Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

DOSEN PENGAMPUH : ASPIKAL ,S.Pd.,M.Pd

TUGAS 7

MATEMATIKA DASAR

“LOGIKA MATEMATIKA”

SRI WAHYUNI J

516022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP)MUHAMMADIYAH BONE

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang ’’LOGIKA MATEMATIKA’’ ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang

di miliki. Dan kami juga berterima kasih pada dosen bidang studi kami yang telah

memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan, pengetahuan serta pemahaman kita tentang ’’LOGIKA MATEMATIKA’’

.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-

kekurangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan

di masa yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana

yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata

yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa depan.

Watampone, 5 Januari 2017

Sri Wahyuni J

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………………… 1

B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………… 2

C. TUJUAN PENULISAN ………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERNYATAAN….…..……………….….…..…. 3

B. NOTASI DAN NILAI KEBENARAN……………..………..….. 6

C. PERANGKAI DASAR DAN TABEL KEBENARAN……...…. 8

D. NEGASI DARI PERNYATAAN MAJEMUK………..…….…... 15

E. PENGOLAHAN PERNYATAAN MAJEMUK….…….……….. 19

F. KESETARAAN DUA PERNYATAAN……….…….….………. 21

G. PERNYATAAN BERKUARTOR……………..………………… 23

H. NEGASI DARI PERNYATAAN BERKUARTOR………..…… 24

I. ARGUMEN DAN PENARIKAN KESIMPULAN…………...… 25

BAB III PENUTUP

iii
A. KESIMPULAN …………………………………………………... 29

B. SARAN …………………………………………………………… 29

DAFTARPUSTAKA…………………………………………………….. 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Logika berasal dari bahasa Yunani kono (logos) yang berarti hasil

pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam

bahasa. Logika merupakan ssalah satu cabang filsafat.

Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berfikir yang logis. Cara

berfikir ini dapat berupa cara menentukan benar tidaknya suatu penyataan.

Tahukah anda bahwa logika matematika banyak diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari? Misalnya dalam menyimpulkan suatu permasalahan

untukmengambil suatu keputusan, baik dalam bidang perdagangan, teknologi,

maupun pemerintahan.

Sebagai contoh, prinsip logika matematika juga diterapkan dalam proses

cara berfikir suatu system komputer. Kalimat atau pernyataan selalu digunakan

dalam berkomunikasi. Pernyataan tersebut dapat dilihat nilai kebenarannya

sehingga dapat ditrik kesimpulan. Pernyataan nilai kebenaran, dan kesimpulan

dapat di pelajari dalam logika matematika.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pengertian Pernyataan (Proposisi) ?

2. Bagaimana Notasi dan Nilai Kebenaran Suatu Pernyataan ?

3. Jelaskan Tentang Perangkai Dasar dan Tabel Kebenaran ?

4. Jelaskan Tentang Negasi dari Pernyataan Majemuk ?

5. Bagaimana Pengolahan Pernyataan Majemuk ?

6. Jelaskan Tentang Kesetaraan Dua Pernyataan?

7. Apakah Pernyataan Berkuantor Itu?

8. Bagainamakah Negasi dari Pernyataan Berkuartor?

9. Bagaimanakah Cara Penarikan Kesimpulan Suatu Argumen?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Memahami Pengertian Pernyataan (Proposisi), Notasi dan Nilai

Kebenaran Suatu Pernyataan.

2. Menjelaskan Perangkai Dasar dan Tabel Kebenaran.

3. Menjelaskan Tentang Negasi dari Pernyataan Majemuk serta Pengolahan

Pernyataan Majemuk.

4. Menjelaskan Kesetaraan Dua Pernyataan.

5. Memahami Pernyataan Berkuantor serta Negasi dari Pernyataan

Berkuartor.

6. Menarik Kesimpulan Suatu Argumen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERNYATAAN (PROPOSISI)

1. Pengertian Pernyataan

Pernyataan adalah kalimat-kalimat yang banyak dibicarakan dalam logika

matematika. Kalimat pernyataan di bedakan menjadi tiga, yaitu kalimat deklaratif,

nondeklaratif, dan nonformal.

a. Kalimat deklaratif (proposisi)

Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung pengertian dan nilai

kebenaran atau logik salah satu dari “benar” atau “salah” (tidak keduanya).

Kalimat deklaratif juga disebut proposisi atau pernyataan atau statement.

Contoh :

1. Danau Toba terletak di Jawa Barat (pernyataan salah)

2. Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180°. (pernyataan benar)

b. Kalimat nondeklaratif (bukan proposisi)

Kalimat nondeklaratif adalah kalimat yang mengandung pengertian dan

tidak mempunyai nilai logic baik yang “benar” maupun “salah”. Kalimat ini

juga disebut bukan proposisi. Misalnya kalimat tanya, kalimat seru, kalimat

perintah, kalimat harapan, dan kalimat terbuka, semuanya merupakan kalimat

nondeklaratif.

3
Contoh :

Siapa namamu? x + 10 = 2

Hai siapa dia? x+y=3+1 kalimat terbuka

Kerjakan ini! x2 > x + y + 1

c. Kalimat nonformal (faktual)

Kalimat nonformal adalah kalimat yang mengandung pengertian dan juga

mempunyai nilai logic, hanya saja nilai logikanya belum dapat diketahui pada

saat itu dan akan di ketahui sesudah diadakan observasi lebih lanjut. Kalimat ini

disebut juga tidak tentu, jadi nilai logic untuk kalimat ini belum benar atau

belum tentu salah.

Contoh :

“Sitti pergi ke Jakarta”.

Bila benar Sitti pergi ke Jakarta, maka kalimat ini bernilai benar. Jangan-

jangan Sitti hanya pergi ke Cirebon. Jika Sitti hanya prig ke Cirebon, maka

kalimat tersebut bernilai salah. Karena itu nilai logiknya masih memerlukan

penyelidikan lebih lanjut.

2. Kalimat Matematika

Kalimat matematika terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Kalimat tertutup

Kalimat tertutup adalah kalimat yang tidak mempunyai variable yang

memiliki nilai benar dan salah, tapi tidak secara bersamaan.

4
Contoh:

- 6 + 3 =10 (pernyataan salah)

- Jakarta ibukota RI (pernyataan benar)

Kalimat tertutup disebut juga sebagai sebuah pernyataan atau proposisi.

2. Kalimat Terbuka

Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat peubah atau variable,

sehingga belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Sebuah kalimat terbuka

berubah menjadi pernyataan bila peubahnya diganti oleh suatu anggota semesta

pembicaraan (kostanta).

Kostanta /anggota semesta pembicaraan yang bila menggantikan peubah

dalam suatu kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar disebut

penyelesaian dari kalimat terbuka tersebut. Himpunan yang terdiri dari semua

penyelesaiaan suatu kalimat terbuka disebut himpunan penyelesaian kalimat

terbuka tersebut.

Variable adalah lambang untuk menunjukkan anggota untuk sembarang dari

himpunan semesta. Kostanta adalah lambang untuk menunjukkan anggota

trtentu dalam himpunan semesta.

Contoh :

1. x – 2 < 5 (x adalah peubah), jika x diganti dengan 7 maka pernyataan 7

– 2 = 5 bernilai benar dan 7 disebut kostanta.

5
2. y + 1 < 5 (y adalah peubah), jika himpunan semestanya adalah bilangan

asli dan y digantidengan 1, 2, dan 3 maka pernyataan itu bernilai benar

dan 1, 2, dan 3 disebut kostanta. Jika himpunan semesta adalah bilangan

cacah yang y diganti dengan 0, 1, 2, dan 3 maka pernyataan itu juga

bernilai benar.

Catatan :

Pernyataan adalah suatu kalimat yang mempunyai dua kemungkinan yaitu

benar atau salah tetapi tidak mungkin keduanya.

B. NOTASI DAN NILAI KEBENARAN

1. Notasi

Dalam logika, suatu pernyataan disimbolkan dengan huruf kecil, seperti p, q, r,

s, …, dan seterusnya. Misalnya pada pernyataan berikut.

Contoh :

 Pernyataan “Bilangan asli merupakan himpunan bagian dari bilangan

cacah” dapat dilambangkan dengan memakai huruf p. Ditulis

p: Bilangan asli merupakan himpunan bagian dari bilangan cacah.

 q : 4 + 7 < 10

Dari pernyataan-pernyataan tersebut diketahui bahwa pernyataan p bernilai

benar, sedangkan penyataan q bernilai salah.

2. Nilai Kebenaran

6
Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditentukan memakai dasar empiris

dan tak empiris. Dasar empiris adalah menentukan benar atau salah dari sebuah

pernyataan berdasarkan fakta-fakta yang ada atau dijumpai dalam kehidupan sehari-

hari.

Contoh :

1) “Ibu kota Jawa Tengah adalah Semarang”, pernyataan benar

2) “Batu adalah benda cair”, pernyataan salah.

Dasar tak empiris adalah menentukan benar atau salah dari sebuah pernyataan

dengan memakai bukti atau perhitungan–perhitungan dalam Matematika.

Contoh :

1) “Akar persamaan 2x – 1 = 3 adalah 2”, merupakan pernyataan benar.

2) “Jika x < 1, maka x > 2 , merupakan penyataan salah.

Untuk pernyataan benar dikatakan mempunyai nilai kebenaran B (benar),

sedangkan untuk pernyataan yang salah dikatakan mempunyai nilai kebenaran S

(salah).

Catatan :

Nilai kebenaran suatu pernyataan kadang-kadang dilambangkan dengan angka 0 atau

1. Anka 0 ekuivalen dengan nilai kebenaran S dan angka 1 ekuivalen dengan nilai

kebenaran B. lambang nilai kebenaran 0 dan 1 dipakai dalam menganalisis suatu

jaringan listrik.

7
C. PERANGKAI DASAR DAN TABEL KEBENARAN

Misalnya kita mempunyai dua buah pernyataan p dan q. Dari kedua

pernyataaan tersebut dapat di bentuk proposisi baaru dengan menggunakan kata-kata

perangkai sebagai penghubung pernyataan p dan q. perangkai ini sering juga disebut

dengan operasi. Pernyataan baru yang dibentuk tersebut dinamakan pernyataan

majemuk. Perangkai pernyataan ada 2 macam, yakni uner dan biner.

a. Operasi uner, yaitu operasi yang bekerja pada sebuah pernyataan. Yang

termasuk dalan operasi uner adalah negasi atau penyangkalan atau

ingkaran.

b. Operasi biner, yaitu operasi yang mengomposisikan beberapa pernyataan

tunggal menjadi sebuah pernyataan majemuk. Yang termasuk dalam

operasi biner adalah konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.

1. Negasi / Ingkaran / Penyangkalan

Negasi disebut juga ingkaran, penyangkalan, atau peniadaan. Negasi dari

pernyataan p dinotasikan dengan ~p atau 𝑝̅. Jika p bernilai benar maka ~p bernilai

salah dan jika p bernilai salah maka ~p bernilai benar. Nilai kebenaran dari suatu

pernyataan biasanya disajikan dalam suatu table yang disebut tabel kebenaran.

8
Tabel kebenarannya sebagai berikut.

p ~p Keterangan:

B S B = Benar

S B S = Salah

Contoh :

Tentukan negasi dari prnyataan berikut.

1. Satu-satunya bilangan prima genap adalah 2.

2. 100 : 5 = 20.

Jawaban :

1. p : satu-satunya bilangan prima genap adalah 2. (B)

~p : satu-satunya bilangan prima genap bukan 2. (S)

~p : tidak benar bahwa satu-satunya bilangan prima genap adalah 2. (S)

2. q : 100 : 5 = 20 (B)

~q : 100 : 5 ≠ 20 (S)

Catatan :

Negasi dari”semua atau setiap”adalah ada atau tidak beberapa” begitupun sebali

knya.

9
2. Pernyataan Majemuk

1. Konjungsi

Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan yang

di hubungkan dengan kata “dan”. Kata “dan” dinotasikan dengan “˄”. Pada konjungsi

tidak diharuskan adanya hubungan antara komponen-komponennya. Nilai kebenaran

p ˄ q hanya tergantung pada nilai kebenaran komponen- komponennya, yaitu nilai p

dan q. Konjungsi mempunyai table kebenaran sebagai berikut.

P q p˄q

B B B

B S S

S B S

S S S

Konjungsi bernilai benar apabila kedua komponen pernyataannya benar.

Contoh :

p : hari ini hujan deras sekali. (B)

q : jalanan menjadi licin. (B)

p˄q : hari ini hujan deras dan jalanan memjadi licin. (B)

10
Kata-kata yang membentuk konjungsi selain dan adalah meskipun, tetapi, sedangkan,

sambil, yang, juga, walaupun, dan lain-lain.

2. Disjungsi

Disjungsi adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika

“atau” untuk membentuk suatu pernyataan majemuk. Dengan lambang, disjungsi dari

dua pernyataan p dan q ditulis : p ˅ q (dibaca: p atau q).

Table kebenaran disjungsi.

p q p˅ q

B B B

B S B

S B B

S S S

Suatu disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua komponennya salah.

Contoh :

p : bilangan ganjil habis dibagi dua. (S)

q :10 adalah bilangan ganjil. (S)

p˅q : bilangan ganjil habis dibagi 2 atau 10 adalah bilangan ganjil. (S)

3. Implikasi

Implikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan yang

dihubungkan dengan “jika…maka….”. Implikasi dilambangkan dengan “→“.

11
Pernyataan p disebut anteseden (hipotesis) dan pernyataan q disebut konsekuen

(kesimpulan).

Tabel kebenaran dari implikasi sebagai berikut.

p r p →q

B B B

B S S

S B B

S S B

Implikasi bernilai salah apabila antesedennya bernilai benar dan konsekuennya

bernilai salah.

Contoh :

p : air merupakan zat cair. (B)

q : zat cair yang dipanaskan akan mengembun. (S)

p →q : jika air merupakan zat cair maka zat cair yang dipanaskan akan

mengembun. (S)

Implikasi p → q dapat diturunkan menjadi bentuk proposisi sabagai invers,

konvers, dan kontraposisi.

12
a. Invers dari suatu implikasi p →q adalah yang berbentuk ~p → ~q.

b. Konves dari suatu implikasi p →q adalah yang berbentuk q → 𝑝.

c. Kontraposisi dari suatu implikasi p →q adalah yang berbentuk ~q → ~p

Contoh:

Diberikan pernyataan dengan peranggkai implikasi berikut:

Implikasi : jika hutan gundul, maka akan terjadi banjir.

Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataan tersebut.

Penyelesain:

Konvers : jika terjadi banjir, maka hutan gundul.

Invers : jika hutan gundul, maka tidak akan terjadi banjir.

Kontraposisi : jika tidak banjir, maka hutan tidak gundul.

Hubungan antara implikasi, invers, konvers, dan kontraposisi dapat disusun dalam

suatu skema sebagai berikut:

konvers
p →q q→𝑝

kontraposisi

invers invers

konvers
~p → ~q ~q → ~p

13
Tabel kebenaran implikasi, invers, konvers, dan kontraposisi.

p q ~p ~q p →q q→𝑝 ~p→~q ~q→~p

B B S S B B B B

B S S B S B B S

S B B S B S S B

S S B B B B B B

4. Biimplikasi

Biimplikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan

yang dihubungkan dengan kata “…jika dan hanya jika …”. Kata biimplikasi

dilambangkan dengan “↔”. Notasi biimplikasi p ↔ q dibaca “p ika dan hanya jika q”.

biimplikasi disebu juga implikasi dua arah atau bikondisional.

Tabel kebenaran dari biimplikasi sebagai berikut.

P r p↔q

B B B

B S S

S B S

S S B

14
Biimplikasi bernilai benar jika kedua komponennya bernilai sama.

Contoh :

p : alog b = c (B)

q : ac = b (B)

p↔q : alog b = c jika dan hanya jika : ac = b (B)

D. NEGASI DARI PERNYATAAN MAJEMUK

1. Ingkaran dari Konjungsi

Ingkaran dari suatu kojungsi mempunyai nilai yang berlawanan dari konjungsi

sebelumnya. Misalkan, 𝑝 ˄ 𝑞 adalah suatu pernyataan maka negasi dari 𝑝 ˄ 𝑞

dapat ditulis ∼ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞. Sifatini dikenal dengan De`Morgan. Tabel

nilai kebenaran dari konjungsi dan ingkarannya sabagai berikut.

p q ∼𝑝 ∼𝑞 ∼𝑝 ∨∼𝑞

B B S S S

B S S B B

S B B S B

S S B B B

15
Contoh :

p : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama.

(B)

q : Besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°. (B)

𝑝˄q : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama

dan besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°. (B)

∼ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞 : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang tidak

sama besar atau besar sudut segitiga sama sisi bukan

60°. (S)

2. Ingkaran dari Disjungsi

Ingkaran dari suatu disjungsi mempunyai nilai yang berlawanan dari disjungsi

sebelumnya. Misalkan, 𝑝 ˅ 𝑞 adalah suatu pernyataan maka negasi dari 𝑝 ˅ 𝑞

dapat ditulis ∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞. Sifat ini dikenal dengan De`Morgan.

Tabel nilai kebenaran dari disjungsi dan ingkarannya sabagai berikut.

p q ∼𝑝 ∼𝑞 ∼𝑝˄∼𝑞

B B S S S

B S S B S

S B B S S

S S B B B

16
Contoh :

p : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama.

(B)

q : Besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°. (B)

𝑝˅q : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama

atau besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°. (B)

∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞: Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang tidak

sama besar dan besar sudut segitiga sama sisi bukan

60°. (S)

3. Inkaran dari implikasi

Ingkaran dari suatu implikasi mempunyai nilai yang berlawanan dari implikasi

sebelumnya. Misalkan, 𝑝 → 𝑞 adalah suatu pernyataan maka negasi dari 𝑝 → 𝑞

dapat ditulis ∼ (𝑝 → 𝑞) ≡ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞. Tabel nilai kebenaran dari implikasi dan

ingkarannya sabagai berikut.

p q ∼𝑞 𝑝˄∼𝑞

B B S S

B S B B

S B S S

S S B S

17
Contoh :

p : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama.

(B)

q : Besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°. (B)

𝑝˅q : jika segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang

sama maka besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°.

(B)

∼ (𝑝 → 𝑞) ≡ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞 : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang

sama besar dan besar sudut segitiga sama sisi bukan

60°. (S)

4. Inkaran dari biimplikasi

Ingkaran dari suatu biimplikasi mempunyai nilai yang berlawanan dari

biimplikasi sebelumnya. Misalkan, 𝑝 ↔ 𝑞 adalah suatu pernyataan maka

negasi dari 𝑝 ↔ 𝑞 dapat ditulis ∼ (𝑝 ↔ 𝑞) ≡ (𝑝 ˄ ∼ 𝑞)˅(𝑞 ˄ ∼ 𝑝). Tabel

nilai kebenaran dari biimplikasi dan ingkarannya sabagai berikut.

p q ∼𝑝 ∼𝑞 ∼ (𝑝 ↔ 𝑞) 𝑝˄∼𝑞 𝑞˄∼𝑝 (𝑝˄ ∼ 𝑞)˅(𝑞˄ ∼ 𝑝)

B B S S S S S S

B S S B B B S B

S B B S B S B B

S S B B S S B S

18
Contoh :

p : Segitiga sama sisi memiliki besar sudut sama.(B)

q : Besar sudut segitiga sama sisi adalah 60°.(B)

𝑝↔𝑞 : segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang sama

jika dan hanya jika besar sudut segitiga sama sisi

adalah 60°. (B)

∼ (𝑝 ↔ 𝑞) ≡ (𝑝 ˄ ∼ 𝑞)˅(𝑞 ˄ ∼ 𝑝): Segitiga sama sisi memiliki besar sudut yang

sama besar dan sudut segitiga sama sisi bukan 60°

atau besar sudut segitiga sama sisi adalah 60° dan

segitiga sama sisi memiliki besar sudut tidak sama .(S)

E. PENGOLAHAN PERNYATAAN MAJEMUK

Hasil penalaran pernyataan majemuk ada 3 kemungkinan, yaitu bisa terjadi

tautology, kontradiksi, atau kontigensi.

1. Tautology

Tautology adalah siatu pernyataan majemuk yang selalu mempunyai nilai logic

kebenaran. Apabila dalam tabel funsi kebenarannya sekurang- kurangnnya terdapat

satu nilai logika yang salah, maka proposisi tersebut pasti bukan tautology.

Contoh :

 p v ~𝑝

19
P ~𝑝 pv~𝑝

B B B Tautology

S B B

2. Kontradiksi

Kontradiksi adalah suatu pernyataan majemuk yang selalu mempunyai nilai logika

yang salah. Apabila dalam hal fungsi kebenarannya sekurang-kurangnya terdapat satu

nilai logika yang benar, maka proposisi tersebut pasti bukan kontradiksi.

Contoh :

 p→𝑝

P ~𝑝 𝑝 𝑣 ~𝑝

B S S Kontradiksi

S B S

3. Kontigensi

Kontigensi adalah penyataan yang bukan tautology ataupun kontradiksi.

Contoh :

 (𝑝 𝑣 𝑞) → 𝑞

20
P 𝑞 𝑝𝑣𝑞 (𝑝 𝑣 𝑞) → 𝑞

B B B B
Kontingensi
B S B S

S B B B

S S S B

F. KESETARAAN DUA PERNYATAAN

Hukum Aljabar Logika

a. Sifat idempotent

1) 𝑝 𝑣 𝑝 ≡ 𝑝

2) 𝑝 ˄ 𝑝 ≡ 𝑝

b. Sifat asosiatif

1) (𝑝 ˅ 𝑞)˅ 𝑟 ≡ 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟)

2) (𝑝 ˄ 𝑞)˄ 𝑟 ≡ 𝑝 ˄ (𝑞 ˄ 𝑟)

c. Sifat komulatif

1) 𝑝 ˅ 𝑞 ≡ 𝑞 ˄ 𝑝

2) 𝑝 ˄ 𝑞 ≡ 𝑞 ˅ 𝑝

d. Sifat distributive

1) 𝑝 ˅ (𝑞 ˄ 𝑟) ≡ (𝑝 ˅ 𝑞) ˄ (𝑝 ˅ 𝑟)

21
2) 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ r) ≡ (p ˄ 𝑞) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟)

e. Sifat identitas

1) 𝑝 ˅ 𝑆 ≡ 𝑝

2) 𝑝 ˄ 𝐵 ≡ 𝑝

3) 𝑝 ˅ 𝐵 ≡ 𝐵

4) 𝑝 ˄ 𝑆 ≡ 𝑆

f. Sifat complement

1) 𝑝 ∨ ∼ 𝑝 ≡ 𝐵

2) 𝑝 ˄ ∼ 𝑝 ≡ 𝑆

3) ∼ (∼ 𝑝) ≡ 𝑝

4) ∼ 𝑆 ≡ 𝐵 𝑑𝑎𝑛 ∼ 𝐵 ≡ 𝑆

g. Sifst De` Morgan

1) ∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞

2) ∼ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞

h. Absorbs

1) 𝑝 ˄(𝑝 ∨ 𝑞) ≡ 𝑝

2) 𝑝 ∨ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡ 𝑝

i. Kondisional.

1) 𝑝 → 𝑞 ≡ ∼ 𝑝 ⋁ 𝑞

2) 𝑝 → 𝑞 ≡ ~(𝑝 ˄ ~𝑞)

3) 𝑝 → 𝑞 ≡ ~𝑞 → ~𝑝

22
4) ~𝑝 → ~𝑞 ≡ 𝑞 → 𝑝

1. PERNYATAAN BERKUANTOR

Koantor adalah suatu lambang yang menunjukkan generalisasi suatu kalimat

terbuka. Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor universal dan eksistensial.

1. Kuantor Universal (Umum)

Kuantor universal adalah pernyataan yang didahului kata “setiap” atau

“semua”. Kuantor universal dinotsikan dengan “∀𝑥” dibaca “setiap x” atau “semua

x”. Ciri-ciri kuantor umum adalah menggunakan kata setiap, semua, dan tiada. Jika

P(x) adalah suatu kalimat terbuka, maka:

(∀𝑥) P(x) mempunyai arti “untuk semua x berlaku P(x)”.

Contoh :

Semua burung bisa terbang.

2. Kuantor Eksistensial (Khusus)

Kuantor eksistensial adalah pernyataan yang didahului dengan kata “beberapa”

atau “ada”. Kuantor eksistensial dinotasikan dengan “∃𝑥"dibaca “beberapa x” atau

“ada x”. Ciri-ciri kuantor khusus adalah menggunakan kata ada, beberapa, dan paling

sedikit satu. Jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka, maka:

(∃𝑥) P(x) mempunyai arti “ada x sedemikian sehingga berlaku P(x).

Contoh :

Ada mamalia yang hidup di air.

23
2. NEGASI DARI PERNYATAAN BERKUANTOR

1. Negasi dari kuantor universal

p :” (∀𝑥) P(x)” dibaca” setiap x berlaku sifat p(x)”.

~p :” (∃𝑥) P(x)”dibaca “ada x yang tidak berlaku sifat p(x)”.

Contoh :

Tentukan ingkaran dari pernyataan “Semua orang menyukai matematika”.

Jawab :

p :”Semua orang menyukai matematika”.

~p :”Tidak semua oramg menyukai mtematika”

2. Negasi dari kuantor eksistensi

q :” (∃𝑥) P(x)” dibaca “ada x yang tidak berlaku sifat q(x).

~q :” (∀𝑥) P(x)” dibaca” setiap x berlaku sifat q(x).

Contoh :

Tentukan ingkaran dari pernyataan “Ada nilai x sehingga x + 2 = 7 dan untuk

setiap x berlaku x2 > 0” dan tentukan nilai kebenarannya.

Jawab :

p :Ada nilai x sehingga x + 2 = 7.

q :Untuk setiap x berlaku x2 > 0.

Karena ∼ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞 maka negasi penyataan berkuantor di atas

adalah sebagai berikut.

24
Untuk setiap nilai x berlaku x + 2 ≠ 7 atau ada nilai x sehingga x2 ≤ 0.

Pernyataan “untuk setiap nilai x berlaku x + 2 ≠ 7 atau ada nilai x sehingga x2

≤ 0 ” bernilai salah karena untuk x = 5 maka 5 + 2 = 7 dan semua bilangan

kuadrat adalah positif.

3. ARGUMEN DAN PENARIKAN KESIMPULAN

Salah satu metode penarika kesimpulan pada logika, yaitu metode deduksi.

Metode ini merupakan penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan

yang bersifat umum.metode deduksi selalu memuat tiga pernyataan. Dua pernyataan

pertama disebut premis dan pernyataan yang terakhir disebut kesimpulan atau

konklusi. Premis-premis ini mendukung kesimpulan . Jika salah satu premis salah,

maka kesimpulan akan salah.

Rangkaian premis dan kesimpulannya disebut juga argument. Argument

dikatakan sah jika proses penarikan kesimpulannya benar. Dengan demikian, dapat

terjadi kesimpulan berupa pernyataan yang salah meskipun argumennya sah.

Argument yang sah merupakan tautology. Metode penarikan kesimpulan yang akan

dipelajari pada bagian ini adalah silogisme, modus ponens, dan modus tollens.

1. Modus Ponens

Modus ponens adalah suatu metode penarikan kesimpulan dengan aturan

sebagai berikut.

Misalkan p dan q adalah suatu pernyataan maka berlaku :

25
Premis 1 : p → 𝑞 benar

Premis 2 : p benar

Konklusi∴ q benar

Prinsip tersebut dapat ditunjukkan dengan tabel kebenaran berikut.

p 𝑞 𝑝 →𝑞

B B B

B S S

S B B

S S B

Pada baris pertama dapat dilihat bahwa jika p benar dan q benar maka 𝑝 → 𝑞

bernilai benar.

Contoh :

P1 : Jika turun hujan maka jalanan menjadi licin. (B)

P2 : Turun hujan. (B)

Konklusi :∴ Jalanan menjadi licin. (B)

2. Modus Tollens

Modus tollens adalah motode penarikan kesimpulan dengan aturan sebagai

berikut.

Misalkan, p dan q adalah suatu pernyataan maka berlaku:

26
Premis 1 : 𝑝 → 𝑞 benar

Premis 2 : ~q benar

Konklusi :∴ ~p benar

Prinsip tersebut dapat ditunjukkan tabel kebenaran berikut.

p r ~p ~q p→ 𝑞

B B S S B

B S S B S

S B B S B

S S B B B

pada baris ke empat dapat dilihat bahwa jika ~p dan ~q benar maka 𝑝 → 𝑞

bernilai benar.

Contoh :

P1 : Jika x burung maka x dapat terbang.

P2 : Sapi tidak dapat terbang.

Konklusi : ∴ Sapi bukan burung.

3. Silogisme

Silogisme adalah suatu metode penarikan kesimpulan dengan aturan sebagai

berikut.

Misalkan p, q, dan r adalah suatu pernyataan maka berlaku :

27
Premis 1 : p → q benar

Premis 2 : q→ r benar

Konklusi : ∴ p → r benar

Prinsip tersebut dapat ditunjukkan tabel kebenaran berikut.

p q r p→q q→ r p→r

B B B B B B

B B S B S S

B S B S B B

B S S S B S

S B B B B B

S B S B S B

S S B B B B

S S S B B B

Pada bris pertama, kelima, dan ke tujuh dapat dilihat bahwa jika p → q benar

dan q→ r benar maka p → r bernilai benar.

Contoh ;

P1 : Jika besar sudut B = 90° maka segitiga ABC siku-siku.

P2 : Jika segitiga ABC siku-siku maka AC° = BA2 + BC2.

Konklusi : ∴ : Jika besar sudut B = 90° maka AC° = BA2 + BC2..

SELESAI

28
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berfikir yang logis. Cara berfikir ini

dapat berupa cara menentukan benar tidaknya suatu penyataan. Pernyataan adalah

suatu kalimat yang mempunyai dua kemungkinan yaitu benar atau salah tetapi tidak

mungkin keduanya. Dalam logika, suatu pernyataan disimbolkan dengan huruf kecil,

seperti p, q, r, s, …, dan seterusnya. Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat

ditentukan memakai dasar empiris dan tak empiris.

Perangkai pernyataan ada 2 macam, yakni uner dan biner.Operasi uner adalah

negasi atau penyangkalan atau ingkaran.Operasi biner adalah konjungsi, disjungsi,

implikasi, dan biimplikasi. Koantor adalah suatu lambang yang menunjukkan

generalisasi suatu kalimat terbuka. Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor universal

dan eksistensial. Metode penarikan kesimpulan ada 3 metode yaitu silogisme, modus

ponens, dan modus tollens.

B. SARAN

Untuk anda semua yang sedang menuntut ilmu perlu untuk mempelajari logika,

karena logika dapat membimbing kita untuk menarik sebuah kesimpulan. Semoga

makalah ini bermanfaat untuk mendampingi anda dalam meraih prestasi. Kami sangat

mengharapkan saran dan kritik dari anda dan guru untuk perbaikan demi

kesempurnaan makalah selanjutnya. Sukses untuk anda semua yang mau bekerja

keras.

29
DAFTAR PUSTAKA

Khirunnisa Afidah. 2014. Matematika Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.

Noor Mandiri B. K. dan Endar Sucipto. 2004. Buku Pelajaran Matematika X. Jakarta:

Erlangga.

Nasution, Andi Hakim, dkk. 1994. Matematika Untuk SMU. Jakarta: Depdikbud.

30

Anda mungkin juga menyukai