Anda di halaman 1dari 14

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT ANTI MIKROBA

Dosen Pengampu : Susi TRT , M.Kes

Kelompok 3 :

Setyaki 1 Setyaki 2

Nurinda Maharani Gusrti Kurnia Annuur

Salma Ftri Nur Lathif Warida Yanti

Ayu Putriningsih Anti Dwi Andini

Miftakhul Novia Anggraeni Sindi Permatasari

Rendra Wahyu Ismawan Werdi Sungging A

Tasya Usfania Eka Rizki Navyyanti

Shiva Yala Ikhsanti Kurnia Putri Yunita

Desi Fitriasari

PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN
OBAT-OBAT SISTEM PERSYARAFAN PUSAT” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang peran perawat dalam pemberian obat-obat khususnya sistem syaraf pusat baik bagi
para pembaca maupun penulis.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 18 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
2.1 Antibiotik....................................................................................................................................... 5
2.2 Antifungi ....................................................................................................................................... 8
BAB III ....................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran .................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteriberasaldari kata bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok raksasa
dari organisme hidup. Mereka sangat kecil (mikroskopik) dan kebanyakan
uniseluler (bersel tunggal). Secara mikroskopik mereka dapat dikategorikan
berdasarkan bentuk, Gram, motilitas, dan kebutuhannnya akan oksigen. Tiap
bakteri menyebabkan penyakit tertentu dan menyerang daerah tertentu pada tubuh
manusia. Diantaranya disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, Treponema
pallidum, Leptospira interoogans, Gardnerella vaginalis yang menyerang saluran
urogenital. Beberapa yang lain menyerang sistem saraf, seperti Neisseria
meningitides, Listeria monocytogenes, Mycobacterium leprae, Clostridium tetani,
Clostridium botulinum. Semua bakteri tersebut menimbulkan berbagai penyakit,
diantaranya Gardnerella vaginalis yang menggantikan Lactobacillus sp sebagai
bakteri penyebab suasana asam menjadi suasana basa, Neisseria gonorrhoeae
biasa menyerang organ kelamin pria ataupun wanita. Hampir sebagian penyakit
yang disebabkan oleh bakteri tersebut merupakan penyakit yang sering diderita
oleh masyarakat, terutama bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan
dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Anti mikroba adalah obat
pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Dalam
pembicaraam disini, yang dimaksudkan dengan mikroba terbatas pada jasad renik
yang tidak termasuk kelompok parasit. Antibiotik ialah zat yang di hasilkan oleh
suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba
jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini di buat secara semi sintetik atau sintetik
penuh. Namun dalam praktek sehari hari AM sintetik yang diturunkan dari
produk mikroba ( misalnya Sulfonamid dan kuinolon ) juga sering di golongkan
sebagai anti biotik . Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab

3
infeksi pada manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi
mungkin.Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba ,
tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum
atau mungkin tidak akan diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini meliputi
bagaimanadanapasajakegunaanobatanti mikroba, tindakandaninformasiobat apa
saja, macam-macamobat anti mikroba,Peranperawatsebelum/saat/setelah
pemberianobatanti mikroba yang meliputiobat:
1. Antibiotik
2. Antifungi

1.3 Tujuan Masalah


Untukmengetahuikegunaanobat, tindakandaninformasiobat, macam-
macamobat, dan peranperawatsebelum/saat/setelah pemberian obat
antimikrobayang meliputi:
1. Antibiotik
2. Antifungi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Antibiotik
a) Kegunaanobat
Obat ini dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi.
b) TindakandanInformasi
Obatinibekerjadengancaramembunuhdanmenghentikanbakteriberkembang
biakdidalamtubuh.
c) Macam – macamobatantibiotik
1) Penisilin (Penicillins).
a. Prinsipkerja :Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas
antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saatbakteri sedang
dalam proses reproduksi.
Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan
dengan kulit, gigi, mata, telinga,saluran pernapasan,dan lain-lain.
b. Efeksamping : reaksialergi
c. Contoh: Ampisilin dan Amoksisilin.
2) Sefalosporin (Cephalosporins).
a. Prinsipkerja :Obat golongan ini berkaitan dengan penisilin dan
digunakan untuk mengobati infeksi saluranpencernaan bagian atas
(hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia,
infeksitelinga, kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih
(kandung kemih dan ginjal).
Sefalosporin terdiri dari beberapa generasi, yaitu :
a. Sefalosporin generasi pertama, untuk infeksi saluran kemih.
b. Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis

5
c. Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis
b. Efeksamping : Ruam, diare, kejang perut, dan demam
c. Contoh: Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin.
3) Aminoglikosida (Aminoglycosides).
a. Prinsipkerja :Jenis anti biotik ini menghambat pembentukan
protein bakteri.
b. Efeksamping:Ototoksisitas,nefrotoksisitas,Pusing,gangguan
ginjal,pendengaran menurun.
c. Contoh: amikasin, gentamisin, neomisin sulfat, netilmisin.
4) Makrolid (Macrolides).
a. Prinsip kerja : Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas
bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksitelinga,untuk
infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia,untuk
infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis,efektif untuk penyakit
legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan).
Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin.
b. Efeksamping :Mual, muntah,nyeri perut,diare.
c. Contoh:Eritromisin, Azitromisin, Klaritromisin.
5) Sulfonamida (Sulfonamides)
a. Prinsip kerja : Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun
sayangnya memiliki efek berbahaya pada ginjal.Untuk mencegah
pembentukan kristal obat, pasien harus minum sejumlah besar air.
b. Efeksamping :Mual, muntah,diare,sakit kepala, sakit perut.
c. Contoh: gantrisin.
6) Fluoroquinolones.
a. Prinsipkerja :Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotik
yang secara langsung menghentikan sintesisDNA bakteri.

6
b. Efeksamping :mual, sakit perut, diare,Sakit kepala,Menurunkan
ambang kejang,Tendonitis dan tendon ,pecahPerpanjangan QT –
moxifloxacin paling terkait dengan ini,Kolitis Clostridium difficile
c. Contoh
:Ciprofloxacin/siprofloksasin,Moxifloxacin/moxifloksasin,Levoflo
xacin /levofloksasin,Ofloxacin /ofloksasin,Norfloksasin
7) Tetrasiklin (Tetracyclines).
a. Prinsipkerja :Obat golongan ini digunakan untuk mengobati
infeksi jenis yang sama seperti yang diobati penisilindan juga
untuk infeksi lainnya seperti kolera, konjungtivitis mata, dan
amubiasis intestinal.
b. Efeksamping : mual dan muntah, diare, gatal pada kulit, nyeri pada
beberapa bagian tubuh dan demam
c. Contoh: Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin.
8) Polipeptida (Polypeptides).
a. Prinsipkerja :Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga
terutama digunakan pada permukaan kulit saja.
b. Efeksamping :Kerusakan ginjaldan saraf.
c. Contoh: gentamisin dan karbenisilin.
a) Peran perawat sebelum pemberian obat:
1. Dapatkan riwayat kesehatan lengkap
2. Dapatkan tanda-tanda vital dasar
3. Evaluasi temuan laboratorium yang sesuai
4. Kaji kemampuan pasien untuk menerima dan memahami instruksi.
b) Peran perawat selama pemberian obat:
1. Menilai efek terapeutik yang diinginkan
2. Lanjutkan pemantauan berkala sesuai kebutuhan.
3. Kaji tanda-tanda vital secara berkala atau sesuai kebutuhan gejala.

7
4. Kaji dan segera laporkan efek samping
c) Peran perawat setelah pemberian obat:
1. Memastikan efek terapeutik:
Lanjutkan penilaian seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk efek
terapeutik
2. Meminimalkan efek samping.
a. Terus memantau tanda-tanda vital, status mental, dan koordinasi dan
keseimbangan secara berkala. Menjamin keselamatan pasien; pantau
ambulasi sampai efek obat diketahui.
b. Kaji adanya memar, perdarahan, atau tanda-tanda infeksi. (TCA dapat
menyebabkan darah diskrasia dan peningkatan kemungkinan
perdarahan atau infeksi.)
c. Kajiadanyamualdanmuntah.

2.2 Antifungi
a) Kegunaan obat
Obat digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur
b) Tindakan dan Informasi
Obat ini bekerja dengan cara meminimalisir pertumbuhan jamur dan untuk
menghambat pertumbuhan jamur secara sistemik.
c) Macam – macamobatantifungi
1) Amphotericin B
a) Prinsip kerja : Obat ini memiliki spektrum aktivitas yang luas dan
efektif melawan sebagian besar jamur patogen bagi manusia;
dengan demikian, ini adalah obat yang disukai untuk banyak
mikosis sistemik.
Inijugadapatdiindikasikansebagaiterapiantijamurprofilaksisuntukpa
siendenganimunosupresiparah.

8
b) Efeksamping :Hipokalemia, hipomagnesemia, ruam,
demamdanmenggigil, mualdanmuntah, anoreksia, sakitkepala.
c) Contoh: Abelcet, AmBisome, Amphotec, Fungizone
2) Fluconazole
a) Prinsip kerja : Obat ini bekerja dengan mengganggu sintesis
ergosterol.
b) Efek samping : Mual, muntah, dan diare dilaporkan dalam
dosis tinggi.
c) Contoh:Diflucan
3) Nystatin
a) Prinsip kerja :Obat ini berikatan dengan sterol di dalam
membran sel jamur, menyebabkan kebocoran isi intraseluler
saat membran melemah.
b) Efek samping : Ketika diberikan secara topikal, stres
menghasilkan sedikit efek samping selain iritasi kulit ringan.
Ada insiden tinggi dermatitis kontak, terkait dengan bahan
pengawet yang ditemukan di beberapa formulasi. Jika
diberikan PO dapat menyebabkan diare, mual, dan muntah
c) Contoh:: bubuk topikal (Mycostatin, Nystop); suspensi oral
(Nilstat); kapsul (Bio-Statin); krim, salep (Mycostatin, Nystex)

a) Peran perawat sebelum pemberian obat:


1. Cari riwayat kesehatan lengkap termasuk penyakit neurologis,
kardiovaskular, pernapasan, hati, atau ginjal, dan kemungkinan
kehamilan. Dapatkan riwayat obat termasuk alergi, termasuk reaksi
spesifik terhadap obat, resep saat ini dan obat bebas (OTC),
sediaan herbal, dan penggunaan alkohol. Waspada terhadap
kemungkinan interaksi obat.

9
2. Kaji tanda dan gejala infeksi saat ini, catat lokasi, karakteristik,
ada atau tidak adanya drainase dan karakter drainase, durasi, dan
ada atau tidak adanya demam atau nyeri.
3. Evaluasi temuan laboratorium yang sesuai (misalnya, hitung darah
lengkap [CBC], elektrolit, urinalisis, kultur dan sensitivitas [C&S],
pemeriksaan fungsi hati dan ginjal).
4. Dapatkan berat badan dasar dan tanda-tanda vital, terutama
tekanan darah dan denyut nadi.
b) Peran perawat selama pemberian obat:
1. Kaji efek terapeutik yang diinginkan (mis., Berkurangnya tanda
dan gejala infeksi dan demam).
2. Lanjutkan pemantauan berkala terhadap CBC, elektrolit, fungsi
hati dan ginjal, serta C&S.
3. Terus pantau tanda-tanda vital, terutama tekanan darah dan denyut
nadi, pada pasien yang menggunakan antijamur IV.
4. Kaji efek samping: mual, muntah, kram perut, diare, malaise,
kram otot atau nyeri, menggigil, mengantuk, pusing, sakit kepala,
tinitus, vertigo, kemerahan, ruam kulit, urtikaria, kejang, hipotensi,
dan ketidakseimbangan elektrolit (mis. , hipokalemia,
hipomagnesemia). Segera laporkan hipotensi, takikardia, disritmia,
perubahan tingkat kesadaran (LOC), haluaran urin berkurang, atau
kejang.
c) Peran perawat setelah pemberian obat:
1. Memastikan efek terapeutik:
a) Lanjutkan penilaian seperti yang dijelaskan sebelumnya
untuk efek terapeutik. (Demam yang berkurang, nyeri, atau
tanda dan gejala infeksi harus diperhatikan.)
2. Meminimalkan efek samping:

10
a) Teruskan pemantauan tanda-tanda vital, terutama tekanan
darah dan denyut nadi, serta frekuensi dan kedalaman
pernapasan pada pasien yang menggunakan antijamur IV
b) Terus memantau pekerjaan laboratorium secara berkala: tes
fungsi hati dan ginjal, CBC, urinalisis, C&S, dan kadar
elektrolit.
c) Timbang pasien setiap hari dan laporkan penambahan berat
badan 1 kg atau lebih dalam periode 24 jam.
d) Pantau adanya reaksi hipersensitivitas dan alergi, terutama
dengan antijamur IV dosis pertama. Terus pantau pasien
selama terapi.
e) Pastikan hidrasi yang memadai pada pasien dengan antijamur
oral atau IV.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagaiseorangperawat di rumahsakit, sudahseharusnyakitamengetahuiobat-
obat yang akandiberikankepadaklien. Salah
satunyaadalahobatAntimikroba.Samasepertisistemdanstrukturtubuhlainnya,
sistemimmunjugaseringmengalamimasalahdangangguandalammenjalankanfungsi
nya, baik yang disebabkanolehinfeksiataupundisebabkanoleh virus
maupunbakteri.Penyakitpadasistemimmuntentunyaberagamygmembuatobat-
obatan yang digunakanjugaberagam.Terdapatberbagaimacamjenisobat yang
digunakandalampengobatanpenyakitpadasistemimmn.Olehkarenaitu,

11
peranperawatdalampemberianobat-obatankepadakliensangatperludiperhatikan.
Tidakhanyasaatpemberianobatkepadaklien,
tetapijugasebelumdansetelahpemberianobatkepadaklien.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah kita ini, penulis dan pembaca dapat lebih
mudah dalam memahami apa saja macam-macam obat Antimikroba, peran
perawat dalam pemberian obat-obatan Antimikroba dan kita dapat
mengaplikasikannya langsung dalam praktek lapangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Adams, M,P., Holland, L.N, Jr. & Urban, C.Q. (2014). Pharmacology for
Nurses: A pathophysiologic approach. 4th Edition. Boston: Pearson
Education, Inc.
2. Deglin, J.H., & Vallerand, A.H. (2009). Drug guide for nurses. Eleventh
Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company.
3. Kemenkes. (2017). Farmakologi Keperawatan. Jakarta: Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan SDM Kes.
4. Kizior R.J. & Hodgson K.J. (2019). Saunders Nursing Drug Handbook. St.
Louis, Missouri: ELSEVIER.

13

Anda mungkin juga menyukai