Anda di halaman 1dari 18

DIKSI

(Pemilihan Kata)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MEITA SARI ANANDA

NIM : 140704025

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGRI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah DIKSI (Pemilihan Kata). Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia dan akhirat.

Karya Ilmiah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan karya ilmiah ini, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Darussalam, 15 Januari 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Diksi 3
B. Syarat-syarat Pemilihan Kata 4
C. Fungsi Diksi 8
D. Faktor-faktor yang Memengaruhi Diksi 9

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi
dan beradaptasi sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu
bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama,
ras, adat istiadat dan budaya yang masing-masing memiliki bahasa daerah
tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan bahasa Indonesia sangatlah penting bagi
masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan penunjang
aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat
penting dalam menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa
mungkin dunia ini tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia tidak bisa
melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk berkomunikasi dengan seseorang kita
pasti menggunakan bahasa, contoh seorang dosen yang menyampaikan materi
kuliah, seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang pedagang yang
menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada
bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan
bahasa dalam melakukan aktivitasnya.

Penggunaan kalimat juga tidak akan lengkap tanpa adanya pilihan kata
yang sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Ketepatan pemakaian kata dalam
suatu kalimat atau wacana sering disebut diksi atau pilihan kata. Jenis diksi sangat
bergam, salah satunya yaitu diksi indria sebagai sarana dalam menyampaikan

1
gagasan-gagasan khusus yang diserap oleh panca indera manusia, seperti serapan
indera.

Oleh karena itu didalam karya ilmiah ini, saya akan mencoba membahas
dan menjelaskan tentang pemilihan kata (diksi). Bahasa indonesia dalam
perkembangannya memang telah mengalami pasang surut. Pemakaian kata dan
struktur ejaannya sering dikacaukan karena mengikuti perkembangan jaman.
Bahkan atas nama modernisasi, orang jadi cenderung malu untuk menggunakan
bahasa indonesia dengan baik dan benar.

Karya Ilmiah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi pembaca dan
bagi yang masih peduli dengan penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan
benar. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari tahap sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun yang kami harapkan untuk bisa lebih baik
lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ?
2. Apa saja syarat-syarat pemakaian Diksi ?
3. Apa fungsi Diksi ?
4. Apa factor-faktor yang mempengaruhi Diksi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diksi
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-
hari dapatt membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan
maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam
menggunakan kosakata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminy maksud dari
isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal
demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata
dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.

Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa


Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yang tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh
efek tertentu (seperti yang diharapkan). Maka penguasaan kata seseorang
akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk seperti seseorang dalam
membuat sebuah karangan.

Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan


kata ini dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan
kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah
kosakata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga
mampu mengerti. Diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara
tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dengan
pola suatu kalimat1. Penertian diksi menurut para ahli diungkapkan oleh salah
satu ahli bahasa dan sastra terkenal dunia, Gorys Keraf. Menurutnya, diksi dan
gaya bahasa dituliskan dalam beberapa poin yang penting, yakni :

1 Enre (1988:101)

3
a) Pemilihan kata atau diksi mencangkup pengertian kata-kata mana yang
akandipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana
membentukpengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapanyang tepat, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam situasi.
b) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuasa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untukmenemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan
situasi dan nilai rasa yangdimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
pengasaansejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa
itu. Sedangkan yang dimaksud dengan perbendaharaan kata atau
kosa kata suatu bahasaadalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh
sebuah bahasa.

Didalam pengertian diksi menurut para ahli yang diungkapkan oleh Gorys
Keraf diatas, ada salah satu komponen dalam penggunaan diksi yang penting,
yakni kesesuian diksi. Yang dimaksud dengan kesesuian diksi adalah cara penulis
atau pembicara memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
dimana dia berbica, dengan siapa dan pada saat apa dia berbicara. Kesesuian diksi
membuat akan membuat penulis atau pembicara bisa mengungkapkan ide atau
gagasan dengan cara yang tepat dan sesuai dengan lingkungan tempat
menyampaikannya.

B. Syarat-syarat Ketepatan Pemilihan Kata

Ketepatan adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan


yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus

4
berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud
tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk
menimbukan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar,
seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu,
persoalan ketepatan pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan
kosa kata seseorang.
Kosa kata yang kaya raya akan memungkinkan penulis atau pembicara
lebih bebas memilih-milih kata yang dianggapnya paling tepat mewakili
pikirannya. Ketepatan makna kata menuntut pula kesadaran para penulis atau
pembicara untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa atau
kata denga referensinya. Apakah bentuk yang dipilih sudah cukup lengkap untuk
mendukung maksud penulis, atau apakah masih diperlukan penjelasan-penjelasan
tambahan ? demikian pula masalah makna kata yang tepat meminta pula
perhatian penulis atau pembicara untuk tetap mengikuti perkembangan makna
tiap kata dari waktu ke waktu., karena makna tiap kata dapat mengalami pula
perkembangan, sejalan dengan perkembangan waktu2.
Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan
memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.

Adapun syarat-syarat penetapan pemilihan kata yaitu :


1. Membedakan secara cermat makna denotatif dan makna konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit.
Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna
denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan
seperti ini adalah makna denotatif.

2 Keraf (2004:87-88)

5
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai
akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti
untung atau pukul.
Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata
kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil
berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah
suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.
Contoh :
- Bunga Edelwis hanya tumbuh di tempat yang tinggi ( Denotatif )
- Sinta adalah Bunga desa di kampungnya ( Konotatif )

2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.


Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai
makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak,
hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua
kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.
Contoh :
- Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha ?
- Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu
adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

3. Membedakan kata-kata yang mirip dengan ejaan


Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip
ejaan, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham.
Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya :
Bahwa-Bawah
Interferensi-Inferensi
Karton-Kartun
Preposisi-Proposisi

6
Korporasi-Koperasi
Insentif-Intensif

4. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara


tepat.

Pasangan yang salah Pasangan yang benar


antara ..... dengan .... antara .... dan .....
tidak ..... melainkan ..... tidak ..... tetapi .....
baik ..... ataupun ..... baik ..... maupun .....
bukan ..... tetapi ..... bukan ...... melainkan .....

5. Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.


Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang
mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.
Contoh :
- Kata Umum : Melihat
- Kata Khusus : Melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati,
mengawasi, menonton, memandang, manatap.
6. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan
berhomografi.
- Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
- Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi,
berbeda tulisan, dan berbeda makna.
- Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda
bunyi, dan berbeda makna.

Contoh :
- Sinonim : Hamil (manusia) : Bunting (hewan)

7
- Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) : Bang (panggilan
kakak laki-laki)
- Homografi : Apel (buah) : Apel (upacara)

7. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.

Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata


konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan
sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak,
seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan
gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat
teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-
hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan
tidak cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata
konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
- Kata abstrak : Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan
sifat terpuji.
- Kata konkret : APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.

8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang


sudah dikenal.
Contoh :
- Isu (berasal dari bahasa Inggris issue) berarti publikasi, perkara.
- Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-
usulnya, kabar angin, desas-desus.

C. Fungsi Diksi
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna
menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata

8
tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan
pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak
merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar
terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk
mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas
mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Diksi


Dalam membuat kalimat ada beberapa factor yang berpengaruh yaitu
penggunaan kata bahasa asing, penggunaan kata bahasa daerah, kebahasaan,
kesejarahan, kesosialan, kejiwaan dan kata baru yang sebaiknya dihindari. Berikut
dijelaskan secara rinci factor-faktor yang mempengaruhi diksi.
a. Pengaruh Bahasa Asing
Dalam perkembangan Bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
bahasa lain, bahasa daerah maupun bahasa asing. Pengaruh itu disatu sisi dapat
memperkaya khasanah Bahasa Indonesia, tetapi disisi lain dapat juga membantu
kaidah tata Bahasa Indonesia sehingga menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
Salah satu contoh yang dapat memperkaya khasanah Indonesia adalah
masuknya kata-kata tertentu yang tidak terdapat dalam Bahasa Indonesia. Kata
piker, saleh, dongkrak, kursi dan fakultas misalnya merupakan kata-kata yang
berasal dari bahasa asing yang sekarang tidak terasa sebagai kata-kata yang berasal
dari bahasa asing.3
b. Pengaruh Bahasa Daerah
Banyak kata dari bahasa daerah masuk kedalam Bahasa Indonesia,
memperkaya perbendaharaan kata-katanya. Kata-kata seperti heboh, becus,
lumayan, mendingan, gembleng, cemooh, semarak, seret, awet, dan melempem
semuanya berasal dari bahasa daerah.

3 Putrayasa (2010:124)

9
Kata-kata bahasa daerah yang susah diserap kedalam Bahasa Indonesia
tampaknya tidak menjadi masalah jika digunakan dalam pemakaian dalam bahasa
sehari-hari. Akan tetapi, bahasa daerah yang belum diterima dalam Bahasa
Indonesia inilah yang perlu dihindari penggunaannya agar tidak menimbulkan
kemacetan dalam komunikasi sehingga informasi yang disampaikan menjadi tidak
efektif.4
c. Kebahasaan
Meliputi perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat, yakni :
1. Perubahan intonasi adalah perubahan makna yang diakibatkan oleh
perubahan nada, irama, dan tekanan.

Contoh dalam kalimat;


Paman teman saya belum nikah
Paman, teman saya belum nikah
Paman, teman, saya belum nikah
Paman, teman, saya, belum nikah

2. Perubahan struktur frasa

kaleng susu (kaleng bekas tempat susu) susu kaleng (susu yang
dikemas dalam kaleng), dokter anak (dokter spesialis anak), anak dokter (anak
yang dilahirkan oleh orang tua yang menjadi dokter).

3. Perubahan bentuk kata

Peubahan bentuk kata adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh


perubahan bentuk. Contoh: tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- maka
menjadi ketua, makna berubah menjadi pemimpin.
4. Kalimat akan berubah makna jika struktur kalimatnya berubah.
Perhatikan kalimat berikut:

4 Putrayasa (2010 :123)

10
Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat
meringkus penjahat itu.

Kalimat diatas, salah kesejajaran bentuk kata diketahui


seharusnya mengetahui.

Karena mengetahui sebelumnya, satpam segera dapat


meringkus penjahat itu.
Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah
diketahui sebelumnya.

d. Kesejarahan

Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk


untuk menyebut perempuan penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita.
Kini setelah orang melupakan peristiwa tersebut menggunakan nya kembali,
dengan pertimbangan, kata perempuan lebih mulia dibanding kata wanita.

e. Kesosialan

Masalah kesosialan berpengaruh terhadap perubahan makna. Contoh;


petani kaya disebut petani berdasi, militer disebut baju hijau.

f. Kejiwaan

Perubahan makna Karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh


pertimbangan: rasa takut, kehalusan ekspresi, dan kesopanan. Perhatikan contoh
berikut ini:

- Tabu:
Pelacur disebut tunasusila
Germo disebut hidung belang
- Kehalusan:
Bodoh disebut kurang pandai
Malas disebut kurang pandai

11
- Kesopanan:
Ke kamar mandi disebut kebelakang
Gagal disebut kurang berhasil

g. Kata baru

Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan


kebutuhannya. Kebutuhan tersebut, memerlukan bahasa sebagai alat ekspresi dan
komunikasi. Pethatikan penggunaan kata: jaringan, kinerja,dan justifikasi.

- Jaringan kerja untuk menggantikan network


- Justifikasi untuk menggantikan pembenaran
- Kinerja untuk menggantikan performance

12
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Dari pembahasan yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan menjadi


beberapa poin penting yaitu :

1. Diksi atau pilhan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
2. Diksi berfungsi sebagai alat agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pembaca atau penulis terhadap pendengar atau pembaca dalam
berkomunikasi.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi diksi yaitu penggunaan kata bahasa asing,
penggunaan kata bahasa daerah, kebahasaan, kesejarahan, kesosialan,
kejiwaan dan kata baru
4. Syarat-syarat penetapan pemilihan kata yaitu :
1. Membedakan secara cermat makna denotatif dan makna konotatif
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dengan ejaan
4. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara
tepat.
5. Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
6. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan
berhomografi.
7. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang
sudah dikenal.

13
B. SARAN

Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf


hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan.

Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain


akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang dibaca huruf
demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai
dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://fitriasari93.blogspot.com/2012/05/makalah-diksi-dan-kalimat.html
http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-
pengertian.html
http://irpantips4u.blogspot.com/2011/10/makalah-diksi.html
Syahminan. Dkk. Bahasa Indonesia ke Arah Memahami Kaidah dan Penulisan Karya
Tulis Ilmiah (Banda Aceh : CV P&G Kilat Jaya) hlm.74-93
http://dilihatya.com/2052/pengertian-diksi-menurut-para-ahli
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&c
ad=rja&uact=8&ved=0CGYQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fzegyjib.files.wordpre
ss.com%2F2013%2F05%2Fmakalah-pilihan-kata-
diksi.docx&ei=o7C7VNnONsf_8QWv9oHoCw&usg=AFQjCNGF7IBap8RR24
iEGFnG3CV4Q5gNxA&sig2=3GnrUJQL8WfCSUxa8UCV8A&bvm=bv.83829
542,d.dGc
http://dewirahmawati001.blogspot.com/2013/09/diksi-atau-pilihan-kata.html

15

Anda mungkin juga menyukai