Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH RUTE PEMBERIAN TERHADAP ABSORBSI OBAT

DISUSUN OLEH :

Nama : Vania Agatha

NIM : 200106180

Kelas :D

Dosen Pengampu : Rizki Azmi Nurmajid, S.Farm., Apt

Universitas Harapan Bangsa

Tahun 2021
PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORPSI OBAT

1. Tujuan Dilakukannya Praktikum


a) Mengenal dan membandingkan cara-cara pemberian obat terhadap
kecepatan absorbsinya, menggunakan data farmakologi sebagai tolak
ukurnya.
b) Mahasiswa mampu mempraktekkan cara-cara pemberian obat
terhadapkecepatan absorbsinya
c) Mahasiswa mampu mendapatkan data onset dan durasi.

2. Dasar Teori

Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati


yang dalam dosis sesuai dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah
penyakit berikut gejalanya. Beberapa obat dapat menimbulkan efek sampingyang
serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidaktepat
pemberiannya. Rute pemberian obat terutama dipengaruhi oleh sifatobat,
kestabilan obat, tujuan terapi ,kecepatan absorbsi yang diperlukan,kondisi
pasien, keinginan pasien, dan kemungkinan efek samping. Pemakaianobat
dikatakan tidak tepat apabila kemungkinan untuk memberikan manfaat kecil atau
tidak ada sama sekali, sedangkan kemungkinan manfaatnya tidak sebanding
dengan kemungkinan efek samping atau biayanya (Nasif dkk.,2013).

1) Absorpsi

Absorpsi yaitu pengambilan obat dari permukaan tubuh atau dari tempa-tempat
tertentu dalam organ ke dalam aliran darah atau sistem pembuluh limfe. Dari
aliran darah maka akan terjadi distribusi obat ke dalam organisme secara
keseluruhan. Karena obat baru berkhasiat apabila berhasil mencapai konsentrasi
yang sesuai pada tempat kerjanya, maka suatu absorbsi yang cukup merupakan
syarat untuk suatu efek terapeutik, sejauh obat tidak digunakan secara intravasal
atau tidak langsung dipakai pada tempat kerjanya. Dikatakan cukup apabila kadar
obat yang telah diabsorbsi tidak melewati batas KTM,yaitu Kadar Toksik
Minimum, namun masih beraa di dalam batas KEM, yaituKadar Efektif
Minimum.

2) Distribusi

Distribusi yaitu proses penyebaran zat aktif yang telah masuk ke peredaran
darah keseluruh tubuh, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

3) Metabolisme dan Ekskresi (Eliminasi)

Obat harus melalui proses metabolisme dahulu agar dapat dikeluarkan dari
badan. Dimana pada saat inilah badan berusaha merubahnya menjadi metabolit
yang bersifat hidrofil agar mudah dikeluarkan melalui sistem ekskresi, misal lewat
anus, paru, kulit, dan ginjal. Absorbsi sebagian besar obat secara difusi pasif,
maka sebagai barter absorbsi adalah membran epitel saluran cerna, yang seperti
halnya semua membran sel di tubuh kita, merupakan lipid bilayer. Dengan
demikian, agardapat melintasi membran sel tersebut, molekul obat harus memiliki
kelarutan lemak (setelah terlebih dulu larut dalam air) (Ganiswara, 2008). Rute
pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam
tubuh, sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi ataukemungkinan
timbulnya efek yang merugikan. Rute pemberian obat dibagi 2, yaitu enternal dan
parnteral.(Priyanto, 2008)

a) Jalur Enterna

Jalur enternal berati pemberian obat melalui saluran gastrointestinal (GI),


seperti pemberian obat melalui sublingual, bukal, rektal, dan oral.Pemberian obat
melalui oral merupakan jalur pemberian obat yang paling banya digunakan karena
paling murah, paling mudah, dan paling aman. Kerugian dari pemberian obat
melalui jalur enternal adalah absorbsinyalambat, tidak dapat diberikan pada pasien
tidak sadar atau tidak dapatmenelan.

b) Jalur Parenteral

Parenteral berarti tidak melalui enteral. Termasuk jalur parenteral adalah


transdermal (topikal), injeksi, endotrakeal (pemberian obat ke dalam trakea
menggunakan endotrakeal tube), dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalurini
dapat menimbulkan efek sistemik atau lokal.

Absorbsi kebanyakan obat terjadi secara pasif melalui difusi. Kecepatan


absorbs dan kuosien absorpsi bergantung pada banyak faktor. Faktor terpenting
diantaranya adalah:

 Sifat fisiokimia bahan obat terutama sifat streokimia dan kelarutannya


 Besar partikel dan jenis permukaan
 Sediaan obat
 Dosis
 Rute pemberian obat dan tempat pemberian
 Waktu kontak dengan permukaan absorbsi
 Besarnya luas permukaan yang mengabsorbsi
 Nila pH dalam darah yang mengabsorbsi
 Integritas membrane
 Aliran darah organ yang mengabsorbsi (Arief, 2007)

3. Alat dan Bahan


a) Alat
 Spuit injeksi (0,1-2 ml)
 Jarum sonde ujung tumpul/membulat
 Labu ukur 10 ml
 Stop watch
b) Bahan
 Aquabidest
 Diazepam
 Hewan coba dapat menggunakan mencit atau tikus

4. Cara Kerja
 Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
 Beri identitas tikus I, II, III, IV, dan V untuk pemberian secara oral,
subkutan, intraperitoneal, dan intravena.
 Tikus ditimbang, dan diperhitungkan volume diazepam yang akan
diberikan dengan dosis 2 mg/kg BB.
 Diazepam diberikan pada hewan uji dengan cara pemberian sesuai dengan
masingmasing kelompok:
1) Oral: melalui mulut dengan jarum tumpul
2) Subkutan: masukkan sampai dibawah kulit pada tengkuk hewan uji
dengan jarum injeksi.
3) Intramuskular: suntikkan ke dalam otot daerah paha
4) Intravena: suntikkan ke vena lateralis pada ekor hewan uji
DARI HASIL SIMULASI

1. Hitung dosis yang diberikan kepada masing-masing replikasi hewan


percobaan tiap rute pemberian.

Dosis Diazepam2 mg x 0,00261 = 0,0052mg/20 gram

1) Perhitungan Volume Pemberian per Oral


a. Mencit 1 (BB 33,60 gram)

33,60g x 0,0052mg = 0,0087mg

20g

 Larutan stok

10ml x 0,0087mg = 0,87mg

0,1ml

Jadi, 0,87mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume pemberian

770 mg 2 x 0,87 mg = 334,95mg

2 mg

0,0087 mg x 10 ml = 0,00025 ml

334,95 mg

b. Mencit 2 (BB 26,00 gram)

26,00 g x 0,0052 mg = 0,0067 mg


20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0067 mg = 0,67 mg

0,1 ml

Jadi, 0,67mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL.Volume Pemberian

770 mg x 0,67 mg = 257,95 mg

2 mg

0,0067 mg x 10 ml = 0,00025 ml

257,95 mg

2) Perhitungan Volume Pemberian Intra Peritoneal


a. Mencit 1 (BB 27,00 gram)

27,00 g x 0,0052 mg = 0,0070 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0070 mg = 0,70 mg

0,1 ml

Jadi, 0,70mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume Pemberian

770 mg x 0,70 mg = 269,5 mg

2 mg

0,0070 ml x 10 ml = 0,00025 ml

269,5 ml
b. Mencit 2 (BB 29,50 gram)

29,50 g x 0,0052 mg = 0,0076 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0076 mg = 0,76 mg

10 ml

Jadi, 0,76mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume pemberian

770 mg x 0,76 mg = 292,6 mg

2 mg

0,0076 mg x 10 ml = 0,00025 ml

292,6 mg

3) Perhitungan Volume Pemberian Intra Muskular


a. Mencit 1 (BB 29,00 gram)

29,00 g x 0,0052 mg = 0,0075 mg

20 g

Larutan stok

10 ml x 0,0075 mg = 1,5 mg

0,05 ml
Jadi, 1,5 mg CMC dilarutkan dalam air sampai 10 mL

Volume Pemberian

770 mg x 1,5 mg = 57,75 mg

2 mg

0,0075 mg x 10 ml = 0,00012 ml

57, 75 mg

b. Mencit 2 (BB 28,60 gram)

28,60 g x 0,0052 mg = 0,0074 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0074 mg = 1,48 mg

0,05 ml

Jadi, 1,48 mg CMC dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume pemberian

770 mg x 1,48 mg = 569,8 mg

2 mg

0,0074 mg x 10 ml = 0,000129 ml

569,8 mg

4) Perhitungan Volume Pemberian Subkutan


a. Mencit 1 (BB 25,60 gram)

25,60 mg x 0,0052 mg = 0,0066 mg


20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0066 mg = 1,32 mg

0,05 ml

Jadi, 1,32 mg CMC dilarutkan dalam air sampai10 mL.

 Volume pemberian

770 mg x 1,32 mg = 508,2 mg

2 mg

0,0066 mg x 10 ml = 0,000129 ml

508,2 mg

b. Mencit 2 (BB 26,82 gram)

26,82 g x 0,0052 mg= 0,0069 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0069 mg = 1,38 mg

0,05 ml

Jadi, 1,38 mg CMC dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume pemberian

770 mg x 1,38 mg = 531,3 mg

2 mg

0,0069 mg x 10 ml = 0,000129 ml

531,3 ml
5) Perhitungan Volume Pemberian Intra Vena.
a. Mencit 1 (BB 24,60 gram)

24,60 g x 0,005 mg = 0,0063 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0063 mg = 1,26 mg

0,05 ml

Jadi, 1,26mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL.

 Volume pemberian

770 mg x 1,26 mg = 485,1 mg

2 mg

0,0063 mg x 10 ml = 0,000129 mg

485,1 mg

b. Mencit 2 (BB 29,40 gram)

29,40 g x 0,0052 mg = 0,0076 mg

20 g

 Larutan stok

10 ml x 0,0076 mg = 1,52 mg

0,05 ml

Jadi, 1,52mg dilarutkan dalam air sampai 10 mL

 Volume pemberian
770 mg x 1,52 mg = 585,2mg

2 mg

0,0076 mg x 10 ml = 0,000129 ml

585,2 mg

Data Pengamatan

c. Hitung nilai onset masing-masing masing replikasi hewan percobaan,


hitung pula rata-rata onset dari masing-masing rute pemberian.
d. Hitung nilai durasi masing-masing masing replikasi hewan percobaan,
hitung pula rata-rata durasi dari masing-masing rute pemberian

No Cara BB Vol Gerak Onset Durasi ket


Pemberi (gram) Pemberia reflek
an n
hilang kembali
1. Oral 33,6 0,1 mL 2 menit 6 menit 2 menit 4 menit
11 detik 25 detik 11 detik 14 detik
26,0 1 menit 6 menit 1 menit 8 menit
14 detik 25 detik 14 detik 12 detik
e. Intra 27,0 0,1 mL 2 menit 8 menit 2 menit 6 menit
Peritone
al
29,5 0,05 mL 11 menit 14 menit 11 menit 3 menit 5
41 detik 36 detik 41 detik detik
f. Intra 29,0 3 menit 3 menit 46 3 menit 40 detik
Muskula 6 detik detik 6 detik
r
28,6 1 menit 2 menit 1 menit 46 detik
44 detik 30 detik 44 detik
g. Subkuta 26,6 0,05 mL 9 menit 11 menit 9 menit 2 menit 8
n 47 detik 55 detik 47 detik detik
h. Subkuta 28,82 0,05 mL 1 menit 2 menit 1 menit Menit
n 10 detik 45 detik 30 detik 15 detik
i. Intra 24,6 0,05 ml 4 menit 5 menit 4 menit 1 menit 2
Vena 30 detik 32 detik 10 detik detik
j. Inter 29,40 0,05 ml 6 menit 7 menit 6 menit 23 etik
Vena 54 drtik 51 detik 54 detik

4. Berdasarkan hasil signifikan Kruskal Wallis simpulkan keseragaman data


hasil percobaan baik onset dan durasi yang diperoleh.
Hasil analisa data
Test of homogeneity of variances

Levene Df1 Df2 Sig.


statistic
Onset 4
Durasi 4

Tests of Normailty

Kolmogorov Smirnov Shapiro- wilk


-
statistik df Sig. statistik Dif sig
Onset 230 10 143 825 10 029
Durasi 203 10 200 860 10 076

Kalkulasi willis

Onset Durasi
Chi-Square 2.945 7.964
Df 4 4
Asymp.Sig 567 039

5. Simpulkan urutan onset dari masing masing rute pemberian.

Onset merupakan waktu mulai timbulnya efek setelah pemberian obat,


sedangkan durasi adalah waktu lamanya efek sampai efek obat tersebut hilang.
Berdasarkan teoritis onset yang paling cepat adalah intra vena, intra peritoneal,
subkutan, dan per oral (Anief,2007). Sedangkan pada percobaan ditemukan yang
memiliki onset paling cepat yaitu oral dengan rata-rata membutuhkan waktu 1
menit dibandingkan intra muskular 2 menit, intra vena 5menit, subkutan 5 menit,
dan intra peritoneal 6 menit

6. Simpulkan urutan durasi dari masing masing rute pemberian.

Sedangkan pada percobaanditemukan yang memiliki onset paling cepat yaitu


oral dengan rata-ratamembutuhkan waktu 1 menit dibandingkan intra muskular 2
menit, intra vena 5 menit, subkutan 5 menit, dan intra peritoneal 6 menit.
Sementara itu durasi yang paling singkat yaitu intra muskular dengan rata-rata
membutuhkan waktu kurangdari 1 menit , intra vena 1 menit , subkutan 1 menit,
intra peritoneal 4 menit, dan per oral 6 menit. Berdasarkan pengamatan maka hal
ini tidak sesuai denganteoritis

7. Urutan onset menurut literatur (IV, IP, IM, SC, PO) durasi sebaliknya.
Berdasarkan hasil simulasi bandingkan hasil dengan literatur dan berikan
alasannya.
a. Cara pemberian obat berpengaruh terhadap kecepatan absorbsi
obat, halini juga berpengaruh terhadap onset dan durasi.
b. Onset yang paling cepat dari kelima cara pemberian secara
berturut-turutyaitu oral dengan rata-rata membutuhkan waktu 1
menit dibandingkanintra muskular 2 menit, intra vena 5 menit,
subkutan 5 menit, dan intra peritoneal 6 menit.
c. Durasi yang paling singkat dari kelima cara pemberian secara
berturut-turut yaitu intra muskular dengan rata-rata membutuhkan
waktu kurangdari 1 menit , intra vena 1 menit , subkutan 1 menit,
intra peritoneal 4 menit, dan per oral 6 menit.
d. Cara pemberian obat yang baik apabila onset yang dihasilkan cepat
dandurasi dalam obat panjang

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini melakukan percobaan pengaruh cara pemberian


terhadapabsorbsi obat dengan hewan uji yaitu mencit. Obat yang diberikan yaitu
diazepamyang sifatnya larut dalam lemak, dengan lima cara pemberian yaitu
peroral, intra peritoneal, subkutan, intra vena, dan intra muskular.Dari hasil
pengamatan masing-masing kelompok diperoleh onset dan durasiyang berbeda.
Onset merupakan waktu mulai timbulnya efek setelah pemberianobat, sedangkan
durasi adalah waktu lamanya efek sampai efek obat tersebuthilang. Berdasarkan
teoritis onset yang paling cepat adalah intra vena, intra peritoneal, subkutan, dan
per oral(Anief,2007). Sedangkan pada percobaanditemukan yang memiliki onset
paling cepat yaitu oral dengan rata-ratamembutuhkan waktu 1 menit dibandingkan
intra muskular 2 menit, intra vena 5menit, subkutan 5 menit, dan intra peritoneal 6
menit. Sementara itu durasi yang paling singkat yaitu intra muskular dengan rata-
rata membutuhkan waktu kurangdari 1 menit , intra vena 1 menit , subkutan 1
menit, intra peritoneal 4 menit, dan per oral 6 menit. Berdasarkan pengamatan
maka hal ini tidak sesuai denganteoritis.Adanya variasi onset dan durasi dari tiap-
tiap cara pemberian dapat disebabkanoleh beberapa hal, meliputi :

1. Kondisi hewan uji dimana masing-masing hewan uji sangat bervariasi


yangmeliputi produksi enzim, berat badan dan luas dinding usus, serta
prosesabsrobsi pada saluran cerna.
2. Faktor teknis yang meliputi ketetapan pada tempat penyuntikan dan
banyaknya volume pemberian pada hewan uji. Dari pengamatan yang
dilakukan didapatkan bahwa mencit yang telahkehilangan reflek balik
badan, kadang bangun dan melanjutkan aktivitasnyanamun kemudian
tidur kembali. Hal inilah yang disebut dengan proses redistribusiobat
dalam tubuh, yaitu proses dimana obat dari tempat kerjanya menuju ke
jaringan-jaringan yang lain merupakan salah satu faktor yang dapat
menghentikankerja obat
Dari test yang dilakukan pada percobaan terhadap homogenitas serta
normalitasterdapat homogenitas yang kurang dari 0,05 dan homogenitas lebih dari
0,05,kemungkinan ada terjadi perbedaan yang bermaknaatau sentifikan pada
pemberian dari kelima rute pemberian terhadap onset dan hal ini sesuai
denganteoritis berdasarkan hasil statistik. Apabila homogenitas dan
normalitasdidapatkan hasil yang lebih dari 0,05 maka tidak ada perbedaan yang
bermaknadari kelima rute pemberian tersebut

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa :
a. Cara pemberian obat berpengaruh terhadap kecepatan absorbsi obat,
halini juga berpengaruh terhadap onset dan durasi.
b. Onset yang paling cepat dari kelima cara pemberian secara berturut-
turutyaitu oral dengan rata-rata membutuhkan waktu 1 menit
dibandingkanintra muskular 2 menit, intra vena 5 menit, subkutan 5
menit, dan intra peritoneal 6 menit.
c. Durasi yang paling singkat dari kelima cara pemberian secara berturut-
turut yaitu intra muskular dengan rata-rata membutuhkan waktu
kurangdari 1 menit , intra vena 1 menit , subkutan 1 menit, intra
peritoneal 4menit, dan per oral 6 menit.
d. Cara pemberian obat yang baik apabila onset yang dihasilkan cepat
dandurasi dalam obat panjang
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/18915181/PENGARUH_CARA_PEMBERIAN_TER
HADAP_ABSORBSI_OBAT

https://docplayer.info/72913917-Laporan-praktikum-farmakologi-dasar-
percobaan-i-pengaruh-cara-pemberian-terhadap-absorbsi-obat-oleh-nama-
nirmala-sari-nim-o1a114098.html

Anda mungkin juga menyukai