Anda di halaman 1dari 82

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Alfi Resa


Nomor Mahasiswa : 1713050
Judul Karya Tulis : “Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
Pasir Pengaraian - Batas Sumatra Utara Km. 224
Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis Skripsi ini benar-


benar dikerjakan sendiri. Karya tulis ini bukan merupakan plagiarisme, pencurian
hasil karya milik orang lain, hasil kerja orang lain untuk kepentingan saya karena
hubungan material maupun non-material, ataupun segala kemungkinan lain yang
pada hekekatnya bukan merupakan karya tulis skripsi saya secara original dan
auntentik.
Bila kemudian hari diduga kuat ada ketidak sesuaian antara fakta dengan
kenyataan ini, saya bersedia diproses oleh tim fakultas yang dibentuk untuk
melakukan verifikasi, dengan sanksi terberat berupa pembatalan
kelulusan/keserjanaan. Pernyatan ini saya buat dengan kesadaran sendiri dan tidak
atas tekanan ataupun paksaan dari pihak manapun demi menegakkan integritas
akademik di instansi ini.

Pasir Pengaraian, Juli 2021


Saya yang menyatakan,

Alfi Resa

ii
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA
JALAN PASIR PENGARAIAN - BATAS SUMATRA
UTARA KM 224 KECAMATAN TAMBUSAI
KABUPATEN ROKAN HULU

Alfi Resa
NIM: 1713050

Pembimbing: Khairul Fahmi, S. Pd., MT 1 dan Bambang Edison, S. Pd., MT

ABSTRAK
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang membutuhkan penanganan
serius mengingat besarnya kerugian yang diakibatkannya. . Pada penelitian ini
akan dibahas masalah kecelakaan lalu lintas jalan yang didapatkan Polsek Rokan
Hulu selama kurun waktu 2015-2019. penelitian ini bertujuan Mengetahui faktor-
faktor yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas dan pengaruh kecepatan
kendaraaan terhadap fatalitas kecelakaan pada ruas Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat. Metode penelitian
yang dilakukan dengan survei lapangan (kecepatan kendaraan) dan Metode
Wawancara terhadapa Masyarakat sekitar sebanyak 5 responsden. Data survei
Kecepatan dihitung menggunakan metode Manual Kapasitas Jalam Indonesia.
Hasil penelitian adalah hasil wawancara terhadap masyarakat setempat bahwa
faktor utama kecelakaan adalah faktor manusia yang mana manusia sering
mengalami beberapa faktor yaitu mengantuk, tidak konsentrasi dan sering
mengebut. Hubungan kecepatan dengan fatalitas kecelakaan yaitu sangat
mempengaruhi korban kecelakaan dimana semakin tinggi kecepatan pengedara
semakin banyak korban kecelakaan yang mengalami meninggal dunia dengan
membuat perbandingan ekivalen sesuai Pd T-09-2004-T.

Kata kunci— Kecelakaan Lalu Lintas, Jalan , Kecepatan, Fatalitas

iii
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA
JALAN PASIR PENGARAIAN- BATAS SUMATRA
UTARA KM 224 KECAMATAN TAMBUSAI
KABUPATEN ROKAN HULU

Alfi Resa
NIM: 1713050

Pembimbing: Khairul Fahmi, S. Pd., MT 1 dan Bambang Edison, S. Pd., MT

ABSTRACT

Traffic accidents are a problem that requires serious handling considering the
amount of loss it causes. . In this study, the problem of road traffic accidents
obtained by the Rokan Hulu Sector Police will be discussed during the 2015-2019
period. This study aims to determine the factors that cause traffic accidents and
the effect of vehicle speed on accident fatalities on the Pasir Pengaraian
Boundary Road, North Sumatra Km. 224 West Tambusai District. The research
method was carried out by field surveys (vehicle speed) and interviews with the
surrounding community as many as 5 respondents. Velocity survey data is
calculated using the Indonesian Road Capacity Manual method. The result of the
research is the result of interviews with the local community that the main factor
of accidents is the human factor where humans often experience several factors,
namely drowsiness, not concentrating and often speeding. The relationship
between speed and accident fatality greatly affects accident victims where the
higher the speed of the driver, the more accident victims who die by making an
equivalent comparison according to Pd T-09-2004-T.

Keywords— Traffic Accident, Road, Speed, Fatality

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisa
Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian - Batas Sumatra
Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu”.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta pihak yang
membantu dengan segala keikhlasan, untuk itu penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril dan material
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr. Hardianto, M.Pd, Rektor Universitas Pasir Pengaraian .
4. Bapak Dr. Purwo Subekti, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Pasir Pengaraian.
5. Bapak Harriad Akbar, ST. MT selaku Ketua Prodi Teknik Sipil
Universitas Pasir Pengaraian.
6. Bapak Khairul Fahmi, S. Pd., MT selaku Dosen Pembimbing I dalam
melaksanakan penyusun skripsi ini.
7. Bapak Bambang Edison, S. Pd., MT selaku Dosen Pembimbing II dalam
melaksanakan penyusun skripsi ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian.
9. Rekan-rekan mahasiswa/i Teknik Sipil, Fakultas Tenik Universitas Pasir
Pengaraian yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan
Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari Bapak dan Ibu dosen sangat penulis harapkan. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin
Pasir Pengaraian, Juni 2021
Penulis

(Alfi Resa)

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN ASISTENSI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR NOTASI .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 2
1.4 Batasan Penelitian ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 4
2.2 Keaslian Penelitian ................................................................... 6
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Pengelompokan Jalan ................................................................ 7
3.1.1 Sitem jaringan Jalan ........................................................ 7
3.1.2 Fungsi Jalan ...................................................................... 7
3.1.3 Kelas Jalan ......................................................................... 8
3.1.4 Status Jalan ....................................................................... 8
3.2 Arus Lalu Lintas ......................................................................... 9
3.3 Kecelakaan lalu Lintas .............................................................. 10
3.4 Jenis-Jenis Kecelakaan Lalu Lintas ........................................... 12
3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan ..................................................... 13
3.5.1 Faktor Manusia .................................................................. 14

vi
3.5.2 Faktor Kendaraan .............................................................. 14
3.5.3 Faktor Kondisi Lingkungan Fisik...................................... 15
3.6 Analisa Kecelakaan..................................................................... 17
3.6.1 Pengemudi ......................................................................... 18
3.6.2 Pembagian Tingkat Kecelakaan ....................................... 19
3.7 Kecepatan ................................................................................... 20
3.8 Survei Kecepatan Lalu Lintas ..................................................... 21
3.9 Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas ................................. 22
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 27
4.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 27
4.3 Jenis Penelitian ........................................................................... 27
4.4 Tahapan Penelitian ...................................................................... 28
4.5 Alat yang digunakan .................................................................. 28
4.6 Analisis Data ............................................................................. 29
4.7 Bagian Alur Penelitian ................................................................ 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Lokasi Penelitian......................................................................... 31
5.2 Data Kecelakaan Lalu Lintas 2015-2019.................................... 32
5.3 Data Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tambusai Barat.
Km. 224 ...................................................................................... 33
5.4 Analisis Karaterkter Kecelakaan .............................................. 35
5.4.1 Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan ........................ 35
5.4.2 Kecelakaan Berdasarkan Usia Pengendara Yang Terlibat 35
5.4.3 Analisis Kecelakaan Berdasarkan Tipe Kecelakaan ......... 37
5.4.4 Penyebab Kecelakaan Berdasarkan Lalu Lintas Pada ......
Ruas Jalan Tambusai Barat Km. 224 ................................ 35
5.4.5 Dampak Kecelakaan Lalu Lintas ...................................... 40
5.5 Kecepatan Kendaraan ................................................................ 42
5.6 Hubungan Kecepatan Dengan Kecelakaan lalu Lintas ............... 43
5.7 Solusi Penangulangan ................................................................. 47
BAB VI PENUTUP

vii
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 53
6.2 Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 55
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Situasi Kecelakaaan Secara Umum dan usulan Penanganan ...... 22
Tabel 3.2 : Situasi Kecelakaan untuk Ruas Jalan Perkotaan Dan Usulan ....
Penangan Untuk Persimpangan ................................................. 23
Tabel 3.3 : Situasi Kecelakaan untuk Ruas Jalan Perkotaan Dan Usulan ....
Penangan Untuk Persimpangan ................................................. 25
Tabel 3.4 : Teknik Penangan Dan Tingkat Pengurangan Kecelakaan Pada .
Jalan Antar Kota ......................................................................... 25
Tabel 5.1 : Data Kecelakaan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015-2019 .... 32
Tabel 5.2 : Data Kecelakaan ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra .....
Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat ............................... 33
Tabel 5.3 : Data Keceapatan Kendaraan Pada Ruas Ruas Jalan Pasir .........
Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai
Barat Arah Pasir Ke padanga Lawas Pada Pagi Hari ................. 42
Tabel 5.4 : Fatalitas Kecelkaan Pada Ruas Ruas Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat ...... 46
Tabel 5.5 : Kondisi Jalan ............................................................................... 47

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Kecepatan Sebagai Fungsi dari Ds Untuk Jalan 2/2 UD ...... 20
Gambar 4.2 : Bagan Alir Penelitian ............................................................ 28
Gambar 5.1 : Lokasi Penelitian ................................................................... 31
Gambar 5.2 : Denah Lokasi Penelitian ....................................................... 31
Gambar 5.3 : Presentase Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Rokan Hulu 33
Gambar 5.4 : Presentase Kecelakaan Pada Ruas Tambusai Barat Km. 224 34
Gambar 5.5 : Jumlah Kecelakaan Korban Kecelakaan Di Ruas Jalan .......
Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 ..................
Kecamatan Tambusai Barat .................................................. 34
Gambar 5.6 : Presentase Jenis Kendaraan Yang Terlibat ........................... 35
Gambar 5.7 : Presentase usia Pengendara Yang Mengalami Kecelakaan .. 36
Gambar 5.8 : Presentase Kecelakaan Berdasarkan Tipe Kecelakaan ......... 37
Gambar 5.9 : Presentase Penyebab Kecelakaan .......................................... 39
Gambar 5.10 : Presentase Kecepatan Kendaraan Dipagi Hari ...................... 43
Gambar 5.11 : Presentase Kecepatan Kendaraan Disore Hari ...................... 43
Gambar 5.12 : Presentase Kecepatan Kendaraan Dimalam Hari .................. 44
Gambar 5.13 : Presentase Kecepatan Yang Melampui Batas Kecepatan ..... 44
Gambar 5.14 : Fatalitas Kecelakaan Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat . 47
Gambar 5.15 : Kondisi Jalan Tanpa Median ................................................. 49
Gambar 5.16 : Kondisi Jalan Tikungan......................................................... 49
Gambar 5.17 : Kondisi Jalan Berlobang ....................................................... 49
Gambar 5.18 : Bahu Jalan ............................................................................. 50
Gambar 5.19 : Penerangan Lampu ................................................................ 51
Gambar 5.20 : Marka Tengah Dan Marka Tepi Sudah Menghilang............. 51
Gambar 5.21 : Kondisi jembatan ada Marka Penyempitan Pasir Ke Padang
Lawas .................................................................................... 51
Gambar 5.22 : Kondisi jembatan ada Marka Penyempitan Padang Lawas ke
Pasir Pengaraian .................................................................... 51
Gambar 5.23 : Kondisi Lingkungan .............................................................. 52

x
DAFTAR NOTASI

MC : Sepeda Motor
LV : Kendaraan Ringan
HV : Kendaraan Berat
V : Kecepatan
L : Panjang Segmen
TT : Waktu Tempuh Rata-Rata
MD : Meninggal Dunia
LB : Luka Berat
LR : Luka Ringan

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Dokumentasi ................................................................ 58


Lampiran 2 : Data Kecepatan ..................................................................... 61
Lampiran 3 : Data Kecelakaan Lalu Lintas ............................................... 65
Lampiran 4 : Data Wawancara ................................................................. 71

xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada umumnya jalan raya
merupakan suatu jalur yang digunakan masyarakat untuk menuju ke satu tempat
ke tempat yang lain, baik ke kantor, berbelanja dan keluar kota maupaun keluar
daerah dan lain sebagainya. Dimulai dari meningkatnya pertumbuhan penduduk,
pendapatan masyarakat serta aktivitas ekonomi sehingga menimbulkan kebutuhan
akan kendaraan pribadi yang tinggi. Pesatnya pertumbuhan kepemilikan
kendaraan bermotor di Indonesia dalam tahun-tahun terakhir disertai dengan
penduduk dengan usia yang relatif muda dan beragamnya jenis kendaraan, telah
mengakibatkan masalah keselamatan jalan yang semakin disoroti dan tingkat
kecelakaan lalu lintas yang meningkat setiap tahun.
Kabupaten Rokan Hulu merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran
Kabupaten Kampar, yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999. Kabupaten
Rokan Hulu juga diberi julukan sebagai Negeri Seribu Suluk yang mempunyai
penduduk sebanyak 557.660 jiwa dengan luas wilayah 7.588,13 km2. Rokan Hulu
memiliki 16 kecamatan dan 7 kelurahan dan 149 desa, yang mana salah satunya
adalah Desa Tambusai Barat yang berada di Kecamatan Tambusai.
Jumlah penduduk Desa Tambusai Barat mengalami peningkatan setiap
tahunnya, dengan demikian tentunya kebutuhan akan sarana transportasi diruas
jalan juga akan semakin meningkat setiap tahunnya yang disebabkan oleh
kegiatan perjalanan atau transportasi yang bertambah seiring pertumbuhan
penduduk, hal tersebut akan menuntut peningkatan kualitas sarana dan prasarana
transportasi di ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224
Kecamatan Tambusai Barat mengakibatkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai
Barat berbatasan dengan jalan menuju Kabupaten Padang Lawas yang
berdasarkan hasil survei lebar dari jalan 6,1 meter dan lebar bahu jalan 1 meter.
Menurut masyarakat setempat ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara
Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat ini merupakan jalan yang sering terjadi

1
kecelakaan lalu lintas dibandingkan ruas jalan yang lain di Desa Tambusai Barat,
kecelakaan ini terjadinya berawal dari arah Pasir Pengaraian menuju ke Padang
Lawas karena faktor jalan yang mana ada tikungan sebelum menuju jembatan dan
Jalan Pasir Pengaraian Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat dan faktor terjadinya
kesalahan dari pengendara motor tersebut. Kecelakaan sering terjadi pada tahun
2015-2017 hampir setiap hari terjadinya kecelakaan namun tahun 2020 terakhir
mengalami penurunan dari tahun terakhir dan alasan peneliti mengambil lokasi
penelitian ini adalah Jalan Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224
Kecamatan Tambusai Barat merupakan daerah rawan kecelakaan dan angka
kecelakaan yang cukup tinggi di Rokan Hulu, lokasi ini belum pernah diteliti, dan
faktor kondisi jalan tidak memadai yang menyebabkan kecelakaan terjadi.
Kondisi tersebut tentunya menjadi perhatian dan akan selalu diusahakan
pencegahannya oleh instansi dan pemerintahan terkait. Maka dari itu, penelitian
ingin mengangkat permasalahan diatas menjadi judul skripsi dengan judul
“Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat Kabupaten Rokan Hulu.”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas setiap meningkat pada
ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan
Tambusai Barat?
2. Seberapa besar pengaruh kecepatan kendaraaan terhadap fatalitas kecelakaan ?
3. Bagaimana cara penanggulangan kecelakaan pada ruas Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat berdasarkan aturan
pedoman Pd T-09-2004-B ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah:

2
1. Mengetahui faktor- faktor yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas pada
ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan
Tambusai Barat
2. Mengetahui pengaruh kecepatan kendaraaan terhadap fatalitas kecelakaan.
3. MengetahuIi cara menanggulangi kecelakan yang terjadi pada ruas jalan
berdasarkan penanganan lokasi rawan kecelkaan lalu lintas (Pd T-09-2004-B)
Sedangkan manfaat Penelitian ini adalah
1. Untuk penulis, sebagai pemahaman dan pengetahuan tentang faktor-faktor
penyebab kecelakaan beserta alternatif yang bisa dilakukan dimasa yang akan
datang untuk menghindari tingkat kecelakaan.
2. Untuk pemerintah setempat, penelitian ini diharapkan dapat membantu
mengetahui faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Pasir
Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat sehingga
dapat diambil langkah selanjutnya agar kecelakaan dapat dihindari dan
diminimalisir.
3. Untuk pembaca, sebagai informasi dan ilmu pengetahuan tentang kecelakaan
dan cara yang dapat dilakukan agar dapat menghindari kecelakaan lalu lintas
dijalan raya.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian adalah ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara
Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat
2. Data kecelakaan yang digunakan dari kecelakaan Tahun 2015-2019.
3. Data kecepatan kendaraan dilakukan secara survei langsung dan
menggunakan Alat Speed Gun.
4. Pengukuran dimensi jalan yang berupa penampang melintang jalan,
diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar bahu jalan dan jumlah lajur.
5. Menggunakan penanggulangan kecelakaan berpedoman pada Pd T-09-2004-
B.

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis mencantumkan penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas pada jalan adalah :

1. Fajrizal (2014) yang berjudul “Analisis Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas”


menyimpulkan metodologi yang digunakan pada penelitian ini mengarah pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Sesuai pengamatan
dilapangan bahwa fasilitas keselamatan jalan tidak terawat banyak rerumputan
yang menjalar pada rambu – rambu lalu lintas dan lain – lain. Volume lalu
lintas pada pukul 07.00 – 09.00 WIB, dengan volume kendaraan 671 kend/jam,
dengan kecepatan rata-rata kendaraan 54 km/jam. pada pukul 12.00 – 14.00
WIB, terdapat volume kendaraan 701 kend/jam, dan kecepatan rata-rata
kendaraan 56 km/jam, pukul 16.00 – 18.00 WIB, dengan volume kendaraan
mencapai 868 kend/jam, dengan kecepatan rata-rata kendaraan 56 km/jam
sehingga mendapatkan volume lalu lintas harian rata – rata 769. Dari hasil
perhitungan kecepatan yang sudah didapat adalah melebihi dari kecepatan yang
ditetapkan dilokasi studi Sta 8+000 –Sta 8+300 yaitu 30 km/jam. Dari hasil
analisis tingkat kecelakaan maka didapatkan hasil korban kecelakaan dan
kerugian yaitu 1 orang korban luka ringan dengan persentase 11%, luka berat
sebanyak 5 orang dengan persentase 56% dan korban meninggal dunia
sebanyak 3 korban jiwa dengan persentase 33% dari total 6 kasus kecelakaan
lalu yang menyebabkan kerugian Rp. 48.000.000.- dalam kurun waktu satu
tahun.
2. Khairul Fahmi,dan Zulkifli (2014) yang berjudul “Solusi Penanggulangan
Kecelakaan Lalu Lintas Di Kabupaten Rokan Hulu” menyimpulkan penelitian
ini menggunakan data primer yang didapat langsung dilapangan, data sekunder
yang didapat dari data kecelakaan lalu lintas di Kepolisian Resor (POLRES)
Kabupaten Rokan Hulu. Hasil penelitian menunjukkan black spot area terdapat
pada Kecamatan Ujungbatu pada STA 147, Kecamatan Rambah 179 dan
Kecamatan Tambusai STA 225 sampai STA 226. Mayoritas penyebab
kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kesalahan manusia dan kondisi geometri

4
serta perkerasan jalan yang tidak ideal. Penanggulangan yang bisa
dilaksanakan untuk lokasi rawan kecelakaan lalu lintas antara lain melakukan
pengecatan ulang untuk marka jalan yang sudah terkelupas. Lebar bahu jalan
diupayakan memiliki lebar minimal satu meter. Pemasangan rambu batas
kecepatan atau tanda lokasi rawan kecelakaan. Pembuatan dan perbaikan
saluran drainase yang ada untuk mempertahankan kondisi tanah dasar
perkerasan jalan. Melakukan overlay pada lapisan perkerasan yang sudah tidak
baik lagi.
3. Zulhendra, Alfi Rahmi, ST. M.Eng dan Khairul Fahmi, Spd. MT (2015) yang
berjudul “Analisa Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Propinsi
Sta Km 190-240 (Simpang Kumu-Kepenuhan)” menyimpulkan data yang
digunakan adalah jumlah data kecelakaan pada tahun 2009–2013 berdasarkan
kecelakaan jumlah kecelakaan, jenis kendaraan yang bertabrakan, jumlah
korban manusia (MD,LB,LR), km kecelakaan. Hasil analisis menunjukan
kecelakaan karakteristik kecelakaan adalah sepeda motor sebanyak 65 (70%)
kendaraan, kendaraan ringan sebanyak 10 (6,5%) kecelakaan, truk sebanyak 14
(8.5%) kecelakaan, pejalan kaki sebanyak 3 (4%) orang, sepeda sebanyak 1
(1%), dan jumlah kecelakan keselurahan dalam lima tahun 54 kecelakaan.
4. Aditya Kurniawan, Dkk (2015) yang berjudul “Analisis Kecelakaan Lalu
Lintas Pada Ruas Jalan Arteri Primer (Studi Kasus Jalan Maospati – Solo,
Segmen 28.029, Sta 11 +020 – 18+020)” menyimpulkan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui daerah yang termasuk rawan kecelakaan
(blacksite), faktor penyebab, serta rekomendasi penanganannya. Data yang
diperlukan yaitu data LHR diperoleh dari Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa
Timur dan data kecelakaan lalu lintas dari Polres Kabupaten Magetan. Analisis
blacksite menggunakan metode angka kecelakaan berbasis LQ panjang jalan
dan LQ simpang, serta Accident Rate. Berdasarkan hasil analisis, diketahui
bahwa blacksite terjadi di Desa Malang, dengan nilai LQ > 1, dan Accident
Rate melampaui nilai batas atas. Faktor penyebab yang dominan adalah
manusia, berupa kurangnya antisipasi saat berkendara. Rekomendasi yang
diusulkan di lokasi ini adalah penyediaan rambu, rumble strip serta fasilitas
keselamatan lainnya.

5
5. Winnia Wati, Khairul Fahmi dan Rismalinda (2019) yang berjudul “Analisis
Kecelakaan Lalu Lintas Dan Penanggulangannya Pada Ruas Jalan Simpang
Tri Brata – Pekanbaru, Kabupaten Kampar“ menyimpulkan penelitian
menggunakan beberapa metode yaitu metode angka ekivalen kecelakaan
(AEK), batas kontrol atas (BKA) dan upper control limit (UCL) untuk
mengetahui daerah rawan kecelakaan (Black Spot). Hasil penelitian
menunjukkan 3 Black Spot yang terdapat pada Desa Karya Indah pada Km 5,
Desa Bencah Kelubi pada Km 18, dan desa Sari Galuh pada Km 31. Penyebab
kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia
dan kondisi perkerasan jalan yang sudah tidak baik lagi. Penanggulangan yang
bisa dilaksanakan untuk lokasi rawan kecelakaan lalu lintas antara lain:
Melakukan perbaikan pada jalan yang mulai rusak dan tidak rata akibat
tempelan, pembersihan pada bahu jalan, memasang rambu dan batas kecepatan,
membuat atau memperjelas marka jalan yang telah memudar, melakukan
penyuluhan oleh instansi yang berkaitan, dan penempatan petugas patrol atau
polisi di daerah rawan kecelakaan lalu lintas.

2.2 Keaslian Penelitian


Setelah membaca Penelitian terdahulu sebagaimana terdapat beberapa
perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Perbedaan tersebut adalah :
1. Lokasi Penelitan di ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224
Kecamatan Tambusai Barat.
2. Waktu Pelaksanaan di tahun 2021
3. Berfokus pada kecepatan kendaraan menggunakan rumus MKJI 1997 yang
dilakukan survei langsung.
4. Menggunakan data kecelakaan tahun 2015-2019.

6
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengelompokan Jalan
Menurut Undang-Undang Republik IndonesiaI Nomor 38 pasal 7 sampai
dengan pasal 10 bagian kedua Tahun 2004 tentang Jalan, jalan umum
dikelompokkan ke dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan,status jalan dan kelas
jalan.
3.1.1 Sistem Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder. Definisi kedua sistem jaringan jalan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpulan jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.
3.1.2 Fungsi Jalan
Jalan umum menurut fungsinya terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, jalan
lokal dan jalan lingkungan sebagai berikut:
1. Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan umum
atau pembagian dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

7
3.1.3 Kelas jalan
Pengelompokan menurut kelas jalan dimaksudkan untuk standardisasi
penyediaan prasarana jalan. Pembagian kelas jalan diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan
kecil. Pembagian kelas jalan menurut Undang-undang Nomor 22 pasal 19 Tahun
2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan adalah sebagai berikut:
a. Jalan kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan
muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton.
b. Jalan kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua
ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas
ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter
dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
c. Jalan kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat
dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua
ribu seratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu)
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter dan
muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton.
d. Jalan kelas khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran
panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling
tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat
lebih dari 10 (sepuluh) ton
3.1.4 Status Jalan
Jalan umum menurut statusnya terbagi atas jalan nasional, jalan provinsi,
jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa sebagai berikut:

8
1. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan
jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota kabupaten/kota, atau
antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
(diluar jalan nasional dan jalan provinsi), yang menghubungkan ibu kota
kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibu kota kecamatan, ibu kota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan
jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan antar
permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

3.2 Arus Lalu Lintas


Dalam Diktat Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Teknik Sipil Universitas
Widyagama (2008), arus lalu lintas didefinisikan sebagai pergerakan individu
pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara satu dengan yang lain
pada suatu ruas jalan dan lingkungan, sedangkan yang dimaksud dengan ruang
lalu lintas jalan adalah prasarana yang dibangun untuk gerak pindah kendaraan,
orang, atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara yang
melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan
dan lingkungannya. Karena persepsi dan kemampuan individu pengemudi
mempunyai sifat yang berbeda maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak
dapat diseregamkan lebih lanjut, arus lalu lintas akan mengalami perbedaan
karakteristik akibat dari perilaku pengemudi yang berbeda yang dikarenakan oleh

9
oleh karakteristik lokal dan kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas
jalan karakteristiknya akan bervariasi baik berdasar waktunya. Oleh karena itu
perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu lintas. Dalam
menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka untuk mengerti
tentang keragaman karakteristiknya dan rentang kondisi perilakunya, maka perlu
suatu parameter.
Berdasarkan Marbawi (2013), menyebutkan bahwa, perilaku arus lalu lintas
merupakan hasil pengaruh gabungan antara manusia, kendaraan, dan jalan dalam
suatu lingkungan tertentu. Dalam hal ini manusia dapat berupa pengemudi
maupun pejalan kaki. Salah satu karakteristik penting dari pejalan kaki adalah
kecepatan berjalannya, terutama saat menyebrang jalan, sedangkan perilaku
pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan sekelilingnya, keadaan
cuaca, daerah pandangan (visibility) serta penerangan jalan dimalam hari. Selain
itu juga dipengaruhi oleh emosinya seperti sifat tidak sabar dan marah-marah.

3.3 Kecelakaan Lalu-Lintas


Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang lalu-lintas dan
angkutan jalan, kecelakaan lalu-lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Untuk menekan angka kecelakaan lalu-lintas yang dirasakan sangat tinggi, upaya
ke depan diarahkan pada penanggulangan secara komprehensif yang mencakup
upaya pembinaan, pencegahan, pengaturan, dan penegakan hukum. Upaya
pembinaan tersebut dilakukan melalui peningkatan intensitas pendidikan
berlalulintas dan penyuluhan hukum serta pembinaan sumber daya manusia.
Menurut Warpani (2002) di Indonesia penyebab utama besarnya angka
kecelakaan adalah faktor manusia, baik karena kelalaian, keteledoran maupun
kelengahan para pengemudi kendaraan dan pengguna jalan lainnya dalam berlalu-
lintas atau sengaja maupun tak sengaja tidak menghiraukan sopan santun dan
aturan berlalu-lintas di jalan umum. Tingginya angka kecelakaan lalu-lintas dan
besarnya biaya kerugian yang diakibatkan oleh banyaknya permasalahan yang

10
dihadapi dalam peningkatan keselamatan lalulintas dan angkutan jalan sangat
perlu pengamanan serius.
A. Korban Kecelakaan
Menurut Yusuf, korban kecelakaan lalu lintas adalah manusia yang menjadi
korban akibat adnya kecelakaan lalu lintas yang berdasarkan penyebab dibedakan
menjadi tiga macam yaitu : fatal (meninggal dunia), luka berat, dan luka ringan.
Menurut UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkatan Jalan
menyebutkan bahwa :
1. Korban mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah
kecelakaan,
2. Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita
cacat atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak
terjdinya kecelakaan,
3. Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
di atas.
B. Kecelakaan menurut sifatnya juga dapat dijelaskan seperti :
a. Kecelakaan lalu-lintas sebagai kejadian yang jarang
Didefinisikan bersifat jarang, karena pada prinsipnya kecelakaan
relatif jarang denganpengertian kecil bila dibandingkan dengan jumlah
pergerakan kendaraan yang ada.
b. Kecelakaan lalu-lintas bersifat acak (random)
Didefinisikan bersifat acak karena kejadian kecelakaan tersebut
dapat terjadi kapan dandimana saja, tanpa memandang waktu dan tempat.
Berdasarkan pengertian ini ada duahal yang berkaitan kejadian kecelakaan
yaitu waktu dan lokasi kejadian yang bersifat acak.
c. Kecelakaan lalu-lintas bersifat multifaktor
Didefinisikan bersifat multi faktor, dengan perkataan lain
melibatkan banyak faktor.Secara umum ada tiga faktor utama penyebab
kecelakaan yaitu manusia, kendaraan dan faktor jalan dan lingkungan
(Purnomo dkk, 2011).

11
3.4 Jenis-Jenis Kecelakaan Lalu-Lintas
Karakteristik kecelakaan menurut jumlah kendaraan yang terlibat tabrakan
dapat digolongkan menjadi :
1. Kecelakaan tunggal, yaitu kecelakaan yang hanya melibatkan satu kendaraan
bermotor dan tidak melibatkan pengguna jalan lain. Contohnya menabrak
pohon, tergelincir, dan terguling akibat ban pecah.
2. Kecelakaan ganda, yaitu kecelakaan yang melibatkan lebih dari satu kendaraan
atau kendaraan dengan pejalan kaki yang mengalami kecelakaan diwaktu dan
tempat yang bersamaan.
Karakteristik kecelakaan menurut jenis tabrakan yang terjadi dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Head-on Collision (Tabrak depan-depan)
Head-on Collision adalah jenis tabrakan dimana tabrakan terjadi antara
2 kendaraan dari arah yang berlawanan. Kecelakaan ini terjadi karena
kendaraan yang mau menyalip gagal kembali ke jalurnya atau karena jarak
pandang yang tidak mencukupi di dareah tikungan.
2. Run off Road Collision (Tabrak samping-samping)
Run off Road Collision adalah jenis tabrakan dimana tabrakan terjadi
hanya pada satu kendaraan yang keluar dari jalan dan menabrak sesuatu, hal ini
dapat terjadi ketika pengemudi kehilangan kontrol atau salah menilai tikungan,
atau mencoba untuk menghindari tabrakan dengan pengguna lain jalan atau
binatang.
3. Rear- end Collision (Tabrak depan-belakang)
Rear- end Collision adalah jenis tabrakan dimana tabrakan terjadi dari
dua atau lebih kendaraan dimana kendaraan menabrak kendaraan di depannya,
biasanya disebabkan karena kendaraan di depan berhenti tiba-tiba. Jenis
kecelakaan ini juga dapat menyebabkan kecelakaan beruntun dimana
melibatkan lebih dari dua kendaraan.
4. Side Collision (Tabrak depan-Samping)
Side Collision adalah jenis tabrakan dimana terjadi antara dua kendaraan
secara bersampingan dengan arah yang sama. Tabrakan ini sering terjadi di

12
persimpangan Y, di tempat parkir atau ketika kendaraan menabrak dari
samping suatu objek tetap.
5. Rollover (Terguling)
Rollover adalah jenis tabrakan dimana kendaraan terjungkir balik,
biasanya terjadi pada kendaraan dengan profil yang lebih tinggi seperti truk.
Kecelakaan rollover berhubungan langsung dengan stabilitas kendaraan.
Stabilitas ini dipengaruhi oleh hubungan antara pusat gravitasi dan lebar trek
(jarak antara roda kiri dan kanan). Pusat gravitasi yang tinggi dan trek yang
lebar dapat membuat kendaraan tidak stabil di tikungan dengan kecepatan yang
tinggi atau perubahan arah belokan yang tajam dan mendadak. Airbags
maupun sabuk pengaman kurang efektif ( Purnomo dkk, 2011).

3.5 Faktor Penyebab Kecelakaan


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang
Jalan Pasal 12 Ayat (1), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan
yang mengakibatkan terganggunya, fungsi jalan adalah setiap bentuk tindakan
atau kegiatan yang dapat mengganggu fungsi jalan, seperti terganggunya jarak
atau sudut pandang, timbulnya hambatan samping yang menurunkan kecepatan
atau menimbulkan kecelakaan lalu-lintas, serta terjadinya kerusakan prasarana,
bangunan pelengkap, atau perlengkapan jalan.
Menurut Warpani (1993), kecelakaan disebabkan oleh banyak faktor, tidak
sekedar oleh pengemudi yang buruk, atau pejalan yang tidak berhati-hati. Di
antara faktor pokok penyebab kecelakaan adalah kerusakan kendaraan, rancangan
kendaraan, cacat pengemudi, permukaan jalan, dan rancangan jalan. Kecelakaan
karena rancangan jalan adalah penyebab kecelakaan sebagian atau seluruhnya,
seperti tikungan, penjajaran, persimpangan, dan tanda-tanda, dan teknik lalu-lintas
adalah bagian daripadanya.
Berbagai gejala lalu-lintas yang penting di daerah perkotaan di negara-
negara yang belum berkembang dapat dikemukakan, di antaranya sebagai berikut:
1. Keadaan prasarana jalan raya pada umumnya kurang memuaskan, yaitu sempit
dan kualitasnya di bawah standar.

13
2. Jumlah kendaraan bermotor bertambah terus setiap tahunnya dengan laju
pertumbuhan yang sangat pesat, tidak sebanding dengan jalan raya yang
tersedia.
3. Banyaknya kendaraan yang berkecepatan lambat seperti dokar dan becak
seringkali menimbulkan terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu-lintas.
4. Kedisiplinan, kesopanan, dan kesadaran berlalu-lintas para pemakai jalan raya
masih kurang, sehingga kerapkali mengakibatkan kenyaman lalu-lintas.
5. Sebahagian pengaturan lalu-lintas masih dirasakan belum mampu menjamin
kelancaran arus lalu-lintas. Dari beberapa penelitian dan pengkajian dilapangan
dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu-lintas dapat dipengaruhi oleh faktor
manusia, kendaraan dan lingkungan jalan, serta interaksi dan kombinasi dua
atau lebih faktor tersebut.
3.5.1 Faktor Manusia
Manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara
kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga
menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab
kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan. Faktor manusia
merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-
rambu lalu-lintas. Faktor manusia dalam tabrakan kendaraan mencakup semua
faktor yang berhubungan dengan perilaku pengemudi dan pengguna jalan lain
yang dapat berkontribusi terhadap tabrakan. Contoh yang termasuk perilaku
pengemudi adalah, pandangan dan ketajaman pendengaran, kemampuan membuat
keputusan, dan kecepatan reaksi terhadap perubahan kondisi lingkungan dan jalan
(Austroads, 2002 dalam Purnomo 2011).
3.5.2 Faktor Kendaraan
Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang
dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi
pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus
dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik,
seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, dan sabuk pengaman. Dengan
demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat :

14
a. Mengurangi jumlah kecelakaan,
b. Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya,
c. Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor.
Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat
dikendalikan sebagaimana mestinya yaitu sebagai akibat kondisi teknis yang tidak
layak jalan ataupun penggunaannya tidak sesuai ketentuan. Ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan kecelakaan karena faktor kendaraan, antara lain:
a. Rem blong, kerusakan mesin, ban pecah adalah merupakan kondisi kendaraan
yang tidak layak jalan. Kemudi tidak baik, as atau kopel lepas, lampu mati
khususnya pada malam hari, slip dan sebagainya.
b. Over load atau kelebihan muatan adalah merupakan penggunaan kendaraan
yang tidak sesuai ketentuan tertib muatan.
c. Desain kendaraan dapat merupakan faktor penyebab beratnya ringannya
kecelakaan, tombol – tombol di dashboard kendaraan dapat mencederai orang
terdorong kedepan akibat benturan, kolom kemudi dapat menembus dada
pengemudi pada saat tabrakan. Demikian desain bagian depan kendaraan dapat
mencederai pejalan kaki yang terbentur oleh kendaraan. Perbaikan desain
kendaraan terutama tergantung pada pembuat kendaraan namun peraturan atau
rekomendasi pemerintah dapat memberikan pengaruh kepada perancang.
d. Sistem lampu kendaraan yang mempunyai dua tujuan yaitu agar pengemudi
dapat melihat kondisi jalan didepannya konsisten dengan kecepatannya dan
dapat membedakan atau menunjukkkan kendaraan kepada pengamat dari
segala penjuru tanpa menyilaukan (Austroads, 2002 dalam Purnomo 2011).
3.5.3 Faktor Kondisi Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik merupakan elemen ekstristik yang mempengaruhi
terjadinya kecelakaan. Kondisi jalan dan cuaca tertentu dapat menjadi penyebab
kecelakaan lalu-lintas, seperti jalan basah/licin, jalan rusak, tanah longsor, dan
lain sebagainya (Rose, 1977 dalam Kartika 2009).
Menurut UU RI No.38 tahun 2004, jalan merupakan salah satu dari
prasarana transportasi dan merupakan unsur penting dalam terciptanya
keselamatan berkendara dan berlalu-lintas. Jalan meliputi bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada

15
dipermukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.
Berikut akan dipaparkan lebih rinci mengenai faktor lingkungan fisik yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu-lintas (Kartika, 2009) :
1. Jalan Berlubang
Jalan Berlubang merupakan kondisi ketika terdapat cekungan ke dalam
pada permukaan jalan yang mulus, dimana cekungan tersebut memiliki
diameter dan kedalaman yang berbeda dengan kondisi jalan sekitarnya.
Kondisi jalan berlubang sangat membahayakan pengguna jalan, terutama
kendaraan bermotor. Untuk itu biasanya pada beberapa jalan berlubang
masyarakat menandainya dengan pemasangan tong, ban bekas, atau tanda
peringatan di tengah jalan agar pengguna jalan dapat melakukan antisipasi saat
melintas jalan tersebut.
2. Jalan Rusak
Jalan rusak adalah jalan dengan kondisi permukaan jalannya tidak rata,
bisa jadi jalan yang belum diaspal, atau jalan yang sudah mengalami peretakan.
Pada umumnya jalan rusak tidak terdapat di jalan arteri, namun terdapat pada
jalan-jalan lokal. Jalan yang rusak mempengaruhi keseimbangan sepeda motor.
Untuk itu sebaiknya saat melewati jalan yang tidak rata, hendaknya
mengurangi kecepatan sepeda motor, sebelum terjadi masalah. Ketika melewati
jalan yang rusak, sepeda motor cenderung untuk mengikuti jalan tersebut. Jalan
rusak biasanya memiliki kontur yang naik turun, di mana tengah jalan tersebut
lebih tinggi dari pada samping kanan dan kirinya. Untuk itu dibutuhkan
konsentrasi dan keterampilan khusus saat melewati jalan yang rusak, namun
usahakan mungkin untuk menghindari jalan yang rusak.
3. Jalan Basah/Licin
Permukaan jalan basah/licin dapat disebabkan karena : jalan yang basah
akibat hujan atau oli yang tumpah; lumpur, salju dan es; marka jalan yang
menggunakan cat; serta permukaan dari besi atau rel kereta. Kondisi jalan yang
seperti ini dapat menyebabkan kecelakaan lalu-lintas, karena keseimbangan
sepeda motor akan terganggu, sepeda motor dapat tergelincir dan jatuh hingga
menabrak kendaraan lain yang ada di dekatnya. Pengemudi harus mengurangi

16
kecepatan agar kendaraan tidak meluncur tak terkendali. Hal lain yang perlu
diperhatikan saat melintasi jalan yang lincin adalah ban. Ban akan kekurangan
kemampuan menapak pada jalan basah atau permukaan jalan yang licin,
sehingga sebaiknya tidak melakukan pengereman mendadak karena akan
berefek pada terjadinya slip
4. Jalan Gelap
Jalan yang gelap berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan, hal ini karena
pengguna jalan yang tidak dapat melihat secara jelas pengguna jalan lain
maupun kondisi lingkungan jalan saat berkendara, sehingga keberadaan lampu
penerangan yang tersedia sangatlah penting. Penerangan jalan adalah lampu
penerangan yang disediakan bagi pengguna jalan. Pada fasilitas ini harus
memenuhi persyaratan ditempatkan di tepi sebelah kiri jalur lalu-lintas menurut
arah lalu-lintas. Jalan tanpa alat penerangan jalan akan sangat membahayakan
dan berpotensi tinggi menimbulkan kecelakaan. pada tahun 1997, 25% dari
sepeda motor mengalami kecelakaan antara jam 6 sore sampai jam 6 pagi. Pada
malam hari pengendara mengalami kesulitan melihat dan dilihat oleh
pengendara lain dengan jelas. Bahkan dengan bantuan lampu depan sekalipun,
pengendara mengalami kesulitan untuk mengetahui kondisi jalan ataupun
sesuatu yang ada di jalan.
5. Hujan
Hujan mempengaruhi kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi
lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, dan jarak pandang menjadi lebih pendek.
Selama musim hujan, potensi kecelakaan lalu-lintas menjadi lebih besar, yang
umumnya terjadi karena gangguan penglihatan saat hujan lebat, atau jalan yang
tergenang air sehingga mengakibatkan efek hydroplaning, yaitu ban tidak
langsung menapak kepermukaan aspal karena dilapisi air (Beirness,2002 dalam
Kartika 2009).

3.6 Analisis Kecelakaan


Untuk dapat menganalisa kecelakaan lalu lintas digunakan data dalam
kecelakaan yaitu kendaraan/km atau kecelakaan/kendaraan pergerakan. Data
harus dituangkan dalam bentuk peta serta mengetahui frekuensi kecelakaan,

17
kemudian definisikan tempat kecelakaan yang sering terjadi dengan analisis yang
lebih mendalam mengenai sebab-sebab kecelakaan lalu lintas (Malkamah, 1995).
Survei kecelakaan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut ini.
1. Survei Makro, yang mana menghasilkan informasi kategori-kategori pemakai
jalan dengan kendaraan dan lokasi yang dibagi berdasarkan waktu, jenis dan
gerak kendaraan seperti dibandingkan dan jalan campuran di pemukiman
yang sudah tua, daerah yang sempit, yang paling rendah pada luar kota serta
di rancang dengan baik dengan lampu lalu lintas pada jalan yang bebas
hambatan.
2. Survei Mikro, yang memungkinkan tempat-tempat yang berbahaya pada
sistem jalan raya dapat diidentifikasi dan penyebabnya dapat dievakuasikan,
lokasi-lokasi ini disebut titik hitam (Black spot) dan sering memerlukan studi
tempat secara terperinci.
3.6.1 Pengemudi
Kesalahan pengemudi merupakan faktor utama dalam banyak kejadian
kecelakaan, dalam hal ini pengemudi mempunyai peran besar dalam melakukan
penanggulangan kecelakaan, pengemudi juga sebagai penyebab kecelakaan yang
sering melakukan kesalahan. Kesalahan bisa menyebabkan kehilangan stabilitas
berlalu lintas. Kesalahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian sebagai
berikut ini.
1. Pendidikan pengemudi, mempunyai dampak yang positif untuk mengurangi
angka kecelakaan. Orang yang mengikuti latihan secara sukarela dalam
berbagai hal memiliki catatan kecelakaan lebih kecil karena memiliki motivasi
yang kuat, sikap ini lebih baik apabila tiap orang memilikinya.
2. Pemikiran pengemudi, mempunyai dampak yang erat dengan emosi dan sikap
terhadap pengambilan resiko. Di jalan raya sering terjadi kecelakaan mungkin
karena terlalu agresif dan tidak toleran pada situasi yang ada. Mereka
cenderung tidak memiliki tanggung jawab serta bertindak tanpa pemikiran
lebih dahulu.
3. Kondisi pengemudi, memberikan faktor yang sangat penting dalam
mengendarai kendaraan secara aman. Kelelahan pengemudi dapat mengurangi
kemampuan seseorang mengemudikan kendaraan yang dapat menimbulkan

18
rasa kantuk yang tinggi dan turunnya konsentrasi. Seorang pengemudi yang
sering meminum alkohol dapat mengakibatkan masalah kecelakaan jalan
rayapaling serius.
4. Kebanyakan kadar alkohol dalam darah dapat berakibat berkurangnya
ketenangan 5% untuk tingkat ketidakmampuan mengkoordinir pandangan
mengendalikan kendaraan. Karena National Standart on Alcohol and Highway
Safety membatasi kadar alkohol dalam darah sebesar 0,10% sebagai batas
aman. Selain itu, asap rokok juga mempunyai andil pada kecelakaan lalu lintas
dan pada kematian di dalam mobil walaupun bukti nyata belum dapat
disimpulkan. Kemudian pada saat macet, gas karbon dan monoksida yang
terdapat dari gas buangan kendaraan yang berada didepan terdorong masuk
kedalam kendaraan lain sehingga bisa menyebabkan korban pingsan dan
meninggal.
3.6.2 Pembagian Tingkat Pelayanan
Setiap ruas jalan dapat digolongkan pada tingkat tertentu yaitu A sampai F
yang mencerminkan kondisinya pada kebutuhan atau volume pelayanan tertentu
menurut Highway Capacity Manual (Sukirman, 1994) sebagai berikut ini.
1. Tingkat pelayanan A, yaitu arus lalu lintas bebas tanpa hambatan, volume dan
kepadatan rendah serta kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi.
2. Tingkat pelayanan B, yaitu arus lalu lintas stabil, kecepatan operasi kendaraan
mulai dipengaruhi keadaan lalu lintas tetapi tetap dapat dipilih sesuai kehendak
pengemudi.
3. Tingkat pelayanan C, yaitu arus stabil, kecepatan dan kemampuan bergerak
kendaraan semakin terbatas karena dipengaruhi volume lalu lintas sehingga
pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkannya.
4. Tingkat pelayanan D, yaitu kondisi dimana arus lalu lintas mulai sudah tidak
stabil dan volume lalu lintas sangat besar pengaruhnya terhadap perjalanan.
5. Tingkat pelayanan E, yaitu arus sudah mulai tidak stabil, volume sudah sama
dengan kapasitas dan sering terjadi kemacetan.
6. Tingkat pelayanan F, yaitu kondisi arus lalu lintas tertahan pada kecepatan
rendah, sering terjadi kemacetan dan arus lalu lintas rendah.

19
3.7 Kecepatan
Kecepatan menentukan jarak yang dijalani pengemudi kendaraan dalam
waktu tertentu. Pemakai jalan dapat menaikan kecepatan untuk memperpendek
waktu perjalanan atau memperpanjang jarak perjalanan. Nilai perubahan
kecepatan adalah mendasar, tidak hanya untuk berangkat dan berhenti tetapi untuk
seluruh arus lalu lintas yang dilalui.
Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam sahlall
waktu, dinyatakan dalam kilometer/jam (Hobbs, 1995). Kecepatan dapat di
fonnulasikan dengan :

V = ................................................................................................................. (3.1)

Dimana :
V = Kecepatan (km/jam)
d = Jarak yang ditempuh kendaraan(km)
t = Waktu tempuh kendaraan (jam).
Hobbs (1995), menyatakan bahwa kecepatan adalah laju perjalanan yang .
biasanya dinyatatakan dalam kilometer per jam (km/jam) dan umumnya di bagi
menjadi tiga jenis :
1. Kecepatan setempat (spot speed) adalah kecepatan kendaraan pada suatu saat,
diukur pada suah1 yang ditentukan,
2. Kecepatan bergerak (running speed) adalah kecepatan kendaraan rata rata pada
suatu jalur pada saat kendaraan bergerak didapat dengan membagi panjang
jalur dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut,
3. Kecepatan perjalanan (jouney speed) adalah kecepatan efektif kendaraan yang
sedang dalam pejalananan antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi
kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan
lama waktu ini mengcangkup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh
hambatan lalu lintas
MKJl (1997) menggunakan kecepatan tempul sebagai ukuran kinerja
segmenjalan, karena sudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan
penting untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Kecepatan tempuh
didefinisikan dalam MKJI 1997 sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan
ringan (L V) sepanjang jalan, rumus umum yang digunakan baga1 berikut:

20
V= ............................................................................................................... (3.2)

dengan :
V : Kecepatan rata-rata kendaraan yang sudah dihitung (km/jam)
L : Panjang segmen (km)
TT : Waktu tempuh rata-rata (jam)

Gambar 3.1 Kecepatan Sebagai Fungsi dari Ds Untuk Jalan 2/2 UD


(Sumber: Manual Kapsitas Jalan Indonesia, 1997)

3.8 Survai Kecepatan Lalu Lintas


Pengukuran kecepatan kendaraan dilakukan dengan metode kecepatan
mengukur waktu perjalanan bergerak. Sampel yang perlu dipenuhi saat
melakukan survei ini sesuai dengan panduan survei dan perhitungan waktu
perjalanan lalu lintas adalah kendaraan yang paling depan dari suatu ams lalu
lintas hendaknya diambil sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kendaraan
kedua dan selanjutnya mempunyai kecepatan yang sama dan kemungkinan tidak
dapat menyiap.
Jumlah petugas survei yang disiapkan dalam survei kecepatan ini adalah 2
(dua) orang untuk masing-masing kondisi per lajur. Adapun langkah-langkah
pelaksanaaan sebagai berikut:
a. Penentuan panjang daerah pengamatan (L) untuk masing-masing kondisi
dengan menggunakan tanda pembatas (lihat gambar 3.1).
b. Perhitungan dimulai pada saat roda depan kendaraan menyentuh gruis
pengamatan (I-I) yang diberi tanda dengan mengangkat bendera oleh petugas
survei I bersamaan dengan itu petugas survei II menghidupkan stop wacth,
kemudian petugas survei II memperhatikan kendaraan tersebut sampai roda

21
depan kendaraan menyentuh garis pengamatan (II - II) dan stop wacth
dimatikan.
c. Waktu tempuh yang didapatkan langsung dicatat dalam formulir survei yang
disediakan
d. Langkah (b) dan (c) dilakukan untuk kendaraan berikutnya. Pekerjaan ini
dilakukan terus menerus sampai dengan periode waktu pengamatan habis.
e. Untuk jenis kendaraan lain, tata cara pengamatannya sama dengan yang di atas.
f. Cara pelaksanaan yang sama untuk masing-masing kondisi.
g. Jumlah Sampel yaitu 30 Sampel yaitu 10 sepeda motor, 10 Kendaraan ringan
dan 10 kendaraan berat.

3.9 Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas


Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas pada
ruas jalan yang rawan kecelakaan ataupun pada titik rawan kecelakaan perlu
dikonsentrasikan pada keselamatan pengguna jalan itu sendiri. Sebagai
konsekuensi logis dari permasalahan tersebut, maka usaha pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan lalu lintas haruslah melibatkan instansi terkait baik
langsung maupun tidak langsung, maka dari itu perlu adanya penanggulangan
kecelakaan lalu lintas secara mendasar dan menyeluruh. Untuk pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan lalu lintas perlu diperhatikan prasarana dan sarana
seperti rekayasa lalu lintas, pendidikan dalam berlalu lintas dan dengan polisi lalu
lintas.
Berdasarkan pedoman penangulangan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas
Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Pd T-09-2004-B situasi
kecelakaan dan usulan penanggulangan untuk ruas jalan dapat dilihat pada tabel :
Tabel 3.1 Situasi Kecelakaan Secara Umum Dan Usulan Penanganan
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
1 Selip/Licin a. Perbaikan tekstur permukaan jalan
b. Delineasi yang lebih baik
2 Tabrakan dengan/rintangan a. Pagar (guadrail)
pinggir jalan b. Pagar keselamatan (safety fences)
c. Pos-pos prangible (?)

22
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
3 Konflik pejalan kaki/kendaraan a. Pemisahan pejalan kaki /
kendaraan
b. Fasilitas penyeberangan untuk
pejalan kaki
c. Fasilitas perlindungan pejalan kaki
4 Kehilangan kontrol a. Marka jalan
b. Delineasi
c. Pengendalian kecepatan
d. Pagar (guadrail)
5 Malam hari (gelap) a. Rambu-rambu yang memantulkan
cahaya
b. Delineasi Marka-marka jalan
Penerangan jalan
6 Jarak pandang buruk a. Perbaikan alinyemen jalan
b. Perbaikan garis pandang
7 Jarak pandang buruk pada a. Perbaikan alinyemen jalan
tikungan b. Perbaikan ruang bebas samping
(pembersihan tanaman, dsb)
c. Perambuan
d. Kanalisasi/marka jalan
8 Tingkah laku a. Marka jalan
mengemudi/disiplin lajur buruk b. Median
c. Penegakan hukum
Sumber : Pedoman Teknis kecelakan lalu ntas 09 Tahun 2004

Tabel 3.2 Situasi kecelakaan untuk ruas jalan perkotaan dan usulan penanganan
untuk persimpangan
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
1 Pergerakan membelok a. Penjaluran / kanalisasi
b. Lampu-lampu isyarat lalu lintas

23
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
1 c. Larangan membelok
menggunakan rambu Bundaran
2 Mendahului a. Kanalisasi / lajur
b. mendahului ƒ Marka jalan
c. Rambu untuk mendahului
3 Konflik pejalan kaki/kendaraan a. Tempat perlindungan pejalan
kaki
b. Fasilitas penyeberangan jalan
sebidang
3 a. Pagar pengaman
b. Rambu pejalan kaki
4 Jarak pandang yang buruk pada a. Meningkatkan jarak pandang
persimpangan melalui perbaikan ruang bebas
samping
b. Menghilangkan penghalang /
rintangan yang mengganggu
penglihatan pengemudi
(tanaman, dsb).
c. Menghilangkan aktivitas
(berjualan, dsb) dari ROW jalan
d. Memasang rambu STOP pada
jalan minor.
5 Malam hari/gelap a. Meningkatkan penerangan
(lampu jalan)
b. Rambu yang memantulkan
cahaya
c. Marka yang memantulkan
cahaya
d. Delineas

24
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
6 Jarak pandang buruk karena a. Mengatur perparkiran
kendaraan parkir b. Menghilangkan aktivitas
parkir pada ROW jalan
Sumber : Pedoman Teknis kecelakan lalu ntas 09 Tahun 2004
Tabel 3.3 Situasi kecelakaan untuk ruas jalan perkotaan dan usulan penanganan
untuk ruas jalan
No Penyebab Kecelakaan Usulan Penanganan
1 Kendaraan Parkir a. Kontrol perparkiran
b. Pengadaan tempat parkir
2 Kecepatan Tinggi a. Pengaturan batas kecepatan melalui
rambu batas kecepatan
b. Pengurangan kecepatan pada lokasi-
lokasi yang ramai dengan pejalan kaki
c. Alat-alat pengendalian kecepatan (pita
penggaduh/rumble strep, rumble area,
road hump)
d. Penerapan alat pengontrol kecepatan
(camera)
e. Penegakan hukum
Sumber : Pedoman Teknis kecelakan lalu ntas 09 Tahun 2004
Tabel 3.4 Teknik penanganan dan tingkat pengurangan kecelakaan pada jalan
antar kota
No Usulan Tingkat Usulan
Penanggulangan Pengurangan
1 Pelebaran Jalan 2% sampai 15% Pengurangan yang lebih tinggi
per meter berhubungan dengan jalan
sempit
2 Pelebaran, Lihat usulan ½ sampai ¾ dari pelebaran
Perkerasan Bahu lajur untuk perkerasan, dan
50% untuk yang tidak ada
Jalan
perkerasan

25
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No Usulan Penanggulangan Tingkat Usulan
Pengurangan
3 Lajur Pendakian 25% sampai 30% Kemiringan yang lebih
terjal (>4%) 40%
4 Lajur Mendahului 15% sampai 25%
5 Tikungan yang Bervariasi Mengurangi tingat
diluruskan kecelakaan seperti selip,
dsb
6 Median 30% Dari total kecelakaan
100% Kecelakan tabrak depan-
depan
7 Rintangan/Pagar/ 10% sampai 30% -
Median meninggal, 0
sampai 20% luka
berat, + 15%
luka ringan
8 Batas Kecepatan (v1/v0) 4 v0 kecepatan sebelum
,meninggal perubahan v1 kecepatan
(v1/v0) 3 ,luka setelah perubahan
berat (v1/v0) 2 ,
semua luka-luka
Sumber : Pedoman Teknis kecelakan lalu ntas 09 Tahun 2004

26
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara
Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat Kabupaten Rokan Hulu.

4.2 Waktu Penelitian


Waktu untuk melaksanakan survei penelitian sesuai time schedule yaitu
minggu akhir bulan Maret. Waktu survei dilakukan 2 Hari yaitu pada hari senin
dan minggu yang tepatnya pada waktu sebagai berikut :
1. Hari Senin (hari kerja), pukul 07.00 – 08.00WIB tepatnya pagi hari , pukul
13.00 – 14.00 WIB disiang hari. dan pukul 19.00- 20.00 WIB tepatnya
dimalam hari.
2. Hari Minggu (hari libur), pukul 07.00 – 08.00WIB tepatnya pagi hari , pukul
13.00 – 14.00 WIB disiang hari. dan pukul 19.00- 20.00 WIB tepatnya
dimalam hari.

4.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena – fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau
saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan
pada variabel – variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya,
penggambaran kondisi bisa individual atau menggunakan angka – angka
(Sukmadinata, 2006).
Dalam penggunaan metode deskriptif ini sangat diperlukan adanya
perumusan persoalan agar uraian dari data-data yang diperoleh benar-benar
mencakup seluruh persoalan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan
atau perumusan persoalan yang tepat akan menunjukan informasi mengenai apa
saja yang sebenarnya diperlukan dan dapat dilakukan. Biasanya data deskriptif
digunakan sebagai dasar yang langsung untuk membuat keputusan-keputusan.

27
4.4 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan pustaka-pustaka
dan refrensi yang akan digunakan sebagai literatur yang mendukung penelitian
kecelakaan lalu lintas.
2. Pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil survey, data
primer diperoleh dengan pengolahan data sekunder dan peninjauan langsung
pada lokasi penelitian. Data primer berupa data geometrik jalan, data
volume lalu lintas dan data kecepatan rata rata kendaraan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang kita peroleh dari pihak-pihak yang
terkait dan sudah tersedia dari instansi-instansi yang berwenang. Data
sekunder pada penelitian ini antara lain data kecelakaan lalu lintas tahun 2015
sampai 2020 diperoleh dari Polisi Resort (Polres) melalui Satuan Lalu lintas
(SatLanTas) Kabupaten Rokan Hulu, data peta jaringan jalan, Peta layout
Kabupaten Rokan Hulu dari Dinas Perhubungan

4.5 Alat Yang Digunakan


Dalam proses pengumpulan data dan analisis, menggunakan beberapa alat
untuk membantu dalam pengerjaan yaitu sebagai berikut:
1. Alat tulis (kertas, pensil, pena, penggaris, penghapus, tipe –x)
2. Alat pengukur panjang (meter)
3. Alat pengukur kecepatan (speed Gun)
4. Program komputer
5. Kalkulator
6. Kendaraan bermotor,
7. Alat dokumentasi (kamera).

28
4.6 Analisis Data
Untuk mendapatkan kesimpulan dari suatu penelitian dilakukan pengolahan
data yang telah diperoleh. Dalam hal ini analisis data yang digunakan yaitu
analisis terhadap hasil perhitungan dari data-data yang telah didapatkan atau
diperoleh, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui.
Langkah – langkah analisis sebagai berikut ini.
1. Analisis faktor penyebab kecelakaan dilakukan sesuai pengamatan lapangan
langsung dan bisa diketahui menyesuaikan sesuai data dari kepolisian dan
metode wawancara terhadap penguna jalan yang menghasilkan faktor utama
penyebab utama kecelakaan yang lebih akurat terjadi pada ruas jalan tersebut.
2. Analisis kecepatan kendaraan berdasarkan MKJI 1997 sesuai persamaan 1 dan
persamaan 2 yang menggunakan sampel sebanyak 30 kendaraan.
3. Analisis penanggulangan kecelakaan akan dilakukan sesuai alternative atau
survei langsung kondisi jalan dilapangan. Pencegahan dari kecelakaan yang
terjadi dengan melihat faktor utama penyebab kecelakaan yang terjadi dengan
berpedoman aturan pedoman (Pd T-09-2004-B).

29
4.7 Bagan Alir Penelitian
Proses penelitian terhadap analisa kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan
mengunakan membutuhkan bagan aliran penelitian di bawah ini:

Mulai

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer: Data Sekunder :

1. Data Geometrik Jalan 1. Data kecelakaan tahun


2. Data Kecepatan kendaraan 2015-2019
3. Data Penyebab kecelakaan 2. Peta Lokasi Penelitian
4. Data Penanggulangan 3. Data Jumlah Penduduk
kecelakaan

Pengolahan Data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 4.2 Bagan Alir Penelitian

30
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Lokasi Penelitian

Jalan Pasir
Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km.
224 .

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian


Sumber: Kondisi Lapangan
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat yang mana menghubungkan
jalan menuju Pasir Pengaraiain- Padang Lawas dan merupakan jalan kolektor
sekunder. Jalan Kondisi geometri jalan ini adalah jalan ini merupakan tipe jalan
dua arah tak terbagi (2/2 UD).kendaraan melewati ruas jalan ini adalah sepeda
motor , kendaraan ringan dan kendaraan berat.

Gambar 5.2 Denah Lokasi Penelitian


Sumber: Kondisi Lapangan

31
5.2 Data Kecelakaan Lalu Lintas 2015-2019
Kesadaran berlalu lintas yang rendah oleh para pengendara di kabupaten
Rokan Hulu merupakan fakta tentang tingkat keamanan berkendara dan berlalu
lintas (Nurazimah, 2020). Fenomena kecelakaan yang berakibat fatal semakin
tinggi tahun ketahun. Berdasarkan data yang diambil kecelakaan lalu lintas pada
tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat angka tertinggi terjadi pada tahun
2015 dimana angka kecelakaan mencapai 143 dengan kerugian material sebesar
Rp. 505.700.000. sedangkan jumlah kecelakaan tahun ketahun mengalami
peningkatan dengan fatalitas berdominan pada tingkat luka ringan mencapai dari
total 532 kasus kecelakaan sebesar 493. (Polres Rokan Hulu,2019)
Berdasarkan data kecelakaan tahun 2013 sampai dengan 2020 didapatkan
dari narasumber Polres Rokan Hulu dengan rincian tahun 2015 -2019 mengalami
penurunan angka kecelakaan. berikut ini adalah jumlah kecelakaan yang terjadi di
Rokan Hulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.1 Data Kecelakaan Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015 -2019
Korban
Jumlah Meninggal Luka Luka
No Tahun Material (Rp.)
Kecelakaan Dunia Ringan Berat
(MD) (LR) (LB)
1 2015 143 69 130 139 Rp. 505.700.000
2 2016 120 56 102 103 Rp. 480.500.000
3 2017 92 53 64 101 Rp. 334.700.000
4 2018 87 61 66 70 Rp.265.500.000
5 2019 90 68 25 80 Rp. 214.200.000
Total 532 307 387 493 Rp.1.800.600.000
Sumber: Polres Rokan Hulu, 2021

Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah kecelakaan dari tahun 2015- 2019
sebesar 532 Laka dengan korban kecelkaan yang meninggal dunia sebesar 307,
luka berat sebesar 387 dan luka lingan sebesar 493 dengan kerugian material
sebesar Rp. 1.800.600.000. berikut ini adalah presentase korban kecelkaan llau
lintas pada Kabupaten Rokan Hulu disajikan dalam bentuk gambar grafik dibawah
ini :

32
50

Presentase
40
30 MD
20
LB
10
0 LR
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 5.3 Presentase Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Rokan Hulu


Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan gambar diatas maka dapat presentase korban kecelakaan lalu
lintas di kabupaten Rokan Hulu, Korban kecelakaan yang sangat tinggi terjadi
pada tahun 2015 dengan jumlah laka 338 laka, dengan prensetase MD dengan
presentase 20.4, Luka berat sebanyak 38.5 dan presentase Luka ringan sebanyak
41.1.
5.3 Data Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tambusai Barat Km. 224
Data dari Kepolisian Resort Rokan Hulu, terhitung dari tahun 2015 sampai
dengan 2019 pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224
Kecamatan Tambusai Barat terdapat kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 13 laka
kecelakaan. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel dan gambar dibawah ini :
Tabel 5.2 Data Kecelakaan Di Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km.
224 Kecamatan Tambusai Barat Tahun 2015 – 2019.
Korban
Jumlah Meninggal Luka Luka
No Tahun Material (Rp.)
Kecelakaan Dunia Ringan Berat
(MD) (LR) (LB)
1 2015 5 4 4 9 Rp.26.500.00
2 2016 1 0 1 1 Rp. 2.000.000
3 2017 5 0 7 6 Rp. 12.100.000
4 2018 2 3 1 2 Rp 2.000.000
5 2019 0 0 0 0 0
Total 13 7 13 18 Rp. 42.600.000
Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan tabel diatas bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas pada ruas
Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat
sebesar 13 laka dengan kerugian material 42.600.000 dengan presentase 24 % dari
kerugin material kecelkaan di Kabupaten Rokan Hulu. Dalam kecelkaan yang

33
terjadi pada ruas jalan ini maka korban meninggal sebesar 7 orang , korban luka
berat sebesar 13 orang dan luka ringan sebesar 18 orang.

Presentase Kecelakaan TA. 2015-2019


50
40
Presentase

30
20
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 5.4 Presentase Kecelakaan pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat
Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan gambar diatas bahwa kecelakaan lalu lintas pada ruas Jalan
Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat pada
tahun 2015-2019 sering terjadinya kecelakaan pada tahun 2017 dengan jumlah
laka 5 sedangkan kecelakaan yang menurun terjadi pada tahun 2019 dimana tahun
ini kecelakaan sudah tidak ada terjadi lagi korban kecelakaan, dibawah ini
prensentase korban kecelakaan disajikan dalam bentuk ga,bar dibawah ini :
60

50

40
MD
30
LB
20
LR
10

0
2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 5.5 Jumlah Korban Kecelakaan Di Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra
Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat.
Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021

34
Berdasarkan gambar diatas maka dapat presentase korban kecelakaan lalu
lintas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai
Barat, korban kecelakaan yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2015 dengan
jumlah 17 korban laka, dengan presentase yang unggul terjadi pada LR dengan
presentase 52.96 persen , MD dan LB dengan presantase 23.52 setiap laka.
5.4 Analisis Karateristik Kecelakaan
Karakteristik Kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa
faktor. Secara garis besar kecelakaan diklasifikasikan berdasarkan tipe
kecelakaan, korban kecelakaan, kondisi kendaraan saat kecelakaan, kendaraan
terlibat kecelakaan, waktu kecelakaan (hari dan jam), cuaca saat kecelakaan
terjadi, lokasi kecelakaan, tipe tabrakan, jenis kendaraan dan penyebab kecelakaan
(Aldian Satiagraha, 2009). Akan tetapi penentuan karakteristik kecelakaan pada
penelitian ini terbatas hanya pada karakteristik kecelakaan berdasarkan kelas
korban kecelakaan dan jumlah kejadian kecelakaan dengan kerugian material
5.4.1 Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan
Analisis kendaraan yag terlibat pada kecelakaan ini menjelaskan tentang
kendaraan apa saja yang terlibat pada saat kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada
ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai
Barat.

Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kendaraan

Sepeda motor - sepeda motor


8%
8% 23%
Sepeda motor - Kendaraan Berat

15%
Sepeda motor - Pejalan kaki

46%
Sepeda motor - kendaraan ringan

Sepeda Motor

Gambar 5.6 Presentase Jenis Kendaraan Yang Terlibat


Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan gambar diatas maka pengguna jalan yang sering mengalami
kecelakaan pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224

35
Kecamatan Tambusai Barat pada tahun 2015-2019 ini adalah sepeda motor -
kendaraan berat dengan presentase 46%, Sepeda motor dengan sepeda motor 23%
, sepeda motor dengan pejalan kaki dengan presentase 15% , sepeda motor
dengan kendaraan ringan hanya 8% dan sepeda motor tunggal hanya prentase.
5.4.2 Kecelakaan berdasarkan usia pengendara yang terlibat
Usia korban kecelakaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

120

100

80 <15 Thn
Presentase

16-30 Thn
60
31-40 Thn
40 41-50 Th

20 > 50 Thn

0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Gambar 5.7 Presentase Usia Pengendara Yang Mengalami Kecelakaan


Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan data Polres Rokan hulu dan disimpulkan pada gambar diatas
adalah kecelakaan yang seruing terjadi pada usia 31-40 % dengan presentase 37
% sedangkan usia 41-50 tahun sebesar 29%, usia >50 tahun sebesar 16% dan usia
,<15 tahun sebesar 7 % dalam lima tahun.
5.4.3 Analisis berdasarkan Tipe kecelakaan
Berdasarkan (Pd T 09-2004-B) menyatakan tipe tabrakan bertujuan untuk
menemukan dan mengenali tipe tabrakan yang berdominan disuatu lokasi
kecelakaan. Adapun tipe kecelakaan yang akan dikenali sebagai berikut :
a. Tabrak depan-belakang
b. Tabrak depan-depan
c. Menabrak orang
d. Tabrak depan-samping
e. Tabrak samping-samping

36
f. Tabrak tunggal
untuk lebih rinci dapat dilihata pada gambar dibawah ini :

Kecelakaan berdasarkan Tipe Kecelakaan

8% 15% Tabrak depan-belakang


15%
Tabrak depan-depan

15% Menabrak orang


Tabrak depan -samping
47%
tabrak tunggal
Tabrak samping-samping

Gambar 5.8 Presentase Kecelakaan Berdasarkan Tipe Kecelakaan


Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Dari hasil pengolahan data kecelakaan maka dihasilkan tipe kecelakaan
yang memiliki nilai tinggi terjadi pada tipe kecelakaan tabrak depan-depan
sebesar 46 % dengan jumlah kejadian 13 kejadian dan tipe depan-belakang
sebesar 15 %, tambrak depan-samping 15 % dan tabrak tunggal sebesar 8 % ,
menabrak orang sebesar 15 % .
5.4.4 Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Tambusai Barat
Km. 224
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat dikelompokkan
menjadi 4 bagian yakni faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor
lingkungan. Berdasarkan data Polres Rokan Hulu, faktor penyebab kecelakaan
tahun 2015- 2019 adalah faktor manusia dimana pengendara sering mengalami
beberapa faktor yaitu:
a. Mengantuk
Pengendara yang mengantuk pada umumnya disebabkan karena mereka
kurang istirahat, misalnya kerja lembur dan belum sempat tidur namun
memaksakan untuk pulang dengan mengendarai motornya. Faktor mengantuk

37
dapat juga disebabkan karena pengendara sepeda motor terus-menerus
menghirup gas karbon dari hasil pembakaran kendaraan lain.
b. Lelah
Rata-rata pengendara lelah dikarenakan bekerja lembur. Kecelakaan pada
pengendara lelah biasanya terjadi pada dini hari (jam 1 s/d 6 pagi) ketika
pulang bekerja lembur sepanjang hari. Pengendara lelah biasanya tidak
menyadari bahwa dirinya lelah. Perasaan tersebut mencerminkan adanya
perasaan percaya diri berlebih bahwa dirinya mengetahui kapan ia lelah,
padahal rasa lelah tidak dapat diukur oleh diri sendiri, biasanya seseorang akan
c. Lengah
Bahwa pengendara yang lengah memang menyebabkan terjadinya
kecelakaan, yang dapat menimbulkan korban meninggal. Hal ini karena
pengendara yang sedang lengah mengemudikan kendaraannya terjadi
penurunan daya konsentrasi dan sikap respon sifbilitas dalam berkendara.
Ditambah lagi bila mengemudi dengan kecepatan tinggi. Kondisi seperti ini
dapat terjadi kecelakaan yang dapat menyebabkan korban sampai meninggal
dunia.
Pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan
Tambusai Barat dari kecelakaan tahun 2015-2019, korban kecelakan yang
mengalami faktor mengantuk sebanyak 8 orang , lelah sebanyak 2 orang dan
lengah sebanyak 3 orang dari 13 laka. Kecelakaan pada ruas jalan ini faktor
utama penyebab kecelakaan adalah faktor mengantuk, dimana pengemudi yang
mengendarai kendaraan smengantuk dan kurangnya kosentrasi pengemudi yang
mengakibatkan terjadi kecelakaan di malam hari.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada masyarakat sekitar
dari ruas jalan ini sebanyak 5 orang dimana hasil penelitian bisa dilihat pada
gambar dibawah ini:

38
Faktor Kecelakaan Lalu Lintas
0%
20% 20%
Faktor Jalan
Faktor Manusia
Faktor Kendaraan
60% Faktor Lingkungan

Gambar 5.9 Persentase Penyebab Kecelakaan


(Sumber: Pengolahan data, 2021)
Dari gambar diatas menunjukan hasil penyebab kecelakaan adalah faktor
manusia sebesar 60 % yang dipilih dari 3 orang responden sedangkan faktor jalan
dan faktor kendaraan sebesar 20 %. Dari hasil wawancara tentang penyebab
kecelakaan akan dijelaskan sebagai berikut :
Menurut narasumber 1 mengatakan kecelakaan terjadi pada tahun 2015
dimana kecelakaan terjadi antara sepeda motor dan kendaraan berat dan penyebab
kecelakaan adalah faktor jalan yang mana jalannya kurang memadai yang mana
jalan terlalu kecil atau sempit, adanya tikungan tajam arah padang lawas menuju
pasir pengaraian , yang mana pengendara dari pasir tidak dapat melihat
pengendara dari padang lawas yang menuju pasir, tidak adanya rambu
penyempitan jembatan dari padang lawas ke pasir pengaraian, kurangnya rambu-
rambu lalu lintas dan marka jalan sudah tidak ada dijalan manapada ruas jalan ini,
jembatan terlalu kecil untuk ukuran selisihan kendaraan berat dengan kendaran
ringan dan kuranngnya lampu penerangan.
Menurut narasumber 2 mengatakan kecelakaan terjadi pada tahun 2018
dimana kecelakaan terjadi antara sepeda motor dengan sepeda motor dan faktor
penyebabnya adalah faktor manusia, penyebab disebabkan dalam beberapa faktor
adalah pertama pengendara sering mengantuk dalam mengemudi, kondisi ini
sering terjadi dimalam hari dimana para pengguna kendaraan mengantuk yang
disebabkan kurangnya istirahat yang cukup karena harus kerja lembur seperti hal
pada pengguna kendaraan berat, dimana supir tersebut tanpa sadar telah melaju

39
dengan kecepatan tinggi tanpa melihat kondisi sekitar dengan kondisi mengantuk.
Kedua faktor mabuk pengendara mabuk akan mengalami kesulitan dalam menilai
jarak aman, kecepatan kendaraan, kecepatan kendaraan lain, serta keseimbangan
seseorang.
Menurut narasumber 3 mengatakan kecelakaan terjadi pada tahun 2016
dimana kecelakaan terjadi kecelakaan tunggal (Kendaraan ringan) penyebab
kecelakaannya adalah faktor kendaraan, dimana terkadang kendaraan mereka
pakai sudah banyak terjadi kerusakan seperti rem blong dimana kendaraan yang
disebabkan kurang berfungsinya rem seringkali terjadi ketika rem digunakan
secara mendadak. Rem yang tidak berfungsi tersebut membuat pengendara tidak
dapat mengendalikan kendaraannya sehingga dapat menabrak apa saja di
depannya yang pada akhirnya menimbulkan kecelakaan. Tidak adanya lampu
penerangan kendaraan yang mana dipengendara mengemudi tidak berlampu
dalam keadaan malam dan lampu indikator penunjuk arah tidak menyala ketika
akan belok, hal ini dapat menyebabkan kendaraan di belakangnya tidak
mengetahui bahwa kendaraan di depannya akan membelok dan kemudian
terjadilah kecelakaan
5.4.5 Dampak Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat menyebabkan beberapa
dampak terhadap lingkungan setempat yaitu :
1. Dampak terhadap Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian terkini di Indonesia, kerugian yang
diakibatkan kecelakaan lalu lintas mencapai 2,9 % dari pendapatan domestik
regional bruto (PDRB) Indonesia. Banyak keluarga yang jatuh miskin setelah
kecelakaan lalu lintas membunuh atau membuat tidak berdayanya anggota
keluarga mereka. Kebanyakan korban kecelakaan lalu lintas adalah pencari
nafkah keluarga, sehingga keluarga yang ditinggalkan menderita kerugian
menderita kerugian ekonomi yang amat besar. Oleh karena itu kematian atau
cedera akibat kecelakaan lalu lintas bukan hanya sebatas masalah kesehatan
masyarakat namun juga memberi beban kerugian ekonomi yang besar bagi
negara dan masyarakat.

40
Secara ekonomis kecelakaan yang terjadi jalan raya sangat merugikan,
dimana menghancurkan kesejahteraan keluarga bila terjadinya salah satu
anggota keluarga (khususnya pencari nafkah) tewas dalam kecelakaan lalu
lintas yang mana anggota keluarga yang biasanya dinafkahi oleh kepala
keluarga, jadi harus mencari pekerja untuk menafkahi keluarga. Keluarga
yang ditinggalkan akan merasa susah dalam ekonomi. Pada tersangka atau
penabrak dampak ekonomi berkurang penghasilan dimana dia harus
memberikan ganti rugi terhadap keluarga korban.
2. Dampak korban
Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana
Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Meninggal dunia, adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal
dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
b. Luka berat, adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka
waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian
digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota badan hilang atau
tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih
untuk selama-lamanya.
c. Luka ringan, adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang
tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari
30 hari
Secara umum dampak kecelakaan terhadap korban adalah korban
akan mengalami luka berat, luka ringan dan meninggal dunia saat kecelakaan
terjadi, dimana pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km.
224 Kecamatan Tambusai Barat presentase korban kecelakaan adalah luka
berat presentase sebesar 52.96 persen sedangkan luka ringan sebesar dan
meninggal dunia sebesar 23.52 persen.

41
3. Kerugian Material
Kerugian materi yang hilang akibat kecelakaan diperkirakan sebesar
256 miliar rupiah pada tahun 2013 (BPS, 2014). Dimana kecelakaan akan
merugikan material dimana salah satu pihak yang bersalah saat kejadian harus
menganti kerugian saat Terjadinya kecelakaan, kerugian material selama dari
tahun 2014-2019 mengalami kerugian sebesar Rp. 42.600.000.

5.5 Kecepatan Kendaraan


Menurut MKJI (1997), Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan
rerata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan, dana dapat
dicari dengan menggunakan rumus :
V=L/TT ............................................................................................................ (5.1)
dimana:
V = Kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)
L = Panjang segmen (km)
TT = Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)
Perhitungan kecepatan kendaraan sudah tidak lagi didapat dari penggunaan
penjabaran rumus karena dari survey yang dilakukan, penulis menggunakan alat
ukur kecepatan kendaraan yaitu Speed Gun, otomatis dari alat tersebut, kecepatan
kendaraan sudah bisa diketahui. Pada survey yang dilakukan kecepatan kendaraan
diambil sepuluh sampel untuk masing-masing kendaraan, baik kendaraan ringan,
kendaraan berat, maupun sepeda motor.
Berikut ini perhitungan kecepatan kendaraan pada ruas Jalan Pasir
Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat :
Tabel. 5.3 Data Kecepatan Kendaraan Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat Arah Pasir Pengaraian Ke
Padang Lawas Pada Hari Senin.
Lokasi Kecepatan Jenis Kendaraan (Km/jam)
Interval Waktu
MC LV HV
Jalan Tambusai 08.00-09.00 53.913 47.636 53.430
Barat Km.224 13.00-14.00 40.073 48.28 43.13
19.00-20.00 44.418 453.83 45.866

42
Berdasarkan data pada tabel diatas menjelaskan bahwa pada 08.00-09.00
kecepatan yang paling tertingi terjadi pada sepeda motor yang mana total
kecepatanya adalah 53.913.

5.6 Hubungan Kecepatan Dengan Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas


Hasil survei kecepatan kendaraan yang dilakukan di Jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
80
70
60
Presentase

50
40
30 MC
20 LV
10 HV
0

Pukul 08.00-09.00 WIB

Gambar 5.10 Presentase Kecepatan Kendaraan Dipagi Hari

Selanjutnya survei kendaraan pada siang hari dan malam dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
80
70
60
Presentase

50
40
30 MC
20
LV
10
0 HV

Pukul 13.00-14.00 WIB

Gambar 5.11 Presentase Kecepatan Kendaraan Disiang Hari .

43
80
70
60

Presentase
50
40
30 MC
20
10 LV
0
HV

Pukul 19.00-20.00

Gambar 5.12 Presentase Kecepatan Kendaraan Dimalam Hari .


Dari gambar diatas maka untuk waktu pagi sampai malam kecepatan
tertinggi terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor dengan kecepatan 72,42
kmjam dengan presentase 52.33 persen terjadi pada siang hari, selanjutnya
kecepatan kedua terjadi pada kendaraan Berat dengan kecepatan 70.81 km/jam
sedangkan kendaraan ringan pada kecepatam 69.20 km/jam.

Kecepatan Kendaraan yang Melampui Batas


60

50

40

30 MC
LV
20
HV
10

0
08.00-09.00 13.00-14.00 19.00-20.00

Gambar 5.13 Kecepartan Yang Melampui Batas Kecepatan


a. Hubungan Kecelakaan dengan kecelakaan malam hari
Hubungan antara kecepatan dengan keterlibatan dalam kecelakaan tidaklah
semudah yang diperkirakan. Studistudi yang dilakukan menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang erat untuk kecepatan yang sangat tinggi maupun
kecepatan yang sangat rendah, sementara hubungan tersebut menjadi rendah
untuk kecepatan rata-rata. Cumming & Croft (1971), telah menunjukkan bahwa
terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat kecelakaan dengan deviasi kecepatan

44
kendaraan yang terlibat dari kecepatan rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa
varians dan bukan kecepatan itu sendiri, juga merupakan faktor kritis dalam
terjadinya kecelakaan kecelakaan yang berhubungan dengan kecepatan.
Batas kecepatan yang dipasang umumnya adalah batas kecepatan yang
sesuai dengan batas 85% dari kecepatan lalu lintas, yang merupakan kecepatan
dari 85% pengemudi (Witheford, 1970). Sebagai akibatnya batas kecepatan
ditentukan lebih rendah dan kecepatan ini mempunyai kecenderungan untuk
dilanggar. Kecepatan pada malam hari kecepatan ditentukan dari sudut pandang
pada malam hari dalam kondisi jalannya.
Berdasarkan Kepala PUSDIKLAT Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah mengatakan pengemudi pada saat melewati
lengkung vertikal Cekung pada siang hari tidak akan terhalangi, namun pada
malam hari maka jangkauan lampu kendaraan akan terbatas. Ilustrasi pengaruh
jarak pandang sinar lampu kendaraan pada malam hari, dengan asumsi tinggi
lampu depan 60 cm dengan sudut penyebaran sebesar 1°
b. Standar kecepatan pada ruas Jalan Tambusai Barat Km.224
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesi Nomor PM
111 Tahun 2015 tentang tata cara penetapan batas kecepatan berbunyi penetapan
batas kecepatan paling tinggi untuk jalan lokal yang tidak ada lajur khusus sepeda
motor dibedakan menjadi :
1. Jalur lalu lintas tanpa median dengan batas kecepatan paling tinggi 30 km/jam
2. Jalur lalu lintas dengan jumlah > 1 lajur per arah dengan batas kecepatan
paling tinggi untuk kendaraan bermotor 60 km/jam dan sepeda motor 40
km/jam
3. Jalur lalu lintas dengan jumlah 1 batas kecepatan paling besar 30 % km/jam
c. Hubungan kecepatan dengan fatalitas kecelakaan
Tingkat keparahan korban kecelakaan lalu lintas merupakan fung si
kecepatan. Lebih lanjut Elvik (2004) menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan
didahului oleh pelanggaran. Beberapa hal yang seringkali terjadi di jalan, seperti
mengebut (speeding) menyebabkan tingginya keparahan korban kecelakaan.
Risiko kecelakaan meningkat dengan kecepatan kendaraan yang lebih tinggi
karena semakin panjang jarak pengereman yang dibutuhkan, kurangnya waktu

45
yang diperlukan untuk memproses dan mengambil keputusan atas informasi yang
diperoleh, serta sulitnya mengendalikan kendaraan jika terdapat hambatan di
depannya. Korban kecelakaan meninggal banyak terjadi karena pelanggaran batas
kecepatan, sehingga pembatasan kecepatan merupakan suatu alat yang ampuh
untuk mengendalikan jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan lalulintas
(Nilsson, 2004).
Kecelakaan yang terjadi pada ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra
Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat pada tahun 2015-2019 dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.4 Fatalitas Kecelakaan Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra
Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat.
Korban
Jumlah
Tahun Meninggal Luka Berat Luka Ringan
Kecelakaan
Dunia (LB) (LR)
2015-2019 13 7 13 18
Sumber : Polres Rokan Hulu, 2021
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa pada tahun 2015-2019 ruas
Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat
mengalami kecelakaan sebanyak 13 laka kecelakaan, dari kecelakaan yang terjadi
korban kecelakaan mengalami 7 orang meninggal dunia , 13 orang mengalami
luka berat dan 18 orang mengalami luka ringan. Dari 13 laka kecelakaan ini
membuat banyak orang meninggal dengan membuat perbandingan berdasarkan
PD T-09-2004-B sebagai berikut :
Pemeringkatan dengan pembobotan dilakukan tingkat kecelakaan
menggunakan konversi biaya kecelakaan dengan perbandingan dibawah ini :
M:B:R:K= M/K: B/K: R/K: 1
Dengan angka ekivalen kecelakaan dengan sistem pembobotan yang
mengacu kepada pembiayaan kecelakaan :
M:B:R:K = 12:3:3:1
Maka nilai M:B:R:K = 7(12) : 13(3) : 18(3)
Maka nilai perbandingan adalah M:B:R:K = 84:39:54
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

46
LR MD
30%
48% LB
LR

22%

Gambar 5.14 Fatalitas Kecelakaan Pada Ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat

Berdasarkan gambar diatas menyatakan bahwa semakin tinggi kecelakaan


lalu lintas terjadi menyebab korban meninggal yang tingkat fatalitas tinggi.
Hubungan kecepatan terhadap fatalitas kecelakaan sangat mempengaruhi korban
kecelakaan dimana semakin tinggi kecepatan pengemudi semakin banyak korban
kecelakaan yang mengalami meninggal dunia.

5.7 Solusi Penangulangan Kecelakaan Lalu Lintas


Setelah dilakukannya survei dilapangan bahwa Jalan Pasir Pengaraian Batas
Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat yang ada sedikit jalan
mengalami kerusakan berlubang dan bahu jalan banyak ditumbuhi oleh rumput
tinggi, dan tidak terdapat rambu dibeberapa jalan Tambusai Barat. Solusi
penangulangan yang akan dilakukan pada kejadian ke kecelakaan lalu lintas pada
ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai
Barat berdasarkan (Pd T 09-2004-B) maka harus dilakukan perbaikan kembali
kedaan lokasi pada ruas jalan ini :
Tabel 5.5. Kondisi Jalan
No Kondisi Jalan
1 Karakteristik Jalan
Tipe Jalan 2/2 tidak terbagi
Perkerasan Perkerasan Lentur (Aspal)
Lebar Jalan 6 meter
Kondisi Perkerasan Tikungan

47
Tabel 5.5 (Lanjutan)
No Kondisi Jalan
1 Kondisi Jalan Ada sedikit lobang pada badan jalan
Kondisi Hambatan samping Tidak ada
2 Karakteristik Bahu Jalan
Lebar bahu jalan kanan dan kiri 1 meter/ bahu
Elevasi bahu jalan sejajar dengan jalan
3 Karakteristik marka jalan
kondisi cat marka tengah jalan tidak ada marka
kondisi cat marka tepi jalan tidak ada marka (menghilang)
4 Kondisi rambu
Jenis rambu lalu lintas Tidak Rambu Batas kecepatan
kendaraan
Jenis rambu lalu lintas Tidak Rambu petunjuk
tanjakan/turunan
Jenis rambu lalu lintas Tidak Ada pemyempitan jembatan
Padang lawas ke Pasir
Jenis rambu lalu lintas Ada pemyempitan jembatan Pasir ke
Padang lawas
Kondisi Jalan Aliyemen tidak adanya guardair dan checron
(tingkungan)
Kondisi Rambu lalu lintas masih jelas
5 Kondisi Penerangan Jalan
Jenis peneragan jalan 1 satu lampu jalan dekat jembatan
(lampu redup)
6 Kondisi Lingkungan
Lingkungan sekitar sekitar Rumput liar
Kondisi perpohonan ditepi jalan Banyak pepohon tumbuh dan rimbun

48
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari keadaan kondisi ruas Jalan Pasir
Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat
menggambarkan kondisi jalan sebagai berikut :
1. Karakteristik Jalan

6 Meter

Gambar 5.15 Kondisi Jalan Tanpa Median

Gambar 5.16 Kondisi Jalan Tikungan (Aliyemen)

Gambar 5.17. Kondisi jalan berlobang


Pada gambar diatas maka lebar Jalan 6 meter dengan dengan ketebalan 0,20
cm dan lebar bahu 1 meter, jalan ini menunjukan keadaan sekitar terdapat
sebagai berikut adalah

49
a. Tidak adanya median jalan
Pada ruas jalan tidak adanya median yang mana tidak pembatas antar
pengemudi dari timur dan pengemudi barat yang mana membuat para pengemudi
sering mengambil jalan seharusnya di timur dia mengambil dari barat. Solusi
penangulangan dengan cara yaitu memperluas lebar jalan dan membuat median
Jalan apabila jalan tersebut sudah diperluas.
b. Jalan tikungan
Melihat kondisi jalan tikungan yang tidak dilengkapi rambu-rambu lalu
lintas hal ini mengakibatkan pengendara saling ingin mendahului, sehingga pada
kecepatan tinggi pada kondisi jalan tikungan tak jarang terjadinya kecelakaan
tipe tabrakan depan-depan. Solusi penangganan dengan cara perluny pemasangan
guardrail dan chevron.
c. Jalan berlobang
Kondisi jalan seperti sering menagakibatakan pengendara mengalami
kecelakaan sendiri. Solusinya dengan cara melampisi kembali jalan yang rusak.
2. Karakteristik Bahu Jalan

1 meter

Gambar 5.18. Bahu jalan

Pada gambar dapat dijelaskan lebar bahu jalan adalah 1 meter yang mana
seharusnya lebar bahu setidaknya dibuat >2 Meter supaya jalan lebar dan pejalan
kaki bisa lewat bahu jalan tidak dekat dengan pegendara. Solusinya memperluas
bahu jalan

50
3. Karakteristik Marka Jalan

Gambar 5.19. Penerangan Lampu

Pada gambar ini bahwa lampu penerangan hanya 1 saja, lampu ini
sekarang mulai redup tidak terang lagi. Solusi pada kondisi jalan ini adalah
penambahan lampu penerangan pada ruas jalan yang ditempatkan pada posisi kiri
dan kanan sebelum jembatan dan sesudah jembatan.

Marka Tengah

Marka Tepi
Gambar 5.20 Marka Tengah Dan Marka Tepi Sudah Mengilang

Gambar 5.21 Kondisi Jembatan Ada Gambar 5.22 Kondisi Jembatan


Marka Penyempitan Pasir Ke Padang Tidak Ada Marka Penyempitan
Lawas Padang Lawas Ke Pasir

51
Marka tepi dan marka tengah sepanjang jalan ini tidak berfungsi atau tidak
ada lagi (menghilang). Maka solusi penangan diatas adalah pengecatan kembali
marka tengah dan marka tepi dan pembuatan marka penyempitan jembatan pada
arah Pasir Pengaraian ke Padang Lawas, pembuatan marka batas kecepatan
kendaraan sebelum jembatan dan sesudah jembatan arah padang lawas.
4. Kondisi Lingkungan

Gambar 5.23 Kondisi Lingkungan

Pada gambar diatas menerangkan bahwa bahu jalan sudah banyak pohon
sawit, rumput liar , Permukiman penduduk dan perkebunan pinang. Solusinya
dengan Membersihkan bahu jalan dan membuat trotoar pada bahu jalan. Untuk
lebih jelasnya maka solusi untuk mengatasi kecelakaan lalu lintas ini adalah
1. Memperbaiki kondisi perkerasan jalan yang mulai rusak
2. Membersihkan bahu jalan dan membuat trotoar pada bahu jalan
3. Memberikan rambu batas kecepatan sesuai standar untuk pengendara
4. Memberikan rambu peringatan tikungan.
5. Menambahkan lampu penerangan pada ruas jalan ini
6. Memberikan rambu peringatan dan rawan kecelakaan
7. Membuat dan memperjelas marka jalan yang sudah tidak jelas dan sudah
tidak ada lagi
8. Memberikan pembatas besi pada tikungan sebelum jembatan
9. Memperluas jembatan yang ada dijalan ini
10. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat sekitar dan para pengendara
oleh instasi terkait seperti kepolisian.

52
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis tingkat kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada ruas Jalan
Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan Tambusai Barat, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Berdasarkan data POLRES Rokan Hulu, faktor penyebab kecelakaan tahun
2015- 2019 adalah faktor manusia dimana pengendara sering mengalami
mengantuk. lelahdan lengah. sedangkan berdasarkan hasil wawancara
terhadap masyarakat setempat bahwa faktor utama kecelakaan adalah faltor
manusia yang mana manusia sering mengalami beberapa faktor yaitu
mengantuk, tidak konsentrasi dan sering mengebut.
2. Hubungan Kecepatan dengan Fatalitas kecelakaan yaitu hubungan kecepatan
dengan malam hari dimana pengemudi yaitu pengemudi yang mengendara
dengan kecepatan tinggi akan mengurangi jarak pandang terhadap apa yang
akan dilihat dan jangkauan lampu kendaraan akan terbatas. Ilustrasi pengaruh
jarak pandang sinar lampu kendaraan pada malam hari, dengan asumsi tinggi
lampu depan 60 cm dengan sudut penyebaran sebesar 1 akan mengurangi
penerangan pada malam dan mengakibatkan pengendara sulit untuk
memaksimalkan jarak pandangnya dan kedua hubungan kecepatan dengan
fatalitas kecelakaan yaitu sangat mempengaruhi korban kecelakaan dimana
semakin tinggi kecepatan pengedara semakin banyak korban kecelakaan yang
mengalami meninggal dunia dengan membuat perbandingan ekivalen sesuai
Pd T-09-2004-T.
3. Solusi penangulangan kecelakaan lalu lintas ini adalah memperbaiki kondisi
perkerasan jalan yang mulai rusak, membersihkan bahu jalan dan membuat
trotoar pada bahu jalan, memberikan rambu batas kecepatan sesuai standar
untuk pengendara , memberikan rambu peringatan tikungan., menambahkan
lampu penerangan pada ruas jalan ini dan memberikan rambu peringatan dan
rawan kecelakaan

53
6.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, dapat diambil saran sebagai
berikut ini.
1. Penanganan manusia sebagai pengemudi maupun pejalan kaki perlu
ditingkatkan. Hal disiplin dalam berlalu lintas serta penerapan dan sosialisasi
mengenai pentingnya menjaga keselamatan dapat terus dilakukan secara
langsung, maupun tidak langsung dengan memanfaatkan media sosial yang
merupakan salah satu cara paling mudah dan efektif.
2. Melakukan tindakan terhadap pelanggaran berlalu lintas guna menciptakan
lalu lintas yang aman dan selamat diantaranya dengan melihat kelengkapan
kendaraan dan kecepatan pengemudi sesuai dengan rambu yang berlaku.
3. ruas Jalan Pasir Pengaraian Batas Sumatra Utara Km. 224 Kecamatan
Tambusai Barat hendaknya dilakukan perbaikan jalan secara berkala terutama
pada jalan yang sudah banyak berlubang dan bergelombang serta memperbaiki
dan menambah lampu penerangan yang belum terpasang, rambu lalu lintas
yang hilang.

54
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, D. S. 2017, Studi Tingkat Kecelakaan lalu Lintas Jalan di Indonesia


Berdasarkan Data KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)
Dari Tahun 2007 - 2016. Komite nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT).
Abdurrahman. H. 2018. “Analisa Biaya Kerugian Kecelakaan Lalu-Lintas Jalan
Raya Regional Provinsi Kalimantan Selatan, Kelompok Belajar
Keahlian (KBK) Transportasi” Fakultas Teknik Uniska.
Akbar Adhitya Muslim. (2018). “Analisis Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Dan Penanganannya Di Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono, M.Sc
Jakarta”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Aditya Kurniawan, Dkk (2015) “Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas
Jalan Arteri Primer (Studi Kasus Jalan Maospati – Solo, Segmen
28.029, Sta 11 +020 – 18+020)” Jurnal Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro.
Anonim (2020), “Data Kecelakaan Lalu Lintas Dari Kapolres Rokan Hulu”
Anonim (2010), “Komponen Penampang Melintang Jalan”, Direktorat Jendral
Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, Direktorat Jendral
Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (BINKOT).
Anonim, 1993, “Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”, PP RI No.43, Jakarta
Amelia, Dkk (2011), “Karakteristik Kecelakaan dan Audit Keselamatan Jalan
Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya”. Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang, Malang.
Dafid Wal Ikroo. (2014). “Mengurangi Resiko Kecelakaan Lalu-Lintas Melalui
Audit Keselamatan Jalan (Studi Kasus Jalan Kalimantan Kota
Bengkulu)” Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
Ditjen Perhubungan Darat. (1993). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 1993 “Tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan”. .Kementerian Perhubungan.

55
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2004). “Penanganan
Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas”. Kementerian Pekerja Umum
Fajrizal. (2014) “Analisis Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Ruas
Jalan Meulaboh – Samatiga Sta 8+000 – Sta 8+300” Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Teuku Umar Alue Peunyareng – Meulaboh
Heru Aditriansyah. (2018). “Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas
Jalan Batu Ampar Kota Batam Dengan Metode Accident Rate”.
Skripsi Fakultas Teknik Universitas Islam Indonesia.
H. Rahmani , Dkk (2015) “Analisis Hubungan Kecepatan Terhadap Kecelakaan
Lalu-Lintas Di Kota Banjarmasin”jurnal Fakultas Teknik Universitas
Islam Kalimantan
Kadiyali (1983), “Perbandingan Data Korban Fatal Kecelakaan Lalu Lintas
Antar Instansi di provinsi Jawa Barat”. Jurnal
Khairul Fahmi dan Zulkifli (2014) “Solusi Penanggulangan Kecelakaan Lalu
Lintas Di Kabupaten Rokan Hulu” Jurnal fakultas Teknik Universitas
Pasir Pengaraian
MAB. Ni L. W. E. R. K, Indra S. 2017. “Keselamatan Berlalu Lintas di Koa
Bogor”. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik Vol. 4 No. 1, Maret
2017 - ISSN 2355-4721.
Marbawi (2013), “Studi Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
Teuku Iskandar Kota Banda Aceh”, Fakultas Teknik Universitas
Iskandar Muda, Banda Aceh.
Netti. 2017. “Analisa Faktor Penyebab kecelakaan Lalu-lintas Jalan Pada Ruas
Jalan Tamiang Layang – Ampah Kabupaten Barito Timur”, Skripsi
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Uniska
Nova, M. M. 2017. “Hubungan Antara Faktor Keselamatan Berkendara dengan
Perilaku Keselamatan Berkendara”. Jurnal Promkes Vol. 5 No. 2
Desember 2017: 155 - 166 Pemerintah Republik Indonesia. 1993.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993 “Tentang
Prasarana dan Lalu-lintas”. Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia.
2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, n.d. Jakarta: Visimedia

56
Winnia Wati, Dkk (2019) “Analisis Kecelakaan Lalu Lintasdan
Penanggulangannya Pada Ruas Jalan Simpang Tri Brata –Pekanbaru,
Kabupaten Kampar” Skripsi Teknik sipil Universitas Pasir Pengaraian.
ZULHENDRA. (2015) Analisis Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan
Propinsi Sta Km 190-240 (Simpang Kumu-Kepenuhan)” Jurnal Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian

57
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA LAPANGAN
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN PASIR
PENGARAIAN BATAS SUMATRA UTARA KM. 224 KECAMATAN
TAMBUSAI BARAT KABUPATEN ROKAN HULU

Gambar 1 Kondisi Jalan Tambusai Barat Km. 224 dimalam hari

Gambar 2 Alat pengukur kecepatan Bushnell Speen Gun

Gambar 3 Surveyor menghitung kecepatan kendaraan untuk pagi hari

58
Gambar 4 Kondisi Arus lalu Lintas Kendaraan

Gambar 5. Kondisi Jalan Tambusai Barat Km 224

Gambar 6. Kondisi Jembatan Jalan Tambusai Barat Km 224

59
Gambar 7 Kondisi Marka Jalan Tambusai Barat Km. 224

Gambar 8. Surveyor mengukur bahu Jalan

Gambar 9. Marka penyempitan jembatan Jalan Tambusai Barat Km 224

60
Hari : Minggu, 4 April 2021
Arah : Padang Lawas ke Pasir Pengaraian

INTERVAL Kecepatan kendaraan


WAKTU MC LV HV
(Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam)
08.00-09.00 67.59 48.28 38.62
41.84 43.45 40.23
40.23 48.28 30.58
48.28 35.41 38.62
30.58 40.23 28.97
48.28 33.80 46.67
38.62 56.33 43.45
57.94 32.19 49.89
30.58 38.62 33.80
59.55 32.19 46.67
Total 463.49 408.77 397.51
13.00-14.00 61.15 37.01 43.45
46.67 37.01 37.01
77.25 45.06 43.45
46.67 53.11 41.84
72.42 57.94 46.67
33.80 57.94 64.37
49.89 74.03 37.01
46.67 65.98 51.50
49.89 69.20 49.89
33.80 45.06 45.06
Total 518.21 542.35 460.27
19.00-20.00 61.15 53.11 35.41
41.84 38.62 40.23
61.15 37.01 65.98
74.03 48.28 38.62
64.37 38.62 54.72
65.98 45.06 45.06
40.23 43.45 46.67
56.33 40.23 45.06
59.55 64.37 46.67
70.81 56.33 64.37
Total 595.46 465.10 482.80

61
Hari : Minggu, 4 April 2021
Arah : Pasir Pengaraian ke Padang Lawas
Kecepatan kendaraan
INTERVAL
MC LV HV
WAKTU
(Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam)
08.00-09.00 35.41 67.59 48.28
61.15 33.80 46.67
51.50 57.94 51.50
35.41 51.50 69.20
54.72 53.11 33.80
46.67 62.76 33.80
59.55 37.01 32.19
41.84 28.97 37.01
53.11 43.45 64.37
67.59 41.84 46.67
Total 506.94 477.97 463.49
13.00-14.00 27.36 43.45 43.45
72.42 37.01 65.98
62.76 41.84 64.37
43.45 59.55 37.01
69.20 48.28 53.11
28.97 51.50 37.01
43.45 35.41 33.80
49.89 45.06 40.23
46.67 53.11 43.45
35.41 46.67 45.06
Total 479.58 461.88 463.49
19.00-20.00 40.23 49.89 30.58
45.06 40.23 25.75
46.67 45.06 24.14
51.50 67.59 38.62
53.11 64.37 17.70
61.15 61.15 22.53
65.98 43.45 24.14
64.37 33.80 43.45
43.45 30.58 48.28
59.55 32.19 70.81
Total 531.08 468.32 346.01

62
Hari : Senin, 5 April 2021
Arah : Pasir Pengaraian ke Padang Lawas
Kecepatan kendaraan
INTERVAL
WAKTU MC LV HV
(Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam)
08.00-09.00 67.59 37.01 69.20
61.15 65.98 65.98
51.50 49.89 48.28
35.41 41.84 51.50
54.72 49.89 62.76
46.67 40.23 43.45
59.55 45.06 46.67
41.84 53.11 65.98
53.11 49.89 38.62
67.59 43.45 41.84
Total 539.13 476.36 534.30
13.00-14.00 56.33 51.50 38.62
33.80 46.67 51.50
38.62 40.23 48.28
30.58 41.84 65.98
43.45 46.67 37.01
56.33 54.72 33.80
32.19 48.28 40.23
33.80 54.72 33.80
33.80 51.50 30.58
41.84 46.67 51.50
Total 400.73 482.80 431.30
19.00-20.00 37.01 37.01 33.80
43.45 45.06 30.58
40.23 46.67 38.62
49.89 48.28 40.23
41.84 43.45 32.19
43.45 54.72 53.11
38.62 37.01 74.03
45.06 45.06 41.84
78.86 32.19 59.55
57.94 64.37 54.72
Total 476.36 453.83 458.66

63
Hari : Senin, 5 April 2021
Arah : Padang Lawas ke Pasir Pengaraian
Kecepatan kendaraan
INTERVAL
WAKTU MC LV HV
(Km/Jam) (Km/Jam) (Km/Jam)
08.00-09.00 56.33 41.84 41.84
56.33 61.15 35.41
45.06 59.55 43.45
32.19 38.62 40.23
45.06 53.11 32.19
56.33 46.67 41.84
41.84 45.06 35.41
46.67 38.62 37.01
45.06 62.76 49.89
53.11 54.72 43.45
Total 477.97 502.11 400.73
13.00-14.00 54.72 54.72 30.58
67.59 61.15 35.41
33.80 49.89 37.01
53.11 38.62 32.19
32.19 40.23 41.84
38.62 43.45 38.62
57.94 4.83 33.80
35.41 28.97 40.23
37.01 54.72 37.01
59.55 56.33 41.84
Total 469.93 432.91 368.54
19.00-20.00 28.97 69.20 37.01
40.23 67.59 41.84
56.33 33.80 43.45
65.98 49.89 40.23
43.45 28.97 43.45
43.45 14.48 53.11
37.01 8.05 45.06
51.50 27.36 64.37
49.89 28.97 20.92
53.11 30.58 72.42
Total 469.93 358.88 461.88

64
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR ROKAN HULU

DATA LAKA LANTAS POLRES ROHUL TAHUN 2015 S/D 2019


DI KM2 24 DESA TAMBUSAI BARAT KEC.TAMBUSAI KAB.ROKAN HULU

Korban Laka KERMAT


NO Tahun Jumlah Laka
MD LB LR
1 2015 5 4 4 9 Rp.26.500.00
2 2016 1 1 1 Rp. 2.000.000
3 2017 5 7 6 Rp. 12.100.000
4 2018 2 3 1 2 Rp 2.000.000
5 2019 0
Jumlah 13 7 13 18 Rp.42.600.000

67
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR ROKAN HULU

DATA LAKA LANTAS POLRES ROHUL TAHUN 2015 S/D 2019


DI KM2 24 DESA TAMBUSAI BARAT KEC.TAMBUSAI KAB.ROKAN HULU BERDASARKAN TYPE KENDARAAN
STATUS
KENDARAAN BERDASARKAN TYPE
JUMLAH SEPEDA
NO JALAN TAHUN KEJADIAN SEPEDA SEPEDA SEPEDA
MOTOR-
MOTOR - MOTOR - SEPEDA MOTOR-
KENDARA
SEPEDA KENDRAA MOTOR PEJALAN
AN
MOTOR N BERAT KAKI
RINGAN

1 JALAN TAMBUSAI 2015 5 3 1 1


BARAT KM 224

2 JALAN TAMBUSAI 2016 1 1


BARAT KM 224

3 JALAN TAMBUSAI 2017 5 2 3


BARAT KM 224

4 JALAN TAMBUSAI 2018 2 1 1


BARAT KM 224

5 JALAN TAMBUSAI 2019 -


BARAT KM 224
JUMLAH 13 3 6 1 1 2

68
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR ROKAN HULU

DATA LAKA LANTAS POLRES ROHUL TAHUN 2015 S/D 2019


DI KM2 24 DESA TAMBUSAI BARAT KEC.TAMBUSAI KAB.ROKAN HULU BERDASARKAN USIA PENGEMUDI
STATUS
JUMLAH
NO JALAN TAHUN KEJADIAN USIA PENGENDARA
16-30 41-50 >50
< 15 Tahun Tahun 31-40 Tahun Tahun Tahun

1 JALAN TAMBUSAI 2015 5 1 2 7 5 2


BARAT KM 224

2 JALAN TAMBUSAI 2016 1 1


BARAT KM 224

3 JALAN TAMBUSAI 2017 5 2 5 3 3


BARAT KM 224

4 JALAN TAMBUSAI 2018 2 2 3 1


BARAT KM 224

5 JALAN TAMBUSAI 2019 -


BARAT KM 224
JUMLAH 13

69
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH RIAU
RESOR ROKAN HULU

DATA LAKA LANTAS POLRES ROHUL TAHUN 2015 S/D 2019


DI KM2 24 DESA TAMBUSAI BARAT KEC.TAMBUSAI KAB.ROKAN HULU BERDASARKAN TYPE TABRAKAN
STATUS
JUMLAH KECELAKAAN BERDASARKAN TYPE TABRAKAN
NO JALAN TAHUN KEJADIAN DEPAN-
DEPAN- BELAKAN MENANBR DEPAN -
DEPAN G AK ORANG SAMPING TUNGGAL

1 JALAN TAMBUSAI 2015 5 3 1 1


BARAT KM 224

2 JALAN TAMBUSAI 2016 1 1


BARAT KM 224

3 JALAN TAMBUSAI 2017 5 2 2


BARAT KM 224

4 JALAN TAMBUSAI 2018 2 1 1 1


BARAT KM 224

5 JALAN TAMBUSAI 2019 -


BARAT KM 224
JUMLAH 13 6 2 2 2 1

70
Lampiran Wawancara Narasumber 1
Nama : Wati
Umur : 38 Tahun
Pekerja : Penjual Ayam Geprek

1. Tahun Berapakah terjadinya kecelakaan Lalu lintas yang ibu Tahu ?


Jawaban : Menurut ibu Ayu terjadi pada tahun 2015
2. Jenis Kendaraan apa yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada Saat itu ?
Jawaban : Sepeda motor dengan Mobil Fuso yang besar
3. Menurut Ibu apakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan itu?
Jawaban: faktor jalan yang mana jalannya kurang memadai, adanya tikungan
tajam, yang mana pengendara dari pasir tidak dapat melihat pengendara dari
padang lawas yang menuju pasir, kurangnya rambu- rambu lalu lintas pada
ruas jalan ini, jembatan terlalu kecil untuk ukuran selisihan kendaraan berat
dengan kendaran ringan dan kuranngya lampu penerangan

Lampiran Wawancara Narasumber 2


Nama : Hamoloan Nasution
Umur : 45 Tahun
Pekerja : Buruh Bangunan

1. Tahun Berapakah terjadinya kecelakaan Lalu lintas yang Bapak Tahu ?


Jawaban : Menurut Bapak Hamoloan terjadi pada tahun 2018
2. Jenis Kendaraan apa yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat itu ?
Jawaban : Honda revo dengan Honda
3. Menurut bapak apakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan itu?
Jawaban: faktor manusia, penyebab disebabkan dalam beberapa faktor adalah
pertama pengendara sering mengantuk dalam mengemudi dan pengemudi juga
ada mabuk saat kecelakaan lalu lintas yang mana terjadinya tabrakan.

71
Lampiran Wawancara Narasumber 3
Nama : Supriandi
Umur : 48 Tahun
Pekerja : Petani Sawit

1. Tahun Berapakah terjadinya kecelakaan Lalu lintas yang Bapak Tahu ?


Jawaban : Menurut Bapak Supri terjadi pada tahun 2016
2. Jenis Kendaraan apa yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat itu ?
Jawaban : kecelakaan sendiri (jatuh sendiri)
3. Menurut bapak apakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan itu?
Jawaban: faktor kendaraan, dimana terkadang kendaraan mereka pakai sudah
banyak terjadi kerusakan seperti halnya remnya blong dan tidak ada lampu dan
sain tidak berfungsi. melihat kondisi ini sering menimbulkan kecelakaannya.

Lampiran Wawancara Narasumber 4


Nama : Masdalena
Umur : 42 Tahun
Pekerja : Ibu Rumah Tangga

1. Tahun Berapakah terjadinya kecelakaan Lalu lintas yang ibu Tahu ?


Jawaban : Menurut ibu Lena terjadi pada tahun 2016
2. Jenis Kendaraan apa yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada Saat itu ?
Jawaban : Honda dengan mobil pribadi
3. Menurut Ibu apakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan itu?
Jawaban: faktor manusia, dimana pengemudi sedang lelah dalam mengemudi
sehingga kosentrasi berkurang, dimana mengalami kecelakaan terjadi pada
malam hari yang mana pengemudi yang melakukan perjalanan jauh.

72
Lampiran Wawancara Narasumber 5
Nama : Bismar
Umur : 52 Tahun
Pekerja : Petani Sawit

4. Tahun Berapakah terjadinya kecelakaan Lalu lintas yang Bapak Tahu ?


Jawaban : Menurut Bapak Supri terjadi pada tahun 2015
5. Jenis Kendaraan apa yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat itu ?
Jawaban : Honda dengan mobil balak ( kendaraan berat)
6. Menurut bapak apakah faktor penyebab terjadinya kecelakaan itu?
Jawaban: faktor manusia , dimana supir truk tersebut kurang istrahat yang
mengalami mengantuk dalam mengemudi tambah lagi kondisi pada malam
hari disini gelap belum ada penerangan lampu waktu itu.

73

Anda mungkin juga menyukai