Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

FILUM MOLLUSCA

Anggota kelompok:

Wahyuning Dwi Putri 1808531028


Rahmat Cipto Silalahi 1808531029
Ni Luh Made Yuana Pramesti 1808531030
Stefanny 1808531032
G. A. P. Intan Pandini 1808531033
Mediana Ayuning P. P. 1808531034
Agustina B. Inggirik 1808531035

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang
setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah
35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Mollusca hidup di laut, air tawar, payau,
dan darat. Mollusca mencakup hewan-hewan yang bersifat triploblastik
celomata dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh Mollusca yang
lunak sebagai ciri utama dari phylum ini umumnya dilindungi oleh suatu
cangkang yang keras. Mollusca memiliki sifat kosmopolit , dimana hewan-
hewan ini memiliki daerah persebaran yang sangat luas. Mollusca dapat
ditemukan di darat, air tawar, maupun air laut, dengan persebaran yang
sangat luas tersebut, Mollusca menjadi phylum dengn anggota spesies
terbesar kedua setelah Arthropoda.
Dalam sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima
kelas, yakni, Gastropoda, Cephaloda, Bivalvia, Scaphopoda, dan
Amphineura. Pembagian ini didasarkan pada ciri morfologi, anatomi dan
fisiologis dari hewan-hewan tersebut. Masing-masing kelas tersebut
memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas
yang lain. Mollusca memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan, terutama dalam kehidupan. Beberapa spesies dari phylum ini
menjadi sumber protein bagi manusia. Selain itu, Mollusca dapat menjadi
hama bagi pertanian dan menjadi inang bagi beberapa cacing parasit yang
sangat merugikan bagi manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah karakteristik dari beberapa spesies Mollusca ?
2. Bagaimanakah keanekaragaman spesies Mollusca yang
ditemukan di Pantai Mertasari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik beberapa spesies Mollusca.
2. Untuk mengetahui keanekaragaman spesies Mollusca yang
ditemukan di Pantai Mertasari.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan mengenai karakteristik Mollusca pada umumnya
dan karakteristik beragam spesies Mollusca yang didapat pada khususnya.
II. Tinjauan Pustaka
Mollusca berasal dari bahasa latin molluscus yang artinya lunak.
Mollusca adalah hewan triploblastik slomata yang bertubuh lunak. Mollusca
hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Beberapa Mollusca memiliki
cangkang. Filum Mollusca merupakan filum terbesar kedua setelah Artropoda.
Secara umum pengertian Mollusca adalah kelompok hewan yang bersifat
tripoblastik slomata dan invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler.
Istilah Mollusca berasal dari bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti
lunak. Mollusca termasuk dalam hewan yang lunak baik yang dengan cangkang
ataupun tanpa cangkang. Seperti dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput,
kiton, dan cumi-cumi serta kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang
terbesar kedua dari kerajaan binatang (Animalia) setelah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis
yang dalam bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan darat.
Habitat Mollusca dapat berada di palung benua laut sampai pegunungan yang
tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita.
Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi
(malacology). Ciri-ciri umum Mollusca yaitu, mempunyai bagian tubuh yang
lunak dengan dilapisi oleh bagian kulit yang keras, golongan hewan yang tidak
bertulang belakang, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, hidup di air laut,
payau hingga tawar/daratan, muncul dari zaman Cambrium hingga sekarang,
tubuh mollusca terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
Kaki, adalah penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki
Mollusca berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis
Mollusca kaki digantikan dengan tentakel yang berfungsi dalam menangkap
mangsa. Massa Viseral, adalah bagian tubuh yang lunak tempat terdapatnya
organ-organ tubuh. Massa yang dselubungi oleh jaringan tebal yang disebut
dengan mantel. Mantel, adalah bagian yang menyelubungi dan melindungi
massa viseral. Pada mantel terdapat rongga cairan yang merupakan tempat
lubang insang, anus dan cairan hasil ekskresi. Mantel dapat mensekresikan
komponen yang membentuk cangkang.
III. Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan kali ini adalah dengan metode eksploratif atau jelajah yang
dilakukan pada 16 November 2019, bertempat di Pantai Mertasari, Sanur,
Bali yang dimulai dari pukul 06.00-08.30 WITA. Beberapa spesies hewan
yang diambil merupakan hewan-hewan yang hidup di laut baik di pesisir
pantai maupun yang berada pada kedalaman satu meter dari permukaan laut
dan di darat.
3.2 Cara Kerja
Prosedur pengamatan objek serta pengambilan data pada pengamatan
ini adalah menggunakan metode jelajah, dengan menyusuri bibir pantai
Mertasari, Sanur, Bali. Pantai Mertasari ditentukan sebagai lokasi
pengamatan yang diperkirakan sebagai habitat dari berbagai macam spesies
hewan invertebrata. Jalur pangamatan dibatasi sekitar 100 meter di area
bibir pantai Mertasari. Pencatatan jumlah spesies invertebrata yang
ditemukan dilakukan untuk pendataan spesies. Spesies invertebrata yang
ditemukan diambil dengan menggunakan pinset dan sekop yang sudah
disiapkan, kemudian memasukkan sampel yang ditemukan ke dalam toples
atau kantong plastik, membersihkan sampel yang ditemukan, lalu
memasukkan sampel yang ditemukan ke dalam toples kaca yang telah
berisi air dan formalin serta menutupnya dengan rapat.Pendataan
dilanjutkan di laboratorium yang kemudian disusul dengan identifikasi
spesies.
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil

Klasifikasi
1. Lunella cinerea 1 Kingdom : Animalia
2 Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Vetigastropoda
Famili : Turbinidea
Genus : Lunella
Gambar bagian dorsal
Species : Lunella cinerea
(Barnes, 1980)

Keterangan
3
1. Apex
2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Lunella cinerea mempunyai ukuran panjang 2,5-3,5 cm. Cangkang padat,
umbilicate memiliki bentuk globose yang tertekandengan pahatan spiral yang kuat.
puncak menara tumpul. kelima lingkaran adalah irat spiral, dan dengan lirula di celah.
berwarna coklat kehijauan, lunella cinerea hidup di daerah subtropik.
Dimensi cangkang Lunella cinerea pada area limbah rumah tangga
memiliki nilai rata-rata tertinggi kedua setelah area peternakan. Hal ini disebabkan
karena tipe substrat berbatu, substrat dasar yang merupakan batu pipih dan batuan
kerikil merupakan lingkungan hidup yang baik bagi gastropoda, sehingga mempunyai
kepadatan dan keanekaragaman yang besar. ukuran cangkang Lunella cinerea sangat
besar dan paling padat populasi, hal ini diduga karena Lunella cinerea merupakan
pemakan detritus (deposit feeder) yang memanfaatkan endapan zat
organik/mikroorganisme sebagai makanan utama. (Tuhumury, 2013)
2. Asperitas bimaensis Klasifikasi
1
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
2
Class : Gastropoda
Ordo :
Famili :
Genus : Asperotas
Spesies : Asperitas bimaensis
(Tuhumury, 2013).
Gambar bagian dorsal Keterangan
1. Apex
3 2. Body Whorl
3. Operkulum

Gambar bagian ventral

Deskripsi

Panjang cangkang Asperitas bimaensis berukuran 2,8-3,7 cm. warnanya


coklat, camgkangnya padat. puncak menara tajam, hidup di air laut. Rumahnya
terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu sumbu. Arah
putaran dextral searah jarum jam (Tuhumury, 2013).
3. Cypraea annulus Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
2
Class : Gastropoda
3 Order : Littorinimorpha
Family : Cypraeidae
Genus : Cypraea
Species : Cypraea annulus
Gambar bagian dorsal (Linneaus, 1758)
Keterangan
4 1. Labial allus
5 2. Dorsal ring
3. Spire
4. Labial teeth
5. Posterior Canal
Gambar bagian ventral

Deskripsi
Cangkang Cypraea annulus berukuran panjang antara 15-20 mm yang pada
bagian dorsal memiliki permukaan halus, mengkilap serta berwarna putih kebiruan
dengan sepasang garis melengkung berwarna kuning keemasan berbentuk cincin.
Bagian lateral berwarna lebih pucat dan pada bagian bawah bergerigi kasar dengan
warna krem. Anatomi Cypraea annulus terdiri dari kepala, tentakel, mata, mantel,
papilla, kaki, sifon dan proboscis (Lorenz, 2002).
Cypraea annulus merupakan biota sesil yang umumnya melekat pada substrat
yang keras dan dapat bergerak dengan menggunakan kakinya. Makanan mollusca
ini berupa tanaman makrofita dan algae. Sistem reproduksi bersifat diocious atau
terpisah dan secara jelas dapat dibedakan. Habitat Cypraea annulus yaitu berada di
daerah pasang surut atau intertidal di area padang lamun bersubstrat pasir atau
lumpur serta di daerah terumbu karang (Katoh, 1989).
4. Cypraea boivinii Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
2 Order : Mesogastropoda
Family : Cypraeidae
Genus : Cypraea
Species : Cypraea boivinii
(Kiener, 1844)

Gambar bagian dorsal Keterangan


1. Labial allus
3 2. Spire
4 3. Posterior Canal
4. Labial teeth

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Cypraea boivinii memiliki cangkang yang mengkilap dan bertekstur halus
dengan warna cangkang hijau kecoklatan. Pada bagian bawah bertekstur kasar dan
bergerigi serta berwarna lebih terang dibandingkan dibandingkan bagian dorsalnya.
Cypraea boivinii merupakan mollusca yang hidup membentuk ekosistem bentik
yang ada di dasar laut maupun di air payau. Penyebaran spesies ini berada di sekitar
Laut Pasifik Tengah. Ukuran maksimal cangkang Cypraea boivinii bisa mencapai
3,5 cm. Siklus hidupnya yaitu embrio yang terbentuk setelah terjadi fertilisasi
kemudian berkembang menjadi larva trocophore plantonik dan kemudian menjadi
beludru reaja dan akan terus berkembang menjadi dewasa (Spingsteen and
Leobrera, 1986).
5. Cerithium alveolum Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
2
Class : Gastropoda
Order : Caenogastropoda
Family : Cerithiidae
Genus : Cerithium
Species : Cerithium alveolum
Gambar bagian dorsal (Hombron & Jacquinot, 1848).

Keterangan
1. Apex
3 2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi

Penyebaran Cerithium alveolum yaitu berada di zona literal laut neritik.


Siklus hidup nya setelah embrio terbentuk maka embrio akan berkembang menjadi
larva planktonik trocophore dan kemudian berkembang menjadi juvenil sebelum
akhirnya berkembang menjadi dewasa. Cangkang Cerithium alveolum memiliki
tekstur yang kasar dengan warna krem dan terdapat bintik-bintik berwarna hitam
yang megikuti alur cangkang. Ukuran Cerithium alveolum mencapai 1,5-2 cm
(Higo and Goto, 1999).
6. Trochus maculatus Klasifikasi
1 Kingdom : Animalia

2 Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Famili : Trochidae
Genus : Trochus
Spesies : Trochus maculatus
Gambar bagian dorsal
(Achyani, 2011).
Keterangan
1. Apex
3
2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Trochus sp. merupakan gastropoda yang bersifat herbivor dan memiliki
habitat alami yaitu terumbu karang di perairan Indo-Pasifik. Trochus sp.
merupakan makanan favorit di wilayah Asia dan Pasifik (Achyani, 2011). Biju
Kumar (2012) menyebutkan bahwa cangkang Trochus sp memiliki bagian
peripheral yang meluas. Tubuh Trochus sp melingkar dengan sisi yang konkaf,
bentuk columella panjang, melingkar dan berujung pada bagian akhir dari basal.
Bagian terluar bibir cangkang dan lubang halus, dan berwarna putih susu dengan
garis-garis kemerah-merahan.
Trochus sp. merupakan suatu herbivor dengan radula yang terdiri atas 150
gigi yang digunakan untuk memakan pakan yang ada pada substrat. Pakan
kesukaan umumnya yaitu Chlorophyceae dan Phaeophyceae. Terdapat 42 taxa
ditemukan dalam perut Trochus sp. yaitu Chrysophyta, Chlorophyta, Rhodophyta,
Cyanophyta, Foraminifera, dan suspended material yang tercampur dengan pasir
dan detritus (Rahmasari, 2015). Analisis pada saluran pencernaan menunjukkan
alga merah dalam jumlah yang sedikit dan deposit dasar seperti pasir dan sedimen
dalam jumlah yang besar (Supusepa, 2018).
7. Cellana radiata Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
1
2 Class : Gastropoda
Order : Patellogastropoda
Family : Nacellidae
Genus : Cellana
Species : Cellana radiata
Gambar bagian dorsal
(Fried, 2006).
Keterangan
3 1. Test
4
2. Row
3. Outer lip
4. Apex

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Tinggi dari rata-rata cangkangnya berbeda-beda yaitu antara 13 mm-45mm,
bagian ujungnya sering kali keluar dari bagian tengahnya dan sering pula usang.
Cangkangnya memiliki banyak macam , berbentuk seperti kerucut yang rendah dan
tipis, agak datar, punggungnya bergranular dengan beragam ketinggian. Warna dari
cangkangnya putih keabu-abuan hingga coklat, dengan rusuk berwarna hitam
dengan sembilan garis radial berwarna putih. Bagian interior berwarna putih
kepucatan dan warna-warni. Tanda dari dotnya terlihat kontras dengan warna abu-
abu gelap (Oemariati, 1990). Corak pada cangkang bagian dorsal terlihat sampai ke
cangkang bagian ventral (transparan). Permukaan cangkang yang dorsal kasar
sedangkan yang ventral halus. Apex tumpul, aperturenya halus. Biasanya hidup di
daerah pasang surut dengan cara menempel pada permukaan karang. Moluska ini
merupakan hewan herbivora dan dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Habitat dan
distribusi spesies ini tersebar di indo-pasifik dan bisa ditemukan menempel di
bebatuan (Ghiselin, 1964). Cellana radiata yang ditemukan di Pantai Mertasari
mempunyai besar cangkang 2-3,5 cm.
8. Drupa rubusidaeus Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1 Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Order : Neogastropoda
Family : Muricidae
Genus : Drupa
Species : Drupa rubusidaeus
Gambar bagian dorsal (Eernisse, 2007).
Keterangan
1. Cangkang
2. Outer lip
2

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Sering disebut juga drupa stroberi, adalah spesies siput laut, moluska
gastropoda laut dalam keluarga Muricidae, siput murex, atau siput batu. Cangkang
dorsalnya berwarna krem, cangkang ventralnya berwarna krem tua. Struktur
cangkang dorsal kasar sedangkan cangkang ventral halus (Lindner, 1977).
Cangkang dorsal mengandung zat kapur yang membuat cangkang tersebut sangat
keras dan digunakan sebagai tempat berlindung apabila ada ancaman dari luar,
selain itu ditambah lagi dengan adanya tonjolan seperti duri pada setiap ruasnya
yang total masing-masing berjumlah 22 sebagai alat tambahan untuk melindungi
diri. Ukuran rata-rata cangkang drupa stroberi ini adalah 20 mm – 60 mm. Habitat
dari hewan ini berada di permukaan laut, terutama yang dekat dengan terumbu
karang dan rumput laut (Dharma, 1988). Drupa stroberi yang ditemukan di Pantai
Mertasari berukuran 3-5,5 cm.
9. Meretrix meretrix Klasifikasi
1 2 Kingdom : Animalia
Filum : Molluska
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
Famili : Veneridae

3
Genus : Meretrix
Spesies : Meretrix meretrix
(Sjafaraenan, 2009)
Keterangan
1. Garis pertumbuhan
2. Periostrakum
3. Umbo

Deskripsi
M.meretrix memiliki cangkang berbentuk segitiga pipih. Permukaan
cangkang halus dan berkilau. Mempunyai bermacam warna dan pola di permukaan
luar cangkang yang licin, mulai dari putih, kecoklatan sampai coklat kehitaman,
cangkang bagian dalam berwarna putih. Mempunyai suatu lekukan mulai dari
daerah umbo sampai ke posterior dan pinggir bawah membulat. Tampak garis
konsentris yang sejajar, garis ini disebut sebagai garis pertumbuhan yang
menunjukkan masa pertumbuhan lamban atau tidak ada pertumbuhan. Garis ini
berselang seling dengan pita pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan cepat.
Semakin banyak garis dan pita pertumbuhan, maka makin tua umur hewan tersebut.
Bagian cangkang yang tua biasanya paling tebal, menonjol, letaknya pada bagian
persendiaan yang disebut umbo (Indraswari, 2014).
10. Lioconcha hiroglyphica Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroida
1 Famili : Veneridae

2 Genus : Lioconcha
Spesies : Lioconcha hiroglyphica
(Sjafaraenan, 2009)

Keterangan
1. Periostrakum
2. Umbo

Deskripsi
Memiliki cangkang yang berbentuk bulat telur trigonal dengan margin posterior
subtruncated dan margin bulat ventral serta anterior. Spesies ini memiliki distribusi Indo-
Pasifik Barat yang lebar. Katupnya cukup tebal dan menunjukkan garis-garis
pertumbuhan yang halus. Spesies ini memiliki berbagai variasi. Biasanya cangkangnya
memiliki garis zigzag biru-hitam hingga kecoklatan dan bercak cokelat-cokelat dengan
latar belakang putih umumnya. Interiornya putih (Samuel, 2017).
11. Terebra areolate Klasifikasi
Kingdom : Animalia
2 Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Terebrida
Famili : Terebridae
Genus : Terebra
Spesies : Terebra areolate
(Istiqlal, 2013)
Gambar bagian dorsal
Keterangan

3 1. Apex
1
2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Merupakan salah satu jenis hewan Mollusca yang termasuk dalam kelas
gastropoda yang ditemukan di laut. Siput laut ini memiliki cangkang yang
berbentuk kerucut spiral yang panjang dan pada bagian ujungnya runcing. Terebra
areolata memiliki cangkang yang berwarna merah kekuning-kuningan atau coklat
muda. Disepanjang tubuhnya terlihat adanya sekat-sekat berupa lingkaran-lingkaran
yang sangat jelas. Cangkang ini berfungsi sebagai alat perlindungan tubuh.
Cangkang siput laut ini memiliki tekstu yang licin (Riniatsih, 2009).
12. Aplysia sp. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1
Phylum : Mollusca
2
Class : Gastropoda
Order : Aplisiacea
Family : Aplysiidae
Genus : Aplysia
Spesies : Aplysia sp.
(Chase, 2002).

Keterangan
1. Badan
2. Kaki

Deskripsi
Aplysia adalah hewan hermaprodit. Ketika musim kawin tiba mereka
membentuk rantai perkawinan (daisy chain) yang terdiri 3 atau lebih jenis Aplysia yang
sama dan melakukan pembuahan secara bersama-sama. Aplysia mempunyai kantung
tinta seperti Octopus. Kantung tersebut berada di dalam rongga mantel. Satu berada di
atas rongga mantel di atas insang yang biasanya mensekresi cairan yang berwarna ungu
seperti tinta, kantung ini disebut kantung ungu (purple gland) dan yang kedua berada di
bawah rongga mantel di bawah insang dan mensekresikan cairan putih yang kental.
Kantung ini dinamakan kantung opaline (opaline gland) (Chase, 2002).
Aplysia melepaskan ciaran ungu jika merasa kondisi lingkungannya tidak aman.
Ketika cairan ungu dikeluarkan air disekitar menjadi gelap dan membingungkan
predator, terutama bagi ikan, karena dapat membius indera chemoreceptor. Tinta ungu
yang dikeluarkan Aplysia diekstrak dari makanannya yaitu dari alga merah dan juga
memberikan pigmen warna pada seluruh bagian tubuhnya yang tidak disukai predator.
Ini adalah salah satu tingkah laku Aplysia agar dapat tetap bertahan dilingkungannya.
(Chase, 2002).
13. Octopus sp. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
1 Kelas : Cephalopoda
4
2 Ordo : Octopoda
Famili : Octopodidae
3
Genus : Octopus
Spesies : Octopus sp.
(Norman, 1992).
Keterangan
1. Lengan
2. Mulut
3. Tentakel
Deskripsi 4. Kepala
Bagian tubuh gurita dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu : badan, mata, selaput
renang, kantong penghisap dan lengan. Umumnya bentuk tubuh dari gurita agak
bulat atau bulat pendek, tidak mempunyai sirip. Pada tubuh bulat itu terdapat
tonjolan-tonjolan seperti kutil. Bagian utama dari tubuh gurita menyerupai
gelembung dan diliputi oleh selubung, kemudian mengecil membentuk semacam
"leher" pada bagian pertemuan dengan kepala. Bentuk kepala dari gurita ini sangat
jelas dengan sepasang mata yang sangat kompleks sehingga gurita mempunyai
penglihatan yang sempurna dan dikelilingi pada bagian depannya (anterior) oleh
lengan-lengan. Lengan gurita berjumlah delapan dan dilengkapi dengan selaput
renang (membran) yang terletak di celah-celah pangkal lengan. Pada masing-
masing lengan dijumpai dua baris kantung penghisap yang tersusun memanjang
mulai dari pangkal lengan sampai ke ujung lengan dan tidak memiliki tepian yang
menyerupai tanduk. Mulut terletak di bagian kepala yang dikelilingi oleh lengan-
lengan. Di bagian bawah dari tubuhnya terdapat lubang-lubang seperti corong yang
dinamakan siphon. Siphon ini berguna untuk mengeluarkan air dari dalam tubuhnya
(Norman, 1992).
14. Trectus fenestratus Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1
Filim : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Trochida
Famili : Tegulidae
Genus : Tectus
Spesies : Tectus fenestratus
(Gmelin, 1791).
Gambar bagian dorsal
Keterangan
2
1. Apex
3
2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Ukuran cangkang bervariasi antara 17 mm dan 50 mm. Cangkang padat memiliki
bentuk kerucut. Warnanya putih atau abu-abu, berbintik-bintik dan dibuat-buat dengan
warna hijau, coklat atau zaitun. Basis shell tidak berwarna, putih. Puncaknya akut.
Cangkang berisi 9-11 whorls. Apikal yang halus oleh erosi, berikut ini dipersenjatai di
sekitar margin bawah dengan memancarkan squamose atau (pada badan whorl)
tubercles padat, yang biasanya dikompresi lateral pada whorl yang lebih rendah, dan
nomor 12 sampai 20 pada badan whorl. Seluruh permukaan di atas pinggiran ditutupi
dengan kerutan miring yang halus, yang kurang lebih dirajut oleh beberapa (3 sampai
5) lirae berputar. Itu dasar cangkang itu rata, lirat konsentris, lirae 8 hingga 14
jumlahnya. Lirae bagian luar crenulated oleh kerutan memancar halus yang dilanjutkan
ke dalam jarak pendek ke dalam dari pinggiran. Bukaan melintang. Dinding luar dan
parietal berada di dalam, dasar kurang lebih kuat uni-lamellate. Columella mengandung
lipatan akut diarahkan ke bawah yang kuat (Gmelin, 1791).
15. Nassarius stolatus Klasifikasi
Kingdom : Animalia
1
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Order : Neogastropoda
Family : Nassariidae
Genus : Nassarius
Gambar bagian dorsal Spesies : Nassarius stolatus
(Kumar, 2012).

2 Keterangan

1. Apex
3 2. Body Whorl
3. Outer lip

Gambar bagian ventral

Deskripsi
Spesies ini ditemukan pada substrat pecahan karang, karang mati, pasir, dan pasir
berlumpur. Familia Nassariidae ditemukan hampir di semua strata habitat yang ada pada
zona litoral dengan substrat berpasir, lumpur maupun batuan. Hal ini juga sesuai dengan
Dharma (1988) bahwa spesies dari familia Nassariidae memiliki cangkang berukuran
kecil agak membengkak atau memanjang dan kebanyakan hidup dilaut dangkal atau
didaerah pasang surut. Ditemukannya Nassarius sp diberbagai substrat hal ini
disebabkan oleh faktor fisik yaitu kuat arus. Dengan adanya kuat arus, Nassarius sp yang
memiliki cangkang berukuran kecil membuat spesies ini mudah terbawa oleh arus.
Tingginya jumlah individu Nassarius dikarenakan anggota dari famili Nassariidae ini
merupakan hewan yang aktif dan dapat bergeser cepat di pasir atau lumpur,
sebagaimana dikemukakan oleh Poutiers (1998).
16. Trachycardium subrugosom Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
1
Ordo : Arcoida
Famili : Cardiidae
2
Genus : Trachycardium
3
Spesies : T. subrugosom
(Romimohtarto & Juwana.,2001).

Keterangan

1. Periostrakum
2. Hinge
3. Umbo

Deskripsi
Kerang kipah (Trachycardium Subrugosom) ini membentuk cangkang kurang
kecil atau sedang dan yang tipis atau tebal dan mempuyai rib - rib radial, bentuk
cangkang bulat segitiga atau oval. kerang ini mengedap di dalam tanah yang berpasir
dengan warna cangkang putih begaris - garis dengan berukuran panjang cangkang 5
cm dangan lebar cangkang 6 cm, dan panjang lingkaran 14 cm, dengan kedalaman 40
- 80 cm. kerang ini hidup di dalam tanah bepasir dan ada juga yang melekat di terumbu
karang dan ada juga yang sudah mati cangkangnya di bawa oleh arus gelombang
kebibir pantai. Menyatakan Hewan ini gemar memendamkan dirinya kedalam pasir
atau lumpur dengan kedewasanya ukuran 5 sampai 6 cm panjang 4 sampai 5 cm.
Kerang ini mempuyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan
mengunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang berbentuk segitiga. Persengi
panjang atau oval. Mempunyai rib-rib arah yang radial. Engsel terdiri gigi - gigi yang
halus yng banyak. Umumnya hidup di laut dangkal di daerah tropis. ada juga yang
hidup di laut yang sangat dalam (Razak, 2002).
17. Pinna muricata Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Arcoida
1 Famili : Pinnidae
Genus : Pinna
Spesies : Pinna muricata
(Setyono, 2006).
2 Keterangan

1. Periostrakum
2. Umbo

Deskripsi
Pinna muricate disebut juga kerrang “pecok” oleh masyarakat sekitar. Kerang
jenis ini memiliki bentuk yang relative sama dengan A. vexillum, yaitu berbentuk seperti
kapak namun P. muricate memiliki dimensi yang lebih memanjang daripada A.
vexillum. Memiliki cangkang berwarna putih kecoklatan, memiliki tekstur cangkang
yang kasar, dengan alur melintang dari satu sisi lainnya. Bagian umbo meruncing dan
semakin melebar sampai ke arah ujung cangkang. Berukuran Panjang 12-30 cm.
memiliki rambut byssus yang digunakan untuk melekat pada substrat di dalam tanah.
Kerang ini dapat membenamkan seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan ujung
cangkang yang terbuka (Dibyowati, L. 2009).
4.2 Pembahasan
Praktikum ini dilakukan di bibir Pantai Mertasari pada tanggal 16
November 2019 dengan metode eksploratif atau jelajah dimulai dari
pukul 06.00-08.30 WITA, bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
hewan invertebrata di daerah tersebut. Objek praktikum kelompok kami
adalah Mollusca. Mollusca adalah kelompok hewan yang bersifat
tripoblastik slomata dan invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler.
Ciri-ciri umum Mollusca yaitu, mempunyai bagian tubuh yang lunak
dengan dilapisi oleh bagian kulit yang keras, golongan hewan yang tidak
bertulang belakang, mempunyai daya adaptasi yang tinggi, hidup di air
laut, payau hingga tawar/daratan, muncul dari zaman Cambrium hingga
sekarang, tubuh mollusca terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
Mollusca mempunyai 3 struktur utama antara lain kaki, merupakan
penjuluran bagian tubuh yang terdiri dari otot-otot. Kaki Mollusca ini
berfungsi untuk bergerak, merayap, atau menggali. Sebagian jenis
Mollusca kaki digantikan dengan tentakel yang fungsinya dalam
menangkap mangsa. Massa Viseral, yaitu bagian tubuh yang lunak tempat
terdapatnya organ-organ tubuh. Massa yang dselubungi oleh jaringan tebal
yang disebut dengan mantel dan yang terakhir mantel, ,merupakan bagian
yang menyelubungi dan melindungi massa viseral. Pada mantel terdapat
rongga cairan yang merupakan tempat lubang insang, anus dan cairan hasil
ekskresi. Mantel bisa mensekresikan komponen yang membentuk
cangkang.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh 16 spesies Mollusca dari
berbagai kelas. Masing- masing individu kemudian diidentifikasi di
laboratorium didampingi literatur dan referensi yang relevan sehingga
dapat diketahui spesies- spesies dari seluruh individu tersebut: 1) Lunella
cinerea 2) Asperitas bimaensis; 3) Cypraea annulus; 4) Cypraea boivinii;
5) Cerithium alveolum; 6) Trochus maculatus; 7) Cellana radiata; 8)
Drupa rubusidaeus; 9) Meretrix meretrix; 10) Lioconcha hiroglyphica;
11) Terebra areolate; 12) Aplysia sp.; 13) Octopus sp.; 14) Trectus
fenestratus; 15) Nassarius stolatus; 16) Trachycardium subrugosom dan
17) Pinna muricata.
V. Saran
Praktikan disarankan untuk terlebih dahulu membaca literasi mengenai
Cnidaria agar mengetahui dan mengerti spesimen yang ditemukan begitu
berada di lapangan. Selain itu, disarankan untuk membawa lebih banyak
peralatan khusus untuk identifikasi morfologi ketika pengamatan lapangan,
seperti pinset, sekop pasir, ember, toples, maupun plastik ziplock sehingga
dapat mempermudah untuk praktikum.
VI. Daftar Pustaka

Achyani, Ratno. 2011. Trochus sp : Pendekatan Ekologi dan Biologi. Jurnal


Harpodon Borneo,4 (2): 12-20.
Biju Kumar, A. 2012. Kerala Theerathe Kadal Jeevikal (Marine Animals of
Kerala coast- A Field Guide). Kerala State Biodiversity Board,
Thiruvananthapuram. Malayalam.
Chase, R. 2002. Behavior and It's Neural Control in Gastropod Molluscs.
Oxford University Press. London.
Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesia Shells). PT Sarana
Graha. Jakarta.
Dibyowati, L. 2009. Keanekaragaman moluska (Bivalvia dan Gastropoda) di
sepanjang pantai Carita, Pandeglang, Banten. Skripsi. Departemen
Biologi FMIPA, IPB. Bogor.
Eernisse, E. 2007. Polyplacophora. Techbooks. 701-713
Fried, G. 2006. Biologi Edisi Kedua. Terjemahan oleh Damaring Tyas.
Erlangga. Jakarta.
Ghiselin, M. 1964. Reproductive Function and the Evolution of Ophistobranch
Gastropods. Stanford University. California.
Higo, S., Callomon, P., dan Goto Y. 1999. Catalouge and Bibliography of The
Marine Shell-Bearing Mollusca of Japan. Elle Sientific Publications,
Osaka. Japan.
Hombron, J.B. & Jacquinot H. 1848. Atlas d’Histoire Naturelle.
Indraswari, Gita. 2014. Morfometri Kerang Tahu Meretrix meretrix Linnaeus,
1758 di Pasar Rakyat Makasar. Berita Biologi, 13(2): 137-142.
Istiqlal, Buya. 2013. Distribusi Horizontal Moluska di Kawasan Padang Lamun
Pantai Merta Seragan Sanur, Denpasar. Jurnal Biologi, 17(1): 10-14.
Katoh, M. 1989. Life History of The Golden Ring Cowry Cypraea annulus
(Mollusca : Gastropoda) on Okinawa Island, Japan. Marine Biology.
101(05): 227-233.
Kiener. 1844. Species General et Iconographe des Coquilles Vivantes.
Comprenat la Collection du Museum d’Histoire Naturelle de Paris. Paris.
Lindner, G. 1977. Seashells of the World. Blandford Press. Poole.
Linnaeus, C. 1758. Systema Naturae per regna tria naturae, secundum classes,
ordines, genera, species, cum characteristeribus, differentiis, synonymis,
locis. Laurentius Salvius. Holmiae.
Lorenz, F. 2002. New Worldwide Cowries. Conch Book, Hackenheim
Germany.
Norman, M.D. 1992. Four new Octopus species of the Octopus macropus group
(Cephalopoda : Octopodidae) from the Great Barrier Reef, Australia. In
memoris of the Museum of Victoria, 53 (2) : 267-308.
Oemarjati, B. dan Wardhana, W. 1990. Taksonomi Avertebrata. UI-Press.
Jakarta.
Rahmasari, Titis. 2015. Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai
Selatan Kabupaten Pamekasan, Madura. Biosaintifika, 7(1) : 48-54.
Razak. A. 2002. Dinamika Karakteristik Fisika - Kimia Sedimen dan
hubungannya dengan Struktur Komunitas Molusca hentik di Muara
Bandar Bakali Padang. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Riniatsih, Ita. 2009. Substrat Dasar dan Parameter Oseanografi Sebagai Penentu
Keberadaan Gastropoda dan Bivalvia di Pantai Sluke Kabupaten Rembang.
Jurnal Ilmu Kelautan, 14 (1): 50-59.
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.
Samuel, Deepak. 2017. The Venus Clam Lioconcha
Rumphii (Mollusca:Bivalvia: Veneridae). A New Report From The
Central Indian Ocean. Vol 5: 217-219.
Setyono, D. E. D. 2006. Karakteristik Biologi dan Produk Kekerangan Laut.
Jurnal Oseana, 31(1): 1–7.
Sjafaraenan. 2009. Kajian Keragaman Genetik Jenis Jenis Kerang Yang
Digunakan Sebagai Obat Tradisional Masyarakat Kabupaten Muna
Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Pemberdayaan Sains MIPA Dalam
Pengelolaan Sumber Daya Alam, Vol 1: 2086-2342.
Spingsteen, F.J. and Lebrera, F.M. 1986. Shells of The Philippines. Carfel
Seashell Museum Metro Manila. Philippines
Supusepa, Junita. 2018. Inventaris Jenis dan Potensi Gastropoda di Negeri Suli
dan Negeri Tial. Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 14(1): 28-34.
Tuhumury. N. Chr., dan M. Malindir. 2013. Substrate Codition Related To Shell
Dimension Of Lunella cinerea Incoastal Water Of Tawiri Village. Jurnal
Manajemen Sumberdaya Perairan, 9(2): 3-5.

Anda mungkin juga menyukai