Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDENCE BASED


PADA BAYI NY.S USIA 1 HARI NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI
MASA KEHAMILAN DI RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:

Nama : Nahdiyah Karimah

NIM : P1337424718054

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDENCE BASED
PADA BAYI NY.S USIA 1 HARI NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA
KEHAMILAN DI RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:

Nama : Nahdiyah Karimah

NIM : P1337424718054

Disetujui Pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif pada

tanggal

Mengetahui

Salamah,S.S.T.Keb.
NIP.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDENCE BASED
PADA BAYI NY.S USIA 1 HARI NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA
KEHAMILAN DI RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:

Nama : Nahdiyah Karimah

NIM : P1337424718054

Disetujui Pembimbing Institusi pada tanggal

Mengetahui

Elisa Ulfiana, S.SiT,M.Kes


NIP.197901082005012001
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peulis dapat menyelesaikan laporan praktik klinik

kebidanan komprehensif dengan judul ‘Asuhan Kebidanan Berdasarkan

Evidence Based pada Bayi Ny.S Usia 1 Hari Neonatus Cukup Bulan Sesuai

Masa Kehamilan di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara’.

Proses penulisan laporan ini melibatkan berbagai pihak, maka penulis

mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu

penyelesaian laporan ini, diantaranya yaitu :

1. Marsum, BE,SPd,MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang

atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menempuh Pendidikan

Magister Terapan Kebidanan.

2. Prof. Dr.dr. Suharyo Hadisaputro, SpPd, KPTI, FINASIM atas dukungan

yang telah diberikan kepada kami selama menempuh pendidikan.

3. Elisa Ulfiana,S.SiT,M.Kes. selaku pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan masukan kepada penulis.

4. dr.Dwi Susilowati,M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kalinyamatan yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan praktik klinik kebidanan

komprehensif.

5. Salamah, S.S.T.Keb selaku pembimbing lahan yang telah memberikan

masukan kepada penulis.

6. Seluruh staff dan karyawan RSUD RA Kartini

iv
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua

pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Semarang, 2019

Penulis,

Nahdiyah Karimah

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................ vi

DAFTAR TABEL.......................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................... .. 1

B. Tujuan......................................................................... .. 3

C. Ruang Lingkup........................................................... .. 4

D. Manfaat........................................................................ .. 4

BAB II PROFIL RSUD RA KARTINI

A. Gambaran Umum RSUD RA Kartini............................... 5

B. Struktur Organisasi RSUD RA Kartini............................. 10

C. Permasalahan............................................................ ... 11

BAB III KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus................................................ .. 12

B. Kajian Teori................................................................ .. 25

BAB IV PEMBAHASAN................................................................ 53

BAB V PENUTUP

A. Simpulan....................................................................... . 57

B. Saran............................................................................ . 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
Daftar Tabel

Tabel 2.1 SOP Pertolongan BBL di RSUD R.A. Kartini...................... 6

Tabel 2.2 Tenaga Kesehatan di RSUD R.A. Kartini tahun 2018........... 8

Tabel 3.1 Reflek Primitif BBL.............................................................. .... 30

vii
Daftar Gambar

Gambar 4.1 Durasi Tidur Bayi Ny.S....................................................... 53

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak mengalami proses pertumbuhan perkembangan yang

berbeda-beda, maupun keunikan-keunikkan tersendiri. Salah satu faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan adalah istirahat atau tidur.

Tidur merupakan prioritas utama bagi Bayi Baru Lahir (BBL) karena terjadi

repair neuro-brain dan kurang lebih 75% hormon pertumbuhan diproduksi

(Abdurrahman, 2015).

BBL sampai kira-kira usia 3 bulan, akan menghabiskan waktu

tidurnya 15-17 jam (8 jam tidur siang dan 9 jam tidur malam). BBL dikatakan

memiliki kualitas tidur yang baik apabila lama tidurnya biasanya hampir

seimbang antara siang dan malam, bayi bisa tidur dengan tenang, bayi

merasa sangat segar saat bangun tidur di pagi hari dan bayi merasa penuh

semangat untuk melakukan aktivitas fisik (Abdurrahman, 2015).

Berdasarkan data WHO tahun 2012 tercatat 33 % bayi di dunia

mengalami masalah tidur. Di Indonesia tercatat 44,2% bayi mengalami

gangguan tidur. Namun lebih dari 72% orang tua menganggap gangguan

tidur pada bayi bukan suatu masalah. Hal tersebut diungkapkan dalam

penelitian oleh Sekartini (2004-2005) yang dilaksanakan di Jakarta,

Bandung, Medan, Palembang dan Batam. dengan jumlah responden 385

orang, diperoleh data 51,3% bayi mengalami gangguan tidur, 42 % jam tidur

malamnya kurang dari 9 jam, terbangun malam hari lebih dari 3 kali dan

lama terbangun malam hari lebih dari 1 jam (Abdurrahman, 2015).

1
Jumlah bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden

Ajeng Kartini pada tahun 2017 sebanyak 4.144. kemudian mengalami

penurunan pada tahun 2018 yaitu sebanyak 3.945. Sedangkan pada bulan

Januari – Maret tahun 2019 sebanyak 1.008.

Salah satu terapi untuk memperbaiki kualitas tidur bayi yaitu pijat.

Bayi yang otot – ototnya distimulus dengan urut atau pemijatan akan

nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan waktu yang lama

setelah pemijatan. Bayi juga tidak rewel seperti sebelumnya. Ketika bayi

tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar, dan bayi merasa

tenang setelah dipijat (Subakti & Anggraini, 2008).

Selama ini pijat bayi dilakukan oleh dukun dengan ilmu turun temurun

dan tanpa pelatihan. Padahal pijat bayi dapat dilakukan oleh ibu maupun

kader kesehatan posyandu setelah melalui pelatihan pijat bayi. Kader

kesehatan posyandu perlu mengerti cara melakukan pijat bayi agar dapat

memberikan pelayanan kepada bayi dan memberikan penyuluhan kepada

orang tua tentang cara pijat bayi (Marni & Ambarwati, 2015).

Sentuhan dan pijatan yang dilakukan oleh orang tua dapat menjadi

ungkapan cinta kasih yang akan mempererat ikatan batin dengan bayi. Bayi

yang mendapatkan sentuhan dan pijatan dalam 4 bulan pertama kehidupan

akan menunjukkan sikap tersenyum, bersuara, dan tidak rewel. Hal tersebut

menunjukkan sentuhan ibu kepada bayi akan menunjukkan dampak positif

bagi bayi. Maka pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua, bukan oleh

dukun bayi (Sari, Misrawati, & Agrina, 2013).

2
Di RSUD RA Kartini tidak ada intervensi khusus dan belum diterapkan

asuhan kebidanan berdasarkan Evidence Based (EBM) pada BBL yang

memiliki pola tidur tidak baik. EBM adalah suatu pendekatan medik yang

didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan

kesehatan penderita. Belum diterapkannya asuhan kebidanan berdasarkan

evidence based disebabkan beberapa faktor yaitu pengetahuan, beban kerja

dan kebijakan kepala RSUD RA Kartini. Padahal asuhan kebidanan

berdasaran evidence based perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan dan kepuasan klien.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan asuhan

kebidanan berdasarkan evidence based pada bayi Ny.S usia 1 hari neonatus

cukup bulan sesuai masa kehamilan di RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.S usia 1 hari neonatus

cukup bulan sesuai masa kehamilan di RSUD RA Kartini Kabupaten

Jepara berdasarkan evidence based yaitu pijat bayi menggunakan

management varney dengan pendokumentasian SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mengumpulkan data dasar berupa data subjektif dan objektif

asuhan kebidanan pada bayi Ny.S

b. Mampu menginterpretasi data dasar asuhan kebidanan pada bayi

Ny.S

c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada

asuhan kebidanan pada bayi Ny.S

3
d. Mampu menentukan kebutuhan tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi atau rujukan pada asuhan kebidanan pada bayi Ny.S

e. Mampu menyusun rencana pada asuhan kebidanan pada bayi Ny.S

berdasarkan analisa yang didapat.

f. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi

Ny.S

g. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan pada bayi Ny.S

C. Ruang Lingkup

1. Tempat : RSUD RA Kartini

2. Sasaran : asuhan kebidanan berdasarkan evidence based pada

bayi Ny.S usia 1 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

3. Waktu : 9 – 11 Mei 2019

D. Manfaat

1. RSUD RA Kartini

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi RSUD RA

Kartini khususnya bidan mengenai asuhan kebidanan evidence based

yaitu pijat bayi sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada

klien atau pasien secara profesional.

2. Institusi Pendidikan

Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

dan menjadi bahan referensi mengenai asuhan kebidanan berdasarkan

evidence based yaitu pijat bayi.

3. Klien /Pasien

Keluarga klien diharapkan dapat melakukan pijat bayi untuk

membuat bayi merasa nyaman.

4
BAB II
PROFIL RSUD RA KARTINI

A. Gambaran Umum RSUD RA Kartini

1. RSUD RA Kartini

a. Status Kepemilikan : Pemerintah Kabupaten Jepara

b. Kelas Rumah Sakit : Kelas B Non Pendidikan

c. Luas Tanah : 31.311 m2

d. Luas Lantai Bangunan : 29.508 m2

e. Fasilitas air : sumur artetis 4 unit

f. Fasilitas gas : sentral oksigen (95%)

g. Fasilitas pengolahan limbah : IPAL

h. Komunikasi 0291) 591175,

i. Transportasi : 4 ambulance, 4 mobil operasional,

dan 5 sepeda motor.

2. Visi RSUD RA Kartini

Terwujudnya Rumah Sakit pendidikan dan pelayanan rujukan utama

3. Misi RSUD RA Kartini

a. Menyelenggarakan pelayanan prima

b. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia

c. Mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

d. Melengkapi sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

e. Meningkatkan kerja sama lintas sector

4. Motto RSUD RA Kartini

’Mitra anda menjadi sehat

5
5. PONEK di RSUD RA Kartini

a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis

1) Pelayanan Kehamilan

2) Pelayanan Persalinan Normal & Persalinan dengan Tindakan

3) Pelayanan Nifas

4) Asuhan Bayi Baru Lahir

Tabel 2.1 SOP Pertolongan BBL Fisiologis di RSUD R.A. Kartini


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERTOLONGAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS

DITETAPKAN OLEH KEPALA RSUD RA KARTINI

DEFINISI Pertolongan bayi haru lahir fisiologis adalah pertolongan


sesegera mungkin sejak kepala lahir sampai seluruh tubuh
bayi lahir.

TUJUAN Sebagai acuan dalam pertolongan bayi baru lahir untuk


membersihkan jalan nafas, mempertahankan suhu
pencegahan perdarahan umbilical dan infeksi serta
memenuhi kebutuhan nutrisi.

KEBIJAKAN Pertolongan BBL harus dilakukan secara cepat dan tepat

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


a. Sarung tangan steril
b. Bengkok.
c. Vit K dan spuit 1 cc
d. Salep atau tetes mata
e. Kain, handuk bayi, dan baju bayi.
f. Status bayi baru lahir (merah/biru).
g. Gelang (rnerah / biru).
h. Stampad
i. Timbangan berat badan bayi
j. Pita ukur
k. Stature gauge baby

2. Pelaksanaan :

6
a. Bersihkan bayi segera setelah lahir, ganti kain
basah dengan kain kering, nilai usaha bernapas,
warna kulit, dan denyut jantung
b. Jika bayi telah menangis spontan, maka segera
keringkan bayi dengan handuk kering, bersihkan
dan hangatkan. Berikan kepada ibu untuk kontak
kulit dengan segera menyusu (IMD)
c. lakukan penilaian APGAR 1 menit dan 5 menit
d. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk
mencari adanya kelainan
e. Timbang berat badan bayi, ukur panjang bayi,
lingkar kepala, dan lingkar dada.
f. Jaga kehangatan bayi dengan memakaikan
pakaian dan tidak memandikan bayi minimal 6 jam
setelah lahir
g. Berikan injeksi vitamin K dan tetes atau salep mata
h. Lakukan cap stempel pada kaki bayi di surat
keterangan kelahiran
i. Berikan bayi kepada ibu untuk menyusu
j. Perhatikan pengeluaran urin dan mekonium
k. Lakukan pendokumentasian
UNIT Ruang bersalin dan ruang bayi
DOKUMEN Status pasien rawat inap

5) Imunisasi

6) Inisiasi Menyusui Dini (KMD)

7) Kangooro Mother Care (KMC)

b. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Dengan Resiko Tinggi

c. Pelayanan Ginekologis

d. Pelayanan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi

e. Pelayanan Rawat Gabung

6. Tenaga Kesehatan di RSUD RA Kartini

7
Tabel 2.2 Tenaga Kesehatan di RSUD R.A. Kartini tahun 2018

Keadaan
No Kualifikasi Pendidikan Laki- Perempuan
laki
Tenaga Kesehatan
1. Tenaga Medis
1.1 Dokter Umum 10 13
1.2 Dokter Spesialis Bedah 2 1
1.3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 2
1.4 Dokter Spesialis Kesehatan Anak 1 2
1.5 Dokter Spesialis Obgyn 4 -
1.6 Dokter Spesialis Radiologi 1 1
1.7 Dokter Spesialis Anesthesi 2 1
1.8 Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1
1.9 Dokter Spesialis Jiwa - 2
1.10 Dokter Spesialis Mata - 2
1.11 Dokter Spesialis THT - 3
1.12 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin - 1
1.13 Dokter Spesialis Kardiologi 1 -
1.14 Dokter Spesialis Paru 2 -
1.15 Dokter Spesialis Saraf 2 -
1.16 Dokter Spesialis Bedah Orthopedi 1 -
1.17 Dokter Spesialis Patologi Anatomi - 1
1.18 Dokter Spesialis Forensik 1 -
1.19 Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 1 -
1.20 Dokter Gigi - 2
1.21 Dokter Gigi Spesialis 1 -
1.22 Dokter Subspesialis Bedah Digestif 1 -
1.23 Dokter Subspesialis Onkologi - 1
2. Tenaga Paramedis
2.1 S1 Keperawatan 6 18
2.2 S1 Profesi Ners 43 68
2.3 D4 Keperawatan 3 1
2.6 D3 Keperawatan 74 143
2.7 D4 Kebidanan - 7
2.8 D3 Kebidanan - 60
3. Tenaga Kesehatan Lain
3.1 S2 Farmasi - 1
3.2 S1 Farmasi 1 3
3.3 S1 Profesi Apoteker 3 8
3.4 D3 Farmasi 2 8
3.5 Asisten Apoteker 1 8

8
3.6 D3 Analisis Farmasi dan Makanan - 1
4. Tenaga Kesehatan Lain
4.1 S2 Kesehatan Lingkungan 1 -
4.2 S1 Kesehatan Masyarakat 5 11
4.3 S1 Profesi Psikologi - 3
4.4 D3 Sanitarian 2 1
5. Tenaga Kesehatan Lain
5.1 S2 Gizi - 1
5.2 S1 Gizi 1 -
5.3 D3 Gizi 2 4
6. Tenaga Kesehatan Lain
6.1 D3 Fisioterapi 2 3
6.2 D3 Okupasi Terapi 1 -
6.3 D3 Terapi Wicara - 1
6.4 D3 Kesehatan Gigi - 1
7. Tenaga Kesehatan lain
7.1 D4 Teknik Radiologi & Radioterapi 1 -
7.2 D3 Teknik Radiologi & Radioterapi 4 2
7.3 D3 Refraksionis Optisien - 1
7.4 D3 Rekam Medis 3 6
7.5 D3 Teknik Elektromedik 3 -
7.6 D4 Analisa Kesehatan 1 3
7.7 D3 analisa kesehatan 1 16
7.8 D3 Orthotik Prostetik 1 -
7.9 D1 Teknik Bank Darah 2 -

9
B. Struktur Organisasi RSUD RA Kartini
DIREKTUR

Dr. Dwi Susilowati,M.Kes

JABATAN
FUNGSIONAL

WAKIL DIREKTUR UMUM & WAKIL DIREKTUR


KEUANGAN PELAYANAN

Muh. Ali, S.Kep, MM.Kes dr. Bambang Dwipo, M.Kes

BAGIAN BINA PROGRAM BIDANG


BIDANG PELAYANAN
& HUKUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN UMUM BIDANG
MEDIK KEPERAWATAN
PENUNJANG MEDIK
Hadi Sarwoko,S.KM,M.Kes Himawan MDP,SE,MH Mujoko, SH., MH
dr.Sukmawati K Nur Cholis,S.Kep,Ns Sri Rahayu, S.Kep

SUB BAGIAN SEKSI


SUB BAGIAN PROGRAM ANGGARAN & SUB BAGIAN TATA SEKSI SEKSI
PELAYANAN I
& EVALUASI MOBILISASI DANA USAHA PENUNJANG I KEPERAWATAN I

Slamet Noor Riyadi, AMKL Yuliana W, SE Umrotun, SH, MH Edi S,S.Kep,Ns Dr.Pujianto B,MMR Abdul H,S.Kep,Ns
SEKSI
SEKSI
KEPERAWATAN II
SUB BAGIAN SIM RS PENUNJANG II
& PROMOSI SUB BAGIAN SUB BAGIAN SEKSI PELAYANAN
PERBENDAHARAAN KEPEGAWAIAN Sri Wahyuni, S.Kep
II Dwi Prasetyowati,
Kariyoto, S.Kep,
Sarsito, SH Sih Dinar MR, SH, MM
S.Kep
MM.Kes Sulih Raharjo, S.Kep

SUB BAGIAN HUKUM SUB BAGIAN SUB BAGIAN RUMAH


& HUMAS AKUNTANSI & TANGGA 10
VERIFIKASI
Karnono,SE,MM Ana Peristiwa Ningsih,
Anik Liftiana,SKM SH
C. Permasalahan

Di RSUD RA Kartini belum diterapkan asuhan kebidanan berdasarkan

evidence based pada bayi baru lahir khususnya bayi yang memiliki pola tidur

tidak baik. Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik

yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan

kesehatan penderita. Salah satu contoh EBM yaitu pijat bayi. Belum

diterapkannya asuhan kebidanan berdasarkan evidence based disebabkan

beberapa faktor yaitu pengetahuan, beban kerja dan kebijakan kepala RSUD

RA Kartini.

Padahal asuhan kebidanan berdasaran evidence based perlu

dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan klien.

Bidan merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan berkualitas

dan sebagai tenaga kesehatan yang profesional, bekerja sebagai mitra

masyarakat khususnya keluarga sebagai unit terkecil.

Asuhan kebidanan berdasarkan evidence based seperti pijat bayi

diharapkan dapat membuat bayi semakin nyaman, meningkatkan kualitas

tidur bayi, memacu perkembangan otak dan sistem saraf, meningkatkan

gerak peristaltik untuk pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh

dan meningkatkan berat badan bayi , tanpa menggunakan intervensi medis.

Maka, efek samping tidak akan terjadi. Bidan dapat menerapkan asuhan

kebidanan berdasarkan evidence based baik saat memberikan pelayanan di

rumah sakit, klinik mandiri, maupun saat kunjungan rumah.

11
BAB III
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus

ASUHAN KEBIDANAN BERDASARKAN EVIDENCE BASED

PADA BAYI NY.S USIA 1 HARI NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI

MASA KEHAMILAN DI RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA

1. Pengkajian

Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Mei 2019

Pukul : 08.15 WIB

Tempat : Ruang Bougenvile RSUD RA Kartini

a. Anamnesa

1) Biodata

Identitas bayi

Nama : Bayi Ny. S

Tanggal/ Jam lahir : 8 Mei 2019 / 11.05 WIB

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Identitas orang tua

Nama Ibu : Ny. S Nama ayah : Tn. EK

Umur : 19 tahun Umur : 24 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : SD

Pekerjaan : I.R.T Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Somosari Sewengen Alamat : Desa Somosari

RT 4 RW 8 Batealit Sewengen 4/8 Batealit

Jepara Jepara

12
2) Alasan Datang

Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 11.05 WIB di

RSUD RA Kartini

3) Keluhan Utama

Ibu mengatakan bayinya sering terbangun dan menangis pada malam hari

karena haus dan buang air kecil

4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan Ibu

a) Kehamilan

Frekuensi ANC : 8 kali

Imunisasi TT : 2 kali

HPHT : 8 Agustus 2018

HPL : 15 Mei 2019

Umur kehamilan : 39 Minggu

Kebiasaan selama hamil :

 Merokok : ibu mengatakan ibu dan suami tidak pernah merokok

Konsumsi alkohol : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi

alkohol

 Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas: ibu

mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu – jamuan,

narkoba, dan obat – obatan bebas selama hamil

b) Persalinan

Tanggal : 8 Mei 2019

Pukul : 11.05 WIB

Jenis persalinan : Spontan

13
Lama kala I : 8 jam

Lama kala II : 45 menit

Penyulit : Ketuban Pecah Dini

5) Riwayat Perinatal

Keadaan lahir : Normal

Jenis kelamin : Laki - laki

Apgar Score : 8/9/10

Berat Badan Lahir : 2800 gram

LK : 31 cm

LD : 32 cm

PB : 46 cm

6) Riwayat kembar

ibu mengatakan ibu dan suami tidak memiliki riwayat kembar dalam keluarga

7) Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan

1) Penyakit yang diderita ibu : Tidak ada

2) Penyakit yang diderita ayah : Tidak ada

3) Penyakit yang diderita keluarga : Tidak ada

b. Kebutuhan psikososial

1) Respon ibu terhadap kehadiran bayinya : Menerima

2) Respon suami dan keluarga terhadap kelahiran bayi : Menerima.

8) Pola Kebiasaan Sehari – hari

a. Pola Nutrisi : hanya minum ASI setiap 2 jam

b. Pola eliminasi : Ibu mengatakan bayinya sudah BAK 7x, warna kuning

dan BAB 5x, konsistensi lembek, warna hitam

14
c. Pola Istirahat: Ibu mengatakan bayi tidur siang sekitar 4 jam, tidur

malam sekitar 7 jam, sering terbangun terbangun dan menangis pada

malam hari karena haus dan buang air kecil

d. Pola aktifitas: Ibu mengatakan aktivitas bayinya menyusu, tidur, dan

menangis

e. Pola kebersihan diri : Ibu mengatakan bayinya belum dimandikan dan

ganti pakaian jika basah/kotor

b. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis.

Vital sign : N = 138 x /mnt, RR = 50 x /mnt, T= 37,5 0 C

Pengukuran antropometri :

BB : 2800 gr

Lingkar Kepala : 31 cm

Lingkar dada : 32 cm

Lingkar lengan : 11 cm

Panjang badan : 46 cm

2) Status Present

Kepala :mesochepal, tidak ada caput succedenium dan cephal

hematoma, rambut hitam lurus, distribusi rambut merata

dan tidak mudah rontok

Mata :simetris, konjungtiva tidak pucat dan sclera tidak ikterik,

tidak ada sekret

Hidung :tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung,

tidak ada polip

15
Mulut :bibir lembab, lidah bersih, tidak ada labioskisiz dan

labiopalatoskisiz

Telinga :simetris, tidak ada pengeluaran cairan abnormal/pus

Leher :tidak ada benjolan, tidak ada kaku kuduk, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar

limfe

Dada :simetris dan tidak ada retraksi dinding dada

Pulmo/jantung :tidak ada wheezing dan ronkhi, irama jantung normal

Abdomen :simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada

pembesaran hati dan limpa, terdapat klem tali pusat, tali

pusat masih basah dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi

tali pusat (tidak kemerahan/ bengkak/ mengeluarkan

nanah)

Genetalia :bersih, testis sudah turun ke skrotum

Punggung :tidak ada spina bifida

Anus :bersih, berlubang

Ekstremitas :kedua tangan simetris, kedua kaki simetris, jari – jari

tangan dan kaki lengkap, tidak pucat dan gerak aktif

Kulit : warna kemerahan, turgor kulit baik dan lembap

Reflek : Rooting reflex : positif

Grasp reflek : kuat

Tonic neck reflek : positif

Sucking reflek : kuat

Moro reflek : positif

Babinski reflek : positif

16
2. Analisa

Bayi Ny.S usia 1 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Masalah : Gangguan pola tidur pada bayi

Kebutuhan : Pijat bayi untuk memperbaiki pola tidur bayi

3. Penatalaksanaan

Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Mei 2019 Pukul : 08.45 WIB

a. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya sehat & normal, hal ini

ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan antara lain berat badan 2800 gram,

nadi = 138x /mnt, frekuensi pernapasan = 50 x /mnt, dan suhu = 37,5 0 C

Hasil :

Ibu mengatakan senang setelah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa

bayinya dalam kondisi sehat dan normal

b. Melakukan dan mengajarkan pijat bayi dengan baby oil kepada ibu mulai

dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, & punggung, serta

menganjurkan kepada ibu untuk melakukan pijat bayi setiap pagi dan

malam.

Hasil :

Bayi Ny.S terlihat nyaman setelah dipijat dan ibu terlihat dapat melakukan

pijat bayi dengan benar, serta ibu mengatakan akan melakukannya

dirumah

c. Menjelaskan kepada ibu manfaat pijat bayi yaitu membuat bayi semakin

tenang, meningkatkan kualitas tidur bayi, memperlancar peredaran darah,

memacu perkembangan otak dan sistem saraf, memperkuat sistem

kekebalan tubuh, memperlancar sistem pencernaan, dan meningkatkan

berat badan

17
Hasil :

Ibu mengatakan paham dengan penjelasan bidan mengenai manfaat pijat

bayi

d. Memandikan bayi menggunakan air hangat – hangat kuku agar suhu

tubuh bayi tidak hilang dengan sendirinya, bayi terlihat bersih dan segar

Hasil :

Bayi Ny.S telah dimandikan

e. Melakukan perawatan tali pusar dengan cara mengolesi tali pusar dengan

ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusar dan mencegah infeksi pada

bayi. Serta menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusar

dengan ASI

Hasil :

Tali pusat bayi Ny.S telah diolesi dengan ASI

f. Menginjeksi Hb0 dosis 0,5 ml pada 1/3 paha kanan anterolateral secara

intramuscular untuk mencegah penyakit hepatitis B

Hasil :

Bayi Ny.S telah diimunisasi Hb 0 dan tidak ada reaksi penyuntikan

(seperti kemerahan dan bengkak)

g. Menganjurkan ibu untuk memerhatikan tanda-tanda apabila bayi

kelaparan dan selalu susui bayi tepat waktu. Pada bulan pertama

kehidupan bayi, bayi harus disusui sebanyak 12 kali selama 24 jam

(bangunkan bayi setiap 2 jam untuk menyusu saat siang hari dan

bangunkan bayi setiap 4 jam untuk disusui saat malam hari), biasakan

untuk menyusui bayi selama yang dia inginkan hingga merasa kenyang,

18
kemudian bisa pindahkan ke payudara bergantian ketika sudah merasa

kosong.

Hasil :

Ibu mengatakan akan menyusui bayinya sesuai permintaan bayi atau

setiap 2 jam pada siang hari dan setiap 4 jam pada malam hari

h. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga suhu tubuh dan kestabilan suhu

bayi agar selalu nyaman, hangat dan terhindar dari hipotermi dengan cara

mengganti pakaian maupun popok saat basah dan kotor, selalu

menyelimuti bayi, dan menjauhkan bayi dari kipas angin / AC.

Hasil :

Ibu mengatakan akan menjaga kehangatan bayi

4. Catatan Perkembangan

Hari/tanggal : Jumat, 10 Mei 2019

Pukul : 08.15 WIB

Tempat : Ruang Bougenvile RSUD RA Kartini

S :

a. Ibu mengatakan bayinya sering terbangun & menangis pada malam hari

karena haus dan buang air kecil

b. Ibu mengatakan bayinya tidur siang 6 jam / hari dan tidur malam 7

jam/hari

c. Ibu mengatakan menyusui bayinya sesuai permintaan bayi atau setiap 2

jam pada siang hari dan setiap 4 jam pada malam hari

d. Ibu mengatakan bayinya BAK 10x/hari, warna kuning dan BAB 4x/hari,

konsistensi lembek, warna hitam

19
O : KU : Baik

Kesadaran : composmentis

TTV : N = 130 x/menit, RR = 54 x/menit, T = 37 0 C

BB : 2700 gram

Terdapat klem tali pusat, tali pusat masih basah dan tidak terdapat

tanda-tanda infeksi tali pusat (tidak kemerahan/ bengkak/ mengeluarkan

nanah)

Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik dan lembap

A : Bayi Ny.S usia 2 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Masalah : gangguan pola tidur

Kebutuhan : pijat bayi untuk memperbaiki pola tidur bayi

P :

Hari/tanggal : Jumat, 10 Mei 2019 Pukul : 08.45 WIB

a. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya dalam kondisi sehat dan normal,

hal ini ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan antara lain berat badan 2700

gram, nadi = 130x /mnt, frekuensi pernapasan = 54 x /mnt, dan suhu =

370 C

Hasil :

Ibu mengatakan senang setelah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa

bayinya dalam kondisi sehat dan normal

b. Melakukan pijat bayi dengan baby oil mulai dari bagian kaki, perut, dada,

tangan, muka, & punggung

20
Hasil :

Bayi Ny.S terlihat nyaman setelah dipijat dan ibu terlihat dapat melakukan

pijat bayi dengan benar, serta ibu mengatakan akan melakukannya

dirumah

c. Memandikan bayi menggunakan air hangat – hangat kuku

Hasil :

Bayi Ny.S telah dimandikan

d. Melakukan perawatan tali pusar dengan cara mengolesi tali pusar dengan

ASI dan ibu untuk melakukan perawatan tali pusar dengan ASI.

Hasil :

Tali pusat bayi Ny.S telah diolesi dengan ASI

e. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif yaitu

memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain

Hasil :

Ibu mengatakan akan menyusui bayinya secara eksklusif

Hari/tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019

Pukul : 08.15 WIB

Tempat : Ruang Bougenvile RSUD RA Kartini

S :

a. Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya

b. Ibu mengatakan bayinya tidur siang 8 jam/hari dan tidur malam 9 jam/hari

c. Ibu mengatakan menyusui bayinya sesuai permintaan bayi atau setiap 2

jam pada siang hari dan setiap 4 jam pada malam hari

21
d. Ibu mengatakan bayinya BAK 8x/hari, warna kuning dan BAB 4x/hari,

konsistensi lembek, warna hitam

O : KU : Baik Kesadaran : composmentis

TTV : N = 120 x/menit, RR = 44 x/menit, T = 36,8 0 C

BB : 2700 gram

Terdapat klem tali pusat, tali pusat masih basah dan tidak terdapat

tanda-tanda infeksi tali pusat (tidak kemerahan/ bengkak/ mengeluarkan

nanah)

Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik dan lembap

A : Bayi Ny.S usia 3 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

Masalah :-

Kebutuhan :-

P :

Hari/tanggal : Sabtu, 11 Mei 2019 Pukul : 08.45 WIB

a. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya dalam kondisi sehat dan normal,

hal ini ditunjukkan oleh hasil pemeriksaan antara lain berat badan 2700

gram, nadi = 120x /mnt, frekuensi pernapasan = 44 x /mnt, dan suhu =

36,80 C

Hasil :

Ibu mengatakan senang setelah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa

bayinya dalam kondisi sehat dan normal

b. Melakukan pijat bayi dengan baby oil mulai dari bagian kaki, perut, dada,

tangan, muka, & punggung

22
Hasil :

Bayi Ny.S terlihat nyaman setelah dipijat dan ibu terlihat dapat melakukan

pijat bayi dengan benar, serta ibu mengatakan akan melakukannya

dirumah

c. Memandikan bayi menggunakan air hangat – hangat kuku

Hasil :

Bayi Ny.S telah dimandikan

d. Melakukan perawatan tali pusar dengan cara mengolesi tali pusar dengan

ASI dan ibu untuk melakukan perawatan tali pusar dengan ASI.

Hasil :

Tali pusat bayi Ny.S telah diolesi dengan ASI

e. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau

menyusu atau memuntahkan semuanya, kulit kebiruan, kejang,

mengalami perdarahan, merintih, demam (suhu > 37,50 c) atau teraba

dingin (<360 c), frekuensi napas < 20x/menit atau > 60x/menit.

menganjurkan ibu untuk ke fasyankes apabila mengalami salah satu atau

beberapa tanda bahaya bayi baru lahir.

Hasil :

Ibu dapat mengulangi penjelasan bidan mengenai tanda bahaya BBL dan

mengatakan akan membawa bayinya ke fasyankes apabila

mengalaminya.

23
f. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya diperbolehkan pulang dan

mengajurkan kepada ibu untuk membawa bayinya ke fasyankes apabila

mengalami masalah kesehatan

Hasil :

Bayi Ny.S telah pulang pada pukul 11.00 WIB

24
B. Kajian Teori

1. Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Pengertian BBL

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram

sampai 4000 gram (Mutmainnah, Johan, & Liyod, 2017).

b. Periode Transisi BBL

Masa transisi ini mencerminkan suatu kombinasi respons simpatik

terhadap tekanan persalinan dan respons parasimpatik (sebagai respon

yang diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerak peristaltik)

(Armini, Sriasih, & Marhaeni, 2017). Periode transisi yaitu :

1) Reaktivitas I

Reaktivitas I dimulai pada maa persalinan dan berakhir setelah

30 menit. Selama periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat

jelas. Warna kulit terlihat sementara sianosis dan akrosianosis. Selama

periode ini mata bayi membuka dan bayi memperlihatkan perilaku

siaga. Selama ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan

kontak bayi dan ibu. Bayi sering mengeluarkan kotoran dengan

seketika setelah persalinan dan suara usus pada umumnya terdengar

setelah usia 30 menit. Bunyi usus menandakan sistem pencernaan

berfungsi dengan baik. dan Keluarnya kotoran menandakan anus

dalam keadaan baik (Armini et al., 2017).

2) Fase Tidur

Fase tidur berlangsung 30 menit sampai 2 jam persalinan.

Tingkat pernapasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan tidur,

25
suara usus muncul tapi berkurang. Selama masa tidur memberikan

kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses persalinan dan

periode transisi ke kehidupan diluar uterine (Armini et al., 2017).

3) Reaktivitas II

Reaktivitas II berlangsung 2-6 jam setelah persalinan. Jantung bayi

labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus

lingkungan. Neonatus mungkin membutuhkan makanan dan harus

menyusu. Pemberian ASI penting untuk mencegah hipoglikemia dan

stimulasi pengeluaran kotoran dan pencegahan penyakit kuning (Armini et

al., 2017).

c. Adaptasi Fisiologi BBL

1) Sistem Pernapasan

Rangsangan gerakan pernapasan pertama :

 Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi

mekanik)

 Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor

yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi)

 Rangsanan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam

uterus (stimulasi sensorik)

 Refleks deflasi hering breur

Usaha pertama kali untuk mempertahankan tekan alveoli, selain

adanya surfaktan yang menarik napas atau mengeluarkan napas dengan

menangis berirama sehingga udara tertahan didalam. Apabila surfaktan

berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru – paru kaku (Armini et al.,

2017).

26
2) Sistem Peredaran Darah

Setelah bayi lahir, maka paru akan berkembang mengakibatkan

tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun,

sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan

yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional (Armini

et al., 2017).

3) Sistem Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang

dewasa, sehingga metabolisme basal per KgBB akan lebih besar, sehingga

BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru artinya energi

diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak (Armini et al., 2017).

4) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Tubuh BBL mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif

lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal

belum sempurna karena :

 Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa

 Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus

proksimal

 Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang

dewasa (Armini et al., 2017).

5) Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan

dengan orang dewasa. Pada neonatus sistem pencernaan mengandung

zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan

27
disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam

pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk serta berwarna normal.

Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah terdapat pada neonatus

kecuali amilase pankreas. Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan

sehingga saat lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat

hubungan esofagus bawah dengan lambung belum sempurna dan

kapasitas lambung terbatas yaitu 30 cc (Armini et al., 2017).

d. Pencegahan Infeksi BBL

Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen

perawatan BBL yang sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunnya

masing kurang sempurna. Beberapa asuhan yang diberikan pada BBL yaitu:

1) Perawatan tali pusar

Saat melakukan perawatan tali pusar sebaiknya hindari sering

menyentuh tali pusar dan tangan tidak bersih, jangan menutupi tali pusar

dengan apapun, dan jangan membersihkan tali pusar dengan alkohol.

Sebaiknya mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

merawat tali pusar, menjaga tali pusar tetap kering dan terkena udara,

dan bersihkan tali pusar dengan sabun dan air apabila terkena urin dan

kotoran (Armini et al., 2017).

2) Perawatan Mata

Bersihkan mata segera setelah lahir, oleskan salf atau tetes mata

dalam jam pertama setelah lahir (Armini et al., 2017).

28
3) Imunisasi

Berikan vaksinasi hepatitis B 1-2 jam setelah pemberian vitamin

K1 secara intramuskular untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi

(Armini et al., 2017).

e. Kebutuhan BBL

1) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dipenuhi melalui Air Susu Ibu (ASI)

yang mengandung komponen yang paling seimbang. Bayi baru lahir

diberi makanan ASI sesuai kebutuhan. Perhatikan tanda-tanda apabila

bayi kelaparan dan selalu susui bayi tepat waktu. Pada bulan pertama

kehidupan bayi, bayi harus disusui sebanyak 12 kali selama 24 jam

(bangunkan bayi setiap 2 jam untuk menyusu saat siang hari), biasakan

untuk menyusui bayi selama yang dia inginkan hingga merasa kenyang,

kemudian bisa pindahkan ke payudara bergantian ketika sudah merasa

kosong, dan bangunkan bayi setiap 4 jam untuk disusui saat malam hari

atau susui saat ia membutuhkan (Noordiati, 2018).

Pemberian ASI eksklusif berlangsung hingga enam bulan tanpa

adanya makanan pendamping lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan

jumlah yang dibutuhkan bayi. Selain itu, sistem pencernaan bayi usia 0-6

buan belum mampu mencerna makanan padat (Noordiati, 2018).

2) Kebutuhan Personal Hygiene

Dalam menjaga kebersihan BBL sebenarnya tidak perlu langsung

dimandikan karena sebaiknya bagi BBL dianjurkan untuk memandikan

bayi setelah 6 jam bayi dilahirkan. Hal ini dilakukan agar bayi tidak

29
kehilangan panas yang berlebihan, tujuannya agar bayi tidak hipotermi

karena sebelum 6 jam pasca kelahiran suhu tubuh sangatlah labil.

Setelah 6 jam bayi dimandikan agar terlihat lebih bersih dan segar.

Sebanyak 2 kali dalam sehari bayi dimandikan dengan air hangat dan

rangan yang hangat agar suhu tubuh bayi tidak hilang dengan sendirinya.

Diusahakan bagi orang tua untuk selalu menjaga suhu tubuh dan

kestabilan suhu bayi agar selalu nyaman, hangat dan terhindar dari

hipotermi. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAK dan BAB (Noordiati,

2018).

3) Istirahat

Bayi yang baru lahir sering tertidur namun tidak dalam waktu yang

lama. Beberapa minggu pertama setelah persalinan merupakan masa

penyesuaian untuk bayi. Saat ini, masih terlalu dini untuk mengharapkan

pola tidur yang terstruktur pada bayi. Selama beberapa bulan pertama

kehidupan, bayi akan tidur dan bangun sewaktu – waktu di siang hari dan

malam. Bayi yang baru lahir memiliki total waktu tidur +17 jam per hari

dalam minggu pertama sejak kelahiran dengan pembagian 8 jam untuk

tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam. Bayi yang sering terbangun

mungkin disebabkan karena lapar , popoknya basah, atau karena sakit.

(Noordiati, 2018).

f. Reflek Primitif BBL

Tabel 3.1 Reflek Primitif BBL

Reflek Cara Normal Abnormal

Berkedip Mengetukkan Berkedip dijumpai pada Tidak berkedip


(Blink jari ke tahun pertama yang
Refleks) glabela menunjukkan

30
kebutaan
Mencari Gores sudut Bayi memutar ke arah pipi Tidak ada reflex
(Rooting) mulut bayi yang digoreskan. Reflex sehingga
garis tengah ini menghilang pada umur menunjukkan
bibir 3- 4 bulan. Tetapi bias adanya
menetap hingga umur 12 neurologi berat
bulan khususnya selama
tidur
Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap dengan Reflex yang
(Sucking) botol dan dot kuat dalam berespon lemah atau tidak
atau jari terhadap stimulus, reflex ada
kelingking ini menetap selama masa menunjukkan
pemeriksaan bayi dan mungkin terjadi kelambataan
di bibir bayi selama tidur perkembangan
atau keadaan
neurologi yang
abnormal
Moro’s Ubah posisi Lengan ekstensi, jari – jari Menunjukkan
dengan tiba – mengembang, kepala adanya fraktur
tiba atau menoleh kebelakang atau cedera
pukul meja pada bagian
atau kasur tubuhyang
tertentu.
Meng- Telapak Jari – jari mengatup, Kelainan pada
genggam tangan di membentuk genggaman saraf otak atau
(palmer sentuh bila menetap
grasp)
Babinski Telapak kaki Jari – jari kaki akan Kelainan pada
digoyang membuka saraf otak atau
atau di bila menetap
sentuh
Tonis neck Di Memutar kepala bayi Jika waktu lahir
telentangkan dalam posisi di lentangkak menunjukkan
akan tampak gerakkan respon yang

31
berlawanan arah antara sterotip ( justru
kepala dan tubuhnya. searah ) dan
Maksudnya, bila kepala sangat
menegak kearah kanan, menonjol,
maka bagian tubuhnya pertanda ada
seperti bergerak kea rah kerusakkan otak
sebaliknya dengan kedua yang berat
tangan biasanya.
Menggenggam. Posisinya
akan tampak seperti
pemain anggar ( the
pencer pose )
Steping Bila tubuhnya Kakinya akan menjejak – Kelainan pada
diangkat dan jejak seperti akan berjalan motorik kasar
diposisikan
berdiri di atas
permukaan
lantai
Swimming Ditelungkupk Secara otomatis tubuhnya Bayi premature
an didalam akan membuat gerakkan – atau gangguan
air gerakkan seolah berenang motorik kasar

g. Tanda Bahaya BBL

Bayi harus segera dibawa ke fasyankes apabila mengalami tanda

bahaya yaitu:

1) Tidak mau menyusu atau memuntahkan semuanya

2) Biru

3) Kejang

4) Perdarahan

5) Ikterus

32
6) Frekuensi napas < 20x/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama

>15 detik)

7) Frekuensi napas > 60 x/menit

8) Merintih

9) Demam (suhu > 37,50 c) atau teraba dingin (<360 c)(Noordiati, 2018).

2. Evidence Based

Menurut Sackett et al. (2000), Evidence-based medicine (EBM) adalah

suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk

kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek,

EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti

ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya. Evidence based medicine dapat

dipraktekkan pada berbagai situasi, khususnya jika timbul keraguan dalam hal

diagnosis, terapi, dan penatalaksanaan pasien. Adapun langkah-langkah dalam

EBM adalah:

a. Memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan masalah

penyakit yang diderita oleh pasien.

b. Penelusuran informasi ilmiah (evidence) yang berkaitan dengan masalah

yang dihadapi.

c. Penelaahan terhadap bukti-bukti ilmiah yang ada.

d. Menerapkan hasil penelaahan bukti-bukti ilmiah ke dalam praktek

pengambilan keputusan.

e. Melakukan evaluasi terhadap efikasi dan efektivitas intervensi.

33
Dibawah ini merupakan hasil penelitian mengenai perawatan bayi baru lahir:

a. Pijat Bayi

1) Pengertian Pijat Bayi

Pijat adalah mengurut bagian tubuh menggunakan tangan untuk

melemaskan otot. Pijat adalah terapi sentuh paling tua dan paling populer

yang dikenal manusia. Diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak dari awal

kehidupan Manusia di dunia. Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat sangat

berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.

Sentuhan dan pijat pada bayi segera setelah kelahiran merupakan kontak

tubuh kelanjutan yang diperlukan bayi untuk mempertahankan rasa aman.

(Roesli, 2001).

2) Manfaat Pijat Bayi

a) Membuat bayi semakin nyaman

Selama pemijatan, bayi akan mengalami tekanan, peregangan, dan

relaksasi. Sirkulasi darah yang semakin meningkat, perbaikan sirkulasi

udara di kulit, dan stimulasi goncangan merupakan perlakuan yang dapat

memberikan tekanan pada BBL. Karenanya, pemijatan harus dilakukan

dengan hati-hati. Perlakuan harus diimbangi suara lembut dan sentuhan

sayang. Hal ini merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi bayi.

Goncangan dan tekanan lembut tangan orang tua memberikan

rangsangan bagi otot bayi mengembangkan kemampuan meregang dan

relaksasi (Subakti & Anggraini, 2008).

b) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi

34
Bayi yang otot – ototnya distimulus dengan urut atau pemijatan akan

nyaman dan mengantuk.Kebanyakan bayi akan tidur dengan waktu yang

lama begitu pemijatan usai dilakukan. Bayi juga tidak rewel seperti

sebelumnya. Bayi dikatakan memiliki kualitas tidur baik apabila tidur siang

dan tidur malam seimbang (8 jam tidur siang dan 9 jam tidur malam), bayi

tidur dengan tenang, dan saat bangun akan menjadi bugar (Subakti &

Anggraini, 2008).

Berdasarkan penelitian Abdurrahman bahwa dari 10 bayi terdapat 8

bayi yang memiliki kualitas tidur buruk, setelah dilakukan pijat terhadap 10

bayi tersebut, hanya tedapat 3 bayi yang memiliki kualitas tidur buruk.

Sehingga pijat bayi terbukti efektif untuk memperbaiki kualitas tidur bayi.

Hal ini karena pijat bayi menyebabkan peningkatan kadar sekresi

serotonin (neurotransmitter utama yang berkaitan dengan timbulnya

keadaan tidur dengan menekan aktivitas sistem pengaktivasi retrikularis

maupun aktivitas otak lainnya). Serotonin yang disintesis dari asam amino

tripthophan akan diubah menjadi 5-hidroksitriptophan kemudian menjadi

N-asetil serotonin yang akhirnya menjadi melatonin. Melatonin

mempunyai peran dalam membuat tidur lebih lama dan lelap

(Abdurrahman, 2015).

c) Memperbaiki konsentrasi bayi

Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah. Darah pada tubuh

manusia mengalir ke seluruh tubuh , termasuk ke otaknya. Salah satu zat

penting yang dibawa oleh darah adalah oksigen. Ketika suplai oksigen

untuk otak bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berpikir dan

konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin

35
berkecukupan kebutuhan oksigen otak yang terpenuhi. Terpenuhinya

oksigen di otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi

semakin baik (Subakti & Anggraini, 2008).

d) Memacu perkembangan otak dan sistem saraf

Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memac proses

myelinisasi (penyempurnaan otak dan sistem saraf) sehingga dapat

meningkatkan komunikasi otak ke tubuh bayi dan keaktifan sel neuron.

Myelinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan otak bayi

semakin terpacu untuk berfungsi sempurna dalam mengkoordinasikan

tubuh, sehingga bayi lebih sigap dan lincah (Subakti & Anggraini, 2008).

e) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan

Pemijatan dapat meningkatkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik

menurut Thibadeau dan Patton dalam bukunya ‘Anatomy and Physiology’

adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju

lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat berproses

dalam saluran pencernaan (Subakti & Anggraini, 2008).

f) Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Pemijatan memberikan dampak yang signifikan dalam

meningkatkan jumlah sel pembunuh alami. Sel pembunuh alami ini

adalah sekelompok sel darah putih yang membunuh beberapa jenis sel

tumor. Kejadian ini diharapkan memiliki dampak positif, terutama bagi

para bayi yang menderita ancaman HIV dan kanker. Bagi para bayi yang

sehat, penguatan sistem imunitas ini tentu saja akan membuatnya lebih

bertahan dalam berbagai keadaan ketika kuman siap mengancam

(Subakti & Anggraini, 2008).

36
g) Meningkatkan berat badan

Berdasarkan penelitian Daniati dan Novayelinda bahwa pijat bayi

dapat meningkatkan berat badan, hal ini dapat dilihat dari rata – rata bayi

sebelum di pijat memiliki berat badan 3016 garm dan rata-rata bayi

setelah dipijat memiliki berat badan 3696 gram. Hal ini dikarenakan pijat

bayi dikarenakan adanya beberapa mekanisme yaitu beta endorphin

mempengaruhi mekanisme pertumbuhan. Bayi yang dipijat mengalami

peningkatan tonus nervus vagus yang akan menyebabkan peningkatan

kadar enzim penyerapan makanan akan menjadi lebih baik (Daniati &

Novayelinda, 2011).

3) Manfaat Psikologis

a) Sentuhan ibu membuat bayi merasa nyaman

Sentuhan dan pijat setelah kelahiran dapat memberikan jaminan

adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan

aman pada bayi. Saat bayi merasa nyaman, maka hormon yang dilepaskan

adalah hormon oksitosin dan endorfin. Keduanya merupakan hormon

pereda rasa nyeri dan menimbulkan rasa nyaman. Sementara hormon

adrenalin (yang memicu kecemasan) akan menurun produksinya yang

selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Manfaat ini akan

sangat terasa, terutama untuk menyamankan bayi (Riksani, 2012).

b) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding)

Sentuhan dan pandangan kasih orang tua kepada bayinya akan

mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Pada

perkembangan anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan

37
komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara timbal balik. Semua ini

akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak

berbakti, budi pekerti, dan memiliki rasa percaya diri yang bagus.

4) Teknik Pijat Bayi

a) Persiapan Memijat Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan

mendapat keuntungan yang lebih besar jika pemijatan dapat dilakukan

setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan (Roesli,

2008).

1) Waktu

a) Pagi hari : pemijatan dapat dilakukan pagi sebelum mandi, sebab

sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu

pemijatan pada pagi hari dapat memberikan nuansa ceria bagi

bayi.

b) Malam hari : pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab

setelah pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal

ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak (Febriani,

2009).

2) Ruangan : ruangan yang baik untuk pemijatan adalah ruangan yang

kering dan tidak pengap, karena ruangan yang pengap dan lembab

menyebabkan bayi gerah. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas.

Jika terlalu banyak angin yang masuk akan menyebabkan bayi

kedinginan. Ruangan dengan penerangan yang cukup dan ruangan

tidak berisik (Wicak, 2008).

38
3) Peralatan yang harus disiapkan

1) Alas yang empuk dan lembut

2) Handuk atau lap, popok dan baju ganti

3) Minyak untuk memijat (minyak zaitun, minyak kelapa, baby oil)

4) Air hangat dan washlap

5) Baju ganti

4) Ada beberapa hal yang tidak boleh dianjurkan untuk melakukan

pemijatan

1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan

2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

3) Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat atau

sakit.

4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

5) Memaksa posisi pijat tertentu pada bayi

5) Ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan

berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan

nyaman.

1) Menyediakan waktu khusus yang tidak mengganggu oleh hal lain

minimum 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan.

2) Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.

3) Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

4) Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.

39
5) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut

untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan.

6) Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara

bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama

bila sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pemijatan

yang sedang dilakukan.

7) Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera

hentikan pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun

toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit

dengan durasi waktu yang bertahap dari 2 – 3 menit 5 – 10 menit.

8) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis

cobalah untuk menenangkan sebelum pemijatan. Bila bayi

menangis lebih keras, hentikan pemijatan, karena mungkin bayi

minta digendong, disusui, atau sudah mengantuk atau ingin tidur.

9) Setiap gerakan selama proses pemijatan dikerjakan dilakukan

pengulangan sebanyak 6 kali selama 10 detik setiap bagian

tubuh , dikerjakan selama 5 menit.

b) Urutan Teknik Pijat Bayi

Bagian Kaki

a. Perahan Cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,

seperti memegang pemukul soft ball, gerakkan

tangan ke bawah secara bergantian, seperti

memerah susu.

b. Peras dan Putar

40
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan

secara bersamaan, peras & putar kaki bayi dengan lembut dimulai

dari paha ke arah mata kaki.

c. Telapak Kaki

Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari

secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-

jari di seluruh telapak kaki.

d. Terikan Lembut Jari

Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan

memutar menjauhi telapak kaki.

e. Gerakan peregangan

Dengan mempergunakan sisi dari jari

telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke

arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari

ke arah tumit, dengan jari tangan lain regangkan

dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal

kaki ke arah tumit.

f. Titik Tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara

bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari

arah tumit ke jari-jari.

g. Punggung Kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara

bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan

kaki ke arah jari-jari secara bergantian.

41
h. Peras dan Putar Pergelangan Kaki

Buatlah gerakan seperti memeras dengan

mempergunakan ibu jari & jari-jari lainnya di

pergelangan kaki bayi.

i. Perahan cara swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi, gerakkan

tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki

ke pangkal paha.

j. Gerakan Menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

anda, buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha

menuju pergelangan kaki

k. Gerakan Akhir

Setelah gerakan a sampai k dilakukan pada

kaki kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi, letakkan

kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat

dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi dengan

tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan

gerakan akhir bagian kaki.

Bagian Perut (Catatan : hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung

tulang rusuk)

a. Mengayuh Sepeda

42
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh

pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan

kanan-kiri

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu

tangan, dengan tangan yang lain, pijat perut bayi

dari perut bagian atas sampai ke jari kaki.

c. Ibu jari kesamping

Letakkan kedua ibu jari di samping kanan

dan kiri pusar perut, gerakkan kedua ibu jari ke arah

tepi perut kanan dan kiri.

d. Bulan-matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari

tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah

(daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke

daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar

matahari {M}) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk mambuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian

bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk

gambar bulan {B}). Lakukan k edua gerakan ini secara bersama-

sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari),

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran

(bulan).

e. Gerakan I Love You

43
”I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah

dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ”I”.

”LOVE”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”L” terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.”YOU”,

pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik, mulai dari kanan

bawah (daerah usus buntu) ke ata s, kemudian ke kiri, ke bawah, &

berakhir di perut kiri bawah.

f. Gelembung atau jari-jari berjalan

Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada

perut bayi bagian kanan, gerakkan jari-jari anda

pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri

guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

Bagian Dada

a. Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan

jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua

telapak tangan anda di tengah dada atau ulu hati.

Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher,

kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah

membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran

kupu-kupu dimulai dengan tangan kanan membuat

gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu

44
hati kea rah bahu kanan, & kembali ke uluhati. Gerakkan tangan kiri

anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

Bagian Tangan

a. Memijat ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah

ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, jika

terdapat pembengkakan k elenjar di daerah ketiak,

sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

b. Perahan cara India

Peganglah lengan bayi bagian pundak

dengan tangan kanan seperti memegang

pemukul soft ball, tangan kiri memegang

pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan

kanan mulai dari bagian pundak kearah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak

kearah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakkan tangan

kanan dan kiri ke bawah secara bergantian & berulang-ulang seolah

memeras susu sapi.

c. Peras & putar

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut

mulai dari pundak kepergelangan tangan.

d. Membuka tangan

45
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan

tangan kearah jari-jari.

e. Putar jari-jari

Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke

arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah

gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap u jung

Jari.

f. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi di antara kedua t angan

anda, usap punggung tangannya dari pergelangan

tangan ke arah jari-jari dengan lembut.

g. Peras & putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan

dengan ibu jari dan jari telunjuk.

h. Perahan cara swedia

Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara

bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi

kea rah pundak. Lanjutkan dengan pijatan dari

pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

i. Gerakan menggulung

Peganglah lengan bayi bagian atas atau bahu

dengan kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan

46
menggulung dari pangkal lengan menuju kea rah pergelangan

tangan/jari-jari.

Bagian Muka (Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka)

a. Dahi : menyetrika dahi

Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada

pertengahan dahi, tekankan jari-jari anda dengan

lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping

kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau

membuka lembaran buku. Gerakan ke bawah ke daerah peilpis,

buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian

gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

b. Alis : menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua

alis mata, gunakan kedua ibu jari untuk memijat

secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak

mata, mulai dari tengah ke samping seolah

menyetrika alis.

c. Hidung : Senyum

Letakkan kedua ibu jari anda pada

pertengahan alis, tekankan ibu jari anda dari

pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke

arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan

ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

47
d. Mulut bagian atas : Senyum II

Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di

bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda

dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi

seolah membuat bayi tersenyum.

e. Mulut bagian bawah : Senyum III

Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu,

tekankan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan

dari tengah ke samping, kemudian ke atas kearah

pipi seolah membuat bayi tersenyum.

f. Lingkaran kecil di rahang

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkar an-

lingkaran kecil didaerah rahang bayi.

g. Belakang telinga

Dengan mempergunakan ujung-ujung jari,

berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga

kanan dan kiri. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di

bawah dagu.

Punggung

a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)

48
Tengkurapkan bayi melintang di depan anda

dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah

kanan anda. Pijatlah sepanjang punggung bayi

dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua

telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali

lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan,

dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke

bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang

menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung.

c. Gerakan menyetrika & mengangkat

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya

kali ini tangan kanan memegang kaki bayi dan

gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

d. Gerakan melingkar

Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan

melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk

turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang

punggung sampai di daerah pantat. Mulai dengan

lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher,

kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e. Gerakan menggaruk

49
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda

pada punggung bayi, buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang

sampai ke pantat bayi.

{dikutip dari Buku Pedoman Pijat Bayi (Roesli, 2008)}.

b. Perawatan Tali Pusar

Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit

infeksi seperti tetanus neonatorum pada bayi baru lahir. Penyakit ini

disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui

tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi. Perawatan tali pusat secara

umum bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat

putusnya tali pusat. Bila tali pusat basah, berbau dan menunjukkan tanda-

tanda infeksi, harus waspada terhadap infeksi tali pusat (Supriyanik &

Handayani, 2012).

WHO (2000), merekomendasikan perawatan tali pusat berdasarkan

prinsip-prinsip aseptik dan kering serta tidak lagi dianjurkan untuk

menggunakan alkohol namun dengan perawatan terbuka. Tali pusat juga tidak

boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi

lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan risiko

infeksi.

Berdasarkan penelitian Supriyanik dan Handayani (2012) bahwa rata –

rata lama pelepasan tali pusar yang dirawat dengan diolesi ASI yaitu 4 hari 3

jam, sedangkan yang dirawat menggunakan kasa kering yaitu 6 hari 4 jam.

Sehingga ASI dapat mempercepat pelepasan tali pusar bayi. Kandungan gizi

yang baik di dalam ASI berupa laktosa, protein, lemak, mineral, dan vitamin di

dalam ASI memiliki efek secara langsung ke dalam sel. ASI mempunyai

50
kandungan protein cukup tinggi. Protein berfungsi sebagai pembentuk ikatan

isensial tubuh, bereaksi terhadap asam basa agar pH tubuh seimbang,

membentuk antibodi, serta memegang peran penting dalam mengangkut zat

gizi ke dalam jaringan (Supriyanik & Handayani, 2012)

Selain itu, perawatan tali pusat dengan menggunakan ASI memiliki beberapa

manfaat bagi ibu dan bayinya. Keuntungan dari perawatan ini adalah teknik

perawatan mudah dilakukan oleh ibu, berrsifat bersih, biaya murah, dan

memberikan kepuasan psikologis bagi ibu dalam perawatan tali pusat bayinya

(Supriyanik & Handayani, 2012).

3. Manajemen Varney

a. Langkah I (pertama) : Pengkajian dengan mengumpulkan data untuk

mengevaluasi keadaan klien secara lengka

b. Langkah II (kedua) : Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah dan

kebutuhan klien berdasarkan interpretasi atas data-data yang dikumpulkan,

sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

c. Langkah III (ketiga) : Identifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.

d. Langkah IV (keempat) : Identifikasi perlunya tindakan segera untuk

ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan

kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer

51
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi selama wanita tersebut bersama

bidan terus menerus.

e. Langkah V (kelima ) : Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang

tidak lengkap dapat dilengkapi.

f. Langkah VI (keenam) : Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian

dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan

yang lain.

g. Langkah VII (ketujuh) : Evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah

diberikan (Wildan & Hidayat, 2008).

52
BAB IV

PEMBAHASAN

Bayi yang baru lahir sering tertidur namun tidak dalam waktu yang lama.

Beberapa minggu pertama setelah persalinan merupakan masa penyesuaian

untuk bayi. Saat ini, masih terlalu dini untuk mengharapkan pola tidur yang

terstruktur pada bayi. Selama beberapa bulan pertama kehidupan, bayi akan

tidur dan bangun sewaktu – waktu di siang hari dan malam. Bayi yang baru lahir

memiliki total waktu tidur +17 jam per hari dalam minggu pertama sejak kelahiran

dengan pembagian 8 jam untuk tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam.

(Noordiati, 2018).

Maka perlunya asuhan kebidanan berdasarkan evidence based pada bayi

baru lahir khususnya bayi yang memiliki pola tidur tidak baik. Evidence-based

medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-

bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Salah satu

contoh EBM yaitu pijat bayi (Armini et al., 2017).

18 9

16

14 7

12 7

10
8 Tidur Malam
8 Tidur Siang
6
6
4
4

2 53
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Gambar 4.1 Durasi Tidur Bayi Ny.S

Pijat bayi dilakukan pada bayi Ny.S yang memiliki kualitas tidur tidak baik.

Seperti pada gambar 4.1 yaitu pada hari pertama pengkajian (9 Mei 2019) bayi

tidur siang sekitar 4 jam, tidur malam sekitar 7 jam, dan sering terbangun saat

tidur malam karena haus dan buang air kecil. Bayi yang merasa haus akan

menangis dan terbangun, sehingga penting bagi ibu untuk segera menyusui

bayiya agar bisa kembali tidur nyenyak. Bayi yang buang air kecil saat tidur

kemudian popoknya basah, maka akan merasa risih dan terbangun dari tidur.

Maka, popok bayi harus segera diganti agar bayinya kembali tidur nyenyak.

Penyebab lain bayi sering terbangun saat tidur adalah posisi tidur yang

salah. Posisi tidur menyamping dapat mempengaruhi kualitas tidur. Berdasarkan

penelitian Abdurrahman (2015) bahwa dari 10 bayi, terdapat 8 bayi yang memiliki

kualitas tidur buruk dikarenakan saat tidur dengan posisi menyamping dan tidur

malam < 9 jam dan tidur siang < 8 jam (Abdurrahman, 2015).

Dilakukan pijat bayi mulai tanggal 9 Mei 2019 pada bayi Ny.S sebanyak 1

kali sehari saat pagi hari dan mengajarkan kepada ibu cara melakukan pijat bayi.

Sampai pada hari Sabtu, 11 Mei 2019 atau 3 hari dilakukan pijat. Kualitas tidur

bayi sudah baik yaitu tidur siang selama 8 jam dan tidur malam selama 9 jam.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Abdurrahman bahwa dari 10 bayi

terdapat 8 bayi yang memiliki kualitas tidur buruk, setelah dilakukan pijat

terhadap 10 bayi tersebut, hanya tedapat 3 bayi yang memiliki kualitas tidur

buruk. Sehingga pijat bayi terbukti efektif untuk memperbaiki kualitas tidur bayi.

Hal ini karena pijat bayi menyebabkan peningkatan kadar sekresi serotonin

(neurotransmitter utama yang berkaitan dengan timbulnya keadaan tidur dengan

menekan aktivitas sistem pengaktivasi retrikularis maupun aktivitas otak lainnya).

54
Serotonin yang disintesis dari asam amino tripthophan akan diubah menjadi 5-

hidroksitriptophan kemudian menjadi N-asetil serotonin yang akhirnya menjadi

melatonin. Melatonin mempunyai peran dalam membuat tidur lebih lama dan

lelap (Abdurrahman, 2015).

Bayi Ny.S mengalami penurunan berat badan sebanyak 100 gram pada

hari ke-2 setelah lahir. Hal ini adalah normal karena BBL umumnya mengalami

penurunan berat badan 10-15% dari berat lahir. Ketika di dalam rahim bayi

mendapatkan nutrisi penuh yang disalurkan melalui plasenta. Sedangkan ketika

bayi telah lahir, proses metabolisme membutuhkan energi yang didapat dari

cadangan tubuhnya sendiri, sehingga berat badan mengalami penurunan. Berat

badan bayi umumnya mencapai berat badan lahir pada minggu ke-2 setelah

kelahiran (Armini et al., 2017). Untuk membantu meningkatkan berat badan,

maka dilakukan pijat bayi pada bayi Ny.S.

Berdasarkan penelitian Daniati dan Novayelinda bahwa pijat bayi dapat

meningkatkan berat badan rata – rata 680 gram. Hal ini dikarenakan pijat bayi

dikarenakan adanya beberapa mekanisme yaitu beta endorphin mempengaruhi

mekanisme pertumbuhan. Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus

vagus yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan makanan

akan menjadi lebih baik (Daniati & Novayelinda, 2011).

Namun setelah dilakukan pijat 3 kali, bayi Ny.S tidak mengalami kenaikan

berat badan, hal ini kemungkinan karena sekresi kolostrum ibu belum banyak,

sehingga bayi hanya mengkonsumsi kolostrum dalam jumlah yang tidak banyak.

Bayi berusia 3 hari dan umumnya pada 2 minggu awal setelah lahir, bayi

mengalami penurunan BB 10-15% dari BB lahir. Pijat hanya dilakukan selama 3

hari, sedangkan dalam penelitian tersebut dilakukan pijat selama 3 minggu.

55
Tali pusat bayi Ny.S masih dalam keadaan basah sampai hari ke-3 setelah

lahir walau sudah dilakukan perawatan menggunakan ASI. hal ini dilakukan

berdasarkan dengan penelitian Supriyanik dan Handayani (2012) bahwa rata –

rata lama pelepasan tali pusar yang dirawat dengan diolesi ASI yaitu 4 hari 3

jam, sedangkan yang dirawat menggunakan kasa kering yaitu 6 hari 4 jam.

Sehingga ASI dapat mempercepat pelepasan tali pusar bayi. Kandungan gizi

yang baik di dalam ASI berupa laktosa, protein, lemak, mineral, dan vitamin di

dalam ASI memiliki efek secara langsung ke dalam sel. ASI mempunyai

kandungan protein cukup tinggi. Protein berfungsi sebagai pembentuk ikatan

isensial tubuh, bereaksi terhadap asam basa agar pH tubuh seimbang,

membentuk antibodi, serta memegang peran penting dalam mengangkut zat gizi

ke dalam jaringan (Supriyanik & Handayani, 2012).

Selain itu, bayi Ny.S juga sudah diimunisasi Hb 0 saat usia 1 hari dan

dimandikan setiap pagi hari. Ny.S sudah dianjurkan untuk menyusui bayinya

sesuai permintaan bayi atau setiap 2 jam saat siang hari dan setiap 4 jam saat

malam hari, menjaga kehangatan tubuh bayi, menyusui eksklusif dan diberikan

pendkes tanda bahaya BBL. Pada hari ke-3 setelah lahir, bayi Ny.S dalam

keadaan sehat dan normal serta tidak ada keluhan, maka bayi Ny.S

diperbolehkan pulang. Pada hari sabtu, 11 Mei 2019 pukul 11.00 WIB bayi Ny.S

pulang ke rumah.

56
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Bayi Ny.S usia 1 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

dengan keluhan sering terbangun dan menangis saat malam hari dengan tidur

siang 4 jam dan tidur malam 7 jam. telah dilakukan asuhan kebidanan

berdasarkan evidence based yaitu pijat bayi. Saat dilakukan pemeriksaan

pada 3 hari setelah lahir, kualitas tidur bayi sudah baik, yaitu tidur siang 8 jam

dan tidur malam 9 jam. Sehingga pijat bayi efektif untuk memperbaiki pola

tidur bayi Ny.S.

B. Saran

Bidan sebagai pelaksana asuhan kebidanan hendaknya memberikan

pijat kepada bayi khususnya yang memiliki masalah tidur. Bidan juga dapat

memberdayakan kader kesehatan sebagai perpanjangan tangan bidan yang

dekat dengan ibu untuk melakukan pijat bayi.

57
Daftar Pustaka

Abdurrahman, S. M. (2015). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Di


Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Jurnal
Keperawatan, 3(1), 1–18.

Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., & Marhaeni, G. A. (2017). Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Daniati, M., & Novayelinda, R. (2011). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap


Peningkatan Berat Badan Neonatus. Jurnal Ners Indonesia, 2(1), 10.

Marni, & Ambarwati, R. (2015). IBM Pelatihan Pijat Bayi bagi Kader Posyandu
Balita Kelurahan Giripurwo Wonogiri. DIAN MAS, 4(1), 43–50.

Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Liyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Malang: Wineka Media.

Riksani, R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.

Roesli, U. (2001). Pedoman Pijat Bayi Prematur & Bayi Usia 0-3 Bulan.
Yogyakarta: Niaga Swadaya.

Sari, D. A., Misrawati, & Agrina. (2013). Pengaruh Pijat Bayi Baru Lahir terhadap
Bounding Attachment. Universitas Riau.

Subakti, Y., & Anggraini, D. R. (2008). Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta:
Wahyu Media.

Supriyanik, F., & Handayani, S. (2012). Perbedaan Perawatan Tali Pusat dengan
Menggunakan ASI dan Kassa Kering terhadap Lama Pelepasan Tali Pusat
BBL di BPS Endang Purwati, Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu,
2(2), 81–89.

Wildan, M., & Hidayat, A. A. A. (2008). Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salema


Medika.

58
LAMPIRAN

Pijat yang dilakukan pada Bayi Ny.S Hari ke 1

Pijat yang dilakukan pada Bayi Ny.S Hari ke 2

Pijat yang dilakukan pada Bayi Ny.S Hari ke 3

59
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI KLIEN

ASUHAN KEBIDANAN EVIDENCE BASED

Kepada
Yth. Calon Klien
Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Program Studi

Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang.

Nama : Nahdiyah Karimah

60
NIM : P1337424718054

Akan melakukan asuhan kebidanan evidence based pada bayi. Asuhan

yang diberikan tidak merugikan anda sebagai klien, kerahasiaan informasi yang

diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Jika

Anda tidak bersedia, maka diperbolehkan untuk tidak berpartisipasi. Apabila

selama pemberian asuhan kebidanan terdapat hal-hal yang tidak diinginkan maka

anda berhak untuk mengundurkan diri.

Atas perhatian anda, peneliti mengucapkan terima kasih

Semarang, 9 Mei 2019

Bidan

Nahdiyah Karimah, S.Tr.Keb.

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama Responden (Inisial) :

Alamat :

Setelah diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan dilakukannya

asuhan kebidanan evidence based, saya bersedia berpartisipasi pada asuhan

kebidanan evidence based dilakukan oleh saudari Nahdiyah Karimah, S.Tr.Keb.

61
Program Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang, sampai

dengan berakhirnya masa asuhan kebidanan yang dimaksud.

Saya bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan

kondisi yang sesungguhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan

tidak sedang dalam paksaan siapapun untuk dapat digunakan sebagai mana

mestinya.

Semarang, 9 Mei 2019

Klien

(…………………..)

62

Anda mungkin juga menyukai