3. Asam Folat
a. Indikasi
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan pengobtan
defisiensi folat harus di ingat bahwa penggunaan secara membabibuta pada
pasien anemia pemisiosa dapat merugikan pasien, sebab folat dapat
memperbaiki kelainan darah pada anemia pemisiosa tanpa memperbaiki
kelainan neurologi sehingga dapat berakibat pasien cacat seumur hidup
Kebutuhan asam folat meningkat pada wanta hamil, dan dapat
menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang mendapatkan
asupan asam folat dari makananya. Beberapa penelitian mendapat adanya
hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu dengan insisens defek
neural tube, seperti sapina bifida dan anensefalus, pada bayi yang
dilahirkan. Wanita hamil membutuhkan sekurang-kurangnya 500 mg asam
folat per hari suplementasi asam folat di butuhkan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, untuk mengurangi insidens defek neuran tube.
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi Utama : Pengobatan Anemia Pernisiosa dan Anemia
megaloblastik lainnya yang diakibatkan defisiensi vitamin B 12.
Penderita dengan anemia pernisiosa tidak boleh diobati dengan asam
folat sebelum diberikan vitamin B12 (karena pada keadaan ini asam folat
mungkin hanya menyembuhkan secara hematologik tetapi memperbanyak
manifestasi neurologik dan defisiensi vitamin B12). Masalah yang paling
sering ditemukan dalam obstatri adalah peningkatan resiko konvulsi pada
wanita yang menderita epilepsi (MRC, 1991). Wanita yang beresiko tinggi
untuk mengalami anemia pernisiosa harus menjalani pemeriksaan kadar
vitamin B12 dalam serum darahnya sesegera mungkin untuk menyingkirkan
keadaan yang berpotensi sangat mengganggu kesehatan tetapi dapat diobati.
Jika diberikan pada penderita anemia pernisiosa, suplemen asam folat
khususnya dengan dosis tinggi akan menutupi tanda dan gejala kelainan
yang progresif yang masuk (anemia dan glositis) sehingga degenerasi
neurologis yang menyertai kelainan tersebut berlangsung tanpa diketahui
(BNF, 2000). Bahaya menutupi gejala anemia pernisiosa ini merupakan
salah satu alasan mengapa otoritas kesehatan tidak bersedia untuk
melakukan fortifikasi roti dan sereal dengan asam folat. Anemia pernisiosa
terutama mengenai wanita dengan usia yang lebih lanjut, tetapi kadang-
kadang dapat terjadi pada wanita muda dengan riwayat kelainan ini yang
kuat dalam keluarganya.
c. Dosis
Yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan komplikasi yang
ada. Umumnya folat diberikan per oral, tetapi bila keadaan tidak
memungkinkan, folat diberikan secar IM atau SK.
Untuk tujuan diagnostik digunakan dosis 0,1 mg per oral selam 10 hari
yang hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien defisiensi folat.
Hal ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12 yang baru
memberikan respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per hari atau lebih.
4. ERITROPIN
a. Indikasi
Pengobatan anemia pd gagal ginjal kronik. Pengobatan anemia pd
pasien kanker yg menjalani kemoterapi. Meningkatkan kadar sel darah
merah pd donasi darah, mencegah penurunan kadar hemoglobin pd pasien
yg akan menjalankan bedah mayor.
b. Kontra indikasi
Hipertensi yg tdk terkendali. Hipersensitif td produk derivat sel hewan
mamalia atau albumine manusia. Anemia.
c. Dosis
Gagal ginjal kronik Dosis awal 50 units/kgBB inj IV atau SK selama 1-
2 mnt selama 4 minggu. Dosis dpt ditingkatkan s/d 25 units/kg selama 4
minggu. Jika anemai sudah dikoreksi, diberikan dosis pemeliharaan 25-50
units/kgBB2-3x/minggu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/nengdewirs/makalah-kelompok-9-anti-anemia