permasalahan tersebut kemudian diperiksa dan diteliti adanya kaitan diantara masalahmasalah yang disusun. Masalah-masalah yang saling berkaitan dikelompokan dalam
satu kelompok masalah. Untuk masing-masing kelompok biasanya ada beberapa
penyebab yang sifatnya potensial. Beberapa penyebab tersebut disusun dalam suatu
diagnosa banding, diagnosa diferensial, bagi masing-masing kelompok masalah.
Diagnosa-diagnosa yang dianggap penting mungkin diduga menjadi penyebab
gangguan, atau sebaliknya dianggap tidak penting lagi, setelah dilakukanya uji
laboratorium secara khusus. Tidak jarang pula, diagnosa pasti baru dapat ditentukan
berdasarkan hasil pengobatan khusus.
Dalam pemeriksaan klinis sering dijumpai bahwa gambaran klinis suatu penyakit
sulit dapat dikenali. Hal tersebut mungkin terdapat pada hewan yang keadaan umumnya
tidak baik, yang pertumbuhan badanya jelek, atau hewan yang menurun berat
bandanya. Kadang-kadang dijumpai pula gejala-gejala klinis suatu penyakit yang tidak
jelas bentuknya. Dalam keadaan demikian penentuan diagnosa secara pasti hanya
mungkin setelah dilakukan uji laboratorium yang tuntas. Kadang-kadang penetuan
diagnosa pada suatu kelompok ternak yang sama hanya dapat dilakukan setelah
memeriksa secara teliti tatalaksana pemeliharaanya.
PEMBAHASAN
Sebelum kita melakukan pemeriksaan umum maupun fisik pada kucing, kita
harus tahu penampilan normal kucing;
Berat badan sesuai dengan jenis/ras, tidak terlalu gemuk (obesitas), tidak kurus (inanisi)
T, P, N dalam kisaran normal (di RSH dapat naik sedikit karena stres)
Membrana mukosa/selaput lendir, jambon muda (anjing), pucat (kucing) dan waktu
pengisian kapiler (Capillary Refill Time = CRT) 1 2 detik
Timbul selera makan jika disodori pakan dan mampu makan dan minum.
Riwayat penyakit (Anamnesa)
Suatu catatan kejadian-kejadian yang telah berlangsung sebelum saat penderita
dihadapi oleh dokter hewan untuk pemeriksaan merupakan hal yang sangat penting
dalam penentuan diagnosa. Pada umumnya merupakan hal yang terbaik apabila pemilik
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum penderita dimulai dari suatu jarak yang tidak mengganggu
ketenangan dan sikap penderita. Seringkali terjadi hewan-hewan mengalami
kegelisahan karena didekati oleh dokter hewan, hingga hewan nampak lebih siaga
mengahadapi sesuatu (alert) dan hewan mengalami kenaikan frekuensi pernafasan dan
jantung. Pemeriksaan dari jauh harus dilakukan dari berbagai arah, yaitu dari depan,
belakang dan kedua sisi hewan. Dengan cara ini banyak kelainan tubuh yang dapat
diamati, yang mungkin tidak ditemukan dalam pemeriksaan dari jarak dekat.
Keadaan umum dan kelakuan hewan perlu diperhatikan. Hewan dalam keadaan
berdiri atau tiduran perlu dicatat. Tingkat kelesuan, kesadaran, atau kegelisahan
hendaknya dicatat pula. Kegiatan di bawah sadar atau abnormal mungkin
menggambarkan penyakit syarafi. Adanya rasa sakit ditandai dengan cara berdiri yang
tidak bebas, hewan menggeratakan gigi, gejala-gejala yang berupa hewan yang
berguling-guling atau menunjukan posisi abnormal; penderitaan yang berasal dari
daerah perut kadang juga ditunjukan oleh penderita dengan cara menendang-nendang
perutnya sendiri.
Apabila hewan sedang makan perhatian perlu ditujukan pada kelainan cara
mengunyah makanan; pengunyahan secara intermiten dapat disebabkan karena adanya
rasa sakit waktu mengunyah. Bahan makanan yang jatuh atau keluar lagi dari mulut
dapat ditemukan pada penderita gangguan syaraf, juga cara mengambil pakan,
termasuk kemampuan lidah dan bibir harus diperhatikan.
Pengeluaran tinja dan kemih perlu diperhatikan apabila hal tersebut terjadi pada saat
pemeriksaan umum dilakukan.
Rasa sakit yang berkaitan dengan sistem muskulo-skeletal kadang menyebabkan
sikap hewan yang abnormal, atau pembagian berat badan yang tidak merata. Sikap
kaku sebagai akibat penyakit tetanus lebih mudah diamati dari jauh dibandingkan
dengan pemeriksaan dari dekat. Gangguan dalam langkah hewannwaktu berjalan juga
merupakan petunjuk adanya penyakit syaraf atau otot-ototnya.
Keserasian tubuh terutama simetri pada kedua sisi hewan harus diamati.
Pemeriksaan simetri yang terbaik dilakukan dari muka dan belakang, sedangkan
keserasian tubuh diamati dari samping kanan dan kiri. Keadaan umum tubuh harus
dinilai dari derajat otot-ototnya. Keadaan tubuh kucing dinilai dari keadaan hewan, misal
kucing yang sedang dalam puncak masa laktasi biasanya nampak lebih kurus
dibandingkan dengan kucing yang sedang tidak laktasi.
Frekuensi pernafasan, keteraturan serta dalamnya perlu diperiksa dari jarak yang
tidak mengganggua hewan. Tingkat sesak nafas atau respirasi abdominal dapat dinilai
pada pengamatan pernafasan. Pada kucing normal dalam keadaan tenang serta pada
suhu lingkungan sedang, rata-rata frekuensi pernafasanya 24 42 tiap menitnya.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara palpasi, inspeksi visual dan penciuman
disamping pendengaran dengan cara auskultasi dan perkusi.
Biasanya suhu tubuh diukur melalui rektum. Termometer harus berada didalam
rektum sedikitnya 1 menit sebelum diambil dan dibaca hasilnya. Suhu normal kucing
dengan pengambilan melaui rektum adalah 38,0 39,5
memiliki variasi 0,5 sampai dengan 1,0 C selama jangka waktu satu hari. Suhu
lingkungan yang tinggi atau kerja yang berlebihan dapat mengakibatkan suhu tubuh
meningkat sedikit diata suhu badan normal.
Pulsus pada kucing dapat ditentukan dari arteri-arteri
Arteria lingualis ; di sisi ventral lidah (hanya pada pasien terbius dapat diraba)
Kadang-kadang frekuensi pulsus lebih mudah ditentukan dengan jalan auskultasi
jantung. Frekuensi pulsus per menit pada kucing (110 140 x/ menit). Apabila
mengalami kenaikan, frekuensi pulsus perlu diukur ulang, karena kegelisahan akibat
pemeriksaan dapat mengakibatkan kenaikan frekuensi sementara.
Tanda abnormalitas dan kemungkinan berarti/bermakna
ulsera/luka mulut
penyakit metabolisme
Makan rakus, tetapi berat badan jelek/turun dapat karena :
insufisiensi pankreas
cacingan
3. Perubahan defekasi
Konstipasi (Sembelit, gagal berak), dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk :
Makan benda asing (korpus alienum),misal bulu hewan (hair ball, trikobezoar) dsb
Infeksi bakteri
4. Muntah (emesis, vomitus) : pengeluaran isi lambung lewat mulut, dapat disebabkan
oleh :
benda asing di alat pencernaan (lambung, Usus) misal : plastil, bola kecil, batu
Harus dicatat frekuensi muntah, jumlah, ada tidaknya darah, mukus, parasit,
racun. .Retching: usaha muntah yang tidak berhasil (bedakan dengan batuk ,
terutama pada kucing)
5.
Leleran hidung (ingus, nasal discharge). Biasanya diawali bersin dan dapat
disebabkan oleh :
kalisivirosis kucing
Perlu dicatat sifat leleran, misal: serous, mukus, mukopurulen, purulen (spt nanah),
berdarah, berkarat, terutama pada kucing rongga hidung yang bengkak menurunkan
syaraf penciuman sehingga makan tidak mau.
6. Leleran telinga. Sering diikuti dengan geleng-geleng kepala serta garuk-garuk telinga.
Dapat disebabkan oleh :
Biji rumput, tungau telinga (Otodectes cynotis), infeksi bakteri atau jamur
ISPA kucing
Benda asing
8. Leleran vagina (lubang kelamin betina), biasanya berkaitan dengan daur reproduksi
anjing betina (birahi) atau kucing betina (queen) dan dapat normal atau abnormal,
indikasi mencakup :
9. Batuk
Dapat dijumpai pada pasien di RSH/Klinik hewan dan dapat bersifat kering, kasar atau
basah dan produktif, paroksismal dsb. Batuk dapat merupakan gejala :
bronkitis
nyeri/tidak nyaman
panas/dingin yg berlebihan
menahan kencing/berak
PENUTUP
Dalam mendiagnosa penyakit pada pasien kucing diperlukan beberapa tindakan,
yaitu anamnesa, pemeriksaan umum, dan pemeriksaan khusus. Dalam melakukan
pemeriksaan hendaknya dikurangi tindakan yang dapat membuat pasien kurang
nyaman, sehingga dapat mengacaukan data pemeriksaan. Pemeriksaan fisik pada
kucing dilakukan dengan cara palpasi, inspeksi visual dan penciuman disamping
pendengaran dengan cara auskultasi dan perkusi. Keadaan normal pada kucing
temperatur
: 38,0 39,5 o C
: 24 42 x per menit
awal birahi
: 10 bln
dikawinkan
: 12 bln
lama birahi
: 3 15 hari
daur birahi
: 2 3 x per tahun
DAFTAR PUSTAKA