Anda di halaman 1dari 7

B. Pengaruh Gaya Berat pada Peredaran Darah Vena.

OP : Nurhanani Binti Ridzuan (10.2008.250)


Pemeriksa : Masdalilah Binti Ibrahim (10.2008.287)
Penulis laporan: Afiqah Binti Ibrahim (10.2008.268)

Tujuan:
Untuk mengetahui pengaruh gaya berat terhadap peredaran darah vena.

Cara kerja:
1. Lengan kanan OP diangkat setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas sedangkan
lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah sambil berdiri.
2. Kedua lengan digerakkan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung
sesudah satu menit dan warna kulit kedua telapak tangan dibandingkan.
3. Percobaan itu diulangi dan pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut
dibandingkan dan hasil pengamatan dicatat.

Hasil:
Lengan Kanan Lengan Kiri
Keadaan Sikap lurus dan diangkat setinggi- Menggantung lurus ke bawah
tingginya
Pengamatan 1 Telapak tangan kanan lebih pucat Telapak tangan kiri lebih
berwarna merah dari kanan
Pengamatan 2 Pengembangan vena pada punggung Pengembangan vena pada
tangan kurang jelas punggung tangan lebih jelas

Pembahasan:
Sewaktu lengan kanan diangkat lurus ke atas, aliran balik darah melalui vena akan mengalir
ke arah jantung yang berada di posisi bawah karena adanya pengaruh gravitasi. Hal ini
menyebabkan tidak ada darah yang terdorong ke arah berlawanan dari aliran balik darah
vena yang menyebabkan katup vena tetap terbuka sehingga aliran balik darah vena ke
jantung sangat lancar. Maka, pelebaran vena pada lengan kanan tidak terjadi (tidak jelas
terlihat) karena darah mengalir lancar ke atrium kanan jantung.
Sewaktu lengan kiri lurus ke bawah, aliran balik vena ke arah atrium kanan jantung
cenderung untuk terdorong ke arah berlawanan dari aliran balik vena tersebut. Keadaan ini
disebabkan karena adanya pengaruh gaya gravitasi. Akibatnya, katup vena menutup
menyebabkan pelebaran pembuluh vena yang jelas terlihat.
Warna telapak tangan lengan kiri menjadi kemerahan karena aliran darah arteri lancar ketika
aliran balik pembuluh vena terhambat. Hal ini menyebabkan darah dalam arteri dan darah
dalam vena berkumpul pada telapak tangan kiri.
Warna telapak tangan kanan menjadi puncat karena aliran darah dalam arteri yang membawa
oksigen tidak lancar akibat hambatan gaya gravitasi. Aliran balik vena dari jaringan ke
jantung berjalan lancar ikut menyebabkan telapak tangan kanan menjadi pucat. Kedua hal
tersebut menyebabkan kekurangan darah yang mengalir pada telapat tangan kanan.

Kesimpulan:
Aliran vena dipengaruhi oleh gaya berat (gravitasi). Hal ini dibuktikan dengan adanya
perbedaan warna kulit pada lengan yang diangkat (berlawanan gaya gravitasi) dengan lengan
yang dibiarkan menggantung ke bawah (searah gaya gravitasi), serta pelebaran vena (pooling
darah) pada punggung tangan yang dibiarkan menggantung searah dengan gaya gravitasi.
Vena-vena besar mempunyai katup yang terdapat setiap 2-4 cm dalam pembuluhnya. Katup-
katup ini berperan melawan efek gravitasi yang timbul dalam posisi berdiri. Katup ini
bekerja mengecilkan aliran balik darah yang cenderung terjadi saat berdiri.
C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena

OP : Mohamad Hafezol Afzan Bin Adru (10.2008.249)


Pemeriksa : Mohd. Fahamy Bin Mohd. Nor (10.2008.300)
Penulis laporan: Mohd. Fahamy Bin Mohd. Nor (10.2008.300)

Tujuan:
Menetapkan waktu pengisian vena dalam keadaan istirahat dan kerja.

Alat yang diperlukan:


1. Sfigmomanometer.
2. Jam.

Cara kerja:
1. Manset sfigmomanometer dipasang pada lengan kanan atas orang percobaan yang
sedang berbaring telentang.
2. Lengan diangkat dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan manset
dipompa dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah tekanan
diastolik (±50-60 mmHg) untuk membendung vena.
3. Lama waktu pengisian vena dicatat mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak
dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang percobaan.
4. Sub 2 diulangi tetapi setelah pemompaan dilakukan, otot-otot lengan bawah digerakkan
dengan jalan membuka dan mengepal tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10 atau 20 kali.
5. Lama waktu pengisian vena dicatat sampai tampak derajat pengembangan vena seperti
pada sub 3.

Hasil:
Kondisi Lama waktu pengisian vena (detik)
Lengan Percobaan 1 Percobaan 2 Rata-rata
Tanpa gerakan otot-otot 20 22 21
Dengan gerakan otot-otot 10 8 9
Pembahasan:
Tekanan darah vena perifer sama dengan tekanan darah arteri yang mana kedua-duanya
dipengaruhi oleh gravitasi. Tekanan meningkat sebesar 0,77 mmHg setiap cm di bawah
atrium kanan dan menurun dengan jumlah yang sama di atas atrium kanan. Ketika otot
skeletal berkontraksi, vena yang terletak di antara otot-otot ini sedikit dikompres (ditekan)
menyebabkan diameter vena berkurang. Hal ini memaksa lebih banyak darah vena bergerak
ke arah jantung. Pergerakan darah vena ini dibantu oleh katup yang tertutup akibat kontraksi
(penyempitan diameter) pembuluh vena. Katup ini menghalangi pengaliran balik darah vena
ke arah jaringan. Oleh karena itu, waktu pengisian darah di dalam vena dengan kontraksi
otot skelet lebih cepat daripada tanpa melakukan kontraksi otot.

Kesimpulan:
Waktu pengisian vena dalam keadaan kerja lebih cepat daripada dalam keadaan istirahat
karena kontraksi otot skelet mempengaruhi kecepatan aliran darah vena.
Elektrokardiogram (EKG)

Penulis laporan:Theresia Yoshiana (10.2008.056)


OP : Nurul Hakiki (10.2008.201)

Data OP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 19 tahun
Tinggi badan : 168 cm
Berat badan : 80 kg
Tekanan darah: 130/80 mmHg

Pembahasan:
Eletrokardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS, dan
sebuah gelombang T. Gelombang P disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan
sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum kontraksi atrium dimulai. Kompleks QRS
disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum
berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Oleh
karena itu, baik gelombang P maupun komponen-komponen kompleks QRS disebut sebagai
gelombang depolarisasi. Gelombang T disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan
sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi. Di dalam otot ventrikel, proses ini
normalnya terjadi 0,25 sampai 0,35 detik sesudah depolarisasi, dan gelombang T dikenal
sebagai gelombang repolarisasi.
Semua rekaman eletrokardiogarm dibuat dengan garis kalibarasi yang tepat pada kertas
rekaman. Garis vertikal yang terdapat pada elektrokardiogram menunjukkan garis kalibrasi
waktu. Setiap inci dalam arah horizontal adalah sebesar 1 detik dan setiap inci biasanya akan
dibagi menjadi lima segmen yang dibatasi garis vertikal yang tebal; interval di antara garis-
garis tebal ini menunjukkan waktu terbesar 0,20 detik. Dengan bantuan garis yang tipis,
interval 0,20 detik ini dibagi lagi menjadi lima interval yang lebih kecil dan setiap interval
kecil ini besarnya 0,04 detik.
Interval PQ atau interval PR adalah lama waktu antara permulaan gelombang P dan
permulaan kompleks QRS merupakan interval waktu antara permulaan eksitasi listrik atrium
dan permulaan eksitasi ventrikel. Interval PQ normal adalah kira-kira 0,16 detik.
Interval QT adalah kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q
atau gelombang R sampai akhir gelombang T. Biasanya kira-kira 0,35 detik.
Rekaman besarnya voltase gelombang yang terdapat dalam elektrokardiogram normal
bergantung pada cara pemasangan elektroda pada permulaan tubuh dan jarak elektroda ke
jantung. Bila salah satu elektroda dipasang tepat di atas ventrikel dan elektroda yang kedua
ditempatkan di bagian tubuh lain yang jauh dari jantung, voltase kompleks QRS mungkin
sebesar 3-4 milivolt. Bila eletrokardiogram direkam dengan memasang elektroda pada kedua
lengan atau pada satu lengan dan satu tungkat, voltase kompleks QRS biasanya sebesar 1-1,5
milivolt (mulai dari puncak gelombang R samapi ke dasar gelombang S); vesarnya voltase
gelombang P antara 0,1 – 0,3 milivolt; dan voltase gelombang T antara 0,2 – 0,3 milivolt.

Sadapan anggota badan bipolar


Bipolar berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari dua eletroda yang
terletak pada bagian jantung yang berbeda, dalam hal ini pada anggota badan. Jaid, sebuah
sadapan bukan merupakan sebuah kabel tunggal yang dihubungkan dari tubuh tetapi
merupakan gabungan dari dua kabel dan elektrodanya untuk membentuk sebuah sirkuit yang
menyeluruh antara tubuh dan eletktrokardiograf.
Terdapat 3 sadapan, yaitu: Sadapan I, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan ke
lengan kanan dan ujung positifnya pada lengan kiri; sadapan II, ujung negatif
elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kanan dan ujung positifnya pada tungkai kiri;
sadapan III, ujung negatif elektrokardiograf dihubungkan ke lengan kiri dan ujung positifnya
dihubungkan pada tungkai kiri.
Tampak sebuah segitiga yang disebut sebagai segitiga Einthoven yang digambarkan
mengelilingi daerah jantung. Segitiga ini mengilustrasikan bahwa kedua lengan dan tungkai
kiri membentuk puncak dari sebuah segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak di
bagian atas segitiga itu menunjukkan titik-titik tempat kedua lengan berhubungan secara
listrik dengan cairan yang terdapat di sekeliling jantung, dan puncak bawah merupakan titik
tempat tungkai kiri berhubungan dengan cairan.
Hukum Einthoven menyatakan bahwa bila besar potensial listrik dapat diketahui setiap saat
pada dua dari tiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada sadapan ketiga
dapat ditentukan secara matematik hanya dengan menjumlahkan besar kedua potensial yang
sama.
Sadapan anggota badan unipolar yang diperbesar
Disebur juga augmented unipolar limb lead. Pada tipe perkaman ini, kedua anggota badan
dihubungkan melalui tahan listrik dengan ujung negati alat elektrokardiograf, sedangkan
anggota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positf. Bila ujung positif terletak pada
lengan kanan disebut sadan aVR; bila pada lengan kiri disebut sadapan aVL; dan bila pada
tungkai kiri disebut sadapan aVF.

Sadapan dada (sadapan prekordial)


Gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan sebuah elektroda pada
permukaan anterior dada langsung di atas jantung. Elektroda ini dihubungkan dengan ujung
positif pada elektrokardiograf, sedangkan elektroda negatif (elektroda indiferen)
dihubungkan melalui tahanan listrik yang sama ke lengan kanan, lengan kiri, dan tungkai
kiri, semuanya pada saat yang bersamaan. Biasanya dari dinding anterior dada dapat direkam
enam macam sadapan dada yang standar satu per satu, keenam elektroda dada dletakkan
secara berurutan pada enam titik dan dikenal sebagai sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
Karena permukaan jantung terletak dekat dengan dinding dada, maka tiap-tiap sadapan dada
terutama merekam potensial listrik dari otot-otot jantung yang tepat berada di bawah
elektroda. Letak elektroda pada tiap sadapan adalah:
 V1 : ruang intercostal IV garis parasternal kanan.
 V2 : ruang intercostal IV garis parasternal kiri.
 V3 : pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4.
 V4 : ruang intercostal V garis midclavicula kiri.
 V5 : Titik potong garis axillaris anterior sinister dengan garis horizontal yang melalui V4.
 V6 : Titik potong garis midaxillaris sinister dan garis horizontal yang melalui V4 dan V5.

Anda mungkin juga menyukai