JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
AKTIVITAS TANAMAN SEBAGAI OBAT CACING
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan rahmat
yang disusun berdasarkan pengalaman kuliah dan sumbangan pemikiran dari pembimbing
dosen Mikrobiologi.
Penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Mikrobiologi ini tidak terlepas dari
doa dan dorongan semangat serta perhatian yang didapat dari saudara-saudara, rekan-rekan
mahasiswa Politeknik Kesehatan kemenkes Makassar Program Studi farmasi dan dosen
Mikrobiologi yang telah membimbing penulis serta telah banyak menyumbang hasil
pemikiran serta memberi bantuan moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis
memberikan sumber informasi dan pikiran yang dapat membantu kita dalam menempuh
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAAHULUAN…………………………………………………………….1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………….1
C. PRINSIP PECOBAAN………………………………………………………2
A. TEORI UMUM………………………………………………………………3
B. CARA KERJA………………………………………………………………6
A. HASIL PENGAMATAN…………………………………………………….8
B. PEMBAHASAN……………………………………………………………12
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………14
A. KESIMPULAN…………………………………………………………….14
B. SARAN……………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………15
LAMPIRAN…………………………………………………………………………...16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat. Penyebab cacingan yang populer adalah cacing pita, cacing kremi,
manusia akan mengambil sari makanan dari dalam tubuh dan menyebabkan
gejalaklinik mulai dari yang ringan sampai yang paling berat. Selain itu, daya
tahantubuh manusia yang terinfeksi akan melemah. Hal ini akan berakibat
1
1.2 Maksud dan Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan ditularkan melalui tanah, hingga saat ini penyakit kecacingan merupakan
ditularkan melalui tanah atau disebut “soil trasmited helmints” yang terpenting
Trichostrongly.
Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih
3
yang parah , tetapi dapat menyebabkan gangguan Kesehatan kronis yang
penyakit rakyat umum yang sama pentignya dengan misalnya malaria dan TBC.
Diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak Indonesia menderita suatu infeksi
cacing.
hayati yang melimpah dan merupakan yang terkaya kedua di dunia setelah
Brasil. Kekayaan alam yang sangat besar menyediakan bahan alam bagi praktisi
Fakta menunjukkan bahwa tanaman obat memegang peran yang vital dalam
aktivitas anthelmintik dari daun miana telah dibuktikan melalui penelitian yang
miana memiliki aktivitas anthelmintik hanya terhadap cacing pita pada hewan
model mencit. Sari daun miana efektif membasmi cacing pita Hyrnenolepis
4
nana pada hewan model mencit pada tingkat dosis 0,s ml dengan konsentrasi
terhadap cacing adalah 802 (618–997) mg/kg bb. Dosis efektif 99% (ED99)
dewasa.
5
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
1. Cawan Petri
2. Pinset
3. Spoid
4. Gelas Beaker
B. Bahan
1. Cacing
5. NaCl
6. Combantrin
6
C. Prosedur Kerja
labelnya
5. Cawan positif diberi combatrin sebanyak 5 ml dan Nacl 5 ml. Diukur cairan
menggunakan spoit 5 ml
6. Cawan berlabel negatif diberi larutan Nacl sebanyak 10 ml. Diukur cairan
menggunakan spoit 10 ml
membunuh cacing.
7
BAB IV
M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P
E. Miana 1% (1) 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 4 1 0 3 2 1 3 1 2 3 1 2 3 0 2 3 0 3 2 0 3 2 0
E. Miana 1% (2) 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 3 2 4 0 1 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0
E. Miana 1% (3) 0 5 0 0 5 0 1 4 0 1 2 2 3 2 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0
Rata-rata 0 5 0 0 5 0 0, 4 0 0 4 0, 1 3 1 3 1 1 3, 1 0 4 1 0 4 1 0 4 1 0 4, 0 0 4, 0 0
3 , , 7 7 , , 3 , 3 ,
7 3 3 3 7 7
E. Miana 2% (1) 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 1 4 0 5 0 0
E. Miana 2% (2) 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 3 2 5 0 0
E. Miana 2% (3) 0 5 0 0 5 0 1 3 1 3 2 0 4 1 0 5 0 0
Rata-rata 0 5 0 0 5 0 0, 4 0 1 4 0 1 2, 0 5 0 0
3 , , , 7 ,
3 3 7 7
E. Miana 4% (1) 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 1 4 0 3 1 1 5 0 0
E. Miana 4% (2) 0 5 0 0 5 0 2 3 0 3 0 2 5 0 0 5 0 0 5 0 0
E. Miana 4% (3) 0 5 0 0 4 1 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0
8
Rata-rata 0 5 0 0 4 0 4 2 0 2 1 0, 3 1, 0 4 0, 0 5 0 0
, , , , , 3 , 3 , 3 ,
7 3 7 7 7 7 3 3
Combantrin (1) 5 0 0 5 0 0
Combantrin (2) 5 0 0 5 0 0
4 1 0 5 0 0
Combantrin (3)
4, 0 0 5 0 0
Rata-rata 7 ,
3
Negatif (1) 0 4 1 0 1 4 0 3 2 0 3 2 0 5 0 0 5 0 0 4 1 0 4 1 0 5 0 0 4 1 0 4 1 0 5 0
0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
Negatif (2)
0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
Negatif (3)
0 4 0 0 3 1 0 4 0 0 4 0, 0 5 0 0 5 0 0 4 0 0 4 0 0 5 0 0 4 0 0 4 0 0 5 0
Rata-rata , , , , , , , 7 , , , , , , , ,
7 3 7 3 3 7 3 7 3 7 3 7 3 7 3
9
Konsentrasi Banyak cacing yang mati
Bahan
13 jam 14 jam 15 jam 16 jam 17 jam 18 jam 19 jam
M H P M H P M H P M H P M H P M H P M H P
E. Miana 1% (1) 3 2 0 4 1 0 4 1 0 4 1 0 4 1 0 4 1 0 5 0 0
E. Miana 1% (2) 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0
E. Miana 1% (3) 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0
Rata-rata 4, 0 0 4 0 0 4, 0 0 4 0, 0 4 0, 0 4 0, 0 5 0 0
3 , , , 7 , , 3 , 3 , 3
7 7 3 3 7 7 7
Negatif (1) 0 4 1 0 4 1 0 4 1 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
Negatif (2)
0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
Negatif (3)
0 4 0 0 4 0 0 4 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0
Rata-rata , , , , , ,
7 3 7 3 7 3
10
Extrak miana 1%
11
Ekstrak miana 2%
Ekstrak miana 4%
Combantrin (+)
12
NaCl (-)
13
A. Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan kita menggunakan cacing tanah yang telah
dibersihkan terlebih dahulu setelah itu di berikan pada 5 cawan berbeda yang didisi
masing-masing 5 cacing.
Pada 2 cawan petri yang tersisa diberi kontrol positif dan negatif untuk cawan
dengan kontrol positif diberikan kombantrin dan kontrol negatif diberikan larutan
NaCl sebanyak 10 ml sedangkan control positif kombantrin 4,5 ml dan air 5 ml.
Pada praktikum ini semua cacing diteliti selama 10 jam tetapi sebenarnya waktu
mengalami paralisis pada jam keempat 2 kelompok mendapat 1 cacing mati dan
pada jam selanjutnya terjadi kematian 1 cacing tiap jam hingga pada 10 jam terakhir
Pada konsentrasi 2% kematian cacing terdapat pada 2 jam pertama tapi itu
hanya 1 cacing saja dan Adapun hasil kelompok yang lain malahan terjadi pada jam
14
Pada konsentrasi 4% cacing mati pada 1 jam pertama dilanjutkan pada jam
berikutnya cacing ada 3-4 mati dan cacing mati pada jam ke-5 semua cacing mati.
Dapat disimpulkan cacing pada ekstrak miana mati dengan cepat pada konsentrasi
tinggi.
Untuk control positif dengan kombantrin sebelum satu jam semuanya mati hal
Sedangkan pada control negative kematian cacing sangat sulit terjadi hingga pada
10 jam terakhir beberapa cacing mengalami paralisis tapi pada akhirnya semua
cacing mati walaupun butuh waktu yang lama. Dapat disimpulkan pemakaian 5
sampel terlihat yang sangat mudah membunuh cacing adalah control positif yaitu
15
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil pada ekstrak miana 1% memiliki
onset: 7 jam dan durasi: 9 jam. Ekstrak miana 2% menghasilkan onset: 2 jam dan
durasi: 6 jam. Ekstrak miana 4% memiliki onset: 2 jam dan durasi: 5 jam.
Control positif memiliki onset: 1 jam dan durasi: 1 jam sebenarnya pada
untuk mati. Sedangkan pada control negative memiliki onset: 9 jam dan durasi: 9
jam yang membuktikan sebanrnya dengan larutan NaCl cacing-cacing sulit mati
butuh waktu yang lama dan kemungkinan cacing masih bisa hidup pada larutan
NaCl
control positif yaitu kombatrin dan untuk konsentrasi ekstrak miana yang cepat
dalam mematikan cacing yaitu ekstrak miana yang memiliki konsentrasi yang
tinggi dimana konsentrasi tertinggi digunakan dalam praktikum kali ini yaitu
B. Saran
16
melakukan penelitian agar hasil yang didapatkan sangat akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Akerele,O.1988. Medicinal plants and primary health care: an agenda for action.
Fisioterapia 59:355-363.
Anonimous. 2005. Iler (Coleus scutellariodes L. Benth). Pusat dan Informasi Perhimpunan
He,S., R.Tluria & E.B.Retnani.1991.Uji biologis aktivitas anthelmintika sari buah nanas
muda, sari miana, dan ranting puring terhadap cacing Aspicularis tetraptera
(Nematoda) dan Hymenolopis nana (Cestoda) pada mencit putih ( mus musculus
Makassar.
17
LAMPIRAN
Ekstrak miana 1%
18
Ekstrak miana 2%
Ekstrak miana 4%
NaCl combantrin
19
20