Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR HAKIKAT, FILOSOFI DAN UNSUR-UNSUR BUDAYA MELAYU


RIAU

Oleh :
SLAMAT ZAURI:2134044
ANNA KHAIRUNNISAK 2134054
ANDRIANTO SYAH PUTRA 2134053
AFENDI 2134029

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
TP.2021/2022
PENDAHULUAN Kampar (dan Pelalawan dan Gunung
Sahilan), Rokan (dan Kunto
Provinsi Riau merupakan salah Darussalam, Tambusai, Rambah, serta
satu provinsi yang terdapat diwilayah Kepenuhan), dan kerajaan Keritang,
bagian tengah pulau Sumatera, Inderagiri, serta Kandis (Rahman,
Indonesia. Riau dihuni oleh berbagai 2009).
macam suku bangsa, suku terbanyak
Rokan Hulu merupakan sebuah
yang mendiami Provinsi Riau ini
kabupaten yang baru diresmikan pada
adalah suku Melayu karena Riau
tahun 2000, dahulunya Rokan Hulu
merupakan Riau merupakan pusat
merupakan bagian dari kabupaten
kebudayaan dan tradisi Melayu,
Kampar, walaupun berasal dari
kemudian setelah itu barulah suku lain
kabupaten Kampar, Rokan Hulu
seperti suku, Jawa, Batak,
memiliki adat dan tradisi yang berbeda,
Minangkabau, Tionghoa, Bugis, Nias
karena dipengaruhi oleh beberapa
dan suku lainnya. Provinsi Riau
kerajaan yang ada diwilayah Rokan
merupakan salah satu provinsi yang
Hulu seperti kerajaan Rokan IV Koto,
terkaya di Indonesia, selain kaya akan
Kunto Darussalam, Rambah,
hasil alamnya, seperti minyak bumi,
Tambusai, Kepenuhan, sehingga inilah
kelapa sawit, karet dan hasil lainnya,
yang membuat kebudayaan diberbagai
tetapi bukan hanya itu saja, Riau juga
daerah di Indonesia berbeda dan
kaya akan budaya dan tradisinya.
memiliki ciri yang khas. Kabupaten
Seperti yang kita lihat di Riau Rokan Hulu juga berupaya
juga terdapat masyarakat adat seperti melestarikan dan menjalakan budaya
rantau nan kurang osoduo puluo di atau tradisi yang ditinggalkan oleh para
Kuantan, masyarakat limo koto dan tigo leluhur yang kemudian diwariskan
boleh koto di Kampar, dan ompek koto secara turun temurun sejak dahulu,
di Rokan Hulu. Sejumlah peninggalan hingga sampai pada saat ini. Setiap
sejarah berupa candi dan artefak kebudayaan mempunyai ciri khas
lainnya yang ditemukan memberi tersendiri supaya kebudayaan tersebut
petunjuk bahwa kewujudan dapat dikenal oleh masyarakat luar, ciri
kebudayaan dan peradaban kuno khasnya dapat membuktikan bahwa
dikawasan Riau sangatlah banyak, sampai sejauh mana budaya itu dikenal.
mulai dari pra-sejarah hingga ke Ada sebuah tradisi yang biasanya
periode Hindu dan Budha. Beberapa dilakukan masyarakat Riau sebelum
kajian ilmiah bahkan menyatakan memasuki ibadah puasa yang disetiap
bahwa imperium Sriwijaya pun pernah kabupaten dinamakan dengan nama
bertapak di kawasan ini. Di pinggir yang berbeda, seperti masyarakat Kota
empat sungai besar dan anak-anak Pekanbaru menyebut dengan nama
sungainya yang membelah kawasan ini petang megang, Kampar dengan nama
selama berabad-abad, pernah bertapak balimau kasai, dan masyarakat Rokan
sejumlah kerajaan, seperti Gasib Hulu tepatnya kecamatan Ujungbatu
(kemudian Siak Sri Inderapura), dengan sebutan bolimau cono, tiap

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 2


kebudayaan di masing-masing daerah bergantung pada budaya tempat kita
berbeda-beda namanya, pelaksanaan dilahirkan dan dibesarkan.
dan adatnya. Keunikan inilah yang Konsekuensinya, budaya merupakan
dimiliki oleh setiap kebudayaan, baik landasan komunikasi. Bila budaya
secara ritual dan perayaannya memiliki beraneka ragam, maka beraneka ragam
makna masing-masing bagi masyarakat pula praktik-praktik komunikasi
dalam kebudayaan tersebut. (Mulyana, 2005).
Upaya untuk melestarikan tradisi Dalam komunikasi, selain dengan
dari zaman nenek moyang hingga saat lisan, manusia juga menggunakan
ini butuhlah komunikasi yang baik media-media pendukung, seperti alat
kepada generasi-generasi penerus, komunikasi. Media ini telah sejak lama
Komunikasi dan budaya adalah dua hal tumbuh dan berkembang bersama
yang berbeda, namun saling berkaitan masyarakat dan menjadi media
satu sama lain dan sangat penting untuk sosialisasi nilai-nilai antar warga
dipahami. Karena melalui komunikasi, masyarakat, bahkan generasi ke
manusia bisa menciptakan kebudayaan gengerasi. Hal penting dalam
dan melestarikan kebudayaan. Seperti komunikasi adalah bagaimana pesan
yang di ungkapkan oleh ilmuan dari komunikator dimengerti dan
antropologi bahwa kebudayaan adalah dipahami oleh komunikannya. Pesan
keseluruhan sistem gagasan, tindakan yang disampaikan tidak hanya berupa
dan hasil karya manusia dalam rangka kata-kata (verbal) yang dapat kita
kehidupan masyarakat yang dijadikan pahami secara umum, tetapi juga
milik dari manusia dengan belajar berupa nonverbal dan simbol. Oleh
(Koentjaraningrat, 2002). Dalam teori karena itu penting untuk mengetahui
komunikasi juga dikatakan bahwa “We makna dari simbol dan tanda tertentu
can not communicate” yang berarti kita untuk memudahkan komunikasi.
tidak dapat berkomunikasi. Itulah Simbol merupakan sesuatu yang lepas
sebabnya prilaku komunikasi suatu dari apa yang disimbolkan karena
suku bisa saja berbeda dengan prilaku komunikasi manusia tidak terbatas
komunikasi suku lainnya. Disamping pada ruang, penampilan, sosok fisik
itu, tanpa komunikasi suatu dan waktu dimana pengalaman indrawi
kebudayaan tidak akan bisa diwariskan berlangsung. Sebaliknya manusia dapat
ke generasi-generasi selanjutnya. berkomunikasi tentang objek dan
Budaya dan komunikasi tidak dapat tindakan jauh diluar batas waktu dan
dipisahkan karena budaya tidak hanya ruang. Contohnya pada saat kita
menentukan siapa bicara dengan siapa, menyebutkan kata piring, gelas dan
tentang apa, dan bagaimana penyandi lain-lain, maka semua orang sudah
pesan, makna yang ia miliki untuk mengetahui wujud fisiknya dari kata-
pesan, dan kondisi-kondisinya untuk kata tersebut tanpa harus melihat wujud
mengirim, memperhatikan dan aslinya secara langsung. Hal itu
menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh dikarenakan oleh adanya khayal dan
perbedaan prilaku kita sangat kesepakatan bersama oleh manusia

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3


mengenai kata-kata tersebut. Bahkan dibentuk oleh akal budi manusia
untuk sesuatu yang belum pernah kita (Sobur, 2014).
lihat wujud fisiknya, namun telah ada Pada penelitian ini peneliti ingin
kesepakatan sesama manusia mengenai mengangkat tentang upacara adat
hal tersebut maka komunikasi akan Bolimau Cono, yang telah berkembang
tetap bisa berjalan. Namun, yang perlu sejak dahulu di Kabupaten Rokan Hulu
diingat adalah tidak semua makna dari tepatnya di Kecamatan Ujungbatu
suatu simbol bersifat universal atau Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
berlaku sama disetiap situasi dan Tradisi tersebut telah ada sejak zaman
daerah. Nilai suatu simbol tergantung
kerajaan sekitar 800 ratus tahun lalu,
pada orang-orang atau kelompok yang sesuai dengan pepatah Melayu
tertentu yang menggunakan simbol “Alam Takambang Jadi Guru” yang
tersebut. Hal itu yang sering kita temui artinya alam yang luas ini bisa kita
dalam kebudayaan suatu daerah jadikan sebagai guru, pada waktu itu
tertentu (Narwoko & Bagong, 2004). masyarakat kerajaan Rokan IV Koto
Seperti yang disampaikan juga tidak memiliki sumur sehingga apapun
oleh Joseph De Vito dalam hakekatnya aktifitas yang berkaitan dengan air,
pembentukan makna ada pada individu, masyarakat Rokan IV melakukannya
maka semua tindakan sosial yang dialiran sungai Rokan dan berkembang
dilakukan individu memunculkan hingga saat ini. Tradisi ini dimaknai
pembentukan makna dan pembentukan oleh penduduk setempat sebagai tradisi
makna dikonstruksikan oleh setiap turun-temurun, Bolimau Cono
individu. Mungkin pembentukan itu merupakan tradisi rakyat pada
sama, berhimpitan, bahkan bertolak masyarakat Ujungbatu, tradisi ini
belakang. Sebagian besar sangat diadakan sebelum memasuki bulan suci
ditentukan oleh kapasitas dan Ramadhan (Bulan Puasa),
kepentingan masing-masing pihak bersilahtuhrahmi dengan orang-orang
dalam membentuk makna itu. yang lebih tua atau sebaliknya, yang
Masyarakat bukanlah sesuatu yang kemudian dalam ritual disimbolkan
statis “diluar sana” yang selalu menyiramkan berbagai macam rempah
mempengaruhi dan membentuk diri yang dibuat seperti ramuan, kemudian
kita, namun pada hakekatnya disiramkan kekepala. Tetapi pada
merupakan sebuah proses interkasi. dasarnya bolimau yang dilakukan oleh
Individu bukan hanya memiliki pikiran masyarakat Ujungbatu kebanyakan dari
(mind), namun juga diri (self) yang mereka hanya ikut-ikutan dalam
bukan sebuah entitas psikologi, namun melaksanakannya, mereka ikut hanya
sebuah aspek dari proses sosial yang untuk menampakan muka kepada para
muncul dalam proses pengalaman dan makam suku mereka dan mereka tidak
aktivitas sosial. Selain itu, keseluruhan begitu paham apa makna yang terdapat
proses interaksi tersebut bersifat dalam upacara adat tersebut. Mandi
simbolik, dimana makna-makna Bolimaudilaksanakan hampir disemua
kabupaten di Provinsi Riau, pada

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 4


Kabupaten Rokan Hulu ini, masyarakat adalah tata kelakuan yang kekal dan
dikecamatan lain umumnya berkumpul mempunyai kekuatan mengikat yang
di Kecamatan Ujungbatu, dikarenakan lebih besar terhadap anggota
di daerah tersebut melintas aliran air masyarakatnya sehingga anggota
Sungai Rokan, sebagai media untuk masyarakat yang melanggarnya akan
mandi bersama-sama. Sebelum menerima sanksi.
melaksanakan tradisi tersebut biasanya Berdasarkan pada hal diatas,
masyarakat Ujungbatu melaksakan dapat dikatan bahawa tradisi Bolimau
upacara adat dahulu agar masyarakat Cono tidak hanya dianggap sebagai
bisa melihat tradisi bolimau cono yang
tradisi turun temurun yang harus dijaga
secara adat. Selain merupakan tradisi, tetapi juga sebagai hiburan, tempat
masyarakat Ujungbatu menganggap ini perputaran perekonomian masyarakat
sebagai tempat bersilahturahmi, dan tempat berinteraksinya
hiburan, dan meningkatkan masayarakat dengan masyarakat lain.
perekonomian masyarakat.Tetapi Bisa dikatakan bahwa Bolimau Cono
bolimau cono yang dilaksanaan sebagai tradisi yang multifungsi.
generasi muda sekarang banyak yang Tradisi ini memiliki nilai-nilai positif
bergeser nilai-nilainya dikarenakan atau aspek yang baik terhadap
mereka tidak mengetahui makna yang kehidupan masyarakat, seakan-akan
sebenarnya, apalagi generasi sekarang
masyarakat lokal tahu bahwa kita harus
yang lebih banyak menerapkan budaya siap dan senang untuk menyambut
asing daripada budayanya sendiri, bulan suci Ramadhan dan menjalin
sehingga ini membuat generasi muda silahturahmi lebih erat lagi. Pada
banyak yang tidak memahami budaya penelitian ini peneliti ingin
asalnya sendiri. Kemudian inilah yang mengungkapkan makna tentang
menyebabkan terjadinya pergeseran upacara adat Bolimau Cono di
dalam melaksanakan tradisi bolimau Kecamatan Ujungbatu Kabupaten
cono. Rokan Hulu Provinsi Riau tidak hanya
Salah satu aspek yang menarik sebagai budaya secara turun-temurun
dari budaya Bolimau Cono di tetapi juga sebagai budaya yang penuh
Kecamatan Ujungbatu ini adalah dengan nilai-nilai kehidupan sosial
upacara adat atau prosesi adatnya. masyarakat setempat. Nilai-nilai adalah
Upacara adat merupakan salah satu aspek evaluasi dari sistem-sistem
wujud dari kebudayaan, kepercayaan, nilai dan sikap. Dimensi-
Kontjaraningrat (Basrowi, 2005) dimensi evaluatif ini meliputi kualitas-
mengatakan bahwa upacara adat ialah kualitas seperti kemanfaatan. Meskipun
suatu yang kompleks dan aktivitas serta setiap orang memilki suatu tatanan
tindakan berpola pada manusia dalam nilai yang unik, terdapat pula nilai-nilai
masyarakat atau biasa disebut sistem yang cenderung menyerap budaya.
sosial. Upacara adat termasuk dalam (Mulyana 2005). Kearifan lokal
unsur-unsur normatif yang merupakan menurut Gobyah (2003) adalah
bagian dari kebudayaan. Adat istiadat kebenaran yang telah mentradisi atau

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 5


ajeg dalam suatu daerah. Lebih lanjut, tergeser oleh nilai-nilai dari budaya
ia menekankan bahwa kearifan lokal luar luar yang tidak sesuai dengan
merupakan perpaduan atara nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Kebanyakan
suci firman Tuhan dan berbagai nilai kaum muda dan masyarakat hanya
yang ada. Kerarifan lokal merupakan ikut-ikutan dalam melaksanakan tradisi
produk masa lalu yang patut secara Bolimau Cono sebelum memasuki
terus-menerus dijadikan pegangan bulan suci Ramadhan, tanpa
hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi mengetahui makna yang terdapat pada
nilai yang terkandung didalamnya prosesi adat budaya Bolimau Cono
dianggap sangat universal. Jadi bisa secara mendalam. Mereka berbondong-
dikatakan bahwa Balimau Cono bondong ke sungai untuk melaksankan
sebagai wadah menurunkan nilai-nilai tradisi ini sehingga orang-orang yang
luhur secara turun-temurun, yang melihat budaya ini kemudian menilai
menariknya lagi semuanya dituangkan tradisi ini sebatas apa yang mereka
didalam tradisi ini. lihat ketika Bolimau Cono itu diadakan,
tanpa memahami nilai-nilai yang
Penelitian ini difokuskan untuk
terkandung pada rangkaian kegiatan
mendiskusikan bagaimana makna yang
pelaksanaan upacara adat tersebut
terkandung pada upacara adat Bolimau
sehingga proses upacara adat tidak
Cono. Makna merupakan pesan atau
termaknai secara betul dan mendalam
maksud tertentu yang terkandung atau
yang kemudian generasi-generasi
dimiliki oleh suatu tindakan (perilaku),
sekarang ltidak tahu pasti apa makan
simbol ataupun tanda yang mewakili
sebenarnya mengenai budaya ini, oleh
nilai-nilai tertentu. Karena hakekatnya
sebab itu saya tertarik untuk meneliti
pembentukan makna ada pada individu,
makna sebenarnya mengenai bolimau
maka semua tindakan sosial yang
conoini, apalagi saya merupakan
dilakukan individu memunculkan
pemuda setempat yang bakalan
pembentukan makna oleh setiap
meneruskan budaya ini, kemudian saya
individu lainnya. Mungkin
melihat orang-orang tua yang
pembentukan itu sama, berhimpitan,
mengetahui tentang adat istiadat
bahkan bertolak belakang. Sebagian
didaerah ini tiap tahun makin
besar sangat ditentukan oleh kapasitas
berkurang karena mereka sudah tua,
dan kepentingan masing-masing pihak
sehingga ini membuat peneliti semakin
dalam membentuk makna itu. (Joseph
tertarik untuk meneliti ini, kemudian
DeVito 1998 dalam Sobur, 2004).
selain itu untuk memperjelas makna
Dengan pesatnya perkembangan sebenarnya sehingga masyarakat
teknologi informasi dan komunikasi menganggap bolimau ini tidak ada
serta masuknya budaya asing, terjadi pergeseran. Seperti ungkapan
dikhawatirkan generasi-generasi muda Datuk Bijaksimano ninik mamak
yang tidak mengetahui tradisi Bolimau pasukuan Piliang Kabupaten Kampar
Cono yang memiliki nilai-nilai luhur, Darusman, Spd “Balimau Kasai
sehingga secara berangsur-angsur

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 6


sekarang sudah melenceng dan sangat setidaknya sampai menjelang abad ke-
berbeda dengan pada zaman dahulu. 20. Dewasa ini fenomenologi di kenal
sebagai aliran filsafat sekaligus metode
Dalam konteks kebudayaan,
berfikir,yang mempelajari fenomena
manusia yang baik adalah manusia
manusiawi (human phenomena) tanpa
yang kenal dan paham akan budayanya
mempertanyakan penyebab dari
sendiri. Artinya, tanpa mengenal
fenomena itu, realitas objektifnya, dan
budaya sendiri maka manusia tidak
penampakanya(Kuswarno,2009)
akan berbudaya sesuai dengan adat,
aturan, atau norma yang berlaku Menurut the oxford English
dilingkungan sendiri. Akibatnya, Dictionary, yang di maksud dengan
mereka akan menjadi orang asing fenomenologi adalah (a) the science of
didaerahnya sendiri, disamping itu phenomena as distinct from being
dengan mempelajari kebudayaan orang (ontology), dan (b) division of any
lain, kita akan mampu meningkatkan science which describes and
pemaham kognitif dan menjauhkan diri classifiesits phenomena. Jadi,
dari sikap etnosentrisme, sehingga akan fenomenologi adalah ilmu mengenai
meningkatkan efektifitas komunikasi fenomena yang di bedakan dari sesuatu
antar budaya. Apalagi dengan yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu
penuturan Bupati Rokan Hulu Tradisi yang menjelaskan dan
Bolimau Cono adalah sebagai budaya mengklasifikasikan fenomena, atau
dari Masyarakat Ujung Batu yang patut study tentang fenomena (Kuswarno,
dikembangkan sebagai Obyek wisata. 2009)
Untuk itupeneliti tertarik untuk Upacara Adat
mengangkat judul penelitian “Makna Koentjaraningrat (dalam Basrowi,
Upacara Adat Tradisi Bolimau Cono 2005) mengatakan bahwa upacara adat
ebagai Kearifan Lokal di Kecamatan ialah suatu yang kompleks dan aktivitas
Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu serta tindakan berpola pada manusia
Provinsi Riau.” dalam masyarakat atau biasa disebut
sistem sosial. Upacara adalah kegiatan
TINJAUAN PUSTAKA yang dilakukan untuk memperingati
Teori Fenomenologi Alfred Schutz tanda-tanda kebesaran, peralatan
Istilah fenomenologi menurut adat istiadat. Upacara juga
diperkenalkan oleh Johan Heirinckh dapat bermakna sebagai rangkaian
Pelopor aliran fenomenologi adalah tindakan atau perbuatan yang terikat
Edmund Husserl, istilah fenomenologi dengan aturan adat. Selain itu, upacara
berasal dari bahasa yunani yaitu dapat diasumsikan sebagai perayaan
phainomai yang berarti “menampak”. yang dilakukan sehubungan dengan
Fenomena tidak lain adalah fakta yang peristiwa penting. Dalam upacara
disadari dan masuk ke dalam keagamaan atau upacara yang
pengindraan manusia. Istilah dilakukan oleh pemangku adat,
fenomenologi sendiri tidak di kenal profesi yang dianggap suci menjadi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 7


keharusan dan ini memiliki kekuatan (local) yang bersifat bijaksana, penuh
hukum yang sangat keras yang kearifan, bernilai baik, yang tertanam
diberlakukan untuk menjaga dan diikuti oleh anggota
kelangsungan adat istiadat yang masyarakatnya (Sartini, 2004).
diyakini oleh masyarakat. Kearifan lokal menurut UU
Upacara adat merupakan salah No.32/2009 tentang perlindungan dan
satu dari wujud kebudayaan, Upacara pengelolaan lingkungan hidup BAB I
adat termasuk dalam unsur-unsur Pasal 1 butir 30 adalah adalah nilai-
normatif yang merupakan bagian dari nilai luhur yang berlaku dalam tata
kebudayaan. Basrowi (2005), kehidupan masyarakat untuk antara
mengemukakan bahwa salah satu lain melindungi dan mengelola
unsur normatif yang merupakan lingkungan hidup secara lestari.
bagian dari kebudayaan adalah Menurut Tezzi, dkk (dalam
unsur-unsur yang menyangkut Ridwan, 2007) mengatakan bahwa
kepercayaan seperti harus mengadakan akhir dari sedimentasi kearifan lokal ini
upacara adat pada kelahiran, akan mewujud menjadi tradisi atau
pertunangan, perkawianan dan lain- agama. Dalam masyarakat kita,
lain. Dalam konsep perkawinan, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui
upacara adat yang dilaksanakan oleh dalam nyanyian, pepatah, sasanti,
masyarakat yang merupakan petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno
prasyarat sebelum menikah menjadi yang melekat dalam perilaku sehari-
pedoman sendiri bagi mereka yang hari. Kearifan lokal biasanya tercermin
memulai hidup berumah tangga. Hal ini dalam kebiasaan-kebiasaan hidup
dilakukan agar mendapat restu dari masyarakat yang telah berlangsung
seseorang yang sudah mati dan lama. Keberlangsungan kearifan lokal
dianggap keramat. Upacara adat juga akan tercermin dalam nilai-nilai yang
termasuk lembaga sosial karena berlaku dalam kelompok masyarakat
didalamnya terdapat peraturan- tertentu. Nilai-nilai itu menjadi
peraturan dan kebiasaan masyarakat pegangan kelompok masyarakat
seperti yang dipaparkan oleh Polak tertentu yang biasanya akan menjadi
(Basrowi, 2005) bahwa lembaga sosial bagian hidup tak terpisahkan yang
adalah suatu yang kompleks atau sistem dapat diamati melalui sikap dan
peraturan-peraturan dan adat istiadat perilaku mereka sehari-hari. (dalam
yang memepertahankan nilai-nilai yang Apriyanto, 2008).
penting. METODOLOGI PENELITIAN
Pengertian Kearifan Lokal Jenis penelitian yang digunakan
Dalam pengertian kamus, adalah penelitian kualitatif dengan
kearifan lokal (local wisdom) terdiri fenomenologi Alfred Schutz. Menurut
dari dua yaitu, kearifan (wisdom) dan Muliyono penelitian kualitatif adalah
lokal (local), maka local wisdom metode penelitian yang digunakan
(kearifan setempat) dapat dipahami untuk meneliti pada kondisi objek yang
sebagai gagasan-gagasan setempat alamiah, dimana peneliti adalah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 8


instrument kunci, teknik pengumpulan Rokan Hulu. Penelitian ini sendiri
data dilakukan secara triangulasi berbicara tentang bagaimana fenomena
(gabungan), analisis data bersifat upacara adat tradisi Bolimau Cono di
induktif, dan hasil penelitian kualitatif Kecamatan Ujungbatu dilaksanakan
lebih menekankan makna dari pada oleh pelaku kesenian ke dalam produk
generalisasi (Muliyono, 2005). Menurut interaksi sosial “makna”, dimana
Bogdan dan Tailor sebagaimana dikutip makna tidak melekat pada objek
oleh Moleong mendefinisikan bahwa melainkan dinegosiasikan melalui
penelitian kualitatif adalah prosedur penggunaan bahasa. Interpretasi ini
penelitian yang menghasilkan data juga dapat menjelaskan makna apa
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau yang terkandung dalam upacara adat
lisan dari orang- orang dan prilaku Bolimau Cono.
yang diamati (Moleong, 2005). Teknik Pemeriksaan Keabsahan
Peneliti menganggap tepat Data
menggunakan metode penelitian Perpanjangan Keikutsertaan
kualitatif untuk meneliti nilai-nilai Keikutsertaan peneliti sangat
kearifan lokal yang terkandung dalam menentukan dalam pengumpulan
upacara adat tradisi Bolimau Cono data. Perpanjangan keikutsertaan
dan penerapannya di Kecamatan peneliti akan memungkinkan
Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu. peningkatan derajat kepercayaan, data
Alasan peneliti menggunakan dikumpulkan karena dengan
penelitian kualitatif: Pertama, untuk perpanjangan keikutsertaannya dapat
memahami makna dibalik data yang menguji ketidakbenaran informasi yang
tampak, gejala sosial sering tidak bisa diperkenalkan oleh distorsi, baik
dipahami berdasarkan apa yang berasal dari diri sendiri maupun dari
diucapkan dan dilakukan orang. Data responden dan membangun
untuk mencari makna dari setiap kepercayaan subjek. Perpanjangan
perbuatan tersebut hanya cocok jika keikutsertaan juga menuntut peneliti
diteliti dengan teknik wawancara agar terjun kedalam lokasi dan dalam
mendalam, observasi partisipan dan waktu yang panjang guna mendeteksi
dokumentasi yang itu semua adalah dan memperhitungkan distorsi yang
metode pengumpulan data pada jenis mungkin mengotori data. Selain itu
penelitian kualitatif. Kedua, untuk perpanjangan keikutsertaan juga
memahami interaksi sosial yang dimaksudkan untuk membangun
kompleks hanya dapat diurai kalau kepercayaan para subjek terhadap
peneliti melakukan penelitian peneliti dan juga kepercayaan diri
kualitatif. Ketiga, memahami perasaan peneliti itu sendiri. Penelitian dengan
orang sulit jika itu tidak dengan menggunakan perpanjangan
penelitian kualitatif. Penelitian keikutsertaan akan banyak mempelajari
dilakukan dengan mengumpulkan data “kebudayaan” yang dapat menguji
dari pemuka/ tokoh adat masyarakat di ketidakbenaran informasi yang
Kecamatan Ujungbatu, Kabupaten diperkenalkan oleh distorsi, baik

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 9


berasal dari diri sendiri maupun dari kesesuaian atau ketidaksesuaian
informan dan membangun kepercayaan harapan antara kedua belah pihak
subjek (Moleong, 2005). sehingga kebenaran informasi yang
Triangulasi telah diperoleh sebelumnya oleh
Teknik pemeriksaan keabsahan peneliti dapat lebih diperkuat.Peneliti
data dengan triangulasi memungkinkan mengumpulkan data dari berbagai
peneliti untuk me-recheck temuannya narasumber yang ada kemudian
dengan jalan membandingkannya menganalisanya dan ini bisa menjadi
dengan berbagai sumber dapat sumber pengetahuan pada saat
dilakukan dengan : mewawancara narasumber kembali.
1. Membandingkan data hasil Sehingga informasi yang kita cari dapat
pengamatan dengan data hasil untuk penelitian yang kita lakukan.
wawancara. HASIL PENELITIAN DAN
2. Membandingkan apa yang PEMBAHASAN
dikatakan orang di depan umum Hasil Penelitian
dengan apa yang dikatakannya
secara pribadi. Pada bab ini, akan diuraikan hasil
3. Membandingkan apa yang observasi dan wawancara yang peneliti
dikatakan orang-orang tentang lakukan pada bulan Oktober 2017
situasipenelitian dengan apa yang hingga Mei 2018, didasarkan pada
dikatakannya sepanjang waktu. fenomena budaya tradisi bolimau cono
4. Membandingkan keadaan dan yang terjadi di masyarakat Ujungbatu,
perspektif seseorang dengan khususnya pada suku Melayu di
berbagai pendapat dan pandangan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
orang. Analisis hasil penelitian ini sendiri
5. Membandingkanhasil wawancara terfokus pada tokoh masyarakat
dengan isi dokumen yang Kecamatan Ujungbatu yang merupakan
berkaitan. (Moleong, 2005). orang yang paling mengetahui tradisi
Peneliti menguji keabsahaan data bolimau cono, meliputi Tokoh Adat
yang diperoleh setelah turun ke yakni Ninik Mamak berasal Persukuan
lapangan dengan berpedoman kepada Melayu Godang Datuk Bendaharo
konsep triangulasi oleh Moleong. H.A.Hakam dan Datuk Paduko Sindo
Melalui observasi, peneliti dapat Aman, Persukuan Caniago Datuk
langsung membandingkan hasil Bimbo H. Ibnu Hajar dan Persukuan
pengamatan tersebut dengan Meniliang Godang Datuk Ajo Tan
keterangan-keterangan lebih lanjut Mudo Syamsidi, S,Pd dari suku yang
yang didapatkan setelah melalukan ada di Ujungbatu, mereka dipilih
wawancara dengan subjek. Peneliti berdasarkan dengan senga karena
juga membandingkan bagaimana mereka adalah tetua yang lebih
pandangan atau prespektif dari mengerti tentang adat, dan umur
berbagai pendapat dan pandangan mereka juga yang tertua dari ninik
orang, sehingga dapat diketahui adanya mamak lima suku yang ada di

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 10


Kecamatan Ujungbatu. Kebanyakan dalam budaya bolimau cono ini sangat
wawancara peneliti lakukan adalah beragam. Keragaman ini terjadi karena
dalam situasi non formal, dalam hal variasi sudut pandang masyarakat
ini seolah-olah seperti sedang Ujungbatu dalam memberikan
berbincang-bincang santai. Berikut persepsi terhadap pikiran itu sendiri.
uraian hasil wawancara yang diperoleh Bolimau dalam bahasa Ujungbatu
peneliti. memiliki dua makna pertama dari
Penelitian ini membuktikan sudut makna simbolik limau atau kita
perkembangan orang melayu di kenal dengan jeruk. Jeruk adalah buah
Ujungbatu. Masyarakat Ujungbatu yang dijadikan sebagai simbol untuk
sebagian besar bersuku Melayu, dan pensucian, jeruk dianggap golongan
melandaskan prinsip kehidupannya buah yang mampu membersihkan
pada “Adat Bosandi Syarak, Syarak kotoran dengan bau yang paling busuk
Bosandi Kitabullah” maksudnya seperti bau amis yang sulit dihilangkan
semua kebiasaan adat dapat diuji jika hanya dicuci dengan air ataupun
dengan Kitab, mana yang bertentangan sabun. Dan didalam praktek belimau
dengan kitab suci umat Islam tidak ini jeruk juga dijadikan sebagai bahan
dipakai lagi, masyarakatnya diatur utama dalam membuat ramuan
oleh kedua hal tadi yaitu agama dan bolimau. Kedua limau yang maknanya
adat. Dalam penyelenggaraan dalam bahasa melayu Ujungbatu
kesenian rakyat juga demikian, adalah mandi dengan cara bersuci dari
dilaksanakan menurut agama islam dan hadast besar dan kecil yaitu
berdasarkan pada adat. membasashi seluruh tubuh dengan air
Pembahasan Penelitian mulai dari kepala hingga kaki
Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan pencuci rambut atau
membahas tiga hal sesuai dengan shampo dan sabun. Kemudian
identifikasi pada penelitian ini yaitu imbuhan bo yang diucapkan oleh
yang pertama adalah makna simbolik masyarakat Ujungbatu secara bahasa
apa saja yang terdapat dalam upacara daerah Ujungbatu yang memiliki arti
adat tradisi bolimau cono di Kecamatan sama dengan ber sehingga bisa kita
Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu, artikan bolimau adalah berlimau.
Provinsi Riau, yang kedua adalah Kemudian kalimat ke dua adalah cono,
Aspek sosial apa saja yang terkandung yang memiliki dua makna yaitu
dam upacara adat tradisi bolimau cono pertama, diambil dari kata daerah
dan yang terakhir adalah nilai-nilai Ujungbatu adalah cerano, atau dalam
lokal apa saja yang terdapa pada pepatah adat sirih dan cerano sirih dan
upacara adat tradisi bolimau cono. cerano yang merupakan sebuah tepak
Makna Simbol Fisik Yang sirih. Yang kedua, cono yang
Terkandung Dalam Pelaksanaan dimaksud adalah tepung yang sudah
Upacara Adat Tradisi Bolimau Cono diberi warna, yang digunakan untuk
Di dalam konteks budaya dan bolimau¸atau pada umum dipakai saat
adat, makna simbolik yang dikandung acara tepung tawar.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 11


Sehingga Bolimau cono dapat dengan individu lainya.
diartikan sebagai upacara sebelum Aspek Gotong Royong
memasuki bulan suci Ramadhan
dengan memandikan ramuan berupa Pada bolimau cono terdapat
limau sebagai tanda pembersih jiwa, aspek sosial gotong royong dimana
dimaknakan secara umum bolimau masyarakat berkumpul bersama mulai
cono merupakan tradisi menyambut mempersiapkan acara adat sampai
bulan suci Ramadhan yang bertujuan dengan selesai. Disini seluruh cucu
untuk mempererat hubungan antara keponakan dari segala suku di
yang tua dengan yang muda ataupun Ujungbatu akan berkumpul dan
sebaliknya sehingga dengan simbol bersosialisasi untuk bergotong royong
menyiramkan ramuan yang telah dalam mempersiapkan upacara adat
diracik ke kepala kita. bolimau cono.Sikap gotong royong ini
Aspek Sosial Yang Terkandung sudah mengakar kepada diri
Dalam Pelaksanaan Upacara Adat masyarakat Ujungbatu sudah sejak
Tradisi Bolimau Cono lama Adapun aspek gotong royong
Aspek sosialadalah sesuatu yang sudah menjadi sebuah nilai yang
sudah melekat di masyarakat yang mendarah dagingyaitu nilai yang telah
berhubungan dengan sikap dan menjadi kepribadian dan kebiasaan
tindakan manusia. Contohnya, setiap sehingga ketika masyarakat Ujungbatu,
tindakan dan perilaku individu di anak cucu kemanakan melakukannya
masyarakat, selalu mendapat perhatian kadang tidak melalui proses berpikir
dan berbagai macam penilaian. Aspek atau pertimbangan lagi (bawah sadar).
ini berperan dalam kehidupan sosial Karna nilai demikian telah
sehari-hari, sehingga dapat mengatur tersosialisasi dan terbentuk sejak kecil.
pola perilaku manusia dalam kehidupan Jika salahsatu diantara mereka tidak
bermasyarakat.Aspek sosial merupakan mengikuti kegiatan gotong royong ini
hikmah yang dapat diambil dari maka akan muncul rasa malu atau rasa
perilaku sosial dan tata cara hidup bersalah terhadap masyarakat lainnya.
sosial. Perilaku sosial berupa sikap Aspek Musyawarah/ potang sejodah
seseorang terhadap peristiwa yang
Sebelum semua acara dilakukan
terjadi di sekitarnya yang ada semua ninik mamak, cerdik pandai,
hubungannya dengan orang lain, cara alim ulama, pemerintah setempat dan
berfikir, dan hubungan sosial cucu keponkan akan mengadakan
bermasyarat antar individu. Nilai sosial potang sejodah atau musyawarah.
yang ada dalam upacara balimau cono Dalam musyawarah ini membahas
dapat dilihat dari cerminan kehidupan segala hal yang berkaitan dengan adat
bolimau cono, mulai dari persiapan
masyarakat yang diinterpretasikan.
sampai dengan selesai acara.Didalam
Nilai sosial akan menjadikan manusia musyawarah ini akan membahas
sadar akan pentingnya kehidupan bagaimana acara bolimau
berkelompok dalam ikatan conodilaksanakan, para tokoh
kekeluargaan antar satu individu masyarakat yaitu mamak soko dan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 12


mamak pisoko berkumpul bersama yang telah sejak lama dipakai oleh
cendikiawan (cerdik pandai), induk masyarakat Ujungbatu didalam tata
suku (tuo-tuo se-induk), urang cara pada saat pelaksanaan bolimau
sumondo, dan dubalang yang ada cono ini adalah nilai musyawarah, nilai
ditiap-tiap suku yaitu sebanyak 5 suku. gotong royong dan nilai pariwisata.
Mereka mengadakan perjumpaan yang Nilai-nilai yang terkandung pada
biasanya diadakan di LKA (Lembaga tradisi bolimau cono telah sejak lama
Kerapatan Adat) guna dipakai oleh masyarakat Ujungbatu
memusyawarahkan atau mencari didalam tata cara pada saat pelaksanaan
mufakat bersama mengenai kegiatan bolimau cono ini adalah nilai
yang akan dilaksanakan dalam acara musyawarah, nilai gotong royong dan
bolimau cono tersebut. Dalam hal ini nilai pariwisata. Dalam setiap nilai ini
intinya setiap melakukan suatu acara memiliki kearifan lokal yang muncul
ninik mamak selalu mengadakan seperti pada nilai musyawarah terdapat
musyawarah untuk mengambil kearifan lokal kerukunan antar suku,
keputusan bersama supaya tidak ada keteaatan pada pemimpin dan
yang berkecil hati dalam tiap suku yang kesederhanaan. Pada nilai gotong
ada dikecamtan Ujungbatu. royong terdapat kearifan lokal,
Aspek Wisata kebersamaan, hukum sosial dan saling
melindungi. Pada nilai wisata terdapat
Pengembangan kepariwisataan nilai kearifan lokal, ekonomi
disuatu daerah berarti pula masyarakat, pola fikir, budaya dan
mengembangkan potensi fisik di daerah agama.
tersebut, karena setiap obyek atau KESIMPULAN DAN SARAN
lokasi wisata mempunyai aspek-aspek Kesimpulan
yang saling tergantung satu sama Pada bab ini peneliti berusaha
lainnya. Sehingga dalam upacara adat
menyimpulkan fenomena apa yang
tradisi bolimau cono ini memiliki aspek
wisata di Kecamatan Ujungbatu. berkembang pada pelaksanaan upacara
Nilai-Nilai Lokal Apa Saja Yang adat tradisi bolimau cono di kecamatan
Terkandung Dalam Pelaksanaan Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu
Upacara Adat Tradisi Bolimau Cono pada saat ini. Budaya bolimau cono di
di Kecamatan Ujungbatu Kabupaten kecamatan Ujungbatu masih dilakukan
Rokan Hulu Provinsi Riau. seperti dahulu kala. Tiap-tiap tahapan
Sistem nilai dalam kehidupan pada acara ini menjunjung tinggi nilai-
sehari hari yang berwujud nilai luhur suku Melayu Rokan yang
aturan.Aturan-aturantersebutlah yang ada pada setiap rangkaian acara, dapat
harus dipatuhi setiap manusia yang kitra rasakan dengan apresiasi dan
hidup bermasyarakat. Jadi tanpa emosi yang mendalam. Prosesi adat
adanya sistem nilai, masyarakat akan
pada bolimau cono ini dilakukan secara
kehilangan arah dan tidak punya
pandangan hidup yang teguh. Tata cara teratur tanpa pengaruh elemen lainnya
pelaksanaan bolimau cono pada dan pengaruh modernisasi,
masyarakat Ujungbatu merupakan pembangunan dan masuknya budaya
kegiatan rutin setiap tahun yang asing tampaknya tidak memiliki
dilakukan dalam rangka menyambut pengaruh yang signifikan terhadap
bulan suci ramadhan. Beberapa nilai

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 13


perubahan baik dalam bentuk, isi dan kearifan lokal yang muncul seperti
fungsi. pada nilai musyawarah terdapat
1. Makna simbolik yang terkandung kearifan lokal kerukunan antar suku,
dalam tradisi bolimau cono ini keteaatan pada pemimpin dan
sangatlah bervariasi tergantung kesederhanaan. Pada nilai gotong
kapasitas dan kepentingan setiap royong terdapat kearifan lokal,
individu dalam memaknai budaya kebersamaan, hukum sosial dan
ini, Bolimau cono merupakan tradisi saling melindungi. Pada nilai wisata
mensucikan diri, untuk menyambut terdapat nilai kearifan lokal,
bulan suci Ramadhan yang ekonomi masyarakat, pola fikir,
bertujuan mempererat tali budaya dan agama.
silahturahmi yang sudah ada sejak Saran
lama dan dijalan terus menerus Dari uraian skripsi ini ada
hingga saat ini. Tatacara tradisi beberapa saran yang ingin peneliti
bolimau cono ini meliputi mulai dari sampaikan kepada seluruh lapisan
tahap persiapan, pelaksanaan, masyarakat umumnya, dan kepada
penutup. masyarakat Ujungbatu khususnya,
2. Aspek sosial yang terkandung dalam yaitu:
tradisi bolimau cono ini mengacu 1. Didalam tradisi bolimau cono ini
pada hubungan dengan individu terdapat banyak nilai-nilai dan
yang lain dalam sebuah masyarakat. kearifan lokal yang terkandung
Bagaimana seseorang harus didalamnya, oleh karena itu
bersikap, bagaimana cara mereka diharapkan tradisi ini dapat terus
menyelesaikan masalah, dan dipertahankan.
menghadapi situasi tertentu juga 2. Khususnya pada generasi muda
termasuk dalam aspek sosial. Dalam Ujungbatu agar mau mengikuti
masyarakat Ujungbatu pengendalian tradisi ini agar lebih memahami
diri adalah sesuatu yang sangat maknanya, karena tradisi ini
penting untuk menjaga memiliki tujuan yang mulia.
keseimbangan masyarakat. Adapun 3. Tentang cara pelaksanaannya
aspek sosial yang terdapat pada sepenuhnya telah berjalan dengan
tradisi ini adalah, aspek baik, namun menurut peneliti
musyawarah/potang sejodah, generasi muda harus lebih dirangkul
gotong-royong, dan wisata. lagi, agar tradisi ini tetap bertahan
3. Nilai-nilai yang terkandung pada kedepannya dan tidak terputus.
tradisi bolimau cono telah sejak DAFTAR PUSTAKA
lama dipakai oleh masyarakat Alwasilah, Chaedar.A. 2002. Pokoknya
Ujungbatu didalam tata cara pada Kualitatif (Dasar-dasar Merancang
saat pelaksanaan bolimau cono ini danMelakukan Penelitian
adalah nilai musyawarah, nilai Kualitatif). Jakarta : Dunia Pustaka
gotong royong dan nilai pariwisata. Jaya.
Dalam setiap nilai ini memiliki Basrowi dan Sukidin, 2002. Metode

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 14


Penelitian Perspektif Mikro: Rosdakarya.
GroundedUjungbatu adalahheory, Mulyana, Deddy dan Rakhmat. 2005.
Fenomenologi, Etnometodologi, Komunikasi Antar Budaya:
Etnografi, Dramaturgi, PanduanBerkomunikasi dengan
InteraksiSimbolik, Hermeneutik, Orang-Orang Berbeda Budaya.
Konstruksi Sosial, Analisis Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Wacana, danMetodologi Refleksi, Mulyana, Deddy. 2011. Komunikasi
Surabaya: Insan Cendekia. Lintas Budaya .Bandung : PT.
Basrowi, 2005. Pengantar Sosiologi. RemajaRosdakarya.
Bogor : Ghalia Indonesia Rosda Muliyono. 2005. Mengenal
Bungin, Burhan. 2003. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
Penelitian Kualitatif Jakarta : Raja Alfabeta.
GrafindoPersada. Narwoko, J. Dwi dan Suyanto,
_______. 2008. Konstruksi Sosial Bagong. 2004. Sosiologi: Teks
Media Massa. Jakarta : Kencana Pengantar danTerapan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Kencana.
2005. Kamus Besar Bahasa Patilima, Hamid. 2005. Metode
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Penelitian Kualitatif. Bandung :
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Alfabeta.
Kamus Komunikasi: Polarisasi RM. Soedarsono. Seni Pertunjukan di
Bandung: Mandar Maju. Era Globalisasi. Jakarta. MSPI
_______ 2003. Ilmu Komunikasi Teori (MasyarakatSeni Pertujukan
dan Praktek. Bandung : Remaja Indonesia).
Rosdakarya. S.Nasution. 2006. Metode Research
Idrus Hakimy Dt Rajo Penghulu, (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi
Rangkaian Mustika Adat Aksara.
BasandiSyarak di Minangkabau, Setiadi. 2007. Buku Ilmu Sosial dan
Remaja Rosdakarya, 1994 Budaya Dasar. Yogyakarta : Graha
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik IlmuUtama.
Praktis Riset Komunikasi Jakarta : Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kencana Media Group. Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Suparno, Paul. 1997. Filsafat
Antropologi Pokok-Pokok Konstruktivisme Dalam Pendidikan.
Etnografi II.Jakarta: Rineka Cipta Yogyakarta:Kanisius.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Sobur, Alex. 2004. Semiotika
Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Komunikasi Cetakan II. Bandung:
Bandung:Remaja Rosdakarya. RemajaRosdakarya.
Mulyana, Deddy dan Solatun. 2008. Sobur, 2014. Pengantar Ilmu
Metode Penelitian Kualitatif: Komunikasi. Bandung, Simbiosa
Contoh-contohMetode Penelitian Rekatama Media.
Kualitatif dengan Pendekatan Tim Penyusun Kementrian
Praktis. Bandung : PT.Remaja Kebudayaan dan Pariwista

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 15


Republik Indonesia (Kemendikbud), Malaysia.
2011, Kearifan Lokal di Tengah Nuraini Juliastuti, Representasi,
Modernisasi. Jakarta: Pusat Newsletter KUNCI No. 4, Maret
Penelitian dan Pengembangan 2000http://kunci.or.id/esai/nws/04/re
Sumber Daya Kebudayaan dan presentasi.htm.Diakses pada tanggal
Pariwisata RI. 04November 2017, pukul 16.02 WIB
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Gobyah, I. Ketut. 2003. Berpijak Pada
Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Kearifan lokal, www.balipos.co.id.
Pustaka Utama.
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar
Ilmu Komunikasi; Pendekatan
Taksonomi Konseptual. Depok :
Ghalia Indonesia.
Syam, 2012. Sejarah Kerajaan Lima
Luhak di Hulu Sungai Rokan.Rokan
Hulu: Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kab. Rokan Hulu.
Khairi, 2010. Hikayat Negeri
Ujungbatu. Ujungbatu: Lembaga
Kerapatan Adat Ujungbatu.
Effendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu
Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung:Remaja Rosdakarya
Ika Dayani Rajab Putri, 2012. Makna
Pesan Tradisi Mappacci Pernikahan
AdatBugis Pangkep Di Kelurahan
Talaka Kecamatan Ma’rang.
Jurnal,Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar.
Rizki Hidayat, 2013. Konstruksi Makna
DalamUpacara Adat Tradisi
PacuJawi Sebagai Kearifan Lokal
Kabupaten Tanah DatarProvinsi
SumateraBarat. Jurnal, Universitas
Riau.
Fajri Arman, 2015. Persepsi
Masyarakat Terhadap Tradisi
Balimau KasaiDidesa Kuapan
Kecamatan Tambang Kabupaten
Kampar. Jurnal, Universitas Riau.
Rahman, (2009). Kerajaan dan
Kelestarian Alam Sekitar di

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 16

Anda mungkin juga menyukai