FARMAKOLOGI SAINS II
PRODI SARJANA FARMASI (S1)
PENYUSUN :
NIM : 1813015219
PRODI : S1 Farmasi
JURUSAN : Farmasi
SEMESTER : IV (Empat)
KELAS : D2 2018
BAB III
FARMAKOLOGI OBAT ANTHELMINTIK
I. TUJUAN
b. Mahasiswa mampu memeriksa adanya cacing parasit pada hewan uji dan
membandingkan dengan pengujian obat terhadap model mencit yang
terinfeksi cacing.
c. Mahasiswa mampu mengamati pengaruh beberapa golongan obat
anthelmintik terhadap perkembangan hidup cacing.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme kerja obat-obat anthelmintik.
II.DASAR TEORI
Parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang
mengambil makanan dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian
parasitologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang
hidup untuk sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain
dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad
itu. Parasit dibagi atas :
1. Zooparasit yaitu parasit yang berupa hewan dan dibagi menjadi :
a. Protozoa yaitu hewan bersel satu seperti amoeba
b. Metazoa yaitu hewan bersel banyak yang dibagi menjadi helminthes
(cacing) dan arthropoda (serangga).
2. Fitoparasit yaitu berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari :
a. Bakteri
b. Fungus
3. Sphirochaeta dan Virus
79
dengan metode apung (flotation methode), modifikasi metode merthiolat
iodine formaldehyde (MIF), metode selotip (cellotape methode), metode
konsentrasi, teknik sediaan tebal (cellophane covered thick smear technic),
teknik kato, dan metode sedimentasi formol ether (Ritchie).
Kuantitatif dikenal 2 metode pemeriksaan, yaitu metode stoll dan metode
kato katz. Pemeriksaan larva dilakukan dengan dua cara yaitu metode
pembiakan larva menurut Baermann dan modifikasi Harada Mori. Preparat
permanen tergantung yang diperiksa apakah trematoda dan cestoidea,
nematoda atau telur, memiliki cara yang berbeda.
Anthelmintik adalah obat/zat kimia yang digunakan untuk mengobati dan
mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cacing. Pada umumnya obat ini
berbentuk cairan atau tablet atau kapsul. Golongan zat kimia yang digunakan
penting untuk diketahui jika kita ingin mengganti anthelmintik yang sudah resisten
terhadap parasit. Agar suatu anthelmintik berhasil, kita harus memilih obat yang
tepat dan dosis yang benar. Ada berbagai macam anthelmintik yang digunakan
untuk mengendalikan infeksi cacing: membunuh cacing, memusnahkan cacing
berikut telurnya, dan membunuh telur.
Anthelmintik diklasifikasikan berspektrum luas (broad spectrum) dan
berspektrum sempit (narrow spectrum). Adapun yang termasuk anthelmintik
berspektrum luas (Broad spectrum anthelmintic or mayor classes):
a. Benzimidazoles:Albendazole,Fenbendazole, Mebendazole, Oxfendazole
b. Levamizole / morantel: Levamizole hydrochloride, Levamizole phosphate,
Morantel
c. Macrolytic lactones (Mls) atau “mectins”: Abamectin, Ivennec tin,
Moxidectin
80
III. HEWAN UJI
Mencit (Mus musculus) galur Swiss webster usia 4-6 minggu sebanyak 1 ekor
untuk setiap kelompok.
b. Bahan
1. Kertas saring sebanyak 6 pcs
2. Aquades sebanyak 1 liter
3. Kantung plastik es sebanyak 6 pcs
4. Suspensi Pirantel pamoat botol
5. Tablet mebendazol 2 tab
6. Ekstrak tumbuhan
7. Tinja ayam
8. Na CMC
81
V. CARA KERJA
1. Metode Haradda-Mori Dimodifikasi
a. Buat plastik es menjadi kerucut
b. Potong kertas saring seperti bentuk plastik es
c. 10 g tinja ayam dioleskan pada bagian tengah kertas saring.
d. Kertas saring dilipat kemudian dimasukan kedalam kantong plastik
dengan bagian yang runcing terlebih dahulu sampai menyentuh air.
e. Bagian atas kertas dilipat sehingga kertas menggantung didalam
kantong plastik
f. Kantung plastik tersebut dijepit menggunakan binder klip.
g. Feses tersebut didiamkan selama 7 hari pada suhu ruangan
h. Setelah 7 hari, ambil 1 ml air sisa rendaman letakkan pada objek glas
dan diamati pada mikroskop
i. Ambil 1 ml air rendaman menggunakan spoit dan oralkan ke mencit,
dan diamkan mencit selama 7 hari dan dilakukan penimbangan tiap hari
selama 7 hari untuk semua kelompok
j. Pada hari ke-8 khusus kelompok uji diberikan suspensi obat/ekstrak
dan dilanjutkan penimbangan hingga hari ke-14
k. Lakukan pembedahan mencit, ambil organ ususnya kemudian amati
keberadaan cacing secara makroskopik dan mikroskopik, hitung
jumlah cacing yang terdapat pada usus
VI. PERHITUNGAN
0,453mg x
Larutan Stok = =
0,5ml 10ml
x = 9,06 mg
34,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Volume yang harus dioralkan = x 0,5 ml = 0,86 mL
20 gram
20 𝑔 26 𝑔
=
0,125 𝑚𝑙 𝑥
20x = 3,25ml
x = 0,1625 ml
b. 40 mg
0.5 mL
= × 40 mg = 0,25 mL
80 mg
20 𝑔 40,9 𝑔
=
0,25 𝑚𝑙 𝑥
20x = 10,2 ml
x= 0,51 ml
20 𝑔 30,4 𝑔
=
0,375 𝑚𝑙 𝑥
20x = 11,4 ml
x= 0,57 ml
Jadi, volume yang dioralkan sebanyak 0, 57 ml
d. 80 mg
0.5 mL
= × 80 mg = 0, 5 mL
80 mg
20 𝑔 38,3 𝑔
=
0,5 𝑚𝑙 𝑥
20x = 19,15 ml
x = 0,9 ml
82
VII. HASIL PENGAMATAN
BB Mencit
Kelompok Perlakuan
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8
Kel.3 ( Eks.40 ) 1
Kel.4 ( Eks. 20 ) 3
Kel.5 ( Eks.60) 1
73
X. DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada, S. W. Pribadi dan D. I. Herry. 2000. Parasitologi Kedokteran.
Fakultas Kedokteran UI : Jakarta.
Handayani, Dwi, Muhaimin Ramdja dan Indah Fitri Nurdianthi. 2015. “The
Association of Nail and Vended Food Hygiene with Soil Transmitted
Helminths Infection in Students of SDN 169 Kelurahan Gandus
Kecamatan Gandus Palembang”. Bandung International Scientific
Meeting on Parasitology & Tropical Diseases. Volume 9 : 77-83
Katzung, B. G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi XIII. Buku 3. Translation
of Basicand Clinical Pharmacology Eight Edition Alih bahasa oleh Bagian
Farmakologi Fakultas kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Salemba
Medika.
Luis, Renjer, Josef Tuda, dan Angle Sorisi. 2016. Kecacingan Usus pada Anak
Sekolah Dasar di Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten
Minahasa. Jurnal e-Biomedik, Volume, 4 Nomor 2.
Rahmadhini, Nurul Sahana dan Hanna Mutiara. 2015. Pemeriksaan Kuku sebagai
Pemeriksaan Alternatif dalam Mendiagnosis Kecacingan. Majority. 4(9). 113-
117.
Ria, Iis Pebriyanti, Fifi Nirmala, dan La ode Ahmad Saktiansyah. 2017.
Identifikasi Kepadatan Lalat dan Sanitasi Lingkungan Sebagai Vektor
Penyakit Kecacingan di Pemukiman Sekitar Rumah Pemotongan Hewan
(RPH). Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat.
Sehgal, Rakesh. 2003. Practicals and Viva in Medical Parasitology. New Delhi :
Elsevier
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2013. Obat-Obat Penting. Jakarta: Gramedia
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting. PT Elex Media
Komputindo: Jakarta
74
XI. LAMPIRAN
Perbesaran 10x
Perbesaran 40x
Perbesaran 4x
Perbesaran 10x
Perbesaran 40x
3. Kelompok 3 (Ekstrak 20mg)
Perbesaran 10x
Perbesaran 40x
Perbesaran 10x
5. Kelompok 5 (Ekstrak 60mg)
Perbesaran 10x
Perbesaran 40x
75
LEMBAR PENILAIAN
TOTAL NILAI
NILAI RESPONSI
NILAI KEHADIRAN
NILAI AKTIVITAS
NILAI HJSP
CATATAN :
TANDA TANGAN