ISSN 2581-2416
DOI: http://dx.doi.org/10.29244/avl.0.0.00-00
http://journal.ipb.ac.id/index.php/arshivetlett
klinis muntah disertai darah, maka dapat mengindikasikan sistem saraf, menghambat pelepasan serotonin di saluran
perdarahan saluran cerna atas dan/atau lambung, dan volume cerna sehingga tidak terjadi ikatan antara serotonin dengan
muntahan empedu yang berlebihan menandakan adanya ob- reseptor 5-HT3, pelepasan endorfin, dan anti inflamasi yang
struksi saluran cerna atas (Washabau dan Day 2013). Muntah kuat di daerah pembedahan (Elhakim et al. 2002) dan diduga
adalah regurgitasi dari isi lambung sebagai akibat refluks glukokortikoid mempunyai efek yang bervariasi pada
gastroesofageal atau dengan menimbulkan reflek emetik susunan saraf pusat dan akan mempengaruhi regulasi dari
yang menyebabkan mual, kontraksi dari diafragma, inter- neurotransmitter, densitas reseptor, transduksi sinyal dan
kostal dan otot abdomen anterior serta ekspulsi dengan konfigurasi neuron (Wang et al. 1999). Reseptor gloko-
kekuatan isi lambung. Muntah juga merupakan salah satu kortikoid juga ditemukan pada nukleus traktus solitarius,
proteksi tubuh dengan tujuan ingesti bahan toksik untuk nukleus raphe, dan area postrema, dimana init-inti tersebut
segera dimuntahkan atau dikeluarkan (Encarnación et al. berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas mual dan
2009). muntah. Efek antiemetik deksametason juga dihubungkan
FPV menyerang sel-sel yang aktif bermitosis. Patogenesis dengan supresi dari adrenokortikotropin yang telah diteliti re-
infeksi FPV dipengaruhi oleh kebutuhan replikasi sel DNA sponnya terhadap stimulasi gerakan. Hal ini menyebabkan
parvovirus pada sel-sel mitosis (Parrish 1995). FPV deksametason paling efektif untuk mencegah mual dan
menginfeksi sel epitel yang bermitosis dengan cepat di kripta muntah (Cherian 2001). Menurut Liu et al (1999) dan Wang
vili usus ileum dan jejunum antara 3 hingga 5 hari setelah et al (2000) pada penelitian dengan deksametason dosis 5 mg
inokulasi dan virus ditemukan di seluruh epitel bagian usus intravena dan 10 mg intravena sebagai antiemetik untuk
tersebut 4-8 hari setelah infeksi. FPV juga menginvasi sel mi- mencegah mual dan muntah pasca bedah, menyatakan bahwa
tosis lainnya, seperti pada sumsum tulang, jaringan limfoid, pemberian dosis tunggal deksametason aman dan tanpa efek
cerebellum neonatal, retina, jaringan embryonic dan sel fetal. samping yang berarti.
Pada traktus digestivus, kerusakan sel epitelium usus yang Menurut Truyen et. al (2009) terapi yang perlu diberikan
sedang bermitosis menyebabkan kripta usus dilatasi, degen- pada pasien yang mengalami panleukopenia yaitu fluid ther-
erasi vili, edema dan nekrosa. Degenerasi vili usus me- apy, antibiotik, antiemetik, dan vitamin B kompleks. Dif-
nyebabkan keseimbangan osmosis terganggu dan menyebab- enhidramin HCl yang diberikan pada hewan kecil berfungsi
kan munculnya tanda-tanda klinis diare yang mengandung sebagai antiemetik (Plumb 2011). Antiemetik diperlukan
darah dan mukus. Hewan dapat mengalami dehidrasi dan ketika hewan menunjukkan gejala mual dan muntah. Dif-
piretik, kemungkinan karena serapan endotoksin dari usus. enhidramin HCl merupakan antihistamin yang bekerja meng-
Infeksi sekunder muncul dari bakteri usus atau agen lain sep- hambat histamin pada reseptor H1. Reseptor H1 terdapat
erti coronavirus sehingga meningkatkan keparahan penyakit. pada otot polos pernapasan, sel endotel vaskular, saluran
Adanya inflamasi pada intestinal, memicu gejala klinis cerna (GIT), jantung, sel imun, dan neuron sistem saraf pusat
muntah pada hewan. Partikel virus dalam jumlah besar (SSP). Saat reseptor H1 distimulasi dalam jaringan dapat
dilepaskan selama fase akut infeksi dan dapat terdeteksi di menghasilkan berbagai respon seperti, peningkatan permea-
dalam feses selama berminggu-minggu setelah pemulihan bilitas vaskular, peningkatan vasodilatasi penurunan waktu
klinis. FPV dapat bertahan lebih dari satu tahun di ling- konduksi node atrioventrikular (AV), stimulasi saraf sensorik
kungan eksternal yang sesuai. (Washabau dan Day 2013). saluran udara yang menyebabkan batuk, kontraksi otot polos
Deksametason diberikan pada pasien ini karena dapat bronkus dan GIT, dan kemotaksis eosinofilik yang mening-
menurunkan efek mual dan muntah dari berdasarkan gejala katkan respon imun alergi dengan mengurangi gejala reaksi
klinis yang ditunjukkan pada kucing. Deksametason adalah alergi (Hamelin 1998). Difenhidramin HCl juga dapat
derivat fluorinated prednisolon dan isomer dengan betamet- digunakan sebagai sedasi, antikolinergik, dan antitusif. Ter-
ason. Deksametason merupakan derivat steroid yang mem- api yang digunakan untuk pasien suspect panleukopenia
iliki durasi panjang. Memiliki efek seperti glukokortikoid yaitu injeksi difenhidramin HCl serta vitamin B kompleks
yang memiliki efek utama terhadap penyimpanan glikogen selama 4 hari.
hepar, anti inflamasi dan sedikit berpengaruh terhadap kese-
■ SIMPULAN
imbangan air dan elektrolit (Henzi et al. 2000). Deksameta-
son dilaporkan pertama kali efektif sebagai antiemetik dan Gejala muntah pada kucing penderita Feline Panleukopenia
terbukti aman pada pasien yang menjalani kemoterapi kanker disebabkan oleh infeksi Parvovirus yang menyebabkan
tahun 1981. Mekanisme kerja deksametason dengan inhibisi reaksi inflamasi pada intestinal. Deksametason dan dipenhy-
pelepasan asam arachidonat, modulasi substansi yang berasal dramine HCl efektif sebagai antiemetik pada kasus Feline
dari metabolisme asam arachidonat, dan pengurangan jumlah Panleukopenia.
5-HT3. Deksametason mempunyai efek antiemetik, diduga
melalui mekanisme menghambat pelepasan prostaglandin ■ ACKNOWLEDGMENT
(inhibisi pelepasan asam asam arachidonat dan modulasi sub- Kelompok C22 PPDH Periode 1 2020/2012 mengucapkan
stansi yang berasal dari metabolisme asam arachidonat) terima kasih kepada Yusril Mahendra, M Gandluk Atik Yuliani,
secara sentral sehingga terjadi penurunan kadar 5-HT3 di Agus Widodo, Dyantoro, dan Miyayu Soneta Sofyan sebagai
penulis jurnal yang menjadi sumber data dalam studi kasus ini.
Fakultas Kedokteran Hewan IPB - ARSHI (Asosiasi Rumah Sakit Hewan Indonesia) ARSHI Vet Lett, xxxx,00 (00): 00-00 | x1
Veterinary Letters