Disusun Oleh
ARMANISAH
NIM: 21181068 P
KATA PENGANTAR
MANAJEMEN BENCANA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Makalah Pelayanan Kesehatan Pada Bencana dapat
terselesaikan. Shalawat beriring salam Penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
penghulu semua mahluk yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam menuntun Ummatnya kearah
yang lebih baik, dengan terselesaikannya Penulisan makalah ini, penuh keikhlasan kami
menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Wildan Seni, M.Si Selaku dosen Mata
Kuliah Manajemen Bencana, Yang telah memberikan petunjuk, arahan, bimbingan serta
dukungan.
Kami berharap setelah membaca dan mempelajari Makalah ini, pembaca dapat
memiliki pertambahan pengetahuan yang lebih baik dan proses implementasi, baik dalam
bidang ilmu dunia, maupun ilmu akhirat. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kami selalu membuka diri untuk mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar
kelak pembuatan makalah ini selanjutnya lebih baik lagi.
MANAJEMEN BENCANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oleh karena itu Standart Minimum Respons Bencana diluncurkan pada tahun 1997
oleh tak kurang dari 400 organisasi Non Pemerintah yang bergerak dalam bidang
kemanusiaan dan gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah International untuk
menanggulangi bencana secara lebih spesifik baik kebutuhan korban hingga hak-hak dasar
korban bencana. Standart tersebut mencangkup 7 sektor kunci yaitu; sanitasi dan air bersih,
ketahanan pangan, gizi, bantuan pangan, hunian dan penampungan, barang non pangan dan
pelayanan kesehatan.
1) pelayanan kesehatan promotif yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan seperti cuci tangan menggunakan sabun sebelum makan,
2) pelayanan kesehatan preventif yang mengupayakan masyarakat agar tidak terkena suatu
penyakit,
3) pelayanan kesehatan kuratif yang ditujukan untuk pengobatan penderita yang sakit,
5) pelayanan kesehatan tradisional yang mengacu pada pengobatan alamiah yang telah
diracik secara turun temurun.
MANAJEMEN BENCANA
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan
makalah ini adalah Bagaimana gambaran standar-standar minimum layanan kesehatan pada
bencana?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum penulisan ini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan memahami
Bagaimana gambaran standar-standar minimum layanan kesehatan pada bencana?
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN BENCANA
STANDAR-STANDAR MINIMUM PELAYANAN KESEHATAN
PADA BENCANA
memadai akibat dari tidak memadainya fasilitas kesehatan, jumlah dan jenis obat serta alat
kesehatan, dan terbatasnya tenaga kesehatan pada kondisi bencana. Hal ini semakin
pengungsian merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu serta
terkoordinasi baik secara lintas program maupun lintas sektor. Dalam penanganan masalah
kesehatan di pengungsian diperlukan standar minimal yang sesuai dengan kondisi keadaan di
lapangan sebagai pegangan untuk merencanakan, memberikan bantuan dan mengevaluasi apa
yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan surveilans gizi darurat.
tindakan tindakan pencegahan karena berpotensi menjadi KLB antara lain : campak, diare,
cacar, malaria, varicella, ISPA, dan tetanus. Perlu dilakukan pengumpulan data dasar gizi
yang meliputi berat badan, tinggi badan dan umur untuk menentukan status gizi
mencegah pertambahan tingkat kematian dan jatuhnya korban akibat penyakit pasca
pelayanan puskesmas. 1 (satu) Pusat kesehatan Pengungsi untuk 20.000 orang dan 1
(satu) Rumah Sakit untuk 200.000 orang. Bagi pengungsi khususnya anak-anak,
kegiatan vaksinasi.
MANAJEMEN BENCANA
Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak, pelayanan kehamilan,
persalinan, nifas dan pasca keguguran, Deteksi dini dan penanggulangan Infeksi
Menular Seksual (IMS) dan HIV / AIDS, dan Kesehatan reproduksi remaja.
umumnya dimulai pada hari ke-2 setelah kejadian bencana. Bagi korban bencana
kesehatan untuk kasus kejiwaan ringan, sedangkan untuk kasus berat harus dirujuk
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam bidang kesehatan jiwa di daerah pengungsian
adalah adalah:
tersebut memberikan
pengungsi.
metode EMDR.
tindakan pencegahan karena berpotensi menjadi KLB antara lain : campak, diare,
MANAJEMEN BENCANA
b. Ditekankan pada pencegahan penyakit dan perbaikan sistem-sistem pelayanan
kepala keluarga, jumlah jiwa, jenis kelamin, usia, kelompok rentan (balita, bumil,
buteki dan lansia). Selain itu juga perlu dilakukan pengumpulan data dasar gizi yang
meliputi :
1. Berat badan,
Penanganan gizi darurat pada bayi dan anak pada umumnya ditujukan untuk
meningkatkan status gizi, kesehatan, dan kelangsungan hidup bayi dan anak dalam
a. Evakuasi korban baik yang terlibat konflik dengan kekerasan maupun yang
MANAJEMEN BENCANA
Penilaian awal secara cepat tentang kebutuhan dasar,
kesehatan fisik, mental dan psikososial. Pemulihan kesehatan fisik, mental, dan
yang tidak bersedia kembali ke daerah asal yang dilakukan dengan pola
dilengkapi dengan sarana dan prasarana pemukiman dan dilaksanakan oleh Dep.
setempat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
MANAJEMEN BENCANA
Akses pada pelayanan kesehatan adalah penentu kritis keberlangsungan hidup pada
tahap awal tanggap darurat. Hal ini terjadi akibat bencana hampir selalu membawa dampak
besar pada kesehatan masyarakat dan kesejahteraan penduduk yang terkena bencana. Tujuan
utamanya adalah angka kematian kasar (AKK/CMR) dan tingkat kematian balita (U5MR)
tetap, atau berkurang, kurang dari dua kali dari angka kematian kasar dan kematian balita
B. SARAN
Akses pelayanan kesehatan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena baik
pada tahap awal tanggap darurat. Serta pentingnya kesadaran dari masyarakat untuk
mengubah pola hidup sehat, dan pentingnya peranan dokter sebagai ahli kesehatan dalam
menangani pasiennya.
DAFTAR PUSTAKA
MANAJEMEN BENCANA
The Sphere Project. 2012. Proyek Sphere: Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum
dalam Respons Kemanusiaan. Terjemahan Atik Ambarwati dkk. Jakarta: Masyarakat
Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Undang-Undang RI No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Depkes RI. Pedoman Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Kedaruratan
Kompleks.Jakarta: Kemenkes 2001
10
MANAJEMEN BENCANA