Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI

KURA-KURA

Oleh:

SUDARMI

NIM. 2126046

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT , atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada sang idola kita nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat
ini.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini
penulis memohon maaf, dan meminta kritik, saran serta masukan yang bisa
membuat makalah ini menjadi lebih baik .
Terima kasih

Pasir Pengaraian, 20 November 2021

Penulis

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi pada Hewan Vertebrata .......................................... 2
B. Sistem Reproduksi Kura-kura ............................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Reproduksi perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi).
Reproduksi secara fisiologi tidak vital bagi seumur hidup individu dan meskipun
siklus lanjutan seorang manusia berhenti, manusia tersebut masih bisa bertahan
hidup, sebagai contoh saat mencapai mati haid dan andropouse tidak akan mati.
Pada umum lanjutan baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa gender, dan hal ini ini pengaturan oleh jarak memakan
endokrin dan hormone yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan generasi.
Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat
perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme
didalam reproduksinya, makin sedikit jumlah individu itu didalam populasinya.
Ada beberapa hal yang diperkirakan dapat menghambat proses reproduksi antara
lain jumlah keturunan relative sedikit, siklus reproduksi lama, situasi dan kondisi
lingkungan tidak sesuai, individu jantan x betina terpisah dan tidak memiliki
kesempatan untuk melakukan perkawinan atau terjadi kelainan pada alat
reproduksi. Kenyataan tersebut dapat menghambat pertumbuhan populasi
organisme tertentu sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi organisme
tertentu sehingga dapat menyebabkan kepunahan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah fisiologi sistem reproduksi dari vertebrata?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan fisiologi sistem reproduksi dari vertebrata.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi pada Hewan Vertebrata


Reproduksi Hewan adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru guna mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah.
Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara
Generatif dan Vegetatif. Perkembangan generatif umumnya terjadi pada
hewan tingkat tinggi atau hewan bertulang belakang (Vertebrata).
Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin
betina dan ditandai oleh adanya peristiwa Fertilisasi (Pembuahan).
Sedangankan perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi
pada hewan tingkat rendah atau hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata).
a. Alat Reproduksi Pada Hewan
Alat reproduksi pada hewan jantan :
1. Testis, organ untuk menghasilkan sperma.
2. Penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh betina.
3. Vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan lubang
pengeluaran.
Alat reproduksi pada hewan betina :
1. Lubang kelamin betina / vagina, tempat masuknya sperma ke dalam tubuh
betina.
2. Indung telur / ovarium, berfungsi memproduksi sel telur.
3. Rahim / uterus, tempat berkembangnya embrio hingga saat dilahirkan.
A. Cara-Cara Reproduksi Pada Hewan
 Seksual (Generatif)
Generatif adalah proses perkembangbiakan yang melibatkan dua individu
yang berbeda jenis kelaminnya. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin
jantan (sel sperma atau spermatozoa). Sedangkan hewan betina menghasilkan

2
telur atau sel telur (ovum). Ketika dua jenis hewan sudah dewasa kelamin bertemu
(kawin), maka akan diikuti dengan peristiwa pembuahan (fertilisasi).
Reproduksi vertebrata terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam
tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin. Terjadi pada : ovipar (burung &
ikan), ovovivipar (Ikan Hiu, Reptil), vivipar(mamalia).
b. Eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan
betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air.
Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Perkembangbiakan vertebrata menghasilkan embrio dapat dibedakan atas:
1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya.
Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari
cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan
sebagian reptilia.
2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan
embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok
hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi
embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh
induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti
melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
3. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio
berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari
induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan
hewan menyusui lainnya.
Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan :
1. Class Pisces
Pisces yaitu termasuk hewan yang bersifat ovipar. Pada umumnya ikan
bertelur dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin
jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui

3
saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital melalui kloaka. Lubang
urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan
sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk melalui kloaka dan kemudian
dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di
sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan
dengan mengeluarkan sperma.
Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak
dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang
dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan
dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada
pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer.
ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak
mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak
akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Saat akan
bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau diantara
bebatuan di dalam air.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil
berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan
yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya,
yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari
sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2. Class Amphibia
Amphibia yaitu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya
meliputi testis, vasa efferentia dan kloaka untuk jantan dan untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka. Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula
yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang dikeluarkan ada yang
disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang dierami. Pada kadal
telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar).

4
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak
jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi
di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan
ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan
menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran
vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang
ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan
menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah
sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu
dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi
fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur
tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian
berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur
bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan
herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora
atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk
lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya
celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis.
Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke
permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak
bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang
berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya
lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

5
3. Class Reptilia
Class reptilia breproduksi dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya
meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu
ovarium, oviduk dan kloaka. Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura
merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas
di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma
di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang
dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung
tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang
yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.
4. Class Aves
Aves bereproduksi dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang
jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium
kiri, oviduk, dan kloaka. Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun
kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam
tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung
betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu

6
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi
sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur burung
mempunyai struktur sebagai berikut :
a. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar
masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang
pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
b. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang
berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
c. Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini
terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat
kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.
5. Class Mammalia
Bereproduksi dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi
penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk,
uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta
tipe uterus yang kompleks. Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan
marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina
memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum
terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan
cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina
(vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang
oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir
pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum.
Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu
dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar

7
prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat
hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus
dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan
membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot
akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan
oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan
tali pusar. Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa.

B. Sistem Reproduksi Kura-kura


Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di
kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.
Pada Beberapa Spesies, jantan dan betina dapat dibedakan dari ukuran
ekor, biasanya ekor pada kura-kura jantan lebih panjang, tapi Ukuran Betina lebih
besar bila dibandingkan dengan jantannya. Kura-kura Jantan dapat dikenali juga
dengan adanya lekukan pada plastronnya atau cangkang bagian bawah. lekukan
ini akan pas dengan bagian belakang kura-kura betina, kura-kura betina memiliki
plastron yang datar atau cembung. Untuk membuahi telur betina, kura-kura
jantang menyembunyikan organ seksualnya di dalam kloaka atau saluran
pembuangan. Saat membuahi betina posisi jantan itu sendiri berada diatas betina
dan sering kali mencengkram cangkang atas atau karapas betina dengan dengan
cakarnya, kemudian mengaitkan ekornya hingga lubang kloaka jantan bertemu
dengan kloaka betina.
Seringkali lusinan telur berkembang secara internal dan biasanya
diletakkan dan dikubur dalam tanah berpasir. Fertilisasi terkadang didahului oleh

8
ritual percumbuan yang rumit, dimulai dengan demonstrasi tarian selama berjam-
jam lalu diikuti kopulasi yang hanya berlangsung beberapa menit. Kura-kura
betina dapat menyimpan sperma jantan untuk membuahi telurnya, kadang-kadang
telur dibuahi setelah bertahun-tahun kemudian.
Masa kematangan seksual kura-kura betina yaitu 8-12 tahun, sedangkan
kura-kura jantan 6-8 tahun. Pada musim hujan kura-kura mulai memasuki masa
reproduksinya yaitu sekitar pertengahan Juli-November.Dalam satu wilayah
dihuni oleh beberapa pasang kura-kura saat musim kawin tiba. Mereka akan
kawin pada saat malam hari. Setelah kopulasi, kura-kura betina akan mencari
tempat yang cocok untuk meletakkan telur-telurnya dengan membasahi tanah
tersebut menggunakan air kencingnya. Kura-kura memasukkan 1-10 butir telur ke
dalam lubang, menutup lubang tersebut dan meratakannya menggunakan
plastron.Masa inkubasi telurnya 47-180 hari.Tukik yang menetas memiliki berat
25-45 g, dan panjang karapas 35 mm

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di
kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-vertebrata/
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0102%20Bio%202-12f.htm
http://fikes.ummgl.ac.id/news/item/164/biologi.html

11

Anda mungkin juga menyukai