Anggota kelompok :
1. Elsi Nidya Putri Erita B04170083 ............
2. Joan Elviyanti B04170084 ............
3. Selly Glorya B04170085 ............
4. Tigrisia Faathira A Bahari B04170086 ............
5. Danny Bagus Wibowo B04170088 ............
2018
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Pada katak normal yang telah di berikan beberapa perlakuan, katak dapat
merespon dengan baik. Hal ini karena katak memiliki sistem saraf yang mana saraf-
saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak hingga menimbulkan respon.
Respon akan ditanggapi oleh neuron dengan mengubah potensial yang ada antara
permukaan luar dan dalam dari membran. Sel-sel dengan sifat ini disebut dapat
dirangsang (excitable) dan dapat diganggu (irritable). Neuron ini segera bereaksi
tehadap stimulus, dan dimodifikasi potensial listrik dapat terbatas pada tempat yang
menerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membran.
Penyebaran ini disebut potensial aksi atau impuls saraf, mampu melintasi jarak yang
jauh impuls saraf menerima informasi keneuron lain, baik otot maupun kelenjar
(Junqueira 1995).
Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka
respon yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini
dikarenakan sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat
penusukan dengan kawat atau jarum pada saat praktikum. Agar mendapatkan hasil
yang memuaskan, diperlukan satu mikroelektroda yang dapat ditusukkan kedalam
akson tanpa menimbulkan kerusakan pada akson tersebut (Kartolo 1993).
Tujuan
Mempelajari reaksi-reaksi integratif beberapa bagian tubuh sebagai respon
terhadap perangsangan pada suatu bagian tubuh tertentu.
METODE
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain papan gabus, sonde,
tali, gunting, dan statif. Bahan-bahan yang digunakan dalam pratikum, yaitu
katak/kodok sawah (Fejervarya cancrivora), larutan H2SO4 0,2%, dan larutan H2SO4
0,4%.
Prosedur
I. Katak normal
Pada katak normal diamati reaksi-reaksi, diantaranya yaitu keseimbangan
(diletakkan pada punggungnya), reaksi terhadap pengangkatan tiba-tiba (diletakan
katak pada papan dan diangkat papan beserta kataknya dengan gerakan tiba-tiba)
katak terletak di atasnya, reaksi terhadap pemutaran papan dengan katak, sikap badan
(posisi tubuh normal), gerakan-gerakan spontan, frekuensi napas, serta cara
mengambang dan berenang di air. Dicatat hasil-hasilnya pada isian yang disediakan.
Pada percobaan pertama, saat katak diberi perlakuan bergerak dengan aktif
dan melompat-lompat , kesimbangan papan saat katak diletakkan pada posisi terbalik
akan segera bangkit, kemampuan berenang sangat bagus kayuhan kakinya masih
sangat akurat dan kuat, frekuensi nafas cepat. Pada saat katak diletakan di papan dan
kemudian praktikan mengangkat papan secara tiba-tiba, katak pun memberikan
reaksi dengan selaput kelopak mata menutup, mempertahankan posisi tubuh dengan
merunduk. Pada saat katak diletakkan di atas papan kemudian papan tersebut di
putar, katak memberikan reaksi dengan mempertahankan posisinya, apabila papan di
putar ke sebelah kanan maka katak akan mencondongkan badannya ke kiri dan
sebaliknya, sehingga katak tidak jatuh. Hal ini dapat terjadi karena fungsi bagian-
bagian otak pada katak belum ada yang dihilangkan dan masih berfungsi dengan baik.
1 2 3 4 5 6 7
1. Kata Seimbang Posisi badan Arah kepala 450 Spontan 101kali/menit Berenang dan
Normal merunduk berlawanan (langsun mengambang
dengan g dengan baik
putaran berbalik
dan
meloncat
2. Inhibisi Tidak Posisi badan Arah kepala 15o Tidak 80kali/menit Kaki depan
dengan seimbang merunduk berlawanan ada tidak bergerak
ikatan dengan gerakan
tali putaran spontan
Tanpa Seimbang Posisi badan Arah kepala 30o Tidak 85kali/menit Berenang dan
ikatan merunduk berlawanan ada mengambang
tali dengan gerakan dengan baik
putaran spontan
SIMPULAN
Katak memiliki susunan sistem saraf yang lebih sederhana dari hewan lain.
Reseptor katak normal apabila suatu bagian tubuh dirangsang, maka bukan bagian
tubuh itu saja yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut tetapi juga bagian tubuh
lainnya. Respon katak inhibisi dengan mengikat kaki katak akan berpengaruh
terhadap gerak spontan yang semakin lambat bahkan berhenti merespon. Penggunaan
H2SO4 berfungsi untuk mengetahui reaksi refleks pada katak dengan menggunakan
zat kimia dengan kadar yang rendah, penggunaan bahan kimia tingkat rendah
berfungsi agar katak tidak tersakiti.
DAFTAR PUSTAKA