Oleh kelompok 2 :
1. Syalu
2. Almar'atush sholiha
3. Lulu masrifa
4. Irfakuddin Nurrohman
5. Arpan
6. Ari irawan
7. Haerudin
8. Nanang kasim
FAKULTAS PERTANIAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Terima kasih
Wassalamualikum Wr.Wb
Penulis
2 i
DAFTAR ISI
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan.
Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu
hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan.
(Anonymous.2009). Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang
kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan
berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah
memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa
kelamin, alatalat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi
dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dijabarkan pada bab-bab selajutnya
adalah sebagai berikut.
1. Apa itu sistem Reproduksi ?
2. Bagaimana sistem Reproduksii vertebrata?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dihadirkan, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengerti tentang sistem Reproduksi.
2. Mengetahui sistem Reproduksii vertebrata.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Reproduksi
1. Ovipar (Bertelur), setelah sel gamet jantan dan betina melakukan fertilisasi,
embrio akan berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
2
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi
anak. Ovipar terjadi pada ikan, burung dan beberapa jenis reptil.
2. Vivipar (Beranak), setelah sel telur dan sel sperma melakukan fertilisasi,
embrio berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim)
induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan
melewati vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok
mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
3. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak), setelah sel telur dan sel sperma
melakukan fertilisasi embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur
tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup
umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari
vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil
(kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu.
3
C. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi pada Hewan Vetebrata
1. Pisces
a. Organ Reproduksi
Organ Reproduksi Jantan
(a) Organ reproduksi pisces jantan (b) organ reproduksi Pisces betina
4
Organ Reproduksi Betina
b. Reproduksi Pisces
5
oviduk untuk dibuahi dan selanjutnya akan melekat pada uterus hewan betina.
Perkembangan ikan awal perkembangan dimulai saat pembuahan
(fertilisasi) sebuah sel telur oleh sel sperma yang membentuk zygot (sigot) .
Gametogenesis merupakan fase akhir perkembangan individu dan persiapan
untuk generasi berikutnya. Proses perkembangan yang berlangsung dari
gametogenesis sampai dengan membentuk sigot disebut progenesis. Proses
selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene) yang mencakup pembelahan
sel sigot (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi . Proses selanjutnya
adalah organogenesis , yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi
mencakup proses perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan
organogenesis sebelum menetas atau lahir
Urutan periode perkembangan ikan :
Embrio dini (early embrionic): dimulai saat pembuahan telur oleh sperma
dan berakhir saat organ-organ terbentuk
Embrio transisi (larva): mencakup transformasi sistem organ dan bentuk
badan embrio dini menjadi mirip seperti yang dewasa . Bentuk tetap
(definitif) terbentuk pada akhir atau menjelang akhir fase tersebut. Selama
fase ini terbentuk 2 macam larva, yaitu: larva yg hidup bebas dan tdk hidup
bebas . Larva hidup bebas mempunyai bagian (alat) pelindung embrio utk
hidup di luar.
Pasca embrio: Terdiri dari fase-fase dewasa kelamin dan tua. Pada ikan
muda sistem organ reproduksi telah terbentuk.Bentuk badan seperti pada
ikan dewasa dan memilikiciri-ciri sekunder saat dewasa seksual dan sudah
mampu berpijah.
6
2. Amphibia
a. Organ Reproduksi
Organ Reproduksi Jantan
7
Organ Reproduksi Betina
b. Reproduksi Amphibia
8
Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur, tergantung dari
kualitas induk dan berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun. Telur-telur
kodok dan katak menetas menjadi berudu atau kecebong yang bertubuh mirip
ikan gendut, bernafas dengan insang dan selama beberapa lama hidup di air.
Perlahan- lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan
tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan bergantinya insang dengan
paru-paru. Setelah masanya, berudu ini akan melompat ke darat sebagai kodok
atau katak kecil.
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat
bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan
akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya , dari tepian atau tengah
perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan ( Fejervarya limnocharis )
dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup
nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi
bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang
terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala
digunakan.
Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat
di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil
berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina
dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan
akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang
dikeluarkan si betina. Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari
lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi
secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi
yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa
dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses
yang dikenal dengan metamorfosis.
9
Proses metamorfosis pada Katak
Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang
dan selaput embrio. Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul
mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di
lingkungan yang sangat lembab atau berair.
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut
akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas
menjadi berudu. Berudu hidup di air setelah berumur 2 hari, berudu
mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu,
kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan
mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulaiberbentuk,ingsang tak
berfungsi lagi ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru- paru.maka
bentuk dari muka akan lebih jelas Setelah pertumbuhan anggota badannya
sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali
berkembang biak.
Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa
spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa
sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan
kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya
di darat, di mana kecebong bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka
menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-
kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa hari kemudian diserap
kembali.
10
3. Reptilia
a. Organ Reproduksi
11
Organ Reproduksi Betina
b. Reproduksi Reptilia
12
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam
testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang
dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada
sarung tangan karet.
Pada saat kelompok hewan reptile mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil
betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui
oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan
air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan
basah.
Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura
serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air.
Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
4. Aves
a. Organ Reproduksi
Organ Reproduksi Jantan
13
Duktus deferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian
menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya
dengan ureter ketika masuk kloaka.
rudi menter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Selain pada burung elang, ovarium aves yang
berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga
abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh
14
mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior
adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke
rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di
posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin,
selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan
luar.
Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
b. Reproduksi Aves
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk
ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka.
Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat
menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru
menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta
perlu dibesarkan dalam sarang.
c. Struktur Telur
Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar
masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran
yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk
rongga udara.
15
Struktur telur pada Aves
Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang
berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari
guncangan.
Kuning telur, terdapa di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini
terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka
terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.
5. Mamalia
a. Organ Reproduksi
Organ Reproduksi Jantan
16
Testis
Testis merupakan alat menghasilkan spermatozoa. Pada kebanyakan
mamalia, testis terletak pada daerah pre pubis, merupakan kelenjar
tubular berbentuk bulat lonjong terdapat sepasang kiri dan kanan. Testes
terbungkus dalam kantong skrotum. Testis dapat menggantung di dalam
skrotum secara bebas dengan bantuan korda spermatika, yang
didalamnya mengandung duktus deferens , pembuluh darah dan syaraf
serta pembuluh limfa. Testis terbungkus oleh kapsul berwarna putih
mengkilat yang disebut tunika albugenea. Di bawah tunica albugenia
testis, terdapat parenchyma yang merupakan fungsional layer dari testis.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi jantan yang terdiri dari tiga
bagian yaitu kaput epididimis, korpus epididimis (saluran kelanjutan dari
kaput yang berada di luar testes) dan kauda epididimis (kelanjutan dari
corpus yang terletak pada bagian ujung bawah testes). Dinding
epididimis terdiri dari lapisan otot sirkuler dan epitel berbentuk kubus.
Epididimis mempunyai 4 fungsi utama yaitu transportasi, konsentrasi,
pendewasaan dan penyimpanan spermatozoa.
Duktus Deferens dan Ampula
Duktus (vas) Deferens merupakan saluran yang menghubungkan
kauda epididimis dan urethra. Vas deferen berjalan ke atas menempel
pada corpus epididimis dan salurannya makin lurus, dekat caput
epididymis makin halus dan bersama dengan pembuluh darah, pembuluh
limfe dan urat syaraf membentuk funiculus spermaticus, kemudian
masuk ke rongga perut melalui canalis inguinalis.
Urethra
Urethra adalah saluran urogenetalis untuk menyalurkan urine dan
semen. Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara normal di
ejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Semen
terbagi menjadi dua yaitu, sel spermatozoa dan plasma semen.
17
Kelenjar Vesikula Seminalis
Kelenjar Prostata
Kelenjar ini terletak mengelilingi urethra dan terdiri dari dua bagian
yaitu badan prostata dan prostate disemanita/ prostate kriprik.
Kelenjar Cowper
Skrotum
fungsi ganda yaitu selain sebagai peredam kejut apabila ada benturan
18
berlangsungnya spermatogenesis yang optimal diperlukan suhu tetap
pada testes dikerjakan oleh dua otot yaitu muskulus cremaster eksternus
Penis
Preputium
Ovarium
19
Ovarium tertinggal di dalam cavum abdiminalis yang mempunyai dua
fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur (ova) dan
sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina
(estrogen dan progesteron). Umumnya ovarium kanan lebih besar
daripada ovarium kiri, karena secara fisiologik lebih aktif.
Folikel de Graaf adalah folikel matang yang menonjol melalui korteks
ke permukaan ovarium bagaikan suatu lepuh. Pertumbuhannya meliputi
dua lapis sel stroma korteks yang mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan
sel-sel tersebut membentuk theca folliculi yang dapat dibagi atas theca
interna yang vascular dan theca externa yang fibrous.
Oviduk
20
Uterus
Uterus terdiri dari kornu, korpus, dan serviks. Dari segi fisiologik,
hanya dua lapisan uterus yang dikenal yaitu endometrium dan
miometrium.Endometrium adalah suatu struktur glanduler yang terdiri
dari lapisan epitel yang membatasi rongga uterus, lapisan glanduler, dan
jaringan ikat. Miometrium merupakan bagian muskuler dinding uterus
yang terdiri dari dua lapis otot polos, selapis dalam otot sirkuler, dan
selapis luar otot longitudinal yang tipis.
Serviks
Vagina
21
b. Reproduksi Mamalia
Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui
saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh
sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi
embrio. Sebagian mamalia mampu mengandung lebih dari satu embrio.
Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang
dihubungkan melalui tali pusar. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas
dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reproduksi pada hewan rendah dilakukan secara aseksual dan seksual.
Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, pembentukan, tunas, pembentukan
gemmule dan regenerasi, sedangkan secara aseksual dilakukan dengan konyugasi,
anisogami dan metagenesis.
B. Saran
Tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga halnya malakah ini.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca juga bagi
penulis sendiri.
23
DAFTAR PUSTAKA
24