ANEMIA
Mata kuliah
Evidance Based and Critical Thinking.
OLEH :
1. Khamsiah
2. Saripah
3. Siti zahara
4. Vira daryanti
5. Wusnita
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
penghulu semua mahluk yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam menuntun
2. Ibu Yushida S.Kep, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Meulaboh
3. Ibu Kartinazahri, SKM. SST. M. Keb selaku dosen mata kuliah Evidance
dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei
yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun
dampak yang dapat meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu
masyarakat yang menyangkut dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka
anemia pada ibu hamil sebesar 37,1% (Profil Kesehatan Indonesia, 2016)
dapat menyebabkan terjadinya anemia selain asupan makanan yang kurang juga
dapat disebabkan karena Fe yang diberikan tidak diminum, cara minum obat
salah, obat Fe menyebabkan mual (karena zat besi amis), bentuk obat yang tidak
selama kehamilan para wanita hamil diberikan secara gratis 90 tablet Fe,
berkuajiban periksa antenatal 4 kali selama kehamilan (bagi yang belum periksa
akan dikunjungi ke rumah oleh bidan Desa) serta adanya desa siaga untuk para
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 66,7% pada tahun 2002
menjadi 77,34% pada tahun 2009, dan angka tersebut terus meningkat menjadi
Asia lainnya (Depkes RI, 2007), tetapi kenapa di masyarakat masih juga banyak
disebabkan oleh kehilangan darah, kekurangan produksi sel darah merah atau
perusakan sel darah merah yang lebih cepat dari normal. Kondisi tersebut dapat
vitamin B12, asam folat dan vitamin C, unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah, kekurangan zat besi merupakan penyebab utama
anemia pada wanita sekitar 20%, 50% wanita hamil. Kondisi wanita hamil
pertumbuhan janin bayi yang dikandungnya, apabila ibu kurang asupan zat besi
maka akan menyebabkan anemia. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil sangat
tergantung pada usia kehamilan, dimana pada kehamilan trimester I kebutuhan zat
besi 1 mg/hr, pada trimester II 5 mgg/hr dan pada akhir kehamilan atau trimester
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah plasma 30%, sel darah 18%
untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus.
prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Juga banyak
pada kehamilan lebih tinggi terjadi pada trimester ketiga dibandingkan dengan
Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama
wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka yang banyak mengalami
defisiensi Fe. Secara keseluruhan, anemia terjadi pada 45% wanita di negara
12% wanita usia subur (WUS) 15-49 Tahun, dan 11% wanita hamil usia subur
mengalami anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus
anemia di trimester II, dan 29% anemia di trimester III) (Fatmah dalam
eritropoiesis. Faktor penyebab anemia pada kehamilan yaitu faktor dari konsumsi
makanan yang kurang kandungan zat besi, terjadinya perdarahan akut maupun
kronik, meningkatnya kebutuhan zat besi pada wanita hamil (masa pertumbuhan
dan masa penyembuhan dari penyakit), adanya gangguan absorpsi di usus, faktor
kehamilan yang berulang dalam waktu singkat, dan riwayat anemia pada
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb
maupun ke otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu
sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan. Mengingat berbagai dampak buruk
yang timbul akibat anemia pada ibu hamil serta prevalensi anemia pada ibu hamil
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Anemia
D. Manfaat
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan
yang cepat, dengan kebutuhan fisiologis, metabolik, dan emosional yang tinggi
pada ibu (Mann & Truswell, 2014). Menurut Manuaba (2012) kehamilan
merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai
kebutuhan akan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan ini dimaksudkan
volume darah ibu. Kebutuhan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0,8
mg/hari, kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari
(Arisman, 2010).
Selama kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah
hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya,
B. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau
kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk
kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah daripada normal
Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kekurangan zat besi sehingga
pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu.
darah <11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 g% pada trimester 2
mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb
hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi.
C. Penyebab Terjadinya Anemia
Penyebab paling umum dari anemia adalah Kekurangan zat besi, defisiensi
zat- zat nutrisi, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, gangguan
vitamin B12, vitamin C dan asam folat, kerusakan pada sumsum tulang atau
ginjal, perdarahan kronik, penghancuran sel darah merah, kehilangan darah akibat
perdarahan dalam atau siklus haid wanita, penyakit kronik : TBC, Paru, Cacing
Usus . Anemia defisiensi besi pada ibu hamil disebabkan oleh bertambahnya
volume plasma darah ibu tanpa diimbangi oleh penambahan massa normal
kurangnya pasokan unsur besi dalam makanan dan terlampau banyak zat
besi yang keluar dari badan (misalnya perdarahan). Tanda dan gejala
anemia tipe ini adalah rambut rapuh dan halus , kuku tipis ,rata dan mudah
patah, lidah tampak pucat, licin dan mengkilat berwarna merah daging
2. Anemia Megaloblastik
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah yang lebih
E. Gejala Anemia
Untuk mengenali adanya anemia kita dapat melihat dengan adanya gejala
gejala seperti keluhan letih, lemah, lesu, dan loyo yang berkepanjangan
biasanya juga akan muncul keluhan sering sakit kepala, sulit konsentrasi, muka
bibir-kelopak mata tampak pucat, telapak tangan tidak merah, nafas terasa pendek,
kehilangan selera makan serta daya kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah
terserang penyakit. Jika anemia bertambah berat bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung. Pada hamil muda sering terjadi mual muntah yang lebih hebat.
(Pratiwi,2019:86)
BAB III
PEMBAHASAN
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6g %), bahaya saat
berlangsung lama, partus lama pada kala dua sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri padat diikuti relasio
plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia. Pada kala nifas dapat terjadi
Bahaya anemia terhadap janin yaitu dapat terjadi gangguan dalam bentuk
abortus, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan
anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah dapat mendapat infeksi sampai
kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, mudah dekompensasi cordis
Ketuban Pecah Dini (KPD) Bahaya Terhadap Janin dapat menyebabkan gangguan
dalam bentuk yaitu: Abortus, terjadi kematian intra uterin, persalinan prematuritas
tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia dapat terjadi cacat
bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, inteligensia
rendah
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki – laki karena terjadi
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Semakin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis. Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada
Tabel 1
Jumlah 900 mg Fe
menguras zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan
pada ibu hamil (Husin, 2014). Menurut World Health Organization (WHO)
per hari selama 6 bulan. Jika tidak dapat mengkonsumsi selama 6 bulan dosisnya
tubuh dan kelelahan. Dampak terhadap janin termasuk pertumbuhan Janin dalam
persarafan dan berat badan lahir rendah. Anemia akibat dari defisiensi vitamin
B12 dapat menyebabkan anenchepal atau cacat saat pembentukan saraf bayi
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi , ancaman
kehamilan adalah :
congenital.
2. Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), gestosis dan mudah terkena infeksi,
Lebih lanjut menurut Marmi (2013), akibat kekurangan asupan zat gizi
kelahiran premature, kematian janin, keguguran dan kelainan pada system saraf
dan perkembangan janin terganggu, BBLR. Selain itu, berakibat terjadi gangguan
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
prematur, kematian ibu dan anak serta penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi
terjadinya anemia pada ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi yang cukup
berkembang kematian ibu dan janin berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
World Health Organization (WHO) dikatakan anemia jika kadar hemoglobin <11
gr/dl pada ibu hamil. Ibu hamil cenderung kekurangan gizi karena pada masa
kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
B. Saran
kesehatan. Perlu edukasi pada calon ibu hamil agar menjarangkan kehamilan dan
melakukan deteksi dini anemia untuk mencegah komplikasi pada ibu hamil dan
janin
DAFTAR PUSTAKA