Di Susun Oleh :
Kelompok IV
1. Dilla Pratiwi (20482014005)
2. Yonna Rauli Br Saragih (20482014019)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bahasa indonesia tentang DIKSI
ATAU PILIHAN KATA.
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna mengetahui penjelasan
tentang DIKSI ATAU PILIHAN KATA dan semua yang berhubungan dengan DIKSI ATAU
PILIHAN KATA tersebut.
Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan saran saran positif yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga
bagi penulis pada khususnya.Sekian dan terima kasih.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
3.2 Saran …………..…………………………………………………………………...….
24
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal
penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital,
terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan
lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata
kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
2.3 Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi ( Pilihan Kata )
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan
ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan
penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan :
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita
biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari
agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat
digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut
tidak seksama.
Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam
bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
8
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing
bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula
digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi
tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaian-nya.
9
Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1. Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
- meja, baju, membaca, menulis
2. Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
- baik, indah, sedih, gembira
Perubahan Makna
10
Contoh:
- Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
- Kata bini sekarang dirasakan kasar
Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1. Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
- Tasya menyikat giginya sampai bersih
- Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2. Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra
yang berbeda.
Contoh:
- Sayur itu rasanya pedas sekali
- Kata-katanya sangat pedas didengar.
Relasi Makna
1. Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
- Bisa berarti ;
o Dapat, sanggup
o racun
- Buku berarti ;
o Kitab
o antara ruas dengan ruas
2. Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi
berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
- Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
- Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
- Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3. Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi
berlainan tulisan dan arti
11
Contoh:
- Bang dengan bank
- Masa dengan massa
4. Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai
arti yang sama.
Contoh:
- Pintar dengan pandai
- Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di
dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya
dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim
dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
- Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
- Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
- Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
Perbedaan dialek regional
Contoh :
- Handuk bersinonim tuala ,
- selop bersinonim seliper
Pengaruh bahasa asing
Contoh :
- kolosal bersinonim besar,
- aula bersinonim ruangan,
- realita bersinonim kenyataan .
Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
- suami bersinonim laki,
- istri bersinonim bini,
- mati bersinonim wafat.
12
Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
- membuat bersinonim menggubah,
- assisten bersinonim pembantu,
- tengah bersinonim madya.
Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
- hulubalang bersinonim komandan,
- kempa bersinonim stempel,
- peri bersinonim hantu .
5. Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Conto:
- Tua- muda
- Besar – kecil
- Luas – sempit
6. Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing berarti’banyak’ dan
‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
- Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga berarti
orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
- Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi dapat juga kaki meja
yang menahan meja.
13
Peluluhan bunyi /c/
Penyengauan kata dasar
Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
Padanan yang tidak serasi
Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
Penggunaan kata yang hemat
Analogi
Bentuk jamak dalam bahasa indonesia.
Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah
tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang
kata atau istilah yang kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan benda-
benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan
kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari :
1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum di
mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi.
Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi
etimologik, definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif.
2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan
hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
- Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan
dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda (definisi analitik) dengan penjelasan
dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia (definisi
konotatif).
- Definisi diskriptif
14
yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut
dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi.
3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi kegunaan
atau tujuan. Definisi praktis dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian
serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati.
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan
tujuannya.
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat
mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD.
Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan memberi
pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa
Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan
Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia
terdapat 2 unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki bunyi yang
sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-
kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada
beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses
penyesuaian ataupun tidak, misalnya :Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam
bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur
15
pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia.
Anomali
Indonesia Aslinya
bank bank (Inggris)
Intern intern (Inggris)
qur’an qur’an (Arab)
jum’at jum’at (Arab)
Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali. Bila kita
amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan
ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal yang tidak sesuai adalah
: bank=(nk), jum’at=(’).
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami
perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana aslinya, sehingga
timbul anomali dalam fonologi. Contoh :
Indonesia Aslinya
Expose Expose
Export Export
exodus Exodus
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua
morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya :
Indonesia Aslinya
Federalisme federalism (Inggris)
Bilingual bilingual (Inggris)
Dedikasi dedication (Inggris)
Edukasi education (Inggris)
16
2.5 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
a. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
b. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat
umum.
Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
c. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang
dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu
(dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O, dan sebagainya.
d. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan
sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat
sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
17
Contohnya :
asoy, mana tahan dan sesuatu ya .
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
- Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
- Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh :
- Atika sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
- Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh :
- Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
- Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh :
- Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
- Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)
18
2.7 Jenis Kata
Berdasarkan bentuknya, kata dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat, yaitu
kata dasar yang biasanya terdiri dari morfem dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata
majemuk.
Berdasarkan kesamaan bentuk, fungsi dan makna dalam tata kalimat bahasa Indonesia,
kata dapat dikelompokkan menjadi sepuluh jenis yaitu nomina/kata benda, verba/kata kerja,
adjectiva/kata sifat, pronomina/kata ganti, numeralia/kata bilangan, adverbia/kata keterangan,
konjungsi/kata sambung, preposisi/kata depan, artikula/kata sandang, dan interjeksi/kata seru.
Berikut penjelasan lengkap mengenai jenis kata dalam bahasa Indonesia yang wajib
Anda ketahui.
a. Kata benda kongkret, yaitu nama dari benda-benda yang dapat ditangkap oleh pancaindra,
misalnya rumah, batu, binatang, tanah, api, pemukul, panah.
b. Kata benda abstrak, yaitu nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra,
misalnya keagungan, kehinaan, kebesaran, kekuatan, kemanusiaan, pencucian, pencurian.
Ciri-ciri kata benda adalah semua kata yang dapat diterangkan atau diperluas dengan
menambahkan yang+ kata sifat atau yang sangat + kata sifat dibelakang kata tersebut.
Misalnya: rumah yang besar, batu yang keras.
19
gerak, keadaan atau terjadinya sesuatu. Verba menduduki fungsi sebagai predikat dalam
kalimat.
Ciri-ciri kata kerja dalam bahasa Indonesia adalah kata tersebut dapat diperluas dengan
kelompok kata dengan + kata sifat atau dengan + kata benda. Misalnya: berjalan dengan
cepat, berbicara dengan dosen.
Berdasarkan fungsinya dalam kalimat, yaitu sebagai predikat, kata kerja dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kata kerja penuh, yaitu kata kerja yang langsung berfungsi sebagai predikat tanpa bantuan
kata-kata lain.
b. Kata kerja bantu, yaitu suatu kata yang memiliki fungsi khusus kata kerja utama.
20
Secara umum, adjektiva adalah kata yang menyatakan sifat, keadaan, watak seseorang,
binatang atau benda. Dalam sebuah kalimat, adjektiva berfungsi sebagai penjelas subjek,
predikat dan objek.
Ciri-ciri kata sifat:
(1) dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling,
(2) dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat, amat, benar, dan sekali,
(3) umumnya dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.
a. Pronominal pesona adalah pronominal yang dipakai untuk mengacu pada orang.
Pronominal pesona dapat mengacu pada diri sendiri(pronominal pesona pertama), mengacu
pada orang yang diajak bicara(pronominal persona kedua), atau mengacu pada orang yang
diajak bicara (pronominal persona ketiga).
21
Selanjutnya, pronominal dapat mengacu pada jumlah satu (pronominal tunggal) atau jumlah
yang banyak (pronominal jamak). Berikut ini deskripsi pronominal persona dalam bahasa
Indonesia.
b. Pronominal penunjuk adalah pronominal yang menyatakan atau mengacu pada nomina
lainnya dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia ada dua macam pronominall penunjuk, yaitu
penunjuk umum dan penunjuk tempat.
c. Pronominal penanya adalah pronominal yang dipakai sebagai pertanyaan. Dari segi
maknanya, yang ditanyakan dapat berkaitan dengan orang, barang atau pilihan.
22
b) Konjungtor korelatif: baik…maupun; tidak hanya…tetapi juga; demikian…sehingga;
sedemikian rupa…sehingga
c) Konjungtor subordinatif: sejak, semenjak, sedari, jika, bila agar, seakan-akan, sebab,
sehingga, dengan, bahwa
d) Konjungtor antar kalimat: biarpun demikian, sekalipun demikian, sungguhpun demikian,
sebaliknya, tetapi, sebelum itu, selanjutnya.
a) Preposisi berupa kata dasar: akan, bagi, demi, dengan, kecuali, pada, oleh, untuk.
b) Preposisi berupa kata beerafiks: bersama, menjelang, menurut, menuju, terhadap.
c) Preposisi yang berdampingan: daripada, oleh karena, sampai ke, sampai dengan selain itu.
d) Preposisi berkorelasi: antara … dan …; dari … ke …; dari … sampai …; dari … sampai
dengan …; sejak … sampai …
e) Preposisi dan nomina lokatif: di atas meja, ke dalam rumah, dari sekitar kampus.
23
bergantung pada konteks kalimat. Artikula si dipakai untuk mengiringi nama orang dan
dalam bahasa Indonesia nonformal digunakan untuk mengiringi pronominal dia.
Di samping interjeksi asli, dalam bahasa Indonesia ada pula interjeksi yang berasal dari
bahasa asing.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus
sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.
3.2 Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini
mengenai pengetahuan diksi (pilihan kata). Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksi
25
diharapkan mahasiswa dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan
menyusun suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik..
DAFTAR PUSTAKA
Alek, dkk. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di PT. Jakarta: Grasindo.
26