Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN

PENGUJIAN AKTIVITAS DIURETIKA

DosenPengampu :

Apt. NurRahayuningsih, M.Si

Apt. AnisaPebiansyah, M.Si

DisusunOleh :

Kelompok : 3 (Tiga)
Kelas : 2C
Anggota :

SiskaNurgifani 31120140

Vina Audina 31120141


Trianti Nur Anugrahayati 31120143

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021/2022
PERCOBAAN X

PENGUJIAN AKTIVITAS DIURETIKA

I. TujuanPraktikum
1. Mengetahui aktivitas diuretic dengan menggunakan metode Lipschita.
2. Mengetahui volume urin yang dihasilkan oleh hewan akibat
pemberian obat diuretic.
II. PrinsipPercobaan
Hewan uji dipuasakan 18 jam dan dibagi menjadi beberapa
perlakuan, yaitu control negative, control positif, dan dosis uji I, II,
III.
III. DasarTeori
Diuretika didefinisikan sebagai obat yang dapat meningkatkan
produksi dan ekresi urin sehingga dengan demikian dapat
menghilangkan cairan berlebih yang tertimbun di jaringan. Fungsi
utama diuretic adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstra sel kembali normal.
Pada dasarnya volume dan komposisi urin tergantung pada tiga
proses fisiologi ginjalyaitu :
a. Filtrasi melalui glomerulus
Merupakan perpindahan cairan dan zat terlarut dan kapiler
gromerulus, dalam tekanan tertentu kedalam kapsuka bowman.
b. Reabsorpsi di tubulus ginjal
Reabsopsi tubulus sebagian besar fiktrat (99%) secara selektif
direabsorpsi aktif terhadap dalam tubulus ginjal melalui difusis
pasif gradient kimia atau listrik, transport aktif terhadap
gradien
c. Sekresi oleh tubulus ginjal
Sekresi tubulus ginjal adalah prsesaktif yang memindahkan zat
keluar dari darah dalam kapilar pertibular melewati sel-sel
tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin.
Diuretik pada umumnya dikelompokan dalam dua kelompok besar,
yaitu :
a. Diuretic osmosis
Diuretic osmosis dapat diberikan dalam jumlah besar sehingga
turut menentukan derajat osmolalitas plasma, filtrasi
glomerulus dan cairan tubuli, tetapi untuk menimbulkan
diuretic yang cukup besar diperlukan dosis diuretic osmosis
yang tinggi.
b. Diuretic yang menghambat mekanisme kerja transport
elektrolit di dalam tubuli ginjal
Diuretic yang dapat menghambat transport elektorlit di tubuli
ginjal adalah diuretic penghambat karbonik anhydrase, tiazid,
diuretic hemat kalium, diuretic kuat.

Furosemid dalah golongan yang bekerja pada lengkung henle


bagian menaik dan merupakan obat diuretic kuat. Furosemide dapat
bekerja pada pasien dengan penyakit paru akut dan juga efektif pada
kondisi udem. Furosemide dapat bekerja secara pesat, seperti
pemberian secara oral dalam 0,5-1 jam dan bertahan selama 4-6 jam,
sedangkan untu kintravena 2,5 jam. Masa kerja furosemide selama 2-3
jam, untuk waktu paruhnya bergantung pada fungsi organ berupa
ginjal. Agen ansa bekerja pada bagian sisi luminal tubulus. Sehingga
respon diuretic yang dihasilkan berkaitan dengan ekresi urin. Sebagai
efek diuretic, pada bagian agen ansa memiliki efek yang dapat bekerja
secara langsung di dalam peredaran darah melalui tatanan beberapa
pembuluh darah(Ramadhian et al., 2021).

Pengujian efek diuretic dilakukan dengan metode Lipsthica yaitu


volume urin yang disekresikan diukur dalam periode waktu 4 jam, dan
daya potensi diuretiknya ditentukan dengan menghitung persen
volume total urin terhadap volume awal pemberian dengan rumus
yang digunakan adalah :
volume urin yang ditampung
Daya (potensi) diuretic (%) =
volume air hangat yang diberikan

(H M Muslim, 2009)

IV. AlatdanBahan
1. Alat
 Timbangan
 Sonde oral
 Alat suntik 2 ml
 Kandang metabolisme
2. Bahan
 Tikus jantan
 PGA 1%
 Furosemid dosis 40mg
V. Prosedur
1. Timbang hewan percobaan dan kelompokkan menjadi 5 kelompok
2. Sebelum perlakuan tikus dipuasakan minimal selama 18 jam.
Pengujian ini menggunakan metode Lipschitz. Sebelum dilakukan
pengujian, tikus diberikan loading dose berupa aquadest hangat
sebanyak 50 mL/kg bb.
3. Kemudian diberikan sediaan uji masing-masing perlakuan dengan
dosis 1 ml/100 gram bb. Yaitu :
- kelompok kontrol negative diberi PGA 1%
- kelompok kontrol positif diberi furosemide
- kelompok dosis uji 1…
- kelompok dosis uji 2…
- kelompok dosis uji 3…
4. Sesudah pemberian obat, tempatkan masing-masing tikus kedalam
kandang metaolisme dan tamping urin yang dieksresikan selama
periode waktu 6 jam dalam tabung berskala, ukur pH urin pada jam
pertama selain itu amati pula warna urin.
5. Buatlah tabel amati frekuensi urinasi volume urinasi setiap jam
selama 6 jam
6. Hitung prsentase volume kumulatif urin yang dieksresikan sebagai
berikut :
Volume urin yang dieksresi dalam6 jam
% volume = x 100 %
Volume air yang diberikan per oral
7. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik

VI. PerhitunganDosis
1. PGA 1% (kontorl negatif) dibuat 20ml
1
x 20 ml=0,2 gr /20 ml
100
2. Kontrol Positif (40mgmg)
Berat rata-rata tablet 209,825mg
a. Konversi dosis tikus 200gr = 40mgx0,018 = 0,72mg/200gr BB
tikus
b. Berat tablet yang diserbukan =
0,72 mg
x 209,825 mg=3,78 mg/200 gr BBtikus
40 mg
20 ml
c. Larutan stok 20ml = x 3,78 mg=75,6 mg/20 ml
1 ml
75,6 mg
d. Banyak tablet yang digunakan= =0,36tablet
209,825 mg
3. Dosis Uji 1 (20mg)
a. Konversi dosis tikus 200gr = 20mgx0,018 = 0,36mg/200gr BB
tikus
b. Berat tablet yang diserbukan =
0,36 mg
x 209,825 mg=1,89 mg/200 gr BB tikus
40 mg
20 ml
c. Larutan stok 20ml = x 1,89 mg=37,8 mg/20 ml
1 ml
37,8 mg
d. Banyak tablet yang digunakan= =0,18tablet
209,825 mg
4. dosis Uji 2 (80mg)
a. Konversi dosis tikus 200gr = 80mgx0,018 = 1,44mg/200gr BB
tikus
b. Berat tablet yang diserbukan =
1,44 mg
x 209,825 mg=7,553 mg /200 gr BB tikus
40 mg
20 ml
c. Larutan stok 20ml = x 7,553 mg=151,074 mg/20 ml
1 ml
151,074 mg
d. Banyak tablet yang digunakan= =0,72tablet
209,825 mg
5. Dosis Uji 3 (120mg)
a. Konversi dosis tikus 200gr = 120mgx0,018 = 2,16mg/200gr BB
tikus
b. Berat tablet yang diserbukan =
2,16 mg
x 209,825 mg=11,33 mg/200 gr BB tikus
40 mg
20 ml
c. Larutan stok 20ml = x 11,33 mg=226,6 mg/20 ml
1 ml
226,6 mg
d. Banyak tablet yang digunakan= =1,07 tablet
209,825 mg

VII. Data HasilPengamatan

K. Uji Tikus Frekuensi pH Vol. air %


urin yang
Volume
T30 T60 diberika
n
Kontrol 1 2,2ml 2,8ml 8 6,9ml 40,6%
positif
(40mg) 2 1,7ml 2ml 6 4,8ml 41,7%
Kontrol 1 0,1ml 0,1ml 6 3,2ml 3,1%
negatif
(PGA 2 0,3ml 0,3ml 7 4,3ml 6,9%
1%)
Dosis I 1 - 0,1ml - 4,2ml 2,4%
2 - 0,1ml - 3,8ml 2,6%
Dosis II 1 2ml 3,5ml 6 4,7ml 74,5%
2 2,5ml 3ml 6 6,1ml 73,2%
Dosis 1 - 4,2ml 8 5,5ml 76,4%
III 2 - 4,1ml 8 5,5ml 74.5%

Perhitungan :

volume urin yang diekskresi dalam 2 jam


x 100%
volume air yang diberikan peroral

1. Uji Kontrol Positif (40mg)


a. Tikus 1
2,8 mL
x 100% = 40,6%
6,9 mL
b. Tikus 2
2 mL
x 100% = 41,7%
4,8 mL
2. Uji Kontrol Negatif (PGA 1%)
a. Tikus 1
0,1 mL
x 100% = 3,1%
3,2mL
b. Tikus 2
0,3 mL
x 100% = 6,9%
4,3 mL
3. Uji Dosis 1 (20mg)
a. Tikus 1
0,1 mL
x 100% = 2,4%
4,2 mL
b. Tikus 2
0,1 mL
x 100% = 2,6%
3,8 mL
4. Uji Dosis 2 (80mg)
a. Tikus 1
3,5 mL
x 100% = 74,5%
4,7 mL
b. Tikus 2
3 mL
x 100% = 73,2%
4,1 mL
5. Uji Dosis 3 (120mg)
a. Tikus 1
4,2 mL
x 100% = 76,4%
5,5 mL
b. Tikus 2
4,1 mL
x 100% = 74,5%
5,5 mL
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan

LAMPIRAN

BB Tikus 1 BB Tikus 2 Loading dose 1 Loading dose 2

Furosemid 1 Furosemid 2 pH urine set

Anda mungkin juga menyukai