TUGAS 7
MATEMATIKA DASAR
“LOGIKA MATEMATIKA”
SRI WAHYUNI J
516022
(STKIP)MUHAMMADIYAH BONE
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah
di miliki. Dan kami juga berterima kasih pada dosen bidang studi kami yang telah
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
.Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
Sri Wahyuni J
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERNYATAAN….…..……………….….…..…. 3
G. PERNYATAAN BERKUARTOR……………..………………… 23
iii
A. KESIMPULAN …………………………………………………... 29
B. SARAN …………………………………………………………… 29
DAFTARPUSTAKA…………………………………………………….. 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Logika berasal dari bahasa Yunani kono (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berfikir yang logis. Cara
berfikir ini dapat berupa cara menentukan benar tidaknya suatu penyataan.
maupun pemerintahan.
cara berfikir suatu system komputer. Kalimat atau pernyataan selalu digunakan
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Pernyataan Majemuk.
Berkuartor.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERNYATAAN (PROPOSISI)
1. Pengertian Pernyataan
kebenaran atau logik salah satu dari “benar” atau “salah” (tidak keduanya).
Contoh :
tidak mempunyai nilai logic baik yang “benar” maupun “salah”. Kalimat ini
juga disebut bukan proposisi. Misalnya kalimat tanya, kalimat seru, kalimat
nondeklaratif.
3
Contoh :
Siapa namamu? x + 10 = 2
mempunyai nilai logic, hanya saja nilai logikanya belum dapat diketahui pada
saat itu dan akan di ketahui sesudah diadakan observasi lebih lanjut. Kalimat ini
disebut juga tidak tentu, jadi nilai logic untuk kalimat ini belum benar atau
Contoh :
Bila benar Sitti pergi ke Jakarta, maka kalimat ini bernilai benar. Jangan-
jangan Sitti hanya pergi ke Cirebon. Jika Sitti hanya prig ke Cirebon, maka
kalimat tersebut bernilai salah. Karena itu nilai logiknya masih memerlukan
2. Kalimat Matematika
1. Kalimat tertutup
4
Contoh:
2. Kalimat Terbuka
sehingga belum dapat ditentukan benar atau salahnya. Sebuah kalimat terbuka
berubah menjadi pernyataan bila peubahnya diganti oleh suatu anggota semesta
pembicaraan (kostanta).
penyelesaian dari kalimat terbuka tersebut. Himpunan yang terdiri dari semua
terbuka tersebut.
Contoh :
5
2. y + 1 < 5 (y adalah peubah), jika himpunan semestanya adalah bilangan
bernilai benar.
Catatan :
1. Notasi
Contoh :
q : 4 + 7 < 10
2. Nilai Kebenaran
6
Benar atau salahnya suatu pernyataan dapat ditentukan memakai dasar empiris
dan tak empiris. Dasar empiris adalah menentukan benar atau salah dari sebuah
pernyataan berdasarkan fakta-fakta yang ada atau dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh :
Dasar tak empiris adalah menentukan benar atau salah dari sebuah pernyataan
Contoh :
(salah).
Catatan :
1. Anka 0 ekuivalen dengan nilai kebenaran S dan angka 1 ekuivalen dengan nilai
jaringan listrik.
7
C. PERANGKAI DASAR DAN TABEL KEBENARAN
perangkai sebagai penghubung pernyataan p dan q. perangkai ini sering juga disebut
a. Operasi uner, yaitu operasi yang bekerja pada sebuah pernyataan. Yang
ingkaran.
pernyataan p dinotasikan dengan ~p atau 𝑝̅. Jika p bernilai benar maka ~p bernilai
salah dan jika p bernilai salah maka ~p bernilai benar. Nilai kebenaran dari suatu
pernyataan biasanya disajikan dalam suatu table yang disebut tabel kebenaran.
8
Tabel kebenarannya sebagai berikut.
p ~p Keterangan:
B S B = Benar
S B S = Salah
Contoh :
2. 100 : 5 = 20.
Jawaban :
2. q : 100 : 5 = 20 (B)
~q : 100 : 5 ≠ 20 (S)
Catatan :
Negasi dari”semua atau setiap”adalah ada atau tidak beberapa” begitupun sebali
knya.
9
2. Pernyataan Majemuk
1. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan yang
di hubungkan dengan kata “dan”. Kata “dan” dinotasikan dengan “˄”. Pada konjungsi
P q p˄q
B B B
B S S
S B S
S S S
Contoh :
p˄q : hari ini hujan deras dan jalanan memjadi licin. (B)
10
Kata-kata yang membentuk konjungsi selain dan adalah meskipun, tetapi, sedangkan,
2. Disjungsi
Disjungsi adalah dua pernyataan yang dirangkai dengan kata hubung logika
“atau” untuk membentuk suatu pernyataan majemuk. Dengan lambang, disjungsi dari
p q p˅ q
B B B
B S B
S B B
S S S
Suatu disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua komponennya salah.
Contoh :
p˅q : bilangan ganjil habis dibagi 2 atau 10 adalah bilangan ganjil. (S)
3. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk yang dibentuk dari dua pernyataan yang
11
Pernyataan p disebut anteseden (hipotesis) dan pernyataan q disebut konsekuen
(kesimpulan).
p r p →q
B B B
B S S
S B B
S S B
bernilai salah.
Contoh :
p →q : jika air merupakan zat cair maka zat cair yang dipanaskan akan
mengembun. (S)
12
a. Invers dari suatu implikasi p →q adalah yang berbentuk ~p → ~q.
Contoh:
Penyelesain:
Hubungan antara implikasi, invers, konvers, dan kontraposisi dapat disusun dalam
konvers
p →q q→𝑝
kontraposisi
invers invers
konvers
~p → ~q ~q → ~p
13
Tabel kebenaran implikasi, invers, konvers, dan kontraposisi.
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B
4. Biimplikasi
yang dihubungkan dengan kata “…jika dan hanya jika …”. Kata biimplikasi
dilambangkan dengan “↔”. Notasi biimplikasi p ↔ q dibaca “p ika dan hanya jika q”.
P r p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
14
Biimplikasi bernilai benar jika kedua komponennya bernilai sama.
Contoh :
p : alog b = c (B)
q : ac = b (B)
Ingkaran dari suatu kojungsi mempunyai nilai yang berlawanan dari konjungsi
p q ∼𝑝 ∼𝑞 ∼𝑝 ∨∼𝑞
B B S S S
B S S B B
S B B S B
S S B B B
15
Contoh :
(B)
60°. (S)
Ingkaran dari suatu disjungsi mempunyai nilai yang berlawanan dari disjungsi
p q ∼𝑝 ∼𝑞 ∼𝑝˄∼𝑞
B B S S S
B S S B S
S B B S S
S S B B B
16
Contoh :
(B)
60°. (S)
Ingkaran dari suatu implikasi mempunyai nilai yang berlawanan dari implikasi
p q ∼𝑞 𝑝˄∼𝑞
B B S S
B S B B
S B S S
S S B S
17
Contoh :
(B)
(B)
60°. (S)
B B S S S S S S
B S S B B B S B
S B B S B S B B
S S B B S S B S
18
Contoh :
1. Tautology
Tautology adalah siatu pernyataan majemuk yang selalu mempunyai nilai logic
satu nilai logika yang salah, maka proposisi tersebut pasti bukan tautology.
Contoh :
p v ~𝑝
19
P ~𝑝 pv~𝑝
B B B Tautology
S B B
2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah suatu pernyataan majemuk yang selalu mempunyai nilai logika
yang salah. Apabila dalam hal fungsi kebenarannya sekurang-kurangnya terdapat satu
nilai logika yang benar, maka proposisi tersebut pasti bukan kontradiksi.
Contoh :
p→𝑝
P ~𝑝 𝑝 𝑣 ~𝑝
B S S Kontradiksi
S B S
3. Kontigensi
Contoh :
(𝑝 𝑣 𝑞) → 𝑞
20
P 𝑞 𝑝𝑣𝑞 (𝑝 𝑣 𝑞) → 𝑞
B B B B
Kontingensi
B S B S
S B B B
S S S B
a. Sifat idempotent
1) 𝑝 𝑣 𝑝 ≡ 𝑝
2) 𝑝 ˄ 𝑝 ≡ 𝑝
b. Sifat asosiatif
1) (𝑝 ˅ 𝑞)˅ 𝑟 ≡ 𝑝 ˅ (𝑞 ˅ 𝑟)
2) (𝑝 ˄ 𝑞)˄ 𝑟 ≡ 𝑝 ˄ (𝑞 ˄ 𝑟)
c. Sifat komulatif
1) 𝑝 ˅ 𝑞 ≡ 𝑞 ˄ 𝑝
2) 𝑝 ˄ 𝑞 ≡ 𝑞 ˅ 𝑝
d. Sifat distributive
1) 𝑝 ˅ (𝑞 ˄ 𝑟) ≡ (𝑝 ˅ 𝑞) ˄ (𝑝 ˅ 𝑟)
21
2) 𝑝 ˄ (𝑞 ˅ r) ≡ (p ˄ 𝑞) ˅ (𝑝 ˄ 𝑟)
e. Sifat identitas
1) 𝑝 ˅ 𝑆 ≡ 𝑝
2) 𝑝 ˄ 𝐵 ≡ 𝑝
3) 𝑝 ˅ 𝐵 ≡ 𝐵
4) 𝑝 ˄ 𝑆 ≡ 𝑆
f. Sifat complement
1) 𝑝 ∨ ∼ 𝑝 ≡ 𝐵
2) 𝑝 ˄ ∼ 𝑝 ≡ 𝑆
3) ∼ (∼ 𝑝) ≡ 𝑝
4) ∼ 𝑆 ≡ 𝐵 𝑑𝑎𝑛 ∼ 𝐵 ≡ 𝑆
1) ∼ (𝑝 ∨ 𝑞) ≡ ∼ 𝑝 ˄ ∼ 𝑞
2) ∼ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡∼ 𝑝 ∨ ∼ 𝑞
h. Absorbs
1) 𝑝 ˄(𝑝 ∨ 𝑞) ≡ 𝑝
2) 𝑝 ∨ (𝑝 ˄ 𝑞) ≡ 𝑝
i. Kondisional.
1) 𝑝 → 𝑞 ≡ ∼ 𝑝 ⋁ 𝑞
2) 𝑝 → 𝑞 ≡ ~(𝑝 ˄ ~𝑞)
3) 𝑝 → 𝑞 ≡ ~𝑞 → ~𝑝
22
4) ~𝑝 → ~𝑞 ≡ 𝑞 → 𝑝
1. PERNYATAAN BERKUANTOR
terbuka. Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor universal dan eksistensial.
“semua”. Kuantor universal dinotsikan dengan “∀𝑥” dibaca “setiap x” atau “semua
x”. Ciri-ciri kuantor umum adalah menggunakan kata setiap, semua, dan tiada. Jika
Contoh :
“ada x”. Ciri-ciri kuantor khusus adalah menggunakan kata ada, beberapa, dan paling
Contoh :
23
2. NEGASI DARI PERNYATAAN BERKUANTOR
Contoh :
Jawab :
Contoh :
Jawab :
24
Untuk setiap nilai x berlaku x + 2 ≠ 7 atau ada nilai x sehingga x2 ≤ 0.
Salah satu metode penarika kesimpulan pada logika, yaitu metode deduksi.
Metode ini merupakan penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan
yang bersifat umum.metode deduksi selalu memuat tiga pernyataan. Dua pernyataan
pertama disebut premis dan pernyataan yang terakhir disebut kesimpulan atau
konklusi. Premis-premis ini mendukung kesimpulan . Jika salah satu premis salah,
dikatakan sah jika proses penarikan kesimpulannya benar. Dengan demikian, dapat
Argument yang sah merupakan tautology. Metode penarikan kesimpulan yang akan
dipelajari pada bagian ini adalah silogisme, modus ponens, dan modus tollens.
1. Modus Ponens
sebagai berikut.
25
Premis 1 : p → 𝑞 benar
Premis 2 : p benar
Konklusi∴ q benar
p 𝑞 𝑝 →𝑞
B B B
B S S
S B B
S S B
Pada baris pertama dapat dilihat bahwa jika p benar dan q benar maka 𝑝 → 𝑞
bernilai benar.
Contoh :
2. Modus Tollens
berikut.
26
Premis 1 : 𝑝 → 𝑞 benar
Premis 2 : ~q benar
Konklusi :∴ ~p benar
p r ~p ~q p→ 𝑞
B B S S B
B S S B S
S B B S B
S S B B B
pada baris ke empat dapat dilihat bahwa jika ~p dan ~q benar maka 𝑝 → 𝑞
bernilai benar.
Contoh :
3. Silogisme
berikut.
27
Premis 1 : p → q benar
Premis 2 : q→ r benar
Konklusi : ∴ p → r benar
p q r p→q q→ r p→r
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S B S
S B B B B B
S B S B S B
S S B B B B
S S S B B B
Pada bris pertama, kelima, dan ke tujuh dapat dilihat bahwa jika p → q benar
Contoh ;
SELESAI
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berfikir yang logis. Cara berfikir ini
dapat berupa cara menentukan benar tidaknya suatu penyataan. Pernyataan adalah
suatu kalimat yang mempunyai dua kemungkinan yaitu benar atau salah tetapi tidak
mungkin keduanya. Dalam logika, suatu pernyataan disimbolkan dengan huruf kecil,
Perangkai pernyataan ada 2 macam, yakni uner dan biner.Operasi uner adalah
generalisasi suatu kalimat terbuka. Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor universal
dan eksistensial. Metode penarikan kesimpulan ada 3 metode yaitu silogisme, modus
B. SARAN
Untuk anda semua yang sedang menuntut ilmu perlu untuk mempelajari logika,
karena logika dapat membimbing kita untuk menarik sebuah kesimpulan. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk mendampingi anda dalam meraih prestasi. Kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari anda dan guru untuk perbaikan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Sukses untuk anda semua yang mau bekerja
keras.
29
DAFTAR PUSTAKA
Noor Mandiri B. K. dan Endar Sucipto. 2004. Buku Pelajaran Matematika X. Jakarta:
Erlangga.
Nasution, Andi Hakim, dkk. 1994. Matematika Untuk SMU. Jakarta: Depdikbud.
30