Anda di halaman 1dari 29

Pemenuhan Tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia

MAKALAH BAHASA INDONESIA


“DIKSI”

Disusun Oleh

DEWI
P07124420 043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
MEULABOH
2021
KATA PENGANTAR

Page 1
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Makalah ”
DIKSI” dapat terselesaikan . Shalawat beriring salam Penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW penghulu semua
mahluk yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam menuntun
Ummatnya kearah yang lebih baik.. Dengan terselesaikannya
Penulisan makalah ini, penuh keikhlasan kami menyampaikan
rasa terimakasih
1. Bapak T. Iskandar Faisal, SKP, M.Kes selaku Direktur
Poltekkes Kemenkes Aceh
2. Ibu Adri Idiana, S.SiT. MPH selaku Ketua Prodi D4
Kebidanan Banda Aceh
3. Bapak Drs. Said Saifullah, M.Pd selaku dosen Mata
Kuliah Bahasa Indonesia.
Yang telah memberikan petunjuk, arahan, bimbingan serta
dukungan. Kami berharap setelah membaca dan mempelajari
makalah ini, pembaca dapat memiliki pertambahan pengetahuan
yang lebih baik dan proses implementasi, baik dalam bidang i lmu
dunia, maupun ilmu akhirat. Makalh ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami selalu membuka diri untuk
mendapatkan berbagai masukan dan kritikan agar kelak
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Meulaboh, 6 April 2021

DAFTAR ISI

Page 2
KATA PENGANTAR ……………………………..... 2

Page 3
DAFTAR ISI ……………………………..... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………...... 4
B. Rumusan Masalah ……………………………….. 5
C. Tujuan ……………………………….. 5
D. Manfaat ……………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Diksi ……………………………….. 7
B. Fungsi Diksi ……………………………….. 8
C. Syarat Pemilihan kata dalam diksi ……………………………….. 8
D. Pembentukan kata dalam Diksi ………………………………. 18
E. Kata Ilmiah, kata Populer, kata Jargon ………………………………. 23
dan slang
F. Pemilihan Kata dan penggunaan Diksi ……………………………… 25
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………….. 26
B. Saran ………………………………. 27
DAFTAR PUSTAKA ………………………………. 28

BAB I
PENDAHULUAN

Page 4
A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia dalam perkembangannya memang telah

mengalami pasang surut.Pemakaian kata dan struktur ejaannya

sering dikacaukan karena mengikuti perkembangan

zaman.Bahkan atas nama modernisasi,orang jadi cenderung malu

untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Sehingga orang semakin mengesampingkan pentingnya

penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata.

Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita

berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering mengalami

kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan

wacana.

Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien,

pemahaman penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan

sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk

menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Dengan

demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus

dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur

bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang.

Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan

mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Page 5
Diksi atau pemilihan kata merupakan sarana pendukung

dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Diksi bukan

hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup

bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang

ingin disampaikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam makalah ini adalah “ Bagaimana Diksi atau

pemilihan kosa kata dalam Bahasa Indonesia”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas

1. Apa Pengertian Diksi

2. Apa Fungsi dari Diksi

3. Apa saja Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi

4. Bagaimana Pembentukan Kata dalam Diksi

5. Bagaimana penjelasan tentang Kata Ilmiah , Kata

Populer, Kata Jargon Dan Slang ?

6. Bagaimana Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi ?

D. Manfaat Makalah

1. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan diksi yang

baik dan benar dalam pengolahan kata.

Page 6
2. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu

memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah

kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti

3. Ketepatan diksi dalam menyampaikan suatu gagasan

Page 7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang

tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan

gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata

merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-

mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa

pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau

pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap

apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk

mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan

yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi

gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga

menyenangkan pendengar atau pembaca.

Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan

gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi”

yang lebih umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas

sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga

kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini

membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata

dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan

bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk

Page 8
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang

mengarang.

Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata

yanng tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk

menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti

yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian

teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur

sapa.

B. Fungsi Diksi

Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan

guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika

pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar

tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau

pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata

bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk

menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan

adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar

lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar

waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

C. Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata,

yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang

dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan.

Page 9
Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat,

artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis.

Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan

kata, perlu diperhatikan :

1. Kaidah kelompok kata/ frase

2. Kaidah makna kata

3. Kaidah lingkungan sosial

4. Kaidah karang-mengarang

Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :

1. Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase

Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase,

seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.

 Tepat

Contohnya :

Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim,

tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan

dengan lihatan mata.

 Seksama

Contohnya :

Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata

yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta

hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung,

hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa

Page 10
agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa

raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama.

 Lazim

Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia.

Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila

dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.

Contohnya :

Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat

mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.

Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan

dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat

pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari

sudut makna dan pemakaian-nya.

2. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.

 Jenis Makna

 Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua

macam yaitu:

 Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang

terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata

dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku

 Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata

setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses

Page 11
afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan),

dan komposisi (pemajemukan).

Contoh :

 Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar

kotor ; Adik mengotori lantai itu.

 Proses reduplikasi pada kata kacang ; Kacang-

kacangan merupakan salah satu sumber protein

nabati.

 Proses komposisi pada kata rumah sakit

bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit bersalin

 Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:

 Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan

hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan

penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai

makna sebenarnya.

Contoh :

 Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas

 Besi : logam yang sangat keras

 Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai

dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan

penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai

makna kias atau makna kontekstual.

Contoh :

Page 12
 Ibu kota : pusat pemerintahan

 Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol

 Jamban : kamar kecil

 Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :

 Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai

rujukan yang konkret.

Contoh :

 meja, baju, membaca, menulis

 Makna inferensial adalah makna kata yang tidak

mempunyai rujukan yang konkret.

Contoh :

 baik, indah, sedih, gembira

 Perubahan Makna

 Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan

atas.

 Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada

sebelumnya.

Misalnya:

Kata Dulu Sekarang

Berlayar Mengarungi laut Mengarungi


dengan memakai lautan dengan
kapal layar alat apa saja
Putera-puteri Dipakai untuk Sebutan untuk
sebutan anak- semua anak laki-
anak raja laki dan

Page 13
perempuan

 Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari

pada makna dahulu

Kata Dulu Sekarang

Madrasah Sekolah Sekolah yang


mempelajari ilmu
agama Islam

 Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :

 Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang

lebih tinggi. Artinya barudirasakan lebih baik dari arti

sebelumnya.

Contoh:

 Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya

daripada perempuan

 Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik

daripada kata bini.

 Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih

rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari

arti sebelumnya.

Contoh:

 Kata perempuan sekarang dirasakan lebih

rendah artinya

 Kata bini sekarang dirasakan kasar

Page 14
 Pergeseran Makna

Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:

 Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena

adanya persamaan sifat

Contoh:

 Tasya menyikat giginya sampai bersih

 Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga

dirumah itu

 Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya

pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.

Contoh:

 Sayur itu rasanya pedas sekali

 Kata-katanya sangat pedas didengar.

 Relasi Makna

 Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai

persamaan tulisan dan pengucapan.

Contoh :

 Bisa berarti ;

- Dapat, sanggup

- Racun

 Buku berarti ;

- Kitab

- antara ruas dengan ruas

Page 15
 Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai

persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.

Contoh:

 Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)

 Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)

 Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)

 Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai

persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti

Contoh:

 Bang dengan bank

 Masa dengan massa

 Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan

pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.

Contoh:

 Pintar dengan pandai

 Bunga dengan kembang

Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau

kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang

sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya

dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam

karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan

oleh hal-hal berikut ini :

a) Pengaruh bahasa daerah

Page 16
Contoh :

- Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan

- Kata auditorium bersinonim dengan kata

pendopo.

- Kata rindu bersinonim dengan kata kangen

b) Perbedaan dialek regional

Contoh :

- Handuk bersinonim tuala ,

- selop bersinonim seliper

c) Pengaruh bahasa asing

Contoh :

- kolosal bersinonim besar,

- aula bersinonim ruangan,

- realita bersinonim kenyataan .

d) Perbedaan dialek sosial

Contohnya :

- suami bersinonim laki,

- istri bersinonim bini,

- mati bersinonim wafat.

e) Perbedaan ragam bahasa

Contohnya :

- membuat bersinonim menggubah,

- assisten bersinonim pembantu,

Page 17
- tengah bersinonim madya.

f) Perbedaan dialek temporal

Contohnya :

- hulubalang bersinonim komandan,

- kempa bersinonim stempel,

- peri bersinonim hantu .

 Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.

Contoh:

 Tua- muda

 Besar – kecil

 Luas – sempit

 Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-

masing berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu

kata yang memiliki banyak makna.

Contoh:

 Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh

manusia tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi

pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.

 Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh

manusia tetapi dapat juga kaki meja yang menahan

meja.

D. Pembentukan Kata dalam Diksi

Page 18
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa

Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan

dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui

unsur serapan.

 Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata

Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata,

yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis

misalnya:.

Penanggalan awalan meng-

Penanggalan awalan ber-

Peluluhan bunyi /c/

Penyengauan kata dasar

Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir

Padanan yang tidak serasi

Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap

Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

Penggunaan kata yang hemat

Analogi

Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.

 Definisi

Page 19
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu

hal atau konsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di

perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita

definisikan.

Contoh definisi :

Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang,

tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah

punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri

dari :

1. Definisi nominalis

Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain

yang lebih umum di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan

suatu pembicaraan atau diskusi.

Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi

simbolik, definisi etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan

definisi denotatif.

2. Definisi realis

Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam

sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi

realis ada tiga macam, yaitu :

 Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan

perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-

bagian suatu benda (definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara

Page 20
menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan

diferensia (definisi konotatif).

 Definisi diskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-

sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan

cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.

3. Definisi praktis

Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan

dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga

macam yaitu:

 Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan

langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang

dapat di amati.

 Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara

menunjukkan kegunaan dan tujuannya.

 Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu

pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk

orang lain.

 Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah

sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa

Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur

kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa

kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda,

Page 21
bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan

Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam

bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:

 Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut

memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.

 Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan

anomali apabila

kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

 Analogi

Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak

berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi,

sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah

sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian ataupun

tidak, misalnya :Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa

asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum

sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai

dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih

mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan

tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

 Anomali

Indonesia Aslinya

bank bank (Inggris)

Intern intern (Inggris)

Page 22
qur’an qur’an (Arab)

jum’at jum’at (Arab)

Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan

unsur anomali. Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal

yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah : bank=(nk),

jum’at=(’).

Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh

tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca

bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh :

Indonesia Aslinya

Expose Expose

Export Export

exodus Exodus

Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga

yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan

secara utuh. Misalnya :

Indonesia Aslinya

Federalisme federalism (Inggris)

Bilingual bilingual (Inggris)

Dedikasi dedication (Inggris)

Edukasi education (Inggris)

Page 23
E. Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang

 Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

 Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi

sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.

Kata Ilmiah Kata Popular

Analogi

Frustasi

Final

Diskriminasi

Prediksi

Kontradiksi

Format

Anarki

Biodata

Bibliografi kiasan

rasa kecewa

akhir

perbedaan perlakuan

ramalan

pertentangan

ukuran

Page 24
kekacauan

biografi singkat

daftar pustaka

 Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa,

dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata

sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu

(dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).

Contohnya : populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.

 Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang

berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang

makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras

usang hilang atau menjadi kata-kata biasa. Contohnya : asoy, mana

tahan dan sesuatu ya .

F. Pilihan Kata dan Penggunaan Diksi

 Kata dari dan daripada

Contoh :

 Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)

 Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu

(keterangan sebab)

 Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman

(menyatakan alasan)

 Kata pada dan kepada

Contoh :

Page 25
 Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)

 Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)

 Kata di dan ke

Contoh :

 Atika sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)

 Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar

(keterangan waktu)

 Kata dan dan dengan

Contoh :

 Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin

 Ibu memotong kue dengan pisau

 Kata antar dan antara

Contoh :

 Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)

 Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

Page 26
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan

mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna

konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

Fungsi diksi yaitu untuk mencegah kesalapahaman / perbedaan

penafsiran dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,

resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna

konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari

sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada

sebuah makna konseptual

Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan

yang luas dari kata yang lain. Makna khusus adalah makna yang memiliki

ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

Kata konkreat adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap

pancaindra Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang

sifat teknis dan khusus.

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai

makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan.

Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Yang membedakan antara kata

Page 27
ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam

komunikasi sehari-hari.

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah

sesuai dengan EYD. Analogi adalah keteraturan bahasa. Faktor-faktor

penyebab pengeseran dan makna kata yaitu kebahasaan, kesejarahan,

kesosialan, kejiwaan, bahasa asing, dan kata baru.

Gaya bahasa ditentukan oleh ketepatan dan kesesuaian pilihan kata.

Gaya bahasa mempengaruhi terbentuknya suasana, kejujuran, kesopanan,

kemenarikan, tingkat keresmian, atau realita. Gaya resmi misalnya dapat

membawa pembaca/ pendengar ke dalam suasana serius dan penuh

perhatian.

B. Saran

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf

hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Masyarakat juga harus

mahir dalam memilah mana kata yang tepat dan tidak tepat dengan

mempelajari diksi secara lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 28
Abdul, Aziz. 2009. Diksi atau Pilihan Kata.

http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi-atau-pilihan-kata/. diakses

pada tanggal 3 April 2021

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata:Suatu Spesifikasi di

dalam kosa kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III.

Nomor 3. Jakarta: Bharata.

Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV

Akademika Pressindo

Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset,

Yogyakarta.

Page 29

Anda mungkin juga menyukai