Anda di halaman 1dari 6

Laporan Radiografi Bahan Kontras

INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)

Akhmat Setya Bakti, SKH B94174405


Christine Ratna Juita Kleden, SKH B94174411
Ganjar Prasetyyo, SKH B94174417
Kadek Meidyani Dwiantari, SKH B94174428

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar belakang
Kelianan atau penyakit pada saluran urinari sering terjadi pada hewan kesayangan. Untuk
mendiagnosa penyakit tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diagnostik.
Salah satunya dengan menggunkan teknik diagnostik radiografi. Teknik radiografi yang
digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada saluran urinaria salah satunya menggunakan
bahan kontras untuk meningkatkan akurasi diagnostik. Prosedur penggunaan bahan kontras
pada saluran urinari yang sering digunakan adalah Intravenous pyelography (IVP).
Intravenous pyelography adalah suatu teknik pemeriksaan radiografi pada saluran urinari
menggunakan bahan kontras. Organ-organ yang dapat terlihat dalam pemeriksaan ini meliputi
ginjal, ureter, dan vesica urinaria (RSNA 2017). Berdasarkan objek pemeriksaan tersebut, IVP
disebut juga intravenous urography (Dyer et al., 2001). Intravenous pyelogram digunakan
untuk mengamati kondisi saluran urogenital atas (Zlot dan Webster 2011). Bahan kontras yang
digunakan untuk pemeriksaan ini adalah iodine yang diinjeksikan melalui intravena dengan
dosis 880 mg/kgBB. Iodine akan bergerak mengikuti aliran darah dan mengisis ruang-ruang
pada saluran sistem urinari, serta memberikan gambaran radioopaque (Resser et al. 2014).

Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi sistem urinasi dari
kucing serta melatih dan menambah pengetahuan mahasiswa PPDH tentang radiografi bahan
kontras IVP.

METODE

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : alat cukur, infusion set,
microphore, syringe 1 ml, syringe 3 ml, mesin Xray, kaset, film, hanger, apron, alat pengering,
dan lampu iluminator.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : seekor kucing, NaCl 0.9%,
Atropin, Ketamin 10%, Xylazine 2%, bahan kontras Iodine, dan cairan pencuci film.

Prosedur Kerja
Prosedur pemeriksaan IVP dilakukaan pada kondisi hewan teranestesi, sehingga hewan
perlu dipuasakan 12 jam sebelum pemeriksaan. Selain itu dilakukan pemeriksaan fisik
(physical examination) dan perhitungan dosis obat-obatan dan bahan kontras yang digunakan.
Hewan diberikan premedikasi berupa atropin sebanyak 0.21 ml secara intramuskular,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dan xylazine setelah 10 menit pemberian
atrpoin. Masing-masing obat diberikan sebanyak 0.21 ml melalui intramuskular. Hewan juga
diberikan infus berupa cairan NaCl 0.9% secara intravena. Setelah hewan teranestesi sempurna,
lakukan pengambilan gambar Xray sebagai gambaran kondisi tanpa perlakuan atau plain.
Selanjutnya injeksikan bahan kontras iodine sebanyak 4.9 ml melalui intravena lalu dilakukan
pengambilan gambar pada menit ke-1, 3, dan 5. Semua pengambilan gambar dilakukan pada
posisi ventrodorsal dengan kVp 52 dan mAs 1,2. Pengambilan gambar dilanjutkan dengan
pencucian film dalam ruang gelap, kemudian dikeringkan menggunakan alat pengering. Setiap
film diberi label dan diinterpretasikan dengan bantuan lampu iluminator.
Perhitungan Dosis

Berat badan kucing : 2.1 kg


𝒎𝒈
𝑫𝒐𝒔𝒊𝒔 ( ) 𝒙 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒅𝒂𝒏 (𝒌𝒈)
𝒌𝒈𝑩𝑩
Pemberian obat (ml) = 𝒎𝒈
𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊 ( )
𝒎𝒍

Atropin
Dosis : 0.025 mg/kgBB
Konsentrasi : 0.25 mg/ml
𝑚𝑔
0.025 ( ) 𝑥 2.1 (𝑘𝑔)
𝑘𝑔𝐵𝐵
Pemberian = 𝑚𝑔
0.025 ( )
𝑚𝑙

= 0.21 ml

Ketamin
Dosis : 10 mg/kgBB
Konsentrasi : 100 mg/ml
𝑚𝑔
10 ( ) 𝑥 2.1 (𝑘𝑔)
𝑘𝑔𝐵𝐵
Pemberian = 𝑚𝑔
100 ( )
𝑚𝑙
= 0.21 ml

Xylazine
Dosis : 2 mg/kgBB
Konsentrasi : 20 mg/ml
𝑚𝑔
2( ) 𝑥 2.1 (𝑘𝑔)
𝑘𝑔𝐵𝐵
Pemberian = 𝑚𝑔
20 ( )
𝑚𝑙
= 0.21 ml

Iodine
Dosis : 880 mg/kgBB
Konsentrasi : 370 mg/ml
𝑚𝑔
880 ( ) 𝑥 2.1 (𝑘𝑔)
𝑘𝑔𝐵𝐵
Pemberian = 𝑚𝑔
370 ( )
𝑚𝑙

= 4.9 ml
HASIL DAN PEMBAHASAN

Intravenous pyelogram (IVP) adalah teknik radiografi yang menggunakan induksi bahan
kontras pada hewan atau pasien untuk melihat kondisi saluran sistem urinaria mulai dari ginjal,
ureter, vesica urinaria hingga ke uretra. Prosedur IVP ini digunakan sebagai informasi untuk
mengetahui tindakan lanjut yang akan dilakukan kepada pasien baik pengobatan maupun
tindakan operasi (RSNA, 2017). Alat diagnosa yang digunakan pada prosedur IVP ini adalah
x-ray, karena prosedur IVP ini akan memberikan kontras positif (radioopaque) pada
pengambilan gambar radiografi (Dyer et al., 2001).
Hewan yang akan dilakukan prosedur IVP diinduksi dengan sediaan pre-anastesi
menggunakan atropin dengan dosis yang telah ditentukan sebelumnya melalui rute subkutan.
Atropin sulfat merupakan sediaan premedikasi yang termasuk dalam golongan antikolinergik
yang berfungsi untuk mencegah efek samping dari obat-obatan anastesi (Steagall et al., 2018).
Setelah selang 10 menit, baru kemudian diinduksikan ketamin-xylazine. Ketamin merupakan
sediaan anastesi dan analgesia yang bekerja secara cepat (Plumb, 2008). Xylazine merupakan
sediaan yang memiliki efek sedasi yang cukup baik (Steagall et al., 2018). Kombinasi ketamin-
xylazine digunakan untuk merestrain hewan saat prosedur IVP.

Gambar 1. Pengambilan gambar plain sebelum Gambar 2. Pengambilan radiografi menit ke-1
diberi bahan kontras setelah pemberian bahan kontras dengan posisi
ventro-dorsal

Pemasangan infus dilakukan menggunakan IV Catheter 24G pada vena cephalica


menggunakan cairan NaCl 0,9%. Hal ini dilakukan untuk mempermudah masuknya bahan
kontras dan mempercepat cairan masuk ke ginjal. Penggunaan bahan kontras positif bertujuan
untuk mengetahui posisi, bentuk, ukuran, dan letak organ saluran urogenital yang sebelumnya
tidak terlihat dalam radiograf plain. Bahan kontras yang biasa digunakan untuk radiograf
saluran urogenital adalah iodin. Iodin akan diekskresi setelah diinjeksikan melalui rute
intravena. Organ-organ saluran urogenital yang dapat diamati dengan radiograf bahan kontras
adalah ginjal, ureter, vesica urinaria, dan vagina/uretra (Dennis 2002). Sebelum diinduksi
bahan kontras, dilakukan pengambilan gambar pertama yaitu gambar plain dengan posisi
pengambilan gambar ventro-dorsal (gambar 1). Pengambilan gambar plain ini digunakan
sebagai pembanding dengan gambar yang telah diberi bahan kontras. Pada kondisi normal
(gambar 1), terlihat ginjal yang sedikit radioopaque dengan posisi ginjal kanan lebih kranial
dibanding ginjal kiri yang terletak di ruang retroperitoneal (zona 3). Ukuran ginjal normal,
yaitu sekitar 3 kali dari panjang os vertebrae lumbales II (normal kucing : 2,4 – 3,0 kali dari
panjang L2). Tidak ada perubahan pada bentuk, ukuran, jumlah, lokasi, dan marginasi ginjal.
Opasitas ginjal sedikit terhalangi karena adanya massa (feses) pada usus. Hewan sebelumnya
telah dipuasakan selama 12 jam namun belum terlihat adanya defekasi pada kucing tersebut,
sehingga ketika pengambilan gambar radiografi terlihat adanya feses.
Pengambilan gambar berikutnya diambil pada menit ke-1 setelah pemberian bahan
kontras iodine. Terlihat adanya perubahan opasitas menjadi lebih radioopaque pada ginjal.
Pada menit ini termasuk kedalam fase nefrogram, yaitu bahan kontras dapat teramati di dalam
jaringan parenkim dan tubulus ginjal yang dipengaruhi oleh aliran darah, filtrasi glomerulus,
dan reabsorpsi air di tubulus. Hal tersebut menunjukkan pada menit ke-1, cairan iodine yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui saluran intravena telah sampai pada bagian ginjal untuk
dilakukan filtrasi (Dennis, 2002). Tidak ada kendala atau hambatan pada saluran peredaran
darah menuju ginjal.

Gambar 3. Hasil radiografi menit ke-3 setelah Gambar 4. Hasil radiografi menit ke-5 setelah
pemberian bahan kontras dengan posisi ventro- pemberian bahan kontras dengan posisi ventro-dorsal
dorsal

Pengambilan gambar radiografi dilakukan kembali pada menit ke-3. Dari hasil radiografi
pada gambar 3 terlihat perubahan opasitas menjadi radioopaque pada saluran ginjal telah
memasuki saluran ureter. Fase ini disebut fase pyelogram dimana bahan kontras dapat diamati
pada bagian divertikulum renal, pelvis renal, dan ureter. Opasitas pada fase ini dipengaruhi
oleh filtrasi dan ekskresi dari bahan kontras. Fase ini harus divisualisasikan pada menit ke-1
hingga menit ke-3 setelah injeksi (Zlot dan Webster 2011). Ureter dapat diamati dengan
parameter jumlah, lokasi, diameter, dan kebocoran urin/bahan kontras. Hal tersebut
menunjukkan, bahwa proses terjadinya pengolahan dan penyaringan cairan di dalam ginjal
berlangsung secara normal dan tidak ada hambatan pada bagian ginjal tersebut.
Pengambilan gambar radiografi yang berikutnya dilakukan pada menit ke-5 (gambar 4).
Pada menit ini, bahan kontras yang menyebabkan perubahan opasitas menjadi radioopaque
telah sampai di bagian vesica urinaria. Vesica urinaria dapat diamati dengan parameter lokasi,
ukuran, bentuk, ketebalan dinding, serta pola mukosa. Parameter yang dapat diamati pada
vagina atau uretra adalah diameter dan pola mukosa (Dennis 2002). Terlihat pada bagian vesica
urinaria tersebut opasitasnya menjadi lebih radioopaque dibandingkan dengan jaringan di
sekitarnya. Dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa tidak ada kelainan pada vesica
urinaria.

SIMPULAN

Mahasiswa PPDH mendapatkan pengetahuan mengenai metode dan prosedur IVP pada
kucing. Kondisi sistem urinari pada kucing yang diperiksa tidak ada kelainan.

DAFTAR PUSTAKA

Dennis R. 2002. Use of contrast media in veterinary radiology. (Internet):


https://www.vin.com/apputil/content/defaultadv1.aspx?pId=11147&catId=29497&
id=3846218&ind=111&objTypeID=17 (diakses: 25 September 2018).
Dyer Raymond B, Chen Michael YM, Zagoria Ronal F. 2001. Intravenous urography:
technique and interpretation. RadioGraphics Journal. 21(4): 799-821
Plumb DC. 2008. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. Iowa (US) : Backwell Publishing.
Resser MF, Hriack H, Knauth M. 2014. Contrast Media 3rd Ed. Berlin (DE): Springer.
[RSNA] Radiological Society of North America. 2018. Intravenous Pyelogram. (Internet) :
http//:www.radiologyinfo.org (diakses : 25 September 2018).
Steagall P, Robertson S, Taylor P. 2018. Feline Anasthesia and Pain Management. Riverstreet
(US) : John Willey and Sons.
Zlot A, Webster N. 2011. Urinary contrast study techniques. (Internet): https:
//www.vettimes.co.uk/article/urinary-contrast-study-techniques/ (diakses: 26
September 2018).

Anda mungkin juga menyukai