Gambar di bawah ini adalah model plastik cacing tanah. Cacing tanah menggali
tanah dan makan bahan organik seperti dedaunan yang sudah membusuk.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 1
Earthworm model close up (S5-S16)
Penyerapan nutrisi cacing tanah dimulai dari mulut, cacing tidak memiliki gigi
dan mulutnya terdapat di bagian depan tubuhnya. Makanan yang sudah
membusuk ditelannya bersama-sama tanah. Sebelum masuk ke dalam ususnya,
makanan akan disimpan di dalam tembolok. Fungsi Tembolok sebagai tempat
penyimpanan sementara dan untuk melunakkan makanan. Makanan yang sudah
lunak masuk ke lambung berotot/Gizzard, disini makanan digiling secara
mekanis. Setelah itu makanan masuk ke dalam usus tengah, di usus tengah banyak
enzim dihasilkan untuk mencerna makanan. Enzim adalah zat yang mengubah
makanan menjadi sari-sari makanan yang kemudian diserap usus bagian belakang.
Sisa makanan yang tidak tercerna akan dikeluarkan lewat anus dalam bentuk
castings.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 2
Bahan yang tidak diperlukan oleh cacing tanah berupa nitrogen dikeluarkan ke
luar tubuh melalui proses eksresi. cacing tanah memiliki ginjal(nepridium), yang
berfungsi membuang sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein dan alat untuk
mengatur keseimbangan cairan tubuh. Setiap nephridium (disebut juga
Metanephridium) memiliki cilia berbentuk tabung yang disebut nephrostome.
Nephrostom bersilia bermuara di rongga tubuh (pseudoselom) dan berlanjut pada
saluran berliku-liku (nefridioduct). Bagian akhir dari nefrioduct akhir membesar
seperti gelembung. Gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melaui
pori yang merupakan lubang nefridiofor. Ujung nefridiofor berbentuk bulbus
berfungsi untuk mendorong sisa atau sampah keluar tubuh. Sampah nitrogen dan
sedikit air yang tersisa dalam nefridium akan dieksresikan keluar melalui
nefridiofor.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 3
Earthworm dissection
Cacing tanah memiliki alat kelamin jantan dan betina pada satu tubuh
(hermaphrodite). Tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri. Dari
perkawinan masing-masing cacing tanah akan menghasilkan satu kokon yang
berisi telur. Alat-alat reproduksinya terletak beberapa ruas di belakang mulut.
Klitelum biasanya berwarna putih dan menebal seperti berbentuk pita. Klitelum
hanya dimiliki oleh cacing yang telah dewasa kelamin dan nampak jelas terlihat
saat reproduksi. Klitelum ini merupakan tempat awal pembentukan kokon (telur).
Kokon mengandung albumin yang diproduksi oleh kelenjar klitelum, ovum, dan
spermatozoa yang disalurkan ke dalamnya ketika melewati pembukaan
spermateka. Kokon terus dibentuk sampai cairan sperma habis. Kokon berbentuk
lonjong dan besarnya ⅓ kali besar kepala batang korek api. Kokon diletakkan di
tempat lembab dan akan menetap dalam waktu 14 s/d 21 hari. Setiap kokon akan
menghasilkan cacing sebanyak 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor.
Sumber Deskripsi : Edward & Lofty 1972 dan Tesis Puspa Elidar (IPB 2009)
www.bioearthworm.wordpress.com Page 4
MORFOLOGI CACING TANAH
Segmentasi Eksternal
Segmen bagian luar tersebut letaknya bertepatan dengan posisi septa bagian dalam
tubuh.
contohnya :
*Prostomium (bibir)
*Peristomium (mulut)
www.bioearthworm.wordpress.com Page 5
Cephalisation prostomium dan peristomium dibagi menjadi 4 jenis :
keterangan gambar :
a. zygolobous
b. Prolobous
c. epilobous
d. epilobous
e. tanylobous
2. Bagian tengah
Keterangan :
www.bioearthworm.wordpress.com Page 6
SETA
Cacing tanah memiliki alat pembantu yakni seta. Seta berfungsi sebagai jangkar
agar lebih kokoh pada tempat cacing bergerak.
Contoh :
Bila seekor cacing tanah ditarik dari lubangnya, tubuhnya tidak akan putus. Hal
ini disebabkan karena daya lekat seta yang kuat.
Seta memiliki sel-sel yang fungsinya seperti sel folikel yang berada di bagian
eksterior tubuh. Seta bisa dipanjangkan dan dipendekkan. Fungsi seta seperti otot
protraktor dan retraktor. Seta biasanya digunakan untuk menggenggam dan
memegang subtrat. Fungsi utama seta sebagai lokomosi tubuh.
Spesies dari ordo olighochaeta memiliki seta dalam berbagai bentuk, ada yang
berbentuk seperti jarum dan rambut. Variasi bentuk seta dipengaruhi oleh letak
seta ditubuh cacing tanah. Biasanya bentuk seta genus Lumbricus sigmoid, dan
memiliki panjang sekitar 1 mm. Seta pada organ genital (klitelum) panjangnya
bisa mencapai 7 mm.
Seta tersusun di dalam sebuah cincin tunggal yang melingkari segmen tubuhnya.
Berdasarkan jumlah dan penyebarannya, bentuk seta dibagi dua yaitu lumbricine
dan perichaetine.
Lumbricine
Lumbricine memiliki seta berjumlah 8 per segmen, seta ada di bagian ventral dan
latero ventral.
1 .Closely paired
www.bioearthworm.wordpress.com Page 7
2. Widely paired
3. Distant paired
Jarak antara setiap pasang seta dan kedua pasang seta konstan setiap spesies.
Seta disimbolkan dengan huruf a, b, c, dan d. Jarak antara seta penting untuk
diketahui di dalam mengidentifikasi karakter sistemik cacing tanah, dan biasanya
dimisalkan dalam bentuk perkalian.
Jarak antara dua dorsal seta di sisi lain selalu dibandingkan dengan lingkar tubuh
cacing tanah (μ) itu dd = ½ μ
Perichaetine
Seta perichaetine
Perichaetine memiliki ciri seta tersusun di cincin yang berputar di kanan segmen,
biasanya ukurannya bervariasi dari besar dan kecil. Seta berada di daerah
pertengahan dorsal dan pertengahan ventral. Seta berjumlah 8 pasang per segmen,
biasanya jumlahnya 50-100 pasang/segmen.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 8
Susunan seta perichaetine banyak terdapat pada spesies Megascolecidae
khususnya Megascolex, Perionyx, dan Pheretima.
GENITAL
Cacing tanah merupakan hewan hermaphrodite yang memiliki dua alat kelamin
pada satu tubuh. Male pore atau lubang jantan dan female pore atau lubang
betina terletak pada bagian luar/ exterior yaitu di sisi ventro lateral tubuhnya.
Pada cacing Lumbricus lubang jantan berada di segment 15 dan sering juga
ditemukan di segment 13. Setiap lubang dilindungi oleh lapisan bibir tipis atau
papila glandular .
Di family lain lubang jantan ditemukan berada di segment yang lain, dan di
beberapa Megascolecidae, lubang jantan sering berasosiasi dengan satu atau dua
pasang lubang prostat. Lubang prostat ini merupakan bagian dari saluran
reproduksi. Lubang kelamin jantan dan lubang prostat dilindungi oleh papila,
keduanya berada pada permukaan tubuh. Lubang prostat tidak dijumpai pada
Lumbricids.
Lubang jantan dan lubang prostat kadang-kadang bergabung seperti satu lubang,
tetapi ketika terpisah keduanya kemudian menjadi sebuah saluran seminal
longitudinal, yang berada di permukaan ventral tubuh.
Biasanya cacing tanah memiliki dua pasang atau lebih lubang spermatheca,
dengan maksimum tujuh pasang di beberapa spesies, dan bahkan tidak ada satu
pasang pun (Bimastos tenuis, B. eiseni).
Cacing tanah dari Enchytraeidae dan dua atau tiga Family lain, memiliki hanya
satu pasang lubang spermatheca. Beberapa cacing Megascolecid khususnya
Pheretima, hanya memiliki satu lubang spermatheca, yang berada di garis mid
ventral (garis pertengahan ventral).
Ada juga spesies yang memiliki lubang spermateca pada setiap segment tubuhnya
sebagai contoh P. stelleri yang memiliki 30 spermatheca. Spermatheca ini berada
di posisi ventral atau lateral tetapi kadang-kadang tertutup ke garis mid dorsal.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 9
Female Pore/ Lubang kelamin betina
Lubang kelamin betina biasanya hanya terdiri satu pasang, yang terletak di saluran
intersegmental. Pada Enchytraidae ada di segment 12/13, dan di Lumbricidae,
Megascolecidae, dan Glossoscolecidae ada di segment 14. Kadang-kadang
lubang betina bersatu menjadi satu lubang.
Lubang Dorsal
Lubang Nephridiophore
KLITELLUM
Pada anterior tubuh cacing tanah terdapat klitelum. Klitelum berguna dalam
perkawinan dan perkembangbiakan.
Karakteristik klitellum :
www.bioearthworm.wordpress.com Page 10
Kebanyakan klitelum digunakan sebagai tanda kematangan seksual.
Posisi klitelum banyak digunakan untuk mendeteksi karakter, khususnya
Lumbricids, karena letak dan jumlah segment dari klitelum memiliki variasi
rendah, hampir konstan di setiap spesies.
Letak klitelum didefinisikan oleh jumlah dari segmen pertama dan berikutnya,
rata-rata letaknya bervariasi antara : 26, 27-31,32
PIGMENTASI
Warna pada kulit cacing tanah dipengaruhi ada atau tidaknya pigmen, baik yang
berbentuk granula atau sel pigment di lapisan otot subcuticular ( the subticular
muscle layer).
Permukaan ventral dari cacing tanah terlihat lebih mengkilat daripada permukaan
dorsal. Pigmen utama cacing tanah porphyrins yang berasal dari sel cloragogen.
(Stephenson, 1930).
www.bioearthworm.wordpress.com Page 11
Ada juga pigment tubuh yang tidak di distribusikan secara merata contohnya pada
Eisenia foetida, warnanya seperti pita yang bercahaya do zona intersegmental,
mirip bintik-bintik kuning.
DINDING TUBUH
Kutikula luar
Lapisan epidermis
Lapisan jaringan saraf
Lapisan jaringan otot longitudinal
Lapisan jaringan otot circular
Peritoneum yang membatasi dinding tubuh dari selom.
1. Kutikula
www.bioearthworm.wordpress.com Page 12
2. Epidermis
Epidermis terdiri dari lapisan tunggal dari beberapa jenis sel yang berbeda
jenis.
Sel pendukungnya ada yang berbentuk columnar, dan sel ini membentuk
struktur utama epidermis.
3. Sel Sensoris
www.bioearthworm.wordpress.com Page 13
Sel sensoris jarang ditemukan di bagian tengah epidermis.
Pada buccal cavity, sel sensoris berkelompok untuk menstimulasi subtansi
kimia dengan rasa. Prostomium memiliki reseptor yang bisa mendeteksi
sukrosa, glukosa, dan juga quinine (Laverack, 1959)
4. Lapisan otot
Epidermis bagian dalam memiliki dua lapisan otot yaitu lapisan otot circular dan
lapisan otot longitudinal.
SELOM
Selom merupakan ruang yang besar yang berada sepanjang tubuh cacing tanah,
dan berisi cairan selom.
Selom mengelilingi sisi luar peritoneum dari dinding tubuh dan sisi dalam
peritoneum dilindungi alimentary canal atau usus.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 14
Selom terdiri dari beberapa bagian :
1. Septa
Septa membagi tubuh menjadi beberapa segmen.
Peritoneum berfungsi melindungi septa, seperti permukaan kulit
melindungi lapisan otot. Pada beberapa spesies cacing tanah, peritoneum
pada septa sangat tipis yang juga berisi selom di daerah ini.
Septa biasanya berada tepat pada alur segmentasi external tetapi sering
tidak ada di beberapa segmen pertama tubuh, dan kadang septa tidak
ditemukan pada bagian lain, seperti di daerah oesophageal pada spesies
Pheretima.
Beberapa spesies memiliki septa yang tidak tepat pada alur intersegmental
di akhir bagian anterior tetapi ditemukan menggantikan bagian belakang,
kadang juga terdapat di banyak segmen.
Dua septa yang berdekatan sering juga bergabung di persimpangan
dinding tubuh. Septa memilki perbedaan ketebalannya, bergantung
posisinya di dalam tubuh, pada bagian anterior lebih tebal dan lebih
berotot.
Septa tersusun dari serabut otot, yang sebagian besar berasal dari lapisan
otot longitudinal, bersama dengan beberapa otot sirkular pada bagian
posterior, yang menghubungkan jaringan dan pembuluh darah.
Septa diperforasi oleh pori-pori yang berisi cairan selom yang menekan
diantara segmen.
Septa juga mengikat membran mesentric diantara dinding tubuh dan usus,
membentuk kantung dan membagi beberapa organ menjadi beberapa
ruangan terpisah.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 15
2. Cairan selom
Cairan selom terdiri dari beberapa sel peritoneal merupakan modifikasi di
dalam daerah usus seperti sel chloragogen yang membentuk jaringan
chloragogenous. Sel chloragogen memiliki ciri terdapat globule berwarna
kuning atau kuning kehijauan.
Cairan selom berwarna seperti cairan susu putih yang kadang berwarna
kuning oleh eleocytes, sel mengandung minyak pada spesies Dendrobaena
subrubicunda dan cairan selom Eisenia Foetida berbau seperti bawang
putih.
Konsistensi cairan selom berbeda diantara spesies cacing tanah, dan juga
dipengaruhi kelembaban udara, dan lebih kental di kondisi kering dan
sebaliknya lebih cair di kondisi basah. Cairan selom terdiri dari banyak
partikel dalam suspensi. Selom mengandung material organik terutama
kristal kalsium karbonate.
Cacing tanah mengeluarkan cairan selomic dari pori-pori dorsal sebagai
bentuk respon iritasi mekanis dan kimiawi, atau kondisi ekstrem panas
atau dingin.
Pada beberapa spesies seperti Megascolides australis, cairan dikeluarkan
pada ketinggian 10 cm dan pada Didymogaster sylvaticus dikeluarkan
pada ketinggian 30 cm. Cairan dikeluarkan saat ada predator.
ALIMENTARY CANAL/USUS
Alimentary canal cacing tanah dasarnya sebuah perpanjangan tabung dari mulut
ke anus, yang berdifrensiasi menjadi buccal cavity, Faring, oesophagus, gizzard,
dan intestine. Sebagian besar cacing air tidak memiliki gizzard/lambung.
1. Buccal cavity
Letaknya dekat dengan mulut, biasanya ada di segmen pertama dan kedua.
Dilengkapi dengan satu atau dua diverticula atau evaginasi.
Epitelium buccal cavity tidak bersilia, kecuali pada kejadian tidak
biasanya di diverticulum dorsal dan pada cacing sangat muda memiliki
epitelium bersilia pada permukaan ventral.
Epitelium pada umumnya tebal, kecuali pada bagian bersilia.
2. Faring
www.bioearthworm.wordpress.com Page 16
Faring memiliki pharingeal glands atau kelenjar faring.
Cacing tanah menggunakan faring sebagai pompa, yang merupakan
kontraksi otot ketika partikel makanan masuk ke mulut
3. Oesophagoes
Pada bagian posterior akhir dari oesophagus adalah crop, yang terletak di
depan gizzard.
Konstraksi otot dari gizzard akan merespon makanan dengan
mengeluarkan partikel mineral.
5. Intestine
www.bioearthworm.wordpress.com Page 17
Tubuh cacing tanah terdiri dari segmen-segmen dan memiliki struktur organ-
organ sederhana, yang membuat cacing tanah dapat beradaptasi dengan baik pada
lingkungannya. Cacing tanah tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan.
Namun, cacing memiliki otot pada tubuhnya. Otot tubuh yang memanjang dan
otot tubuh yang melingkar serta tebal dapat membantu pergerakan. Jika
diperhatikan hewan ini terlihat sangat lemah, namun tidak demikian “hewan ini
relatif kuat, karena susunan otot yang melingkar dan memanjang tadi cacing dapat
menembus tanah”.
Cacing dapat mendorong suatu benda atau batu kecil yang bobotnya 60 kali lebih
berat dari tubuhnya sendiri. “Dapat dibayangkan betapa kuatnya, jika seorang
laki-laki yang beratnya 50 kg dapat mendorong suatu benda yang memiliki berat
50 kg x 60 = 3000 kg / 3 ton”. Saat cacing menembus tanah, sebagian tanah akan
didorong ke arah samping. Bila tanah tidak dapat didorong, tanah tersebut akan
dimakannya dan akan disemburkan keluar lewat mulut atau dikeluarkan bersama-
sama kotorannya lewat anus.
Permukaan tubuh cacing tanah selalu licin. Licinnya tubuh cacing disebabkan
karena adanya lendir. Lendir dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada
lapisan epidermis pada kulit. Lendir diproduksi untuk melapisi permukaan seluruh
tubuh cacing. Dengan adanya lendir, cacing dapat mudah bergerak di tempat-
tempat kasar (misalnya : pada daun-daun, ranting-ranting, tanaman yang gugur).
Selain itu lendir juga digunakan untuk memperlicin saluran atau lubang didalam
tanah, agar cacing lebih leluasa bergerak.
Cacing tanah tidak memiliki organ khusus untuk mempertahankan diri dari
serangan musuhnya. Dengan lendir cacing tanah menjadi sangat licin, sehingga
musuh-musuhnya sukar untuk menangkapnya. Secara tidak langsung lendir dapat
digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan predator
www.bioearthworm.wordpress.com Page 18
SISTEM PEREDARAN DARAH CACING TANAH
Cacing memiliki 3 pembuluh darah utama yaitu satu dorsal dan dua ventral, yang
diperpanjang hingga hampir ke seluruh tubuh, yang bergabung di setiap segmen
oleh pembuluh darah dengan cincin peripheral dari selom dan dinding tubuh.
Pembuluh ventral, lebih sempit dari pembuluh dorsal, letaknya dibawah usus, dan
dibatasi oleh mesentery dan pembuluh subneural lebih kecil dari pembuluh
ventral. Terletak di bawah tali saraf ventral, yang tertutup sepanjang tubuhnya.
Beberapa spesies tidak memiliki pembuluh subneural, tetapi banyak cacing tanah
(kecuali Megascolecidae) mempunyai dua pembuluh dekat tali saraf ventral
sepanjang tubuhnya (Latero neural).
www.bioearthworm.wordpress.com Page 19
Beberapa commissures anterior mengalami pembesaran, memiliki kontraktil, dan
memiliki jantung semu, Lumbricus memiliki lima pasang jantung, tetapi beberapa
spesies ada yg memiliki jantung lebih banyak atau kurang, sebagai contoh cacing
Megascolecidae memiliki 2-5 pasang jantung.
Dinding tubuh memiliki capillary yang mengikuti ikatan otot dan akhirnya
terhubung dengan pembuluh subneural lewat commisures oesophageal-subneural
pada bagian depan tubuh, atau lewat commisurres dorso-subneural pada bagian
belakang tubuh.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 20
SISTEM RESPIRASI CACING TANAH
Respirasi cacing tanah dengan permukaan tubuh. Permukaan tubuh cacing harus
selalu terjaga kelembabannya.
Kelembaban diatur oleh kelenjar mucus dari epidermis yang mana pada pori
dorsal mengeluarkan cairan selom dan mengekresikan nephridial dari
nephridiapore.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 21
SISTEM PENCERNAAN CACING TANAH
Keterangan :
a = prostomium
1 = Jantung 5 pasang
b = mulut
c = faring 2 = Pembuluh darah
d = esophagus
3 = Selom
e = tembolok
f = lambung otot 4 = Simpul saraf anterior (otak)
g = usus halus
5 = Simpul saraf ventral (bawah)
6 = Tali saraf
www.bioearthworm.wordpress.com Page 22
Skema sistem pencernaan cacing tanah :
1 2 3 4 5
makanan ------prostomium------mulut--------faring------esofagus-------tembolok
6 7 8 9 10
www.bioearthworm.wordpress.com Page 23
Diagram alir sistem pencernaan cacing tanah :
Makanan
Mulut
Esophagus
www.bioearthworm.wordpress.com Page 24
SISTEM REPRODUKSI CACING TANAH
Organ reproduksi
Namun, untuk mendapatkan keturunan, seekor cacing dewasa harus kawin dengan
cacing lainnya. Walaupun, memiliki dua macam alat reproduksi dalam satu tubuh.
Jika seekor cacing tidak kawin dengan cacing dewasa lain maka tidak dapat
melakukan reproduksi.
Lubang genital jantan dan betina untuk eksterior (bagian luar), dibagian ventral
(bawah) tubuh/ di latero ventral tubuh. Lubang jantan pada cacing lumbricus ada
di tubuh bagian latero ventral tubuh di segmen 15 atau di segmen 13. Setiap
lubang di beberapa spesies dilindungi oleh bibir atau papila glandular ( khusus di
segmen organ genital/kelamin). Kedua lubang jantan dan prostat dilindungi oleh
papila yang langsung membuka ke permukaan. Lubang jantan dan prostat kadang-
kadang bergabung sebagai satu saluran seminal grooves yang terletak di sisi
permukaan ventral tubuh (bawah perut).
Biasanya cacing tanah memiliki dua pasang atau lebih lubang spermathecal,
maksimal 7 pasang di beberapa spesies. Lubang spermateca biasanya ada di posisi
intersegmental, seringnya di lateroventral, kadang-kadang tertutup ke garis
pertengahan dorsal.
info:
Cacing tanah memiliki alat kelamin jantan dan betina pada satu tubuh
(hermaphrodite). Tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri. Dari
perkawinan masing-masing cacing tanah akan menghasilkan satu kokon yang
berisi telur.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 25
Proses kawin cacing tanah :
www.bioearthworm.wordpress.com Page 26
6. Perkawinan berlangsung selama beberapa jam, dan setelah masing-masing
menerima spermatozoa kedua cacing saling berpisah.
7. Pada saat akan melepaskan diri, klitelum membentuk selubung kokon, yang
bergerak kea rah mulut, dan bertemu dengan lubang saluran telur.
8. Telur-telur kemudian keluar dari lubang tadi dan masuk ke dalam selubung
kokon, kemudian selubung kokon bergerak ke arah mulut.
9. Saat melewati lubang penerima sperma, masuklah spermatozoa ke dalam
selubung kokon dan terjadilah pembuahan telur oleh spermatozoa.
10. Selubung kokon terus bergerak ke arah mulut hingga terlepas dari cacing
tanah dan membentuk kokon.
11. Pada saat pemisahan spermatozoa, sebuah celah semen terbentang dari
gonofor jantan sampai klitelum dan terlihat seperti benang. Celah semen
merupakan bagian dari dinding luar tubuh yang melekuk ke dalam akibat dari
terbentuknya pori-pori oleh kontraksi otot yang terbentang pada lapisan otot
longitudinal.
12. Kontraksi otot longitudinal menimbulkan kontraksi memendek dan relaksasi
memanjang. Adanya kontraksi longitudinal membuat cairan sperma dari
gonofor jantan menuju daerah klitelum.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 27
Kokon mengandung albumin yang diproduksi oleh kelenjar klitelum, ovum, dan
spermatozoa yang disalurkan ke dalamnya ketika melewati pembukaan
spermateka. Kokon terus dibentuk sampai cairan sperma habis. Kokon berbentuk
lonjong dan besarnya ⅓ kali besar kepala batang korek api. Kokon diletakkan di
tempat lembab dan akan menetap dalam waktu 14 s/d 21 hari. Setiap kokon akan
menghasilkan cacing sebanyak 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor.
Diperkirakan 100 cacing dewasa dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu
satu tahun. Cacing mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan. Setiap cacing dewasa
dapat menghasilkan satu kokon setiap 7-10 hari. Umur cacing tanah 2-6 tahun.
www.bioearthworm.wordpress.com Page 28
TAKSONOMI CACING TANAH
Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah karena tidak memiliki tulang
belakang (vertebrae), umumnya disebut invertebrata. Cacing tanah dimasukkan
dalam kelompok atau filum Annelida. Annelida berasal dari kata Annulus yang
berarti cincin. Tubuh cacing tanah terdiri dari cincin-cincin atau segmen-segmen.
Filum Annelida terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Oligochaeta dan kelas
Polychaeta. Oligochaeta memiliki banyak seta dan Polichaeta memiliki seta yang
sedikit. Cacing tanah memiliki rambut yang keras dan pendek pada setiap
segmennya. Rambut yang keras dan pendek disebut seta.
Cacing tanah banyak ditemukan di daratan dan lautan, kelas polychaeta banyak
hidup di lautan dan kelas oligochaeta contohnya Lumbricus terretris banyak hidup
di daratan. Lumbricus terrestris disebut night crawler karena cacing ini banyak
berkeliaran dan merayap pada malam hari untuk mencari makanan, dan
bersembunyi di lubangnya pada siang hari, dan hidup pada tempat yang lembab.
Cara identifikasi cacing tanah dibagi dua yaitu identifikasi secara kasar dan
identifikasi secara detail.
Indentifikasi secara kasar dengan cara melihat bentuk luar tubuh cacing tanah dan
identifikasi secara detail dapat dilakukan dengan melihat organ atau jaringan
secara mikroskopis.
Misalnya :
Misalnya :
www.bioearthworm.wordpress.com Page 29
Tahap-tahap identifikasi
Setiap kingdom dibagi menjadi kelompok kecil yang disebut filum, Dan setiap
filum dibagi lagi menjadi kelompok kecil yang diberi nama Kelas, Sebuah Class/
kelas dibagi lagi menjadi ordo yang memiliki banyak Famili.
Sebuah Famili terdiri dari banyak genus dan setiap genus memiliki banyak
spesies. Kelompok terkecil dalam hirarki taksonomi adalah spesies.
Tingkatan Taksonomi :
Kingdom
Phylum
Class
Order
Famili
Genus
Spesies
www.bioearthworm.wordpress.com Page 30
Contoh klasifikasi cacing tanah dari spesies Lumbricus dan Aporrectodea:
www.bioearthworm.wordpress.com Page 31