Anda di halaman 1dari 2

Tabel 5.

Adsorbensia
Senyawa Kimia Onset Reaksi
Striknin Murni 3,27 menit Konvulsi
Striknin+ Karbo Adsorbensia - Tidak bereaksi

Pada praktikum Adsorbensia kali ini dapat diketahui bahwa saat dilakukan percobaan
dengan striknin murni pada menit ke 3,27 mengalami reaksi konvulsi dikarenakan sifat kerja dari
striknin itu sendiri yang dapat merangsang medulla spinalis. Gejala keracunan striknin yang
mula-mula timbul ialah kaku otot muka dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat
menimbulkan gerakan motorik hebat. Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih
terkoordinasi, akhirnya terjadi konvulsi tetanik. Episode kejang ini terjadi berulang, frekuensi
dan hebatnya kejang bertambah dengan adanya perangsangan sensorik (Sunaryo 1995). Pada saat
dilakukan percobaan kedua dengan menggunakan senyawa kimia striknin dicampur dengan
karbon absorbensia dan ditunggu hingga menit ke 3 namun tidak mengalami perubahan
dikarenakan senyawa kimia berdaya absorbensia (karbon) mempunyai kemampuan untuk
menyerap zat iritan. Senyawa ini tidak mengiritasi kulit melainkan melindungi kulit dengan cara
mengabsorbsi zat iritan (Ganiswarna 2005).

Tabel 6. Depilator
Senyawa Kimia Reaksi
NaOH ++
Veet +++
Na2S -
Keterangan: +++: sangat mudah rontok ++: mudah rontok, +:rontok biasa
Pada praktikum kali ini dilakukan pada kulit tikus dengan menggunakan beberapa tetes
NaOH dan olesan krim veet. Bagian kulit yang ditetesi NaOH mengalami muda rontok. Rambut
tikus dengan bagian yang diolesi krim veet sangat mudah rontok. Depilator untuk menghilangkan
rambut biasanya mengandung zat pereduksi alkali sebagai komponen aktifnya. Agen ini akan
menyebabkan serat rambut membengkak dan membelah jembatan sistin antara rantai polipeptida
yang berdekatan dan menyebabkan degradasi rambut. Basis yang digunakan pada sediaan
depilator biasanya mengandung bahan-bahan seperti surfaktan, musin, humektan, bubuk inert,
asam lemak, polietilen glikol dan astringent. Bahan penetrasi rambut seperti urea bisa ditambahkan
untuk meningkatkan efektifitas dari sediaan depilator. Sediaan depilator hanya menghilangkan
rambut pada permukaan kulit saja sehingga tidak menyebabkan rasa sakit, namun karena
penggunaan senyawa alkali kuat sediaan depilator memiliki potensi menyebabkan iritasi secara
kimiawi pada kulit (O’Lenick 2010).
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan senyawa kimia yang bekerja lokal, dapat disimpulkan bahwa
senyawa irritansia mampu menimbulkan kerusakan pada sel dan atau jaringan tubuh dan reaksi
iritasi yang terjadi pada jaringan kulit serta mukosa usus berupa rubefaksi oleh senyawa
irritansia rubefasiensia dan korosi oleh senyawa irritansia kaustika dengan tingkat kepekaan iritasi
yang lebih tinggi pada mukosa usus. Sedangkan senyawa kimia yang bersifat protektif pada kulit
bekerja dengan memberikan lapisan koloid sebagai pelindung (demulsiensia), mengecilkan
pori-pori permukaan lidah (astringensia) dan mengikat serta mengadsorbsi molekul toxican
yang berada pada permukaan kulit tubuh. Serta daya kerja depilator yang memberikan efek
depilasi atau mengurangi dan menghilangkan rambut dari tubuh yang biasa diberikan dalam
bentuk krim berbasis emulsi.

Daftar Pustaka
Ganiswarna, SG. 2005. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK-UI Press.
O’Lenick, A.J. dan Siltech. 2010. Comparatively speaking: cosmetic preservatives.
Cosmetics&Toiletries [artikel]. www.cosmeticsandtoiletries.com [Agustus 2019]

Sunaryo. 1995. Perangsang Susunan Saraf Pusat dalam Farmakologi dan Terapi Ed.IV. Jakarta :
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal.223-224.

Anda mungkin juga menyukai