Anda di halaman 1dari 15

DIKSI ATAU PILIHAN KATA

Dosen Pengampu Fitri wianti, S.pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Nurlita : 220102056
Hilma Nahrisa : 220102053
Rihhadatul Aisyi : 220102113
Fera Yunita : 220101060

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami kesehatan dan kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “DIKSI” ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu kita
curah limpahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW tentunya
kepada para sahabatnya, keluarga, tabi’i dan tabi’at nya, hingga kepada kita
selaku umatnya di akhir zaman ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan konstribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Adapun tujuan dari penulisah makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Fitri Wianti, S.Pd., M.Pd..
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga penulis. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Kami
berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Banda Aceh, 14 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase,
klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan
tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam
upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia
harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah
dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi
harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur
bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi,
kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam
bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu
mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena
itu, keterampilan menulis/mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, &
kosakata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosakata.
Kosakata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan
merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan
diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata
tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak
merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar
terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diksi?
2. Apakah fungsi-fungsi diksi?
3. Apa saja prinsip pemilihan kata dalam diksi?
4. Apa saja syarat-syarat ketepatan pilihan kata?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian diksi
2. Mengetahui fungsi-fungsi diksi
3. Mengetahui prinsip pemilihan kata dalam diksi
4. Mengetahui syarat-syarat ketepatan pilihan kata
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diksi

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan.
Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga
memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata
itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat
pemakainya. Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan
kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah
kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga
mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau
pendengarnya.1

Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang
setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita dapat lari dari kamus.
Kamus memberikan suatu ketetapan kepada kita tentang pemakaian kata-kata.
Dalam hal ini, makna kata yang tepatlah yang diperlukan. Kata yang tepat akan
membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu
harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Pemilihan
kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama
atau bermiripan. Ketersediaan kata akan ada apabila seseorang mempunyai
bendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki senarai (daftar) kata.

1
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta, Gramedia,2006) hlm 10
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan
juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks
dimana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa
masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan
pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, kata mati bersinonim dengan mampus,
wafat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas digunakan.

2.3 Fungsi-Fungsi Diksi


Pada dasarnya diksi memiliki fungsi yang penting dalam bertutur kata dan
sebuah tulisan. Oleh karena itu pemilihan diksi yang tepat sangat berpengaruh
terhadap pemahaman seseorang mengenai suatu hal. Adapun fungsi diksi
adalah sebagai berikut:
a) Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra
menjadi lebih paham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh
pengarang.
b) Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
c) Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal
(tertulis atau pun terucap).
d) Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat
menyenangkan pendengar atau pun pembacanya.
e) Membantu audiens atau pembaca mengerti apa yang disampaikan
penulis atau pembicara.
f) Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat. Menjadi lambang
ekspresi yang ada pada suatu gagasan.2

2.4 Prinsip Pemilihan Kata


Kosakata merupakan modal utama bagi seseorang dalam mengungkapkan
pokok pikirannya. Semakin banyak kosakata yang dikuasai semakin mudah bagi

2
orang tersebut mengemukakan gagasannya kepada orang lain. Akan tetapi,
penguasaan kosakata harus diiringi pula dengan penguasaan struktur bahasa yang
benar, yang gramatikal. Selain itu yang tidak kalah pentingnya lagi adalah
pengguna bahasa tersebut harus mampu memilih kosakata-kosakata tertentu untuk
digunakan dalam situasi tertentu di antara sekian banyak pilihan kata yang
dikuasai.
Terkait dengan hal ini. Djunaidi (dalam Wildan dan Ridwan Ibrahim [Ed.]
2003) mengemukakan bahwa ada sepuluh prinsip pemilihan kata yang harus
diperhatikan dalam penulisan ilmiah. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kata yang digunakan merupakan kosakata yang baku.
b) Kata yang dipilih harus dapat mengungkapkan pengertian yang tepat,
c) Kata dan pembentukannya harus sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
d) Kata atau kelompok kata yang digunakan harus sesuai dengan maksud
yang diinginkan.
e) Kata yang digunakan merupakan kosakata yang lazim dipakai dalam
bidang tersebut.
f) Kata yang digunakan bersifat netral.
g) Kata atau istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindarkan.
h) Kata atau istilah dalam bidang ilmu harus digunakan.
i) Pengertian kata atau istilah dari bahasa asing harus konsisten.
j) Penggunaan kata dari bahasa Indonesia yang belum umum untuk
pengganti kata atau istilah asing sebaiknya menyertakan kata atau
istilah asing itu di dalam tanda kurung, dan cukup sekali saja.

2.4.1 Kata yang Digunakan Merupakan Kata-kata yang Baku

Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang telah ditentukan. Sumber utama bahasa baku adalah Kamus bahasa
Indonesia. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis
dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Berikut beberapa contoh kata baku
dan kata tidak baku. 3

No Kata Baku Kata Tidak Baku


1. System Sistim
2. Analisis Analisa
3. Hierarki Hirarki
4. Karier Karir
5. Kualitas Kwalitas
6. Kaidah Kaedah
7. Nasihat Nasehat
8. Salat Shalat
9. Ramadan Ramdhan
10. Asasi Azazi

2.4.2 Kata yang Dipilih Harus Mengungkapkan Pengertian yang Tepat

Kata-kata yang dipilih untuk mengemukakan suatu pengertian harus mampu


mengungkapkan pengertian tersebut secara cermat.

1) Salah satu perusahaan telepon genggam yang terkenal di dunia, telah


meluncurkan model telepon genggam terbaru, (kata meluncurkan lebih
baik diganti kata menerbitkan.)
2) Kerusuhan yang ditimbulkan oleh gerakan pengacu itu baru-baru ini telah
menggoyang ketentraman kelurahan ini. (kata menggoyang lebih tepat
diganti mengguncang.)

2.4.3 Kata dan Pembentukannya Harus Sesuai dengan Kaidah Bahasa


Indonesia yang Bersangkutan

3
Azwardi. Menulis Ilmiah. (Banda Aceh, Bina Karya Akademika, 2018) hlm 96
1) Pemerintah perlu pikirkan nasib rakyat Aceh. (Kata pikirkan diganti
dengan memikirkan.)
2) Beberapa waktu lalu muncul isu akan ditutup beberapa sekolahan Turki
yang ada di Indonesia. (Kata sekolahan seharusnya diganti menjadi
sekolah.)

2.4.4 Kata atau Kelompok Kata yang Digunakan Harus Sesuai dengan
Maksud yang Diinginkan

1) Pemerintah akan menyesuaikan kembali tarif BBM. ( Kata menyesuaikan


diganti dengan menaikkan.)
2) Pemegang saham diminta datang pada rapat umum pemegang saham
besok pagi. (Frasa diminta datang diganti dengan diharapkan datang.)

2.4.5 Kata yang Digunakan Merupakan Suatu Kata yang Lazim Dipakai
dalam Bidang Tersebut

Kata yang digunakan adalah kata-kata yang umum dikenal oleh pemakaian
bahasa Indonesia karena kata tersebut biasa dipakai dalam komunikasi. Jika
digunakan istilah tertentu, istilah hendaknya merupakan istilah yang standar
digunakan dalam bidang ilmu yang bersangkutan.

1) Upah merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup


pegawai negeri dan keluarganya. (Kata gaji lebih lazim daripada upah.)

2.4.6 Kata yang Digunakan Bersifat Netral

1) Syira adalah anak dari babu di rumah kami. (Kata pembantu lebih netral
daripada babu.)
2) Rumah itu penuh dengan tahi binatang. (Kata kotoran lebih netral daripada
tahi.)

2.4.7 Kata atau Istilah dari Bahasa Asing Sedapat Mungkin Dihindarkan

1) Terdapat banyak barang teknologi yang canggih untuk dimanfaatkan.


(Kata canggih dapat menggantikan sophisticated.)
2) Pemerintah menemukan banyak kendala saat menerapkan tata ruang
daerah. (Kata kendala dapat menggantikan constraint.)

2.4.8 Kata atau Istilah dalam Bidang Ilmu Harus Digunakan

1) Penelitian ini hendak mendeskripsikan verba intransitif pada bahasa-


bahasa Nusantara. (Kata verba menggantikan kata kerja.)
2) Data yang ada menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak. (kata
hipotesis menggantikan dugaan.)

2.4.9 Pengertian Kata atau Istilah dari Bahasa Asing Harus Konsisten

1) Pengembangan kecerdasan buatan seperti pada robot mempunyai tiga


karakreristik utama, yaitu kemampuan bernalar, mengindrai, dan
berkomonikasi, (Misalnya, sekali menggunakan kata bernalar untuk
reasoning, kata bernalar harus secara konsisten digunakan terus menerus
dalam karya itu.)

2.4.10 Penggunaan Kata dari Bahasa Indonesia yang Belum Umum untuk
Pengganti Kata atau Istilah Asing Sebaiknya Menyertakan Kata atau Istilah
Asing itu di dalam Tanda Kurung , dan Cukup Sekali Saja

1) Tingkat kematian (mortality rate) merupakan salah satu masalah


kependudukan.

2.5 Syarat-Syarat Ketepatan Pilihan Kata


a) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim
misalnya: ialah, adalah, dalam pemakaian berbeda beda. Kata ialah harus
diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika menggunakan kata ialah maka
harus disertai sinonim.
 Manusia ialah orang. (benar dan cermat)
 Manusia ialah makhluk yang berakal budi (salah, tidak cermaat)
 Manusia adalah makhluk yang berakal budi. (benar dan cermat)
b) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat. Denotasi yaitu
kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi
dapat menimbulkan makna yang bermacam macam lazim digunakan
dalam pergaulan, untuk tujuan estetika dan kesopanan.
c) Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,
misalnya : interferensi (saling mempengaruhi) dan inferensi ( kesimpulan).
sarat (penuh,bunting) dan syarat (ketentuan).
d) Menggunakan kata abstrak dan konkret secara cermat, kata abstrak
(konseptual, misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern)
dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: mangga, sarapan, berenang).
e) Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya pria dan laki laki,
saya dan aku, serta buku dan kitab) berhomofon (misalnya: bang dan bank)
berhomograf (misalnya: apel( buah) dan apel (upacara) teras (serambi) dan
teras (pejabat) berhomonim (misalnya buku (tulang) dan buku (kitab).
f) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya:isu
(dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar
angin, desas desus).
g) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat. Untuk
mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya
menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) fortuner (kata
khusus).
h) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
i) Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami
maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisi,
koordinir seharusnya koordinasi.
j) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus
menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya modern sering
diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru.
Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan
kata, perlu diperhatikan :
 Kaidah kelompok kata/frase
 Kaidah makna kata
 Kaidah lingkungan sosial
 Kaidah karang-mengarang

2.6 Kesesuaian Kata


a) Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan misalnya: hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite
(baku), kondite (tidak baku).
b) Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat
misalnya: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur
(kasar), tunasusila (lebih halus).
c) Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna
dengan cermat. misalnya: sesuai bagi (salah). sesuai dengan (benar),
bukan hanya... melainkan juga (benar), bukan hanya... tetapi juga (salah),
tidak hanya...tetapi juga (benar).
d) Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat,
mengesot, dan merangkak: merah darah, merah hati.
e) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah dan
komunikasi non ilmiah (surat-menyurat, diskusi umum) menggunakan
kata popular, misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer),
psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (populer).
f) Menghindari penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis,
misalnya tulis, bahasa kerja, (bahasa lisan) menulis, menuliskan,
membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan, (bahasa
tulis).4

4
https://pendidikan.co.id/diksi/ (Diakses, 24 maret 2023)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Diksi adalah ketetapan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai dan menggunakan
sejumlah kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara
tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada
pembaca atau pendengarnya.
2. Pilihan kata dalam suatu komunikasi didasarkan kepada prinsip berikut.
Kata yang digunakan adalah kosakata yang baku, pembentukannya harus
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, harus sesuai dengan maksud yang
diinginkan, lazim dipakai dalam bidang tersebut, bersifat netral, kata atau
istilah dari bahasa asing sedapat mungkin dihindarkan, kata atau istilah
dalam bidang ilmu harus digunakan, pengertian kata atau istilah dari
bahasa asing harus konsisten, dan penggunaan kata dari bahasa Indonesia
yang belum umum untuk pengganti kata atau istilah asing sebaiknya
menyertakan kata atau istilah asing itu didalam tanda kurung, dan cukup
sekali saja.

3.2 Saran
Dari makalah ini kami yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan, untuk
lebih memperdalam pengetahuan, dan kesempurnaannya makalah ini maka
dengan senang hati kami menerima kritikan dan saran dari dosen pengampu dan
teman-teman sekalian.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia, 2006.

Azwardi. Menulis Ilmiah. Banda Aceh: Bina Karya Akademika, 2018.

Moeliono, Anton M. Diksi atau Pilihan kata:Suatu Spesifikasi di dalam


kosa kata, Jilid III Nomor 3. Jakarta:
Bharata, 1982.

https://pendidikan.co.id/diksi/ (Diakses, 24 maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai