DI SUSUN OLEH :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggolongan Obat
Antibiotik”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harap kan demi sempurnanya makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Center for Disease Control and Prevention in USA menyatakan bahwa dari
150 juta peresepan tiap tahunnya, terdapat sekitar 50 juta atau 1/3 peresepan
antibiotik yang tidak diperlukan. Hasil penelitian dari Utami (dalam Yarza,
Yanwirasti and Irawati, 2015) juga menyatakan terdapat ketidaktepatan dalam
penggunaan antibiotik dengan persentase sebesar 92%. Seharusnya, penggunaan
antibiotik yang tepat dan sesuai diharapkan dapat memberikan efek yang
menguntungkan. Akan tetapi, ketidaktepatan penggunaan antibiotik dengan
pemakaian yang bebas tanpa mengikuti aturan dapat menyebabkan berkurangnya
keefektifan antibiotik Yarta et al (dalam Puspasari, et al., 2018).
C. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Definisi Antibiotik
Menurut asalnya antibakteri dapat dibagi menjadi dua, yaitu antibiotik dan agen
kemoterapetik.Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan dalam larutan encer untuk
menhambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme, contohnya penisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan lainlain.Antibiotik yang relatif non
toksis bagi pejamunya digunakan sebagai agen kemoterapetik dalam pengobatan
penyakit infeksi pada manusia, hewan dan tanaman.Istilah ini sebelumnya
digunakan terbatas pada zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, tetapi
penggunaan istilah ini meluas meliputi senyawa sintetik dan semisintetik dengan
aktivitas kimia yang mirip, contohnya sulfonamida, kuinolon dan fluorikuinolon
(Setiabudy, 2011; Dorland, 2010).
a. Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin,
netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.
b. Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem),
golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil,
seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin
(penisilin, amoksisilin).
c. Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
d. Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin,
roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
e. Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
f. Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin,
levofloksasin, dan trovafloksasin.
g. Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-
dalfopristin.
h. Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
i. Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
j. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan
asam fusidat.
a. Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin,
aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol , polipeptida, rifampisin,
isoniazid dll.
b. Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga
pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk
dalam golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida, klindamisin, asam
paraaminosalisilat, dll.
a. Golongan Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum. Aktif terutama
pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-). Obat golongan ini
digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran napas bagian atas
(hidung dan tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, untuk infeksi telinga,
bronchitis kronik, pneumonia, saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
Ampisilin dan Amoksisilin. Untuk meningkatkan ketahanan thp b-
laktamase : penambahan senyawa untuk memblokir & menginaktivasi b-
laktamase. Misalnya Amoksisilin + asam klavulanat, Ampisilin +
sulbaktam, Piperasilin + tazobaktam.
Efek samping : reaksi alergi, syok anafilaksis, kematian,Gangguan
lambung & usus. Pada dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi
nefrotoksik dan neurotoksik. Aman bagi wanita hamil & menyusui
b. Golongan Sefalosporin
Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum
kerjanya luas meliputi bakteri gram positif dan negatif. Obat golongan ini
barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pernafasan bagian atas (hidung dan tenggorokan) seperti sakit
tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga, kulit dan jaringan lunak, tulang,
dan saluran kemih (kandung kemih dan ginjal).
Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : Sefradin,
Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin, E.coli, Klebsiella dan Proteus.
Penggolongan sefalosporin berdasarkan aktivitas & resistensinya
terhadap b-laktamase:
1) Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak
tahan pada b laktamase. Misalnya sefalotin, sefazolin, sefradin,
sefaleksin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi saluran
kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius
2) Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif. Lebih kuat
terhadap blaktamase. Misalnya sefaklor, sefamandol,
sefmetazol,sefuroksim
3) Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif , meliputi
Pseudomonas aeruginosa dan bacteroides. Misalnya sefoperazone,
sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim.Digunakan secara
parenteral,pilihan pertama untuk sifilis
4) Generasi IV : Sangat resisten terhadap laktamase. Misalnya sefpirome
dan sefepim
c. Golongan Lincosamides
Dihasilkan oleh Streptomyces lincolnensis dan bersifat
bakteriostatis. Obat golongan ini dicadangkan untuk mengobati infeksi
berbahaya pada pasien yang alergi terhadap penisilin atau pada kasus
yang tidak sesuai diobati dengan penisilin. Spektrum kerjanya lebih
sempit dari makrolida, terutama terhadap gram positif dan anaerob.
Penggunaannya aktif terhadap Propionibacter acnes sehingga digunakan
secara topikal pada acne.
Contoh obatnya yaitu Clindamycin (klindamisin) dan Linkomycin
(linkomisin).
d. Golongan Tetracycline
Diperoleh dari Streptomyces aureofaciens & Streptomyces rimosus.
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang sama
seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya seperti
kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker, konjungtivitis mata,
dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit menggunakannya pula untuk
mengobati beberapa jenis jerawat.
Adapun contoh obatnya yaitu : Tetrasiklin, Klortetrasiklin,
Oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin.
Khasiatnya bersifat bakteriostatik , pada pemberian iv dapat dicapai
kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.Mekanisme kerjanya
mengganggu sintesis protein kuman Spektrum kerjanya luas kecuali thp
Psudomonas & Proteus. Juga aktif terhadap Chlamydia trachomatis
(penyebab penyakit mata), leptospirae, beberapa protozoa.
Penggunaannya yaitu infeksi saluran nafas, paru-paru, saluran kemih,
kulit dan mata. Namun dibatasi karena resistensinya dan efek sampingnya
selama kehamilan & pada anak kecil.
e. Golongan Kloramfenikol
Bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter & S. aureus
berdasarkan perintangan sintesis polipeptida kuman. Bersifat bakterisid
terhadap S. pneumoniae, N. meningitidis & H. influenza. Obat golongan
ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif
bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Penggunaannya secara
oral, sejak thn 1970-an dilarang di negara barat karena menyebabkan
anemia aplastis. Sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella
typhi) dan meningitis (khusus akibat H. influenzae). Juga digunakan
sebagai salep 3% tetes/salep mata 0,25-1%. Contoh obatnya adalah
Kloramfenikol, Turunannya yaitu tiamfenikol.
f. Golongan Makrolida
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerjanya yaitu pengikatan
reversibel pada ribosom kuman, sehingga mengganggu sintesis protein.
Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru.
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti
infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian
bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk
sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan
oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi
terhadap penisilin.Contoh obatnya: eritromisin, klaritromisin,
roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta spiramisin.
g. Golongan Kuinolon
Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, dgn
menghambat enzim DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa
DNA. Digunakan untuk mengobati sinusitis akut, infeksi saluran
pernafasan bagian bawah serta pneumonia nosokomial, infeksi kulit dan
jaringan kulit, infeksi tulang sendi, infeksi saluran kencing, Cystitis
uncomplicated akut, prostates bacterial kronik, infeksi intra abdominal
complicated, demam tifoid, penyakit menular seksual, serta efektif untuk
mengobati Anthrax inhalational.
Penggolongan :
1) Generasi I : asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa
komplikasi
2) Generasi II : senyawa fluorkuinolon misal siprofloksasin,
norfloksasin, pefloksasin,ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas, dan
dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain.
h. Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme
kerjanya : bakterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan
diri pada ribosom dalam sel. Contoh obatnya : streptomisin, kanamisin,
gentamisin, amikasin, neomisin
Penggunaan Aminoglikosida Streptomisin & kanamisin Þ injeksi
pada TBC juga pada endocarditis,Gentamisin, amikasin bersama dengan
penisilin pada infeksi dengan Pseudomonas,Gentamisin, tobramisin,
neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai salep atau tetes
mata/telinga,Efek samping : kerusakan pada organ pendengar dan
keseimbangan serta nefrotoksik.
i. Monobaktam
Dihasilkan oleh Chromobacterium violaceum Bersifat bakterisid,
dengan mekanisme yang sama dengan gol. b-laktam lainnya.Bekerja
khusus pada kuman gram negatif aerob misal Pseudomonas, H.influenza
yang resisten terhadap penisilinase Contoh : aztreonam
j. Sulfonamide
Merupakan antibiotika spektrum luas terhadap bakteri gram positrif
dan negatif. Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja : mencegah sintesis
asam folat dalam bakteri yang dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk
DNA dan RNA bakteri.Kombinasi sulfonamida : trisulfa (sulfadiazin,
sulfamerazin dan sulfamezatin dengan perbandingan
sama),Kotrimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim dengan
perbandingan 5:1),Sulfadoksin + pirimetamin.
Penggunaan:
k. Vankomisin
Dihasikan oleh Streptomyces orientalis.Bersifat bakterisid thp
kuman gram positif aerob dan anaerob.Merupakan antibiotik terakhir jika
obat-obat lain tidak ampuh lagi
1. Terapi empiris.
2. Terapi definitif.
3. Terapi profilaksis
1. Efek Samping
1. Penisilin
a. Amoxicillin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop kering, kapsul, dan suntik
Merek dagang: Amobiotic, Amoxicillin Trihydrate, Amoxsan,
Betamox, Erlamoxy, Etamox, Holimox, Hufanoxil, Omemox,
Pehamoxil, Pritamox, Supramox, Topcillin
b. Ampicillin
Bentuk obat: Kaplet, kapsul, sirop kering, suspensi kering, dan suntik
Merek dagang: Ambiopi, Ampicillin, Ampicillin Trihydrate, Binotal,
Phapin, Sanpicillin, Viccillin
c. Oxacillin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: -
d. Penicillin G
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Benzathine Benzylpenicillin, Procaine Benzyl
Penicillin, Procaine Penicillin G Meiji
e. Penicillin VK
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Phenoxymethyl Penicillin Potassium, Phenoxymethyl
Penicillin
2. Sefalosporin
a. Cefadroxil
b. Cefuroxime
c. Cefixime
Bentuk obat: Tablet, kapsul, kaplet, dan sirop kering
Merek dagang: Anfix, Cefacef, Cefarox, Cefixstar, Cefspan, Cerafix,
Fixam, Fixatic, Helixim, Lanfix, Inbacef, Nixaven, Oracef, Profim,
Simcef, Starcef, Tocef, Ximecef, Yafix
d. Cefoperazone
e. Cefotaxim
f. Cefepime
3. Aminoglikosida
a. Paromomycin
Bentuk obat: Tablet dan sirop
Merek dagang: Gabbryl
b. Tobramycin
Bentuk obat: Tetes mata, salep mata, inhaler dan suntik
Merek dagang: Bralifex,Tobrex, Tobro
c. Gentamicin
Bentuk obat: Suntik, tetes mata, krim, dan salep
Merek dagang: Bioderm, Betasin, Cendo Gentason, Garapon, Ikagen,
Konigen, Sagestam, Salticin, Ximex Konigen
d. Amikacin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Alostil, Amikacin, Amiosin, Glybotic, Mikaject,
Mikasin, Simikan, Verdix
e. Kanamycin
Bentuk obat: Kapsul dan suntik
Merek dagang: Kanamycin Capsules, Kanamycin Meiji, Kanamycin
Sulfate
4. Tetrasiklin
a. Doxycycline
Bentuk obat: Tablet dan kapsul
Merek dagang: Dohixat, Doxicor, Doxycycline hyclate, Dumoxin,
Interdoxin, Pushrob, Siclidon, Viadoxin
b. Minocycline
Bentuk obat: Kapsul dan suntik
Merek dagang: Nomika, Periocline
c. Tetracycline HCl
Bentuk obat: Kapsul dan salep
Merek dagang: Conmycin, Itracycline, Novabiotic, Novacycline,
Samtetra, Super Tetra, Tetracycline HCL, Tetrasanbe, Trifacyclin,
Unicyclin
d. Oxytetracycline
Bentuk obat: Salep, salep mata, dan suntik
Merek dagang: Oxytetracycline, Oxybiotic, Sancortmycin, Terra –
Cortril, Terramycin
e. Tigecycline
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Tygacil
5. Makrolid
a. Erythromycin
Bentuk obat: Kaplet, kapsul, sirop kering, cairan obat luar, krim, dan
gel
Merek dagang: Dothrocyn, Duramycin, Erymed, Erythromycin,
Trovilon
b. Azithromycin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, kapsul, sirop kering, tetes mata, dan
suntik.
Merek dagang: Azithromycin Dihydrate, Infimycin, Zithromax IV,
Zithrolan, Zistic, Mezatrin 500, Zithromax, Zitromed, Zibramax
c. Clarithromycin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, dan sirop kering
Merek dagang: Abbotic, Bicrolid 250, Bicrolid 500, Comtro,
Clapharma, Clarithromycin, Hecobac 500, Orixal
6. Quinolone
a. Ciprofloxacin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, infus, dan tetes mata
Merek dagang: Baquinor Forte, Bernoflox, Bimaflox, Bufacipro,
Ciflos, Cifloxan, Ciprofloxacin Hcl, Ciproxin, Cylowam, Interflox,
Kifarox, Meflosin, Phaproxin, Quinobiotic, Tequinol
b. Levofloxacin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, infus, dan tetes mata
Merek dagang: Cendo LFX, Cravit, Farlev, Levofloxacin,
Levofloxacin hemihydrate, Lekuicin, Nislev, Prolecin, Simlev, Zidalev
c. Moxifloxacin
Bentuk obat: Tablet, kaplet, infus, dan tetes mata
Merek dagang: Avelox, Floxaris, Garena, Infimox, Kabimox, MXN,
Molcin, Moxivid, Moxibat, Moxifloxacin Hydrochloride, Respira,
Vigamox, Zigat
d. Norfloxacin
Bentuk obat: Kaplet salut selaput
Merek dagang: Pyrflox
a. Sulfamethoxazole
Bentuk obat: Tablet dan sirop
Merek dagang: Cotrimoksazole, Licoprima, Meprotrin Forte,
Primadex, Primavon Forte, Selestrim, Sisoprim, Sultrimmix
8. Lincosamide
a. Clindamycin
Bentuk obat: Kapsul, salep, gel
Merek dagang: Clindamycin Hydrochloride, Clinex, Clinidac,
Clinmas, Clinika, Dacin, Dalacin C, Lindacyn, Medi-Klin, Milorin,
Probiotin, Prolic
b. Lincomycin
Bentuk obat: Sirup dan kapsul
Merek dagang: Biolincom, Linchopar, Lincocin, Lincor, Nolipo,
Tamcocin, Tismamisin
9. Glicopeptide
a. Vancomycin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Vancodex, Vancomycin Hydrochloride, Vancep
b. Dalbavancin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: -
Kondisi: Infeksi kulit
Dewasa: 1000 mg lewat infus selama 30 menit. Dosis untuk satu
minggu setelahnya adalah 500 mg.
c. Oritavancin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: -
Kondisi: Infeksi kulit
Dewasa: 1200 mg lewat infus selama 3 jam, sebagai dosis tunggal.
d. Telavancin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: -
Kondisi: Infeksi kulit
Dewasa: 10 mg/kgBB lewat infus selama 60 menit setiap 24 jam,
selama 7–14 hari.
Kondisi: Pneumonia
Dewasa: 10 mg/kgBB lewat infus selama 60 menit setiap 24 jam,
selama 7–21 hari.
10. Carbapenem
a. Meropenem
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Granem, Meropenem Trihydrate, Merofen, Merokaf,
Meroxi
b. Ertapenem
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Invanz
c. Imipenem-Cilastatin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Fiocilas, Imiclast, Imipex, Pelascap, Pelastin, Tienam,
Timipen, Xerxes IV
d. Doripenem
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Bizan, Daryaven, Dorbaz, Doripenem, Doripex, DRM,
Novedor, Ribacter, Tironem
e. Biapenem
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: -