Anda di halaman 1dari 3

Veterinary Letters

ISSN 2581-2416
DOI: http://dx.doi.org/10.29244/avl.0.0.00-00
http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett

Studi Kasus Gejala Muntah pada Kucing Penderita Feline


Panleukopenia dan Pengobatannya
Abdi Putra Wijaya, Alwi Hadad, Raudhatul Fitri, Stevani Virda Evangelista, Umi Hasanah

Program Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University


ABSTRACT: Feline Panleukopenia merupakan penyakit infeksius dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Feline Panleuko-
penia disebabkan oleh Parvovirus yang menginfeksi sel-sel yang aktif bermitosis, seperti sel epitel usus. Penularan penyakit ini
melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi seperti fecal oral, muntah, urin, dan feses atau lewat peralatan kandang.
Gejala klinis yang diperlihatkan pada penderita Feline Panleukopenia diantaranya demam, muntah, diare, dan anoreksia. Gejala
muntah dan diare disebabkan karena infeksi Parvovirus pada sel epitel usus yang menyebabkan reaksi inflamasi serta gangguan
osmosis. Deksametason dan difenilhidramin HCl dapat berperan sebagai antiemetik yang dapat meredakan gejala klinis akibat
Feline Panleukopenia.
Keywords:
Deksametason, Difenhidramin HCl, Feline Panleukopenia, dan muntah

seperti ataxia, gerakan hipermetrik, dan kebutaan yang men-


■ PENDAHULUAN
jadi ciri utama.
Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan atau hewan
Penyakit FPV dapat didiagnosa dengan melihat riwayat
kesayangan yang sangat populer di dunia termasuk di Indo-
penyakit, gejala klinis, isolasi dan identifikasi virus serta
nesia. Cara pemeliharaan dan status Kesehatan kucing
pemeriksaan serologis. Pemeriksaan berdasarkan gejala
berkaitan erat dengan penyakit infeksius maupun penyakit
klinis belum dapat memberikan hasil yang spesifik karena
non infeksius. Salah satu penyakit infeksius pada kucing
terdapat beberapa penyakit yang memiliki gejala klinis yang
yang tinggi morbiditas dan mortalitasnya yaitu Feline
sama seperti salmonelosis dan immunodefiensi virus (Barr
Panleukopenia Virus (FPV). Feline Panleukopenia Virus
dan Bowman 2011). Pemeriksaan serologis untuk mengiden-
adalah penyakit yang disebabkan oleh feline parvovirus yang
tifikasi kualitatif antigen virus dalam feses menggunakan
menyerang kucing domestik maupun kucing liar dan be-
PCR atau ELISA (Awad et al. 2018). Setelah dapat teriden-
berapa anggota Felidae lainnya seperti rubah. Kucing yang
tifikasi maka pengobatan akan dapat diberikan dengan efek-
rentan terhadap Feline Panleukopenia Virus berusia dibawah
tif.
satu tahun. Feline Panleukopenia Virus ditemukan di seluruh
dunia dan endemik pada populasi kucing yang tidak divaksin. ■ KASUS
Penularan virus FPV yaitu melalui kontak langsung dengan
Seekor kucing anggora berumur 4 bulan positif mengidap Fe-
kucing yang terinfeksi seperti fecal oral, muntah, urin, dan
line Panelukopenia. Kucing tersebut merupakan pasien rawat
feses atau lewat peralatan (tempat tidur atau piring makan),
inap Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga
lalat, dan manusia dapat bertindak sebagai vector mekanis
pada periode 6 Januari sampai 9 Februari 2019.
(Dawson et al. 2001).
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa hewan mem-
Gejala klinis FPV pada kucing yaitu kehilangan nafsu
iliki suhu rektal 38.2 oC, frekuensi nadi 114 kali/menit, pant-
makan, anoreksia, demam tinggi, muntah, diare berdarah,
ing, turgor kulit dan capillary refill time masing-masing ku-
dehidrasi berat (Porporato et al. 2018). Demam tinggi (39.5
rang dari 3 detik. Gejala klinis yang diperlihatkan pasien di-
°C hingga 42.5 °C) pada awal infeksi (Sykes 2014). Menurut
antaranya adalah muntah, diare, anoreksia. Terapi yang
Hartman (2017), kucing yang terinfeksi tidak selalu menun-
diberikan pada pasien ini adalah deksametason dan difenhid-
jukan gejala klinis. Keparahan penyakit tergantung umur,
ramin HCl.
status kekebalan, dan infeksi sekunder. Gejala klinis dapat
bervariasi dari subklinis hingga perakut dengan kematian ■ PEMBAHASAN
mendadak dalam waktu 12 jam. Bentuk akut adalah yang pal-
Gejala klinis yang diperlihatkan pasien adalah muntah, diare
ing umum dengan tanda nonspesifik pada awal infeksi seperti
dan kehilangan nafsu makan. Muntah merupakan salah satu
demam dan anorexia. Kucing biasanya mati karena kom-
simptom yang menandakan adanya gejala patologis pada sis-
plikasi dan disertai dehidrasi berat, muntah dan diare. Infeksi
tem pencernaan. Muntah bisa dirangsang oleh distensi usus
neonatal (hingga usia 6 minngu) menunjukan gejala klinis
atau peradangan. Contohnya jika hewan mengalami tanda

x2 |ARSHI Vet Lett, xxxx, 00 (00): 00-00 http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett


Veterinary Letters

klinis muntah disertai darah, maka dapat mengindikasikan sistem saraf, menghambat pelepasan serotonin di saluran
perdarahan saluran cerna atas dan/atau lambung, dan volume cerna sehingga tidak terjadi ikatan antara serotonin dengan
muntahan empedu yang berlebihan menandakan adanya ob- reseptor 5-HT3, pelepasan endorfin, dan anti inflamasi yang
struksi saluran cerna atas (Washabau dan Day 2013). Muntah kuat di daerah pembedahan (Elhakim et al. 2002) dan diduga
adalah regurgitasi dari isi lambung sebagai akibat refluks glukokortikoid mempunyai efek yang bervariasi pada
gastroesofageal atau dengan menimbulkan reflek emetik susunan saraf pusat dan akan mempengaruhi regulasi dari
yang menyebabkan mual, kontraksi dari diafragma, inter- neurotransmitter, densitas reseptor, transduksi sinyal dan
kostal dan otot abdomen anterior serta ekspulsi dengan konfigurasi neuron (Wang et al. 1999). Reseptor gloko-
kekuatan isi lambung. Muntah juga merupakan salah satu kortikoid juga ditemukan pada nukleus traktus solitarius,
proteksi tubuh dengan tujuan ingesti bahan toksik untuk nukleus raphe, dan area postrema, dimana init-inti tersebut
segera dimuntahkan atau dikeluarkan (Encarnación et al. berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas mual dan
2009). muntah. Efek antiemetik deksametason juga dihubungkan
FPV menyerang sel-sel yang aktif bermitosis. Patogenesis dengan supresi dari adrenokortikotropin yang telah diteliti re-
infeksi FPV dipengaruhi oleh kebutuhan replikasi sel DNA sponnya terhadap stimulasi gerakan. Hal ini menyebabkan
parvovirus pada sel-sel mitosis (Parrish 1995). FPV deksametason paling efektif untuk mencegah mual dan
menginfeksi sel epitel yang bermitosis dengan cepat di kripta muntah (Cherian 2001). Menurut Liu et al (1999) dan Wang
vili usus ileum dan jejunum antara 3 hingga 5 hari setelah et al (2000) pada penelitian dengan deksametason dosis 5 mg
inokulasi dan virus ditemukan di seluruh epitel bagian usus intravena dan 10 mg intravena sebagai antiemetik untuk
tersebut 4-8 hari setelah infeksi. FPV juga menginvasi sel mi- mencegah mual dan muntah pasca bedah, menyatakan bahwa
tosis lainnya, seperti pada sumsum tulang, jaringan limfoid, pemberian dosis tunggal deksametason aman dan tanpa efek
cerebellum neonatal, retina, jaringan embryonic dan sel fetal. samping yang berarti.
Pada traktus digestivus, kerusakan sel epitelium usus yang Menurut Truyen et. al (2009) terapi yang perlu diberikan
sedang bermitosis menyebabkan kripta usus dilatasi, degen- pada pasien yang mengalami panleukopenia yaitu fluid ther-
erasi vili, edema dan nekrosa. Degenerasi vili usus me- apy, antibiotik, antiemetik, dan vitamin B kompleks. Dif-
nyebabkan keseimbangan osmosis terganggu dan menyebab- enhidramin HCl yang diberikan pada hewan kecil berfungsi
kan munculnya tanda-tanda klinis diare yang mengandung sebagai antiemetik (Plumb 2011). Antiemetik diperlukan
darah dan mukus. Hewan dapat mengalami dehidrasi dan ketika hewan menunjukkan gejala mual dan muntah. Dif-
piretik, kemungkinan karena serapan endotoksin dari usus. enhidramin HCl merupakan antihistamin yang bekerja meng-
Infeksi sekunder muncul dari bakteri usus atau agen lain sep- hambat histamin pada reseptor H1. Reseptor H1 terdapat
erti coronavirus sehingga meningkatkan keparahan penyakit. pada otot polos pernapasan, sel endotel vaskular, saluran
Adanya inflamasi pada intestinal, memicu gejala klinis cerna (GIT), jantung, sel imun, dan neuron sistem saraf pusat
muntah pada hewan. Partikel virus dalam jumlah besar (SSP). Saat reseptor H1 distimulasi dalam jaringan dapat
dilepaskan selama fase akut infeksi dan dapat terdeteksi di menghasilkan berbagai respon seperti, peningkatan permea-
dalam feses selama berminggu-minggu setelah pemulihan bilitas vaskular, peningkatan vasodilatasi penurunan waktu
klinis. FPV dapat bertahan lebih dari satu tahun di ling- konduksi node atrioventrikular (AV), stimulasi saraf sensorik
kungan eksternal yang sesuai. (Washabau dan Day 2013). saluran udara yang menyebabkan batuk, kontraksi otot polos
Deksametason diberikan pada pasien ini karena dapat bronkus dan GIT, dan kemotaksis eosinofilik yang mening-
menurunkan efek mual dan muntah dari berdasarkan gejala katkan respon imun alergi dengan mengurangi gejala reaksi
klinis yang ditunjukkan pada kucing. Deksametason adalah alergi (Hamelin 1998). Difenhidramin HCl juga dapat
derivat fluorinated prednisolon dan isomer dengan betamet- digunakan sebagai sedasi, antikolinergik, dan antitusif. Ter-
ason. Deksametason merupakan derivat steroid yang mem- api yang digunakan untuk pasien suspect panleukopenia
iliki durasi panjang. Memiliki efek seperti glukokortikoid yaitu injeksi difenhidramin HCl serta vitamin B kompleks
yang memiliki efek utama terhadap penyimpanan glikogen selama 4 hari.
hepar, anti inflamasi dan sedikit berpengaruh terhadap kese-
■ SIMPULAN
imbangan air dan elektrolit (Henzi et al. 2000). Deksameta-
son dilaporkan pertama kali efektif sebagai antiemetik dan Gejala muntah pada kucing penderita Feline Panleukopenia
terbukti aman pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker disebabkan oleh infeksi Parvovirus yang menyebabkan
tahun 1981. Mekanisme kerja deksametason dengan inhibisi reaksi inflamasi pada intestinal. Deksametason dan dipenhy-
pelepasan asam arachidonat, modulasi substansi yang berasal dramine HCl efektif sebagai antiemetik pada kasus Feline
dari metabolisme asam arachidonat, dan pengurangan jumlah Panleukopenia.
5-HT3. Deksametason mempunyai efek antiemetik, diduga
melalui mekanisme menghambat pelepasan prostaglandin ■ ACKNOWLEDGMENT
(inhibisi pelepasan asam asam arachidonat dan modulasi sub- Kelompok C22 PPDH Periode 1 2020/2012 mengucapkan
stansi yang berasal dari metabolisme asam arachidonat) terima kasih kepada Yusril Mahendra, M Gandluk Atik Yuliani,
secara sentral sehingga terjadi penurunan kadar 5-HT3 di Agus Widodo, Dyantoro, dan Miyayu Soneta Sofyan sebagai
penulis jurnal yang menjadi sumber data dalam studi kasus ini.
Fakultas Kedokteran Hewan IPB - ARSHI (Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia) ARSHI Vet Lett, xxxx,00 (00): 00-00 | x1
Veterinary Letters

■ REFERENCES Parrish CR. 1995. Pathogenesis of feline panleukopenia virus and


canine parvovirus. Bailliere's Clinical Haematology. 8(1):57–71.
Awad RA, Khalil WK, Attallah AG. 2018. Epidemiology and diag-
Hartmann K. 2017. Feline Panleukopenia: Update on prevention and
nosis of feline panleukopenia virus in Egypt: Clinical and molec-
treatment. Thai J Vet Med Suppl. 47: 101-104.
ular diagnosis in cats. Vet World. 11(5): 578-584.
Henzi I, Walder B, Trame`r M. 2000. Dexamethasone for the Pre-
Barr SC, Bowman DD. 2011. Blackwell's Five-Minute Veterinary
vention of Postoperative Nausea and Vomiting: A Quantitative
Consult Clinical Companion: Canine and feline Infectious
Systematic Review. Anesth Analg. 90: 186-194.
Deseases and Parasitology, 2nd ed. New Jersey (US): Willey
Plumb DC. 2011. Veterinary Drug Handbook, 7th Ed. Stockholm
Blackwell.
(EU): PharmaVet Inc.
Cherian V, Smith I. 2001. Prophylactic ondansetron does not im-
Porporato F, Horzinek MC, Lehmann RH, Ferri F, Gerardi G, Con-
prove patient satisfaction in women using PCA after caesarean
tiero B, Vezzosi T, Rocchi P, Auriemma E, Lutz H. 2018. Survival
section. British Journal of Anaesthesia. 87 (3): 502-504.
estimates and outcome predictors for shelter cats with feline
Dawson S, Willoughyby K, Gaskell RM, Wood G, Chalmers WSK.
panleukopenia virus infection. J Am Vet Med Assoc. 253:188-195.
2001. A field trial to assess the effect of vaccination against feline
Sykes JE. 2014. Canine and Feline Infectious Diseases: Feline
herpesvirus, feline calicivirus, and feline panleucopeniavirus in 6
Panleukopeia. California: Department of Medicine and Epidemi-
weeks old. J of Feline Med Surg. 3(1):17-22.
ology University of California.
Elhakim, M., Nafie M, Mahmoud K., & Atef, A. 2002. Dexame-
Truyen Uwe et. al. 2009. Feline panleukopenia ABCD guidelines on
thasone 8 mg in combination with ondansetron 4 mg appears to be
prevention and management. Journal of Feline Medicine and Sur-
the optimal dose for the prevention of nausea and vomiting after
gery. 11:538-546.
laparoscopic cholecystectomy. General Anesthesia 49(9): 922-
Washabau J, Day MJ. 2013. Canine and Feline Gastroenterology.
926.
Chapter – Small Intestine. Missouri (US): Elsevier.
Encarnación H, Joshua P, Erick M, Valerie S. 2009. Vomiting. Com-
Wang et al. 1999. Dexamethasone Decreases Epidural Morphine-
pendium (Yardley, PA). 31(3):122-31.
Related Nausea and Vomiting. Regional Anesthesia and Pain
Liu K, Chang, Yuan. 1999. The Effective Dose of Dexamethasone
Managent. 89:117-120.
for Antiemetic After Mayor Gynecology Surgery. Anesthesia and
Wang et al. 2000. The Effect of Timing of Dexamethasone Admin-
Analgesia. 89: 1316.
istratin on its Efficacy as A Prophylactic Antiemetic for Post Op-
Hamelin BA, Bouayad A, Drolet B, Gravel A. 1998. In vitro char-
erative Nausea and Vomitting. Anesthesiology, Anesthesia &
acterization of cytochrome P450 2D6 inhibition by classic hista-
Analagesia. 31: 136-139.
mine H1 receptor antagonists. Drug Metab Dispos. 26(6):536-9.

x2 |ARSHI Vet Lett, xxxx, 00 (00): 00-00 http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett

Anda mungkin juga menyukai