesis Gravidarum
 Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda
yang selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur
berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
 Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,
sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
 Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih
sering. Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah
dihindari.
 Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk
dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
 Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis
gravidarum :
o Vitamin yang diperlukan : (vitamin B kompleks, mediamer B6
sebagai vitamin dan antimuntah)
 Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga
ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu
mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
 Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6
mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam
dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
2.1.6 Hal-Hal Yang Harus Dihindari
1. Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng
karena akan lebih sulit untuk dicerna.
2. Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
3. Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual
4. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu
hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya
dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka
muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

5
5. Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau
menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah.
6. Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat
dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat
memperburuk rasa mual.

2.2 Hiperemesis Gravidarum


2.2.1 Pengertian

Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan ( trimester II)


yang ditandai rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu lama.
Keadaan ini bila tidak diatasi dapat mengakibatkan dehidrasi dan penurunan
berat badan (DR. Merryana Adriani, SKM.,M.Kes.). Hiperemesis gravidarum
adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (AriefB, 2009)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat dalam
masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat
badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari – hari dan
membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada minggu
ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 – 20
masa kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah bertambahnya emesis yang dapat
mengakibatkan gangguan kehidupannya sehari-hari. Hiperemesia gravidarum
yang berlangsung lama hingga dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama
masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sicknes
normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi
muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan.
2.2.2 Etiologi
Kejadian hyperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi
beberapa factor predisposisi dapat dijabarkan sbb:

6
1. Factor adaptasi dan hormonal
Pada ibu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi
hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruang lingkup factor
adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan
over distensi rahim pada kehamilan ganda dan kehamilan mola
hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap
hormone estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan pada
kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormone yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan hyperemesis gravidarum.
2. Factor psikologis
Hubungan factor psikologis dengan kejadian hyperemesis gravidarum
belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil,
takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dapat
menjadi factor kejadian hyperemesis gravidarum.
3. Factor alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis
yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka factor alergi dianggap
dapat menyebabkan kejadian hyperemesis gravidarum.
2.2.3 Manifestasi Klinis
Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas,
tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita telah memerlukan perawatan yang intensif.
Gambaran gejala hyperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi
menjadi 3 tingkat:
1. Hyperemesis gravidarum tingkat pertama
 Muntah berlangsung terus
 Makan berkurang
 Berat badan menurun
 Kulit dehidrasi-tonusnya lemah
 Nyeri di daerah epigastrium
 Tekanan darah turun dan nadi meningkat

7
 Lidah kering
 Mata tampak cekung
2. Hyperemesis gravidarum tingkat kedua
 Penderita tampak lebih lemah
 Gejala dehidrasi makin tampak mata cekung, tugor kulit makin
kurang, lidah kering dan kotor.
 Tekanan darah turun, nadi meningkat
 Berat badan makin menurun
 Mata ikterik
 Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urin berkurang, badan
aseton dalam urin meningkat
 Terjadi gangguan buang air besar
 Mulai tampak gejala gangguan keadaran, menjadi apatis
 Napas berbau aseton
3. Hyperemesis gravidarum tingkat ketiga
 Muntah berkurang
 Keadaan umum wanita hamil makin menurun: tekanan darah
turun, nadi meningkat, dan suhu naik: keadaan dehidrasi makin
jelas
 Gangguan fatal hati terjadi dengan manifestasi icterus
 Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnolen sampai koma:
komplikasi susunan saraf pusat (ensofalopati wenicke):
nistagmus-perubahan arah bola mata, diplopia-gambar tampak
ganda, perubahan mental.
2.2.4 Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG) dapat menjadi faktor mual dan
muntah. Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan
lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi
ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,

8
ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non-protein nitrogen,
asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12,
dapat mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan alat-alat vital sampai
menimbulkan kematian. (Mitayani, 2009 hal 56).

2.2.5 Pengaruh Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin


1. Komplikasi yang terjadi pada ibu:
 Hiperemesis dapat menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang.
 Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih
banyak, dapat merusak hati.
 Terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro
intestinal.
2. Komplikasi yang terjadi pada janin:
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat badan lahir rendah, kelahiran premature dan malformasi pada
bayi lahir.
2.2.6 Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, terapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,
sanpai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan/minum dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologik

9
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Cairan
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-
3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
4. Obat
Pemberian obat pada hyperemesis gravidum sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat dipilih obat yang tidak
bersifat teratogenik atau dapat menyebabkan kelainan kongenital pada
bayi.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikistrik bila
keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus teraupetik sering sulit diambil,
oleh karana itu di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi
dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel
pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan ada hiperemesis tingkat III
makanan hanya berupa roti kering dan buah-buhan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan Selama beberapa hari.

10
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah
berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang
bergizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan.
Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A
dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita
dengan hiperemesisringan. Menurut kesanggupan penderita.
Minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi kecuali kalsium (Rukiyah, 2010).
2.2.7 Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati mual dan muntah agar tidak
terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara yaitu :
1. Terapi nutrisi makan sedikit tapi sering agar perut tidak terlalu penuh
dengan hanya sekali makan tapi banyak, seperti roti beras, roti gandum.
2. Hindari makanan yang dapat membuat anda merasa sakit, seperti
makanan gorengan, berlemak atau berbumbu.
3. Hindari minum teh atau kopi berlebihan.
4. Hindari memakai pakaian ketat.
5. Konsultasi ke dokter kandungan jika muntah berlanjut.
6. Suplemen B6 dan zinc juga khrom dapat sangat efektif, khususnya bagi
wanita yang baru menggunakan pil kontrasepsi Karena pil ini merusak
kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi-nutrisi tersebut dari makanan
yang anda santap.
7. Pengobatan herbal, coba the kamomil atau spearmint, atau teh jahe parut
yang direbus dalam air mendidih,

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Emesis gravidarum (morning sickness) adalah gejala yang wajar atau sering
terdapat pada kehamilan trimester pertama.Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.Gejala-gejala ini biasanya
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih
10 minggu.
Sedangkan Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang hebat
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan atau gangguan elektrolit sehingga menggangu aktivitas sehari – hari
dan membahayakan janin didalam kandungan. Pada umumnya terjadi pada
minggu ke 6 – 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut hingga minggu ke 16 –
20 masa kehamilan.
3.2 Saran
Dengan mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai Emesis
Gravidarum dan Hiperemesis gravidarum mahasiswa mampu mengetahui dan
mempraktekan serta dapat membantu di lapangan kerja dengan efektif sesuai
dengan teori yang benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arief, B., 2009. Sistem Kardiovasculer: Decompensatio Cordis, (online)


(http://ebdosama.blogspot.com/2009/03/sistem-kardio-
vaskulerdecompensatio.html, diakses 18 Desember 2011)
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing. Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I. Anugerah, edisi 4.
Jakarta : EGC.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC
Manuaba, 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Jakarta:EGC

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans
Info Media.
Sarlito Wirawan Sarwono. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali.
Sastrowinata, S., 2004. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, ed.2.
Jakarta: EGC.
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/02/gizi-buruk.htm
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-fitarianah-5363-2-
babii.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai