DISUSUN OLEH :
NIM : 200106180
Kelas :D
Tahun 2021
PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORPSI OBAT
2. Dasar Teori
1) Absorpsi
Absorpsi yaitu pengambilan obat dari permukaan tubuh atau dari tempa-tempat
tertentu dalam organ ke dalam aliran darah atau sistem pembuluh limfe. Dari
aliran darah maka akan terjadi distribusi obat ke dalam organisme secara
keseluruhan. Karena obat baru berkhasiat apabila berhasil mencapai konsentrasi
yang sesuai pada tempat kerjanya, maka suatu absorbsi yang cukup merupakan
syarat untuk suatu efek terapeutik, sejauh obat tidak digunakan secara intravasal
atau tidak langsung dipakai pada tempat kerjanya. Dikatakan cukup apabila kadar
obat yang telah diabsorbsi tidak melewati batas KTM,yaitu Kadar Toksik
Minimum, namun masih beraa di dalam batas KEM, yaituKadar Efektif
Minimum.
2) Distribusi
Distribusi yaitu proses penyebaran zat aktif yang telah masuk ke peredaran
darah keseluruh tubuh, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Obat harus melalui proses metabolisme dahulu agar dapat dikeluarkan dari
badan. Dimana pada saat inilah badan berusaha merubahnya menjadi metabolit
yang bersifat hidrofil agar mudah dikeluarkan melalui sistem ekskresi, misal lewat
anus, paru, kulit, dan ginjal. Absorbsi sebagian besar obat secara difusi pasif,
maka sebagai barter absorbsi adalah membran epitel saluran cerna, yang seperti
halnya semua membran sel di tubuh kita, merupakan lipid bilayer. Dengan
demikian, agardapat melintasi membran sel tersebut, molekul obat harus memiliki
kelarutan lemak (setelah terlebih dulu larut dalam air) (Ganiswara, 2008). Rute
pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam
tubuh, sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi ataukemungkinan
timbulnya efek yang merugikan. Rute pemberian obat dibagi 2, yaitu enternal dan
parnteral.(Priyanto, 2008)
a) Jalur Enterna
b) Jalur Parenteral
4. Cara Kerja
Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan.
Beri identitas tikus I, II, III, IV, dan V untuk pemberian secara oral,
subkutan, intraperitoneal, dan intravena.
Tikus ditimbang, dan diperhitungkan volume diazepam yang akan
diberikan dengan dosis 2 mg/kg BB.
Diazepam diberikan pada hewan uji dengan cara pemberian sesuai dengan
masingmasing kelompok:
1) Oral: melalui mulut dengan jarum tumpul
2) Subkutan: masukkan sampai dibawah kulit pada tengkuk hewan uji
dengan jarum injeksi.
3) Intramuskular: suntikkan ke dalam otot daerah paha
4) Intravena: suntikkan ke vena lateralis pada ekor hewan uji
DARI HASIL SIMULASI
20g
Larutan stok
0,1ml
Volume pemberian
2 mg
0,0087 mg x 10 ml = 0,00025 ml
334,95 mg
Larutan stok
10 ml x 0,0067 mg = 0,67 mg
0,1 ml
2 mg
0,0067 mg x 10 ml = 0,00025 ml
257,95 mg
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0070 mg = 0,70 mg
0,1 ml
Volume Pemberian
2 mg
0,0070 ml x 10 ml = 0,00025 ml
269,5 ml
b. Mencit 2 (BB 29,50 gram)
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0076 mg = 0,76 mg
10 ml
Volume pemberian
2 mg
0,0076 mg x 10 ml = 0,00025 ml
292,6 mg
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0075 mg = 1,5 mg
0,05 ml
Jadi, 1,5 mg CMC dilarutkan dalam air sampai 10 mL
Volume Pemberian
2 mg
0,0075 mg x 10 ml = 0,00012 ml
57, 75 mg
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0074 mg = 1,48 mg
0,05 ml
Volume pemberian
2 mg
0,0074 mg x 10 ml = 0,000129 ml
569,8 mg
Larutan stok
10 ml x 0,0066 mg = 1,32 mg
0,05 ml
Volume pemberian
2 mg
0,0066 mg x 10 ml = 0,000129 ml
508,2 mg
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0069 mg = 1,38 mg
0,05 ml
Volume pemberian
2 mg
0,0069 mg x 10 ml = 0,000129 ml
531,3 ml
5) Perhitungan Volume Pemberian Intra Vena.
a. Mencit 1 (BB 24,60 gram)
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0063 mg = 1,26 mg
0,05 ml
Volume pemberian
2 mg
0,0063 mg x 10 ml = 0,000129 mg
485,1 mg
20 g
Larutan stok
10 ml x 0,0076 mg = 1,52 mg
0,05 ml
Volume pemberian
770 mg x 1,52 mg = 585,2mg
2 mg
0,0076 mg x 10 ml = 0,000129 ml
585,2 mg
Data Pengamatan
Tests of Normailty
Kalkulasi willis
Onset Durasi
Chi-Square 2.945 7.964
Df 4 4
Asymp.Sig 567 039
7. Urutan onset menurut literatur (IV, IP, IM, SC, PO) durasi sebaliknya.
Berdasarkan hasil simulasi bandingkan hasil dengan literatur dan berikan
alasannya.
a. Cara pemberian obat berpengaruh terhadap kecepatan absorbsi
obat, halini juga berpengaruh terhadap onset dan durasi.
b. Onset yang paling cepat dari kelima cara pemberian secara
berturut-turutyaitu oral dengan rata-rata membutuhkan waktu 1
menit dibandingkanintra muskular 2 menit, intra vena 5 menit,
subkutan 5 menit, dan intra peritoneal 6 menit.
c. Durasi yang paling singkat dari kelima cara pemberian secara
berturut-turut yaitu intra muskular dengan rata-rata membutuhkan
waktu kurangdari 1 menit , intra vena 1 menit , subkutan 1 menit,
intra peritoneal 4 menit, dan per oral 6 menit.
d. Cara pemberian obat yang baik apabila onset yang dihasilkan cepat
dandurasi dalam obat panjang
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
https://docplayer.info/72913917-Laporan-praktikum-farmakologi-dasar-
percobaan-i-pengaruh-cara-pemberian-terhadap-absorbsi-obat-oleh-nama-
nirmala-sari-nim-o1a114098.html