KATA (DIKSI)
Dosen pengampu :
Dr. Didin Sahidin, M.Pd.
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DARTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................14
3.2 Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Diksi atau pemilihan kata merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan
dalam berkomunikasi. Diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan.
4
Dapat mengetahui pengertian diksi, kata bersinonim, dan penggunaan bahasa standar atau
baku juga mengetahui penggunaan pilihan kata (diksi).
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini yaitu mahasiswi diharapkan dapat
mengetahui penggunaan diksi yang baik dan benar daalam pengolahan kata.
5
BAB ll
PEMBAHASAN
1. Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar
pembaca dapat memahami teks dalam tulisan.
Dalam setiap penulisan kalimat, selalu membutuhkan diksi. Pemilihan kata atau diksi
ini penting untuk merangkai kata, kesesuaian dalam kalimat serta memberikan ekspresi
pada kalimat penulis. diksi dapat menentukan gaya bahasa pada suatu tulisan. Setiap
kalimat, paragraf bahkan wacana membutuhkan gaya bahasa. Gaya bahasa yang
dibentuk oleh diksi dapat membentuk kejujuran, kesopanan, tingkat keresmian dari
suatu tulisan dan bahkan suasana.
6
(seperti yang diharapkan)". Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang
menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut:
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata
yang tepat.
Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan
pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu
makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai
pengertian.
2. Fungsi Diksi
Fungsi diksi ialah sebagai sarana mengaktifkan kegiatan berbahasa (komunikasi)
yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan maksud serta gagasannya
kepada orang lain dan membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat
resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca
serta mencegah perbedaan penafsiran agar tercapai komunikasi yang efektif.
7
makna, yakni kata yang umum memiliki makna lebih luas daripada anggota sinonim
yang lain, sebagaimana terdapat pada tabel berikut:
Buku Kitab
Pemberian Sedekah
Bersenang-senang Berpesta
Bersekolah Berkuliah
Ujian Tentamen
Guru Dosen
Pelajar/Siswa Mahasiswa
Kedua, jenis sinonim yang dihadapi adalah sinonim yang perbedaannya terletak pada
intensitas makna. Dalam hal demikian, salah satu anggota sinonim bermakna lebih
intensif daripada makan kata yang lain. Perhatikan tabel berikut!
Memeriksa Melihat
Melihat Melirik
Menjenguk Menengok
Megganggu Mengacu
8
Ketiga, jenis sinonim yang kita hadapi adalah sinonim yang perbedaannya terletak pada
makna emotifnya. Dua kata atau lebih memiliki makna yang hampir sama, dan
perbedaannya pada tingkat makna emotifnya, sebagaimana yang dapat kita lihat pada
tabel berikut.
Bengis Kejam
Nyaman Enak
Ikhlas Lega
Dalam hal demikian, satu anggota kata yang bersinonim itu berlaku pada penggunaan
bahasa dalam ragam komunikasi umum, sedangkan kata yang lain berlaku dalam ragam
bahasa teknis. Ragam bahasa teknis itu adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
bidang ilmu tertentu. Tabel berikut menunjukkan perbedaan tersebut.
9
komunikasi, yakni dalam surat-menyurat resmi, pengumuman pengumuman yang
dikeluarkan oleh instansi-instansi resmi, undang-undang, surat-surat keputusan, dan
sebagainya. Walaupun pada kenyataannya masih banyak masyarakat penguna bahasa
yang kurang memperhatikan penggunaan bahasa standar ini dalam kehidupan sehari-
sehari, tetapi bukan berarti bahasa bahasa tersebut tidak layak untuk dipelajari.
Pengguna bahasa memang harus kreatif. Untuk dapat menggunakan (bentuk) bahasa
secara kreatif, pengguna bahasa dituntut memiliki kompetensi komunikatif yang
memadai, terampil, lancar, dan cermat serta berpengalaman dalam penggunaan bahasa
tersebut.
Pengembangan ragam bahasa baku memiliki tiga ciri atau arah, yaitu:
Memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Di
sini, baku atau standar berarti tidak dapat berubah setiap saat.
Bersifat kecendekiaan. Sifat ini diwujudkan dalam paragraf, kalimat, dan
satuan-satuan bahasa lain yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal.
Keseragaman. Di sini, istilah "baku" dimaknai sebagai memiliki kaidah yang
seragam. Proses penyeragaman bertujuan menyeragamkan kaidah, bukan
menyeragamkan ragam bahasa, laras bahasa, atau variasi bahasa.
1. Ketepatan diksi
Agar pemilihan kata benar-benar tepat, seseorang pengguna bahasa diharapkan dapat
memahami syarat-syarat dalam pemilihan kata. Syarat yang dimaksud di antaranya
adalah ketepatan diksi dan kesesuain diksi. Syarat ketepatan diksi adalah sebagai
berikut:
(1) membedakan secara tepat antara kata bermakna konotasi dan denotasi,
(2) membedakan secara cermat terhadap kata yang hampir sama maknanya,
10
(3) membedakan kata-kata yang mirip atau hampir mirip ejaannya,
(4) mewaspadai akhiran asing yang kurang tepat,
(5) memahami kata yang tergolong kata umum dan kata khusus
(6) memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal.
Persyaratan kesesuaian diksi adalah hal yang sangat penting dalam pemilihan kata, agar
kata-kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak akan menimbulkan
ketegangan antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.
Persyaratan yang dimaksud adalah :
(1) hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku pada situasi formal
(2) gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja, dalam situasi yang
umum hendaknya penulis atau pembicara menggunakan kata-kata populer
(3) dalam penulisan, jangan menggunakan kata per- cakapan, kecuali saat menulis
kutipan untuk menun- jang isi tulisan
(4) hindari penggunaan ungkapan yang sudah usang
(5) hindari kata-kata yang mubazir
(6) hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan
dalam tulisan pembaca umum, kecuali istilah dalam bahasa daerah yang telah diserap ke
dalam bahasa Indonesia.
2. Kesalahan Diksi
Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian
kata. Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh penggunaan diksi yang tidak tepat
penggunaannya dalam kalimat.
(1) Pemakaian kata tidak tepat di antaranya ada beberpa, yaitu kata dari atau
daripada sering digunakan tidak tepat, seperti dalam contoh berikut. Hasil
daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha.
Penggunaan kata daripada pada kalimat di atas tidak tepat karena kata daripada
11
hanya dapat dipakai membandingkan antara dua buah objek. Jadi, kata yang
tepat dalam pemakaian kalimat tersebut adalah kata dari yang menyatakan asal.
(2) Pemakaian kata berpasangan, yaitu ada sejumlah kata yang pemakaiannya
berpasangan disebut konjungsi korelatifa.
(3) Pemakaian dua kata, yaitu dalam kenyataan terdapat pemakaian dua kata yang
bermakna dan berfungsi sama.
(4) Kelangsungan pilihan kata dapat berlangsung dengan baik jika maksud atau
pikiran penulis atau pembaca tersampaikan secara tepat dan mudah dimengerti.
Kelangsungan pilihan kata dapat terganggu bila seorang pembicara atau
pengarang menggunakan terlalu banyak kata untuk maksud yang dapat
diungkapkan secara singkat. Oleh karena itu, pemilihan kata dapat berlangsung
dengan baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis, yaitu :
Menghindari kata-kata yang tidak menambah kejelasan makna kata.
Menghindari penggunaan beberapa kata yang bermakna sama.
Menghindari penggunaan istilah baru karena dapat menimbulkan
kebingungan bagi pembaca atau pendengar.
Dalam proses perkembangan bahasa kata dapat mengalami perubahan. Perubahan itu
terjadi karena perbedaan tempat pemakaian, perbedaan waktu pemakaian, dan kehendak
untuk memberi makna baru. Hal tersebut akan memengaruhi pilihan kata baik dalam
penulisan maupun penuturan. Di antara perubahan makna yang penting adalah sebagai
berikut :
Meluas, yaitu jika cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama.
Misalnya, kata putra- putri yang dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja,
sekarang dipakai untuk menyebut semua anak laki-laki dan perempuan.
Menyempit, yaitu jika cakupan makna dahulu lebih luas dari makna yang
sekarang. Misalnya, kata sarjana dahulu dipakai untuk semua cendekiawan,
sekarang hanya khusus untuk gelar akademik.
Amelioratif, yaitu perubahan makna yang meng- akibatkan makna baru
dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama. Misalnya, kata
istri dan nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
12
Peyoratif, yaitu perubahan makan yang meng- akibatkan makna baru dirasakan
lebih rendah nilainya dari makna lama (kebalikan dari ame- lioratif). Misalnya,
kata oknum dan gerombolan yang dianggap baik pada zaman lampau sekarang
maknanya menjadi tidak baik.
Sinestesia, yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua
indera yang berlainan. Misalnya, kata kata-katanya manis. Manis sebenarnya
tanggapan indera perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar.
Asosiasi, yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Misalnya,
kata amplop yang berarti kertas pembungkus surat, juga sering digunakan
sebagai pembungkus uang, berdasarkan persamaan tersebut dipakai untuk
pengertian memberi sogokan. Contoh, Beri dia amplop agar urusan cepat beres.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk menggambarkan
suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama,
tetapi bentuknya berlainan.
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia savio.(2013).
https://www.academia.edu/8608074/makalah_diksi_bahasa_indonesia
Setyadi Setyapranata.(2012).
https://pelitaku.sabda.org/
beberapa_ciri_bahasa_indonesia_baku#:~:text=Pengembangan%20ragam%20bahasa
%20baku%20memiliki,Bersifat%20kecendekiaan
15