PENDAHULUAN
Mollusca berasal dari bahasa Latin, Mollucus yang berari lunak. Mollusca berarti
hewan yang memili tubuh lunak. Mollusca mencakup hewan-hewan yang bersifat
triploblastik celomata dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh Mollusca yang lunak
sebagai ciri utama dari hylum ini umumnya dilindungi oleh suatu cangkang yang keras.
Mollusca dapat ditemukan di darat, air tawar, maupun air laut. Ukuran tubuh Mollusca
sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya hanya beberapa millimeter hingga cumi-
cumi raksasa yang dapat mencapai panjang 18 meter. Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi
walaupun bentuk dasarnya bersifat simetri bilateral.
Dalam sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yakni
Gastropoda, cephalooda, Bivalvia, Scaphopoda. Pembagian ini didasarkan pada ciri
morfologi, anatomi dan fisiologis dari hewan-hewan tersebut. Masing-masing kelas tersebut
memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas yang lain.
Mollusca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam
kehidupan. Beberapa spesies dari phylum ini menjadi sumber protein bagi manusia. Selain
itu, Mollusca dapat menjadi hama bagi pertanian dan menjadi inang bagi beberapa cacing
parasit yang sangat merugikan bagi manusia (Kimball, 1999).
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka perlu untuk menyusun suatu
tulisan yang berisi uraian mengenai phylum Mollusca dari berbagai aspek, baik dari segi
ciri, istem fisiologis, klasifikasi maupun peranannya dalam kehidupan. Hal ini ditujukan
sebagai acuan dalam mempermudah pemahaman terhadap phylum ini.
1. Dapat mendeskripsikan ciri khas hewan anggota filum Mollusca secara lengkap.
2. Dapat menjelaskan habitat hewan anggota filum Mollusca berdasar struktur
tubuhnya.
3. Dapat melakukan identifikasi terhadap anggota-anggota Mollusca berdasar ciri
morfologi dan anatomi.
4. Dapat menganalisis struktur tubuh dari bermacam-macam anggota Mollusca
berdasar sistem yang menyusun tubuhnya.
5. Dapat menjelaskan fungsi organ-organ tubuh berdasar strukturnya.
6. Dapat melakukan identifikasi tipe-tipe cangkang banggota filum Mollusca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh Mollusca terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kaki, massa viseral, dan mantel,
dapat berupa cangkang/cangkok. Seperti yang Anda lihat, anggota hewan ini mempunyai
cangkang/cangkok luar mengandung kapur (kalsium karbonat) yang dapat melindungi tubuhnya.
Tetapi ada beberapa jenis yang tidak memiliki cangkok. Cangkok tersebut merupakan mantel,
yaitu lapisan jaringan organ-organ viseral dan membentuk rongga mantel terletak pada insang
atau paru-paru, lubang saluran pencernaan. Sistem saraf Mollusca terdiri atas cincin saraf,
memiliki esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan Mollusca lengkap
terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca ini juga termasuk hewan
hermaprodit, yaitu mempunyai alat kelamin jantan dan betina dalam satu individu (berumah
satu), tetapi ada juga yang alat kelaminnya terpisah (berumah dua). Oleh sebab itu, cara
reproduksinya dengan cara fertilisasi internal. Phylum Mollusca bisa diklasifikasikan ke dalam 5
kelas, yaitu Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda (Jasin, 1984).
Contoh spesies dari kelas Scaphophoda adalah siput gading (Dentalium vulgare). Hewan-
hewan yang termasuk dalam kelas Scaphopoda menghabiskan kehidupan dewasanya dengan
membenamkan diri diri dalam pasir. Mereka makan dengan cara menyaring organism kecil yang
ikut brsama aliran air melalui lubang di ujung cangkang yang muncul keluar dari pasir. Contoh
hewan kelompok cephalopoda adalah nautilus, cumi-cumi (Loligo indica), sotong (Sepia
officinalis), dan gurita (octopus) (Kimball, 1999).
Gambar 2.3 Gastropoda (Marshall, 1972)
Bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella sp.), dan siput air tawar (Lymnaea javanica)
termasuk dalam kelas Gastropoda. Gastropoda mempunyai rumah berbentuk spesial dan kaki
untuk merayap, bentuk kepala jelas, serta memiliki tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi)
terdapat redula (pita bergigi). Hewan ini menggunakan insang, paruparu, atau keduanya sebagai
alat pernapasan. Larvanya trokofor bersilia. Hidup di lumut air tawar dan darat. Kelaminnya
terpisah atau hermafrodit, ovipar, dan ovovivipar. Anggota dari kelas gastropoda adalah bangsa
siput yaitu achatina Fulica (bekicot), Pila ampulacea (siput sawah), Conus sp. dan Cypraea sp.
Contoh hewan kelas Pelecypoda adalah tiram (Ostrea sp.), ketam (Anodonta sp.), dan
remis (Buccinus sp.). Pelecypoda merupakan Mollusca berkatup dua (pengapit) sehingga
tubuhnya tertutup antara katup kanan dan katup kiri yang terpaut di bagian dorsal. Kepalanya
tidak tampak, tubuh pipih lateral, serta kaki berotot dan pipih ventrolateral yang berfungsi
menggali pasir atau lumpur. Kelaminnya terpisah (hermafrodit) dan perkembangannya melalui
larva. Anggota dari pelecypoda terkenal sebagai penghasil mutiara. Meski tak semua anggotanya
sebenarnya bisa menghasilkan mutiara. Contoh dari pelecypoda antara lain Anadonta (kerang air
tawar), Pinctada margaritivera (kerang mutiara), dan Tridacna maxima (kima raaksasa).
Cephalopoda (Yunani: kephale yang berarti kepala, dan podos artinya kaki) adalah kelas
dari Phylum Molluca yang memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini merupakan kelas
dengan tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang
terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf yang berkembang
baik berpusat di kepala. Kelompok ini memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal
seperti kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar
di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh spesies dari kelas Cephalopoda adalah cumicumi
(Loligo pealii).
BAB III
METODOLOGI
Alat :
1. Media gambar
2. Mikroskop stereo
3. Loupe
4. Gelas arloji
5. Seperangkat alat bedah
Bahan :
1. Media asli berupa hewan segar yaitu bekicot (Achatina fulica), kerang (Anadara sp),
cumi-cumi (Loigo sp. atau Sepia sp).
Kelas Amphineura
Morfologi luar
Morfologi dalam
Kelas Scaphopoda
Morfologi luar
Morfologi dalam
Kelas Gastropoda
Morfologi luar
Morfologi dalam
Kelas Pelecypoda
Morfologi luar
Diamati cangkang yang terdiri atas dua katup dan di amati kedua
ujung kerang bagian anterior dan posteriornya
Kelas Cephalopoda
Morfologi luar
Morfologi dalam
Praktikum Literatur
Chiton
Sumber : hydrasystemsllc.com
Pada gambar diatas terlihat adanya perbandingan antara gambar pengamatan dan literatur.
Banyak bagian pada literatur yang tidak terlihat karena yang teramati hanya morfologinya, serta
awetan tersebut tidak begitu jelas bagian-bagiannya.
Achatina fulica
Sumber : biozoomer.com
Pada gambar diatas terlihat adanya perbandingan antara gambar pengamatan dan literatur.
Banyak bagian pada literatur yang tidak terlihat karena yang teramati hanya morfologinya.
Tubuh terdiri atas kepala, kaki dan massa jerohan (visceral) dan dilindungi oleh cangkang dari
bahan kapur yang kuat. Warna cangkang yang terlihat pada pengamatan bewarna coklat dengan
pola garis – garis gelap di permukaannya. Pada kepala terdapat dua pasang tentakel. Mulut
terletak di bagian kepala tepat di bawah tentakel.
Sumber: http://www.biologipedia.com
Pada pengamatan berikutnya, praktikan mengamati kerang yang termasuk dalam termasuk
Phylum Mollusca kelas Lamellibranchiata (pelichipoda. Kerang memiliki cangkang kerwarna
putih susu. Menurut literature, cangkangnya memillliki tiga lapisan yaitu: a) lapisan luar tipis,
hampir berupa bahan seperti kulit, hanya lebih keras dan disebut periostrakum (periostracum),
yang melindungi; b) lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat, dan; c) lapisan
dalam (Nakreas) terdiri dari mother of pearl, dibentuk oleh selaput mantel dalam bentuk lapisan
tipis.
Anadara sp.
Sumber : stanford.edu
. Setelah cangkang dibuka, terdapat bagian dorsal dan ventral. Pada bagian dorsal terdapat gigi
sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua katup. Adanya
ligamen sendi, yang berfungsi untuk menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup
sebelah ventral. Kerang bernafas dengan menggunkan insang yang berjumlah empat berbentuk
lebar agak tipis, terdapat dua di kanan dan dua di kiri. Respirasi terjadi di dalam insang dan
permukaan mantel. Dalam praktikum ini, praktikan tidak menemukan organ dalam kerang
seperti: jantung, usus, hati, dan anus. Dikarenakan kurang ketelitian praktikan dalam melakukan
pengamatan anatomi pada kerang tersebut.
Morfologi cumi-cumi
Sumber: http://ffreakysun.com
Anatomi cumi-cumi
Sumber: http://zee-marine.com
Pengamatan pada kelas cephalopoda yaitu pada cumi-cumi (Loligo sp.) umumnya tidak mempunyai
cangkang luar, hewan ini juga mempunyai bentuk morfologi tubuh yang lunak juga mempunyai 8-10
buah tentakel dimana dua buah tentakel yang panjang digunakan untuk dapat menangkap mangsanya
dengan menngunakan sucker yang ada pada ujung tentakelnya. Pada bagian sekitar lehernya juga
terdapat suatu organ yang menyerupai pipa yang disebut sifon yang berfungsi untuk mengeluarkan zat
sisa metabolisme, menyemburkan tinta hitamnya untuk menghadapi musuhnya.
Chiton bergerak dengan cara merayap sangat lambat karena disebabkan oleh gerakan
bergelombang otot kaki . Bagian yang digunakan untuk melekat pada substrat adalah kaki dan
gelang. Pada dasarnya kaki digunakan untuk melekat namun apabila ia diganggu, maka gelang
yang berperan juga untuk melekat.habitatnya di bawah laut. Chiton berlindung dari predatornya
dengan cara menggulung diri seperti bola sebagai pertahanan diri, atau merayap pada batu
karang yang bersudut-sudut tajam dan runcing. Hewan ini memiliki cangkang yang susunannya
bertumpuk-tumpuk seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan. Pada mulutnya
dilengkapi dengan lidah parut atau radula (Sugiri, 1989).
Dentalium hidup membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang bersih di laut
dangkal tetapi beberapa jenis spesies terdapat pada kedalam 1.850 m. Hewan ini juga memiliki
cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 s.d
5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk
menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan
kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin
terpisah.Kaki dan kepala Scaphopoda yang kecil berbentuk seperti probosis, pada kepala terdapat
mulut dan captacula, tetapi tidak ada mata dan tentakel pada alat indera. Captacula berbentuk
filamaen yang kontraktil, dan pada ujungnya terdapat pentolan yang adhesif. Fungsi captacula
untuk menangkap makanan. Makanannya adalah organisme mikroskopis, terutama foraminifera
yang berda di sekitarnya. Dentalium melakukan respirasi dibantu oleh mantel. Mantel
membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang
eksresi dan anus (Brotowijoyo, 1989).
Bekicot bergerak dengan menggunakan otot tunggal tebal yang berfungsi sebagai
semacam kaki. Gelombang kekuatan pada otot itu bergerak ke bagian sisi bawah kaki,
mengangkat bagian tubuh, dan menggerakkannya ke arah depan. Pada waktu berjalan, bekicot
mengeluarkan cairan berlendir. Lendir itu berasal dari kelenjar-kelenjar kecil yang ada pada
kakinya. Cairan yang keluar itu membantu bekicot berjalan dengan mudah (Barnes, 2002).
Bekicot bukan merupakan hewan diocius karena bekicot termasuk golongan hewan
hemafrodit yang artinya terdapat dua kelamin dalam satu individu. Hemaprodit adalah keaadaan
dimana organisme yang bersangkutan dapat memiliki 2 alat seksual. Hemaprodit ini terbagi dua
yaitu hemaprodit sejati dimana organismenya benar-benar memiliki organ jantan dan betina di
dalam tubuhnya contohnya seperti pada cacing tanah. Hemaprodit Time slap dimana individunya
secara bergantian bisa jadi jantan lalu betina di waktu yang berbeda. Sedangkan diocius adalah
golongan hewan yang memiliki kelamin jantan dan betina yang terpisah. Bekicot tidak
memerlukan pasangan dalam melakukan perkawinan karena bekicot memiliki alat reproduksi
jantan dan betina yang bergabung dalam satu tempat atau disebut ovetestes (Rusyana, 2011).
Cara yang dilakukan bekicot agar mampu bertahan hidup di daerah kering yaitu dengan
menggali ke dalam tanah untuk menjauh dari udara kering. Kemudian apabila udara sudah
terlalu panas maka bekicot akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan hibernasi yang
sangat panjang. Bekicot juga memiliki fakta lain, seperti ia kebanyakan akan aktif pada malam
hari karena pada malam hari suhu di lingkungan akan lebih dingin dan lembab. Hal tersebut juga
mencegah agar bekicot tidak terkena sinar matahari langsung (Dharma, 1998).
Kerang tidak mempunyai radula. Kerang memperoleh makanan dari partikel-partikel
organik yang terbawa oleh air melalui sifon ventral, kemudian oleh gerakan silia yang terdapat
pada palpus labialis partikel makanan tersebut dibawa ke mulut. Posisi yang terletak dengan
dekat lambung terdapat kelenjar pencernaan yaitu hati yang akan mensekresikan cairan
pencernaan untuk selanjutnya diberikan ke lambung melalui suatu saluran. Feses yang keluar
dari anus akan dikeluarkan dari tubuh bersama aliran air yang menuju ke sifon dorsal (Kastawi,
2005).
Fertilisasi telur pada terjadi secara eksternal di mana sperma dan sel telur akan bertemu
di dalam air. Spermatozoa dan sel telur akan bertemu di dalam air. Telur yang terbuahi
berkembang menjadi larva yang disebut trochophore, yang nantinya akan berenang mengikuti
arus dan menempel di suatu tempat sebelum mulai membentuk cangkang (Jasin, 1984).
Terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar, terbentuk akibat irritant dan
masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada prinsipnya, mutiara terbentuk karena
adanya bagian epithelium mantel yang masuk ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian
epithelium mantel ini bertugas mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam
cangkang kerang disamping membentuk keseluruhan cangkang. Teory irritant mengungkapkan
bahwa pada suatu saat bagian ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini
dimungkinkan karena kerang akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk
menyerap makanan. Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga
mantel. Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat masuknya
cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya kemudian berpindah ke
organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga mantel. Cacing ini tanpa sengaja
membawa bagian epithelium yang ada di permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam
rongga mantel, maka cacing ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara
dan akhirnya terbentuklah mutiara. Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium
yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah sebelumnya
membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah masuknya partikel padat ke
dalam rongga mantel (Winanto, 2004).
Organ yang berperan dalam pergerakan cumi-cumi adalah tangan dan tentakel. Tubuh
cumi-cumi dibedakan atas kepala leher dan badan. Di depan kepala terdapat mata yang besar dan
tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di dekat kepala terdapat
sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke belakang,
sifon akan menyemburkan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke belakang.
Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya. Cumi-cumi menghisap
air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluiar melalui suatu
pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh
karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi
pergerakannya (Dharma, 1998).
Cumi-cumi akan melindungi diri dari mangsanya dengan cara mengeluarkan cairan atau
tinta hitam jika ia dalam bahaya. Tinta ini akan mengagetkan si pemangsa dan mengalihkan
perhatianya. Hal ini bisa kita lihat ketika kita membeli cumi-cumi di pasar. Disana akan terlihat
bekas tinta hitam yang menempel pada tubuhnya. Ini mendakan bahwa cumi-cumi tersebut
mengeluarkan tinta sebelumnya, karena ia berada dalam keadaan berbahaya (Dharma, 1998).
BAB V
KESIMPULAN
Mollusca berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca
adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak. Angota dari filum Mollusca
memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam, dari berbentuk silindris seperti cacing dan tidak
mempunyai kaki maupun cangkang , sampai bentuk irri bulat tanpa kepala dan tertutup dua irrig
cangkang besar. Filum Mollusca dibagi menjadi 5 kelas : Gastropoda, Chepalopod, Pelecypoda,
Amphineura dan Scaphopoda.
SARAN
Pada praktikum yang telah dilakukan, terdapat kendala pada pengamatan, seperti waktu
yang kurang lama untuk melakukan observasi, nama spesies awetan yang tidak lengkap, bahan
yang sulit didapatkan, dll, oleh karena itu hasil yang didapatkan tidak begitu maksimal. Adanya
kendala tersebut, maka diharapkan kedepannya dilakukannya praktikum yang lebih efisien, lebih
baik lagi, agar didapat hasil yang maksimal dengan beberapa perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, R.D. 2002. Invertebrate Zoology Fourth Edition. New York : Sounders Collage
Publishing.
Brotowijoyo, Mukayat, D. 1989. Zoology Dasar. Jakarta : Erlangga
Dharma, B. 1998. Indonesian Shells. Jakarta : Sarana Graha.
Jasin, Maskuri. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Avertebrata. Surabaya : Sinar.
Jasin, Maskuri, 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya. Surabaya.
Kastawi,Yusuf.2005.Zoologi Avertebrata.Malang: UM Press.
Kimball, J.W., 1999. Biologi Jilid III Edisi V. Erlangga. Jakarta.
Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Macmillan Press LTD. London.
Romimohtarto, K., 2007. Biologi laut. Djambatan. Jakarta.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta
Sugiri, N., 1989. Zoologi Avertebrata II. IPB. Bogor.
Winanto, T. 2004. Memproduksi Benih Tiram Mutiara. Jakarta : Penebar Swadaya