Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT MANUSIA

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Herpratiwi, M.Pd.

Disusun Oleh:

Bangkit Agung Permadi (2063034001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah dan tugas dengan judul “ HAKIKAT MANUSIA”

Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar kami dapat mengetahui
dengan jelas apa itu hakikat manusia dan tujuan yang paling utama bagi kami
untuk membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
landasan kependidikan.

Selanjutnya, dalam penulisan Makalah ini saya sudah berusaha seoptimal


mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan dalam
penulisan yang berlaku. Dengan terwujudnya makalah ini saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah


memberikan banyak petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan
tugas ini.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari Ibu Dr.
Herpratiwi, M.Pd., selaku dosen pengampu dan para pembaca yang membaca
laporan praktikum ini.

Bandar Lampung, 05 Oktober 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JJUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………... i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 2

1.3 Tujuan …………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………... 3

2.1 Pengertian Hakikat Manusia………………………………………. 3

2.2 Hakikat Manusia Ditinjau Dari Berbagai Sudut Pandang………… 4

2.3 Aspek-Aspek Hakikat Manusia…………………………………… 9

2.4 Hubungan Hakikat Manusia dan Hak Asasi Manusia……………..11

BAB III PENUTUP …………………………………………………………... 13

3.1 Kesimpulan………………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi
dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya di dunia.

Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui


segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak hanya bertanya
tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya
sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan selalu berupaya
mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui berbagai
pendekatan (common sense, ilmiah, filosofis, religi) dan melalui berbagai sudut
pandang (biologi, sosiologi, antropobiologi, psikologi, politik).

Dalam kehidupannya yang riil manusia menunjukkan keragaman dalam


berbagai hal, baik tampilan fisiknya, strata sosialnya, kebiasaannya, bahkan
sebagaimana dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusia pun bersifat
ragam sesuai pendekatan dan sudut pandang dalam melakukan studinya. ).
Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial setiap manusia ini disebut
pula sebagai hakikat manusia, sebab dengan karakteristik esensialnya itulah
manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda dari yang
lainnya. Contoh: manusia adalah animal rasional, animal symbolicum, homo
feber, homo sapiens, homo sicius, dan sebagainya.Mencari pengertian hakikat
manusia merupakan tugas metafisika, lebih spesifik lagi adalah tugas antropologi
(filsafat antropologi). Filsafat antropologi berupaya mengungkapkan konsep atau
gagasan-gagasan yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan
karakteristik yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan
karakteristik yang secara prinsipil (bukan gradual) membedakan manusia dari
makhluk lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?

2.Bagaimana hakikat manusia dari berbagai sudut pandang?

3.Bagaimana hubungan hakikat manusia dengan hak asasi manusia?

1.3 Tujuan

1.Untuk mengetahui apa itu hakikat manusia.

2.Untuk memhamai hakikat manusia yang ditinjau dari berbagai sudut pandang

3.Untuk mengetahui hubungan hakikat manusia dengan hak asasi manusia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam
membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi
dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas
hidupnya di dunia.

Pertanyaan tentang berbagai kesamaan karakteristik esensial manusia atau


berbagai aspek hakekat manusia bukanlah objek studi ilmu (science), melainkan
objek studi filsafat. Mencari pengertian dan aspek-aspek mengenai hakikat
manusia merupakan tugas metafisika, lebih spesifik lagi adalah tugas antropologi
(filsafat antropologi). Filsafat antropologi berupaya mengungkapkan gagasan-
gagasan yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan
karakteristik yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan
karakteristik yang secara prinsipil (bukan gradual) membedakan manusia dari
makluk lainnya.

Objek formal atau pertanyaan tersebut antara lain berkenaan dengan : (1)
asal-usul keberadaan manusia, yang mempertanyakan apakah ber-ada-nya
manusia di dunia ini hanya kebetulan saja sebagai hasil evolusi atau hasil ciptaan
Tuhan? (2) Struktur metafisika manusia, apakah yang esensial dari manusia itu
badannya atau jiwanya atau badan dan jiwa. (3) Berbagai karakteristik dan makna
eksistensi manusia di dunia, antara lain berkenaan dengan individualitas dan
sosialitas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengertian hakikat


manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tantang manusia
dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan
dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengetian
hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang
olehnya”.manusia memiliki karakteristik yang khas, “sesuatu yang olehnya”
manusia memiliki karakteristik yang khas, “sesuatu yang olehnya” ia merupakan
sebuah nilai yang unik, yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy,
1985).

Ada yang berpendapat bahwa perbedaan hakekat hewan dan hakekat manusia itu
seperti berikut:

Perbedaan hakikat manusia dan hakikat hewan diantaranya, bahwa;


(1) Manusia dilahirkan dalam kondisi tidak berdaya, adapun hewan lahir
dengan kemampuan siap pakai.
(2) Manusia merupakan mahluk biologis, individu dan social, adapun
hewan merupakan mahluk biologis.
(3) Manusia mempunyai [potensi yang terus berkembang,hewan tidak
mempunyai potensi melainkan mempunyai instink
(4) Manusia merupakan mahluk yang bertanggung jawab, adapun hewan
bertindak sesuai dengan instinknya,bukan sesuai dengan tanggung
jawabnya
(5) Manusia mempunyai etika, estetika, dan agama, adapun hewan tidak
pernah mengenal etika, estetika, dan agama

2.2 Hakikat Manusia Ditinjau Dari Berbagai Sudut Pandang

1. Hakikat manusia ditinjau dari Segi Fenomenologis:


Fenomenologis memandang manusia dari gejala yang nampak yaitu :
a. Manusia itu dilahirkan bebas.Bebas untuk menentukan pendapat,
bersikap dan berperilaku sesuai dengan kemampuannya.
b. Manusia lahir dibatasi dengan kodrat yang telah ditentukan
Tuhan.Manusia mempunyqai kerterbatasan kodrati,apakah
ia laki-laki atau perempuan, dll
c. Manusia memerlukan bantuan orang lain.Oleh karena itu manusia
selalu memerlukan kontak dengan lain untuk saling menolong satu
sama lain.
d. Perkembangan manusia memerlukan waktu yang cukup panjang
dibandingkan dengan hewan. Dalam perkembangannya ia
memerlukan waktu cukup panjang untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik.

2. Hakikat manusia ditinjau dari Segi Eksistensialis


Eksistensialis memandang manusia sebagai berikut :

a. Manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menyadari diri.


Manusia dapat membedakan dirinya dan lingkungannya.Manusia adalah
subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self-
awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari
keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang
ada di luar dirinya (objek); selain itu manusia bukan saja mampu berpikir
tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang
pemikirannya.

b. Manusia mempunyai kemampuan untuk menerobos ruang dan


waktu.Manusia tidak terikat pada ruang dan waktu,ia dapat menembus
ingatannya pada masa lalu dan masa depan.Kemampuan menembus masa
lalu dan masa depan inilah menjadikannya disebut sebagai makhkluk
eksistensialis.

c. Manusia mempunyai kemampuan untuk menilai baik dan buruk. Manusia


mempunyai kata hati yang tajam apabila ia mampu membuat keputusan yang
baik dan yang buruk bagi dirinya dan orang lain.

d. Ketajaman hati manussia biasanya diikuti dengan perbuatan yang sejalan


dengan kata hatinya.
e. Manusia mempunyai kemampuan untuk bertanggung jawab dengan baik.
Bertanggung jawab dalam hal ini komprehensif, baik untuk dirinya sendiri,
pada sesame manusia dan juga pada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Hakikat manusia ditinjau dari Segi Antropologis


Manusia dipandang sebagai makhluk paling sederhana yang kemudian
berkembang menjadi makhluk paling sempurna.C. Darwin dalam bukunya The
Oriigin of The Spiciess menyebutkan bahwa “manusia merupakan makhluk paling
sederhana yang kemudian berkembang menjadi makhluk paling komplek, dan
menjadi nmakhluk paling komplek itu karena kebudayaan manusia”

Kebudayaan tercipta oleh manusia, tapi kemudian manusia itu sendiri


dalam kehidupannya dipengartuhi oleh kebudayaan disekelilingnya Oleh karena
itu wujud dan isi kebudayaan itu akan mewarnai kehidupan manusia, yang pada
dasarnya adalah ciptaan manusia. Hal inilah yang menyebabkan bahwa manusia
tidak dapat digeneralisasikan sepanjang ia sejalan dengan kebudayaannya.

Kita tak dapat memungkiri adanya proses perkembangan di alam semesta


termasuk pada manusia, namun atas dasar keyakinan agama, kita tak dapat
menerima pandangan yang menyatakan beradanya manusia di alam semesta
sebagai hasil evolusi dari alam tanpa Pencipta. Di dalam metafisika khususnya
dalam kosmologi, paham evolusionisme juga ditentang melalui argumen
kosmologi. Argumen kosmologi menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada
mesti mempunyai suatu sebab. Adanya alam semesta termasuk di dalamnya
manusia adalah sebagai akibat. Dalam pengalaman hidup kita menemukan adanya
rangkaian sebab-akibat, namun dalam hal ini mesti ada Sebab Pertama yang tidak
disebabkan oleh yang lainnya. Sebab Pertama adalah sumber bagi sebab-sebab
yang lain, tidak berada sebagai mated, melainkan sebagai "Pribadi" atau "Khalik".
Argumen semacam ini antara lain dikemukakan oleh Muhammad Baqir Ash-
Shadr (1991) dan Thomas Aquinas (Titus, et.al., 1959).
Manusia dapat dikatakan bermakna apabila ia dapat mewariskan nilai-
nilai kebudayaan yang diciptakannya dan tentunya juga berkat kuasa sang
Pencipta, mewariskan pada generasi penerusnya, dan disisi lain manusia tersebut
dapat juga merekam nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi
pendahulunya. Indonesia dengan Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan
juga Bhineka Tunggal Ika, memberi peluang bagi tiap warga Negara untuk
mengokohkan keimanannya dan mengembangkan seluruh budaya yang ada di
Indonesia.

4. Hakikat manusia ditinjau dari Segi Sosialis


Seorang Filosof Yunani pada tahun 1875 yaitu Comte menyebutkan
bahwa masyarakatlah yang menentukan individu. Baginya, manusia itu ada untuk
masyarakat, dan masyarakatlah yang menentukan segala-galanya.

Comte memandang bahwa manusia itu bersifat non rasional. Oleh karena
itu menurutnya Individual Liberty akan menimbulkan bahaya bagi keutuhan
masyarakat itu sendiri. Demikian pula dalam kerhidupan masyarakat, tidak adapt
berpendapat berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh golongan masyarakat
tertinggi. .

Dalam pendidikan, manusia diibaratkan sebagai benda kosong yang harus


diisi. Makin diisi dengan berbagai ilmu, maka benda itu akan penuh. Manusia
dipandang sebnagai makhluk yang tergantung kepada apa yang diisikan. Hal ini
berarti kurang memperhatikan factor bakat dan minat yang ada pada diri manusia.
Hal ini kurang tepat untuk dipergunakan dalam sistim pendidikan di Indonesia.
Pendapat Comte cukup sulit untuk diterima, karena individu tidak diberi peluang
untuk berkembang atau mengembangkan kreativitas dan minatnya sendiri.

5. Hakekat Manusia ditinjau dari segi Humanis


Dari segi humanistic, Carl Rogers berpendapat bahwa manusia itu
memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif. Manusia
itu, bersifat rasional. Oleh karena itu dalam berbagai hal, dapat menentukan
nasibnya sendiri. Hal ini mengandung arti bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk mengarahkan, mengatur dan mengontrol dirinya sendiri apabila diberikan
peluang untuk berkembang. Kehidupan manusia adalah kehidupan yang penuh
dengan kemungkinan (a process of becoming)dan hal ini berjalan terus tidak
pernah selesai sepanjang hayatnya.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka proses pembentukan kepribadian


manusia yang melihat manusia secara keseluruhan dalam menangani
kesejarahannya, dari masa lalu, masa kini dan masa depan. Manusia bukan
makhluk pasif yang memiliki pengalaman, melainkan juga makhluk yang
mengolah pengalamannya.

Berbeda dengan pendapat di atas, kaum behavioristik memandang


manusia sepenuhnya adalah makhluk reaktif yang perilakunya dikontrol oleh
factor-faktor yang dating dari luar. Jadi perilaku manusia ditentukan oleh
pengaruh lingkungan, adapun manusia itu sendiri pasif. Banyak kritik terhadap
konsep behavioristik ini, karena merendahkan derajat manusia dengan segala
karakteristik, potensi-potensi, berkreasi, menetapkan tujuan, dan berbagai
aktivitas lainnya.

6. Hakekat Manusia ditinjau dari segi Hak Asasi Manusia

Hakikat tugas dan tujuan hidup manusia tiada lain adalah menjadi
manusia. Tugas dan tujuan hidup manusia adalah membangun atau "mengadakan"
dirinya mendekati manusia ideal.Inilah yang dalam filsafat disebut self-
realization (realisasidiri). Realisasi-diri erat hubungannya dengan pandangan
tentang hakikat manusia, yang dapat kita pelajari dengan bersumber dari agama
atau filsafat. Dengan bersumber dari filsafat, hendaknya kita maklumi bahwa
"manusia menjadi manusia yang sebenarnya jika dapat merealisasikan hakikatnya
secara total" (Henderson, 1959). Adapun sebagaimana telah Anda pahami melalui
Kegiatan Belajar 2, manusia dapat menjadi manusia hanya melalui Pendidikan.
Implikasinya, dalam rangka mencari pengertian atau mendefmisikan
tentang pendidikan sewajarnya bertolak dari suatu pandangan tentang manusia
dan diarahkan kepada wujud manusia ideal berdasarkan pandangan tentang
manusia yang dijadikan asumsinya.

2.3 Aspek – Aspek Hakikat Manusia

1. Manusia sebagai mahluk Tuhan

Manusia adalah mahluk yg paling sempurna (memiliki kesadaran dan


penyadaran diri) yg pernah diciptakan oleh Tuhan YME. Kesempurnaan ini
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas manusia sebagai khalifah di muka
bumi ini.

2. Manusia sebagai kesatuan Badan – Roh

Manusia hidup dalam ruang dan waktu, sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai berbagai kebutuhan, insting, nafsu, serta mempunyai
tujuan. Manusia juga berpotensi untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
dan potensi untuk berbuat, potensi untuk mampu berfikir (cipta), potensi
berprasaan (rasa), potensi untuk berkehendak (karsa), dan potensi lainnya,

3. Manusia sebagai mahluk individu

Sebagai individu manusia adalah satu kesatuan yg tak dapat dibagi antara
aspek badani dan rohaninya, memiliki perbedaan dengan manusia yg lainnya
sehingga bersifat unik dan merupakan subjek yg otonom. Setiap manusia mampu
menunjukkan eksistensi,ingin menjadi dirinya sendiri dan bebas bercita – cita
untuk menjadi sseorang tetentu dan masing – masing mampu menyatakan “inilah
aku” di tengah – tengah segala yg ada.

4. Manusia sebagai mahluk social

Selain memiliki kesadaran diri, manusia juga memiliki kesadaran social


pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia dapat mengukuhkan
eksistensinya. Oleh karena setiap manusia adalah pribadi dan adanya hubungan
timbal balik antara individu dan sesamanya maka idealnya situasi hubungan
antara individu dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan antara subjek
dan objek, melainkan subjek dengan subjek.

5. Manusia sebagai mahluk berbudaya

Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan,


hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bertautan dengan kehidupan
manusia sepenuhnya, kebudayaan menyangkut sesuatu yg nampak dalam bidang
eksistensi setiap manusia.

6. Manusia sebagai mahluk susila

Menurut Immanuel Kant, manusia memiliki aspek kesusilaan karena pada


manusia terdapat rasio prakti yg memberikan perintah mutlak (caterogical
imperative). Contoh jika kita meminjam barang orang lain maka ada perintah yg
diwajibkan untuk mengembalikan barang pinjaman tersebut.

7. Manusia sebagai mahluk beragama

Aspek keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial


eksistensi manusia yg terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran suatu agama yg diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Dalam
keberagamaan ini manusia akan merasakan hidupnya menjadi bermakna. Tata
cara hidup dalam berbagai aspek kehidupannya, jelas pula apa yg menjadi tujuan
hidupnya :

a. Manusia adalah mahluk utama (mahluk natural maupun


supranatural manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat yg
mulia).
b. Manusia adalah kemauan bebas (kemauan dalam arti bahwa
kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai
sumber utama yg bebas kepadanya dunia alam, sejarah, dan
masyarakat sepenuhnya bergantung serta terus menerus).
c. Manusia adalah mahluk yg sadar (melalui daya refleksi yg
menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal,
menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu
menganalisa masing – masing realita dan peristiwa.
d. Manusia adalah mahluk yg sadar diri (mempunyai pengetahuan
atas kehadirannya sendiri, ia mampu mempelajari , menganalisis,
mengetahui, dan menilai dirinya).
e. Manusia adalah manusia kreatif (aspek kreatif tingkah lakunya ini
memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan
menempatkannya di samping Tuhan).
f. Manusia adalah mahlujk idealis (tidak pernah puas dengan apa yg
ada, tetapi berjuang untuk untuk mengubahnya menjadi apa yg
seharusnya.
g. Manusia adalah mahluk moral ( terikat oleh nilai antara manusia
dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg
lebih tinggi daripada motif manfaat timbul.

Manusia adalah mahluk utama dalam dunia alami, memiliki esensi


uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg
bersifat istimewa dan mulia (memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg
independen,

2.4 Hubungan Hakekat Manusia dengan Hak Asasi Manusia


Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa; manusia adalah kesatuan
badani-rohani yang hidup dalam ruang dan waktu, sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai berbagai kebutuhan, insting, nafsu serta tujuan hidup;
manusia memiliki berbagai potensi, yaitu potensi untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbuat baik, cipta, rasa, karsa, dan karya, adapun
dalam eksistensinya manusia memiliki aspek individualitas, sosialitas, kultural,
moralitas, dan religius. Mesti Anda perhatikan sesungguhnya sosok manusia ini
adalah sosok manusia ideal, sosok manusia yang dicita-citakan atau yang menjadi
tujuan, sosok manusia yang belum terwujud melainkan yang mesti diupayakan
untuk diwujudkan.

Dalam hal ini berarti manusia lahir dengan potensi, ia lahir belum
terspesialisasi seperti hewan atau binatang, dan bahwa perkembangannya bersifat
terbuka. Implikasi dari pandangan tentang berbagai aspek hakikat manusia
tersebut, sebagai Hak Asasi Manusia atau sebagai upaya membantu manusia agar
mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya maka pendidikan
sewajarnya diupayakan dengan tujuan untuk membantu mengembangkan
berbagai potensi yang ada pada manusia.

Hakikat tugas dan tujuan hidup manusia tiada lain adalah menjadi manusia.
Tugas dan tujuan hidup manusia adalah membangun atau "mengadakan" dirinya
mendekati manusia ideal. Inilah yang dalam filsafat disebut self-realization
(realisasi-diri). Realisasi-diri erat hubungannya dengan pandangan tentang hakikat
manusia, yang dapat kita pelajari dengan bersumber dari agama atau filsafat.
Dengan bersumber dari filsafat, hendaknya kita maklumi bahwa "manusia
menjadi manusia yang sebenarnya jika dapat merealisasikan hakikatnya secara
total" (Henderson, 1959).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang
manusia dan makna eksistensi manusia di dunia.Aspek-aspek hakikat manusia :

 Manusia sebagai makhluk tuhan


 Manusia sebagai kesatuan badan-roh
 Manusia sebagai makhluk individu
 Manusia sebagai makhluk social
 Manusia sebagai makhluk berbudaya
 Manusia sebagai amkhluk Susila
 Manusia sebagai makhluk beragama
DAFTAR PUSTAKA

S. Sumantri,Muhammad, Modul 1 hakikat manusia dan Pendidikan

Yatimah,Durotul,Landasan Kependidikan,Jakarta,penerbit : CV. ALUMGADA


MANDIR,
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Manusia

hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar


tantang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat
manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan
kata lain, pengetian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu
yang olehnya” manusia memiliki karakteristik yang khas, “sesuatu yang olehnya”
manusia memiliki karakteristik yang khas, “sesuatu yang olehnya” ia merupakan
sebuah nilai yang unik, yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy,
1985).

Anda mungkin juga menyukai