Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah
dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang akupresure P6 dan manfaatnya ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan banyak


perubahan, baik fisik, emosi, dan peran. Sebagian besar wanita merasakan
kegembiraan tertentu setelah dinyatakan benar hamil sementara sebagian lagi
merasa syok dan menyangkal. Adapun tanda dan gejala dari kehamilan adalah
antara lain mual dengan atau tanpa muntah, gangguan pada buang air kecil, dan
letih (Cunningham, MacDonald, Gant., 1995).
Mual muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah
konsekuensi normal di awal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat yang
ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Akibat meremehkan rasa mual
dan muntah yang dirasakan wanita hamil terbukti mampu meningkatkan
ketegangan emosional dan stres psikologis (Munch, 2000 dalam Tiran, 2008).
Oleh karena itu tenaga kesehatan harus mengenali bahwa meskipun mual dan
muntah bersifat fisiologis, mual muntah bukanlah suatu gangguan ringan bagi ibu
hamil.
Mual dan muntah adalah gejala yang paling umum dialami oleh wanita
hamil pada trimester pertama, gejala ini dialami oleh 70-85% wanita (British
Medical Journal, 2004 dalam Nordqvist, 2008). Emelianova et al (1999)
menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insidensi muntah dalam
sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Broussard dan Ritcher (1998)
menyatakan bahwa sampai dengan 90% wanita mengalami beberapa bentuk mual
dan muntah selama kehamilan dapat berkisar dari gejala mual ringan yang khas
sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan atau tanpa disertai
muntah sampai kondisi berat yaitu hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008). Antara
50%-90% wanita hamil mengalami mual dan muntah pada kehamilan yang
biasanya terjadi pada trimester pertama meskipun 20% wanita mengalaminya
selama gestasi (Coad & Dunstall, 2001). Mual dan muntah selama kehamilan ini
bisa dikontrol dengan beberapa tindakan antara lain perubahan dalam diet,
pengobatan komplementer seperti homeopati, aromaterapi, osteopati, refleksologi
maupun dengan akupresur pada titik perikardium 6.
Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan cara menekan,
memijat, megurut bagian dari tubuh dengan maksud mengaktifkan kembali
peredaran energi vital atau Chi (Sukanta, 2001). Akupresur adalah salah satu
pengobatan tradisional Cina yang sudah lama dikenal keberadaanya, bahkan
dikatakan bahwa akupresur merupakan asal dari akupuntur (Rahmat, Adiningsih,
Meliana, 1995).
Masyarakat China beranggapan bahwa terjadi ketidakseimbangan energi
dalam tubuh ibu karena tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat
kehamilan. Dengan akupresur pada terutama titik perikardium 6 maka
ketidakseimbangan dalam tubuh ibu dapat di atasi (Tiran, 2008).
Teknik akupresur ini merupakan teknik yang aman bagi ibu maupun calon
bayinya. Dalam bukunya Musbikin, (2005) menyatakan bahwa pijat adalah salah
satu cara untuk mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan. Terapi pijat ini
mencakup beberapa teknik seperti pijatan yang ringan dan dalam, teknik
myofascial (muka), acccupressure, refleksologi.
Akupresur merupakan salah satu pengobatan rakyat yang terus
dikembangkan secara turun-temurun. Perawatan kesehatan transkultural ini
berdampingan dengan sistem perawatan kesehatan asli dan sistem perawatan
kesehatan profesional. Sistem perawatan kesehatan asli mengacu pada metode
perawatan kesehatan rakyat tradisional, seperti pengobatan rakyat dan terapi di
rumah lainnya. Sistem asli merupakan sistem yang lebih tua dibandingkan sistem
profesional dan memberikan perawatan kesehatan jauh sebelum sistem
profesional memasuki budaya tersebut (Leininger,1993 dalam Blais, Hayes,
Kozier, Erb.,2006).
dapat dilakukan untuk mengurangi mual dan muntahnya. Tindakan yang
biasa dilakukan masyarakat untuk mengurangi mual dan muntahnya adalah
beristirahat, misalnya tidur. Selain itu, kelurahan Jati Karya dekat dengan tempat
tinggal peneliti.

2. Perumusan Masalah

Untuk mengidentifikasi efektivitas akupresur dalam menurunkan mual dan


muntah pada ibu hamil trimester pertama.
3. Tujuan
3.1 Tujuan Umum

Mengetahui sejauh mana efektivitas teknik akupresur dalam menurunkan mual


dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.
3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui frekuensi mual sebelum intervensi pada ibu hamil

2. Mengetahui intensitas mual sebelum intervensi pada ibu hamil

3. Mengetahui durasi mual sebelum intervensi pada ibu hamil

4. Mengetahui frekuensi muntah sebelum intervensi pada ibu hamil

5. Mengetahui durasi muntah sebelum intervensi pada ibu hamil

6. Mengetahui intensitas muntah sebelum intervensi pada ibu hamil

7. Mengetahui frekuensi mual setelah intervensi pada ibu hamil

8. Mengetahui intensitas mual setelah intervensi pada ibu hamil

9. Mengetahui durasi mual setelah intervensi pada ibu hamil

10. Mengetahui frekuensi muntah setelah intervensi pada ibu hamil

11. Mengetahui durasi muntah setelah intervensi pada ibu hamil

12. Mengetahui intensitas muntah setelah intervensi pada ibu hamil


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Emesis Gravidarum

a. Pengertian

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering

terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari.

Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu

(Wiknjosastro, 2007)

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang

disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan

menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat

peningkatan hormone esterogen, progesterone dan

dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin plasenta.


Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis

gravidarum (Manuaba, 2009).

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya

mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat

hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya

mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus

dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi

ini jarang terjadi (Ratna, 2011).

b. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu dengan emesis

gravidarum

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan

emesis gravidarum menurut Maulana (2008) adalah:

1) Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein

yang dapat membantu mengatasi rasa mual. Banyak

mengonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi

karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit, dan sebagainya.

2) Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan

pedas yang akan memperburuk rasa mual.

3) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat

muntah. Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman

yang mengandung kafein.


4) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu

hamil. Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan

dokter.

5) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam

jumlah atau porsi besar karena itu hanya akan membuat

bertambah mual.

6) Pengobatan tradisional: jahe biasanya dapat digunakan

mengurangi rasa mual.

7) Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan

utama.

8) Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang

rendah seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.

9) Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3

jam.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum

1) Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama

kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar

HCG (human chorionic gonadotrophin), khususnya karena

periode mual atau muntah gestasional yang paling umum

adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG

mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing


hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.

HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan

korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron,

suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik

plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar

tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi),

suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes

kehamilan (Tiran, 2009).

2) Faktor Psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita

untuk mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi

kemampuan untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan

yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan,

atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan

penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan

berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama

kecemasan akan datangnya hiperemesis gravidarum atau

preeklamsia. Wanita yang mengalami kesulitan dalam

membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres

emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan

adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar,

atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat


menjadi faktor emosional yang membuat mual dan muntah

menjadi lebih berat (Tiran, 2009).

3) Pekerjaan

Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru

di pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat

menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat

pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat

menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka

muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan

muntah, tetapi tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek

olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat

dibuat asumsi mengenai hubungan antara kebiasaan praktik

dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak wanita yang

mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap rokok

dan tembakao (Tiran, 2009).

4) Paritas

Pada primigravida menunjukkan kurangnya

pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara

wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi

wanita tentang gejala mual dan muntah. Sedangkan pada

multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai

pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis


gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya (Tiran,

2009).

Mitayani (2009) menyebutkan beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum

meliputi :

a) Faktor predisposisi terdiri dari primigravida,

molahidatidosa dan kehamilan ganda

b) Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis

sirkulasi, perubahan metabolik akibat kehamilan dan

resistensi ibu yang menurun.

c) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, dukungan suami

sikap, umur, paritas, pekerjaan, stress, peningkatan hormon

progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes

melitus.

d. Dampak emesis gravidarum

Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan

berbagai dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan

nafsu makan yang mengakibatkan perubahan keseimbangan

elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga

menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2006).

Dampak lain dari emesis gravidarum juga dapat mengakibatkan

kehilangan berat badan sekitar 5% karena cadangan karbohidrat,

protein, dan lemak terpakai untuk energi (Jeffrey et al, 2003).


Kejadian emesis gravidarum memang wajar terjadi umum

pada setiap ibu hamil, namun jika tidak ditangani secara cepat dan

tepat maka akan menyebabkan hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu hamil, seperti

yang dijelaskan oleh Anggarani dan Subekti (2013), yaitu sebagai

berikut:

1) Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh

2) Kekurangan energi

3) Berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh

4) Kekurangan kalium yang dapat menyebabkan gangguan pada

saluran kecing dan ginjal

5) Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofaugus dan

lambung.
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 25-11-2018 Jam 09.00 WIB

A. Data Subyektif

1. Biodata
Nama istri : Ny. m Nama Suami : Tn. S

Umur : 21 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : – Penghasilan : Rp. 1.000.000,-

Alamat : Ds. Candisari RT. 06

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 3 bulan mengeluh mual-muntah 6-7
x/hr, sejak 3 hari yang lalu, mengatakan lemas dan tidak nafsu makan.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, menular dan tidak pernah menjalani
operasi apapun

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis, menular dan tidak ada
riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun

Siklus haid : Teratur (+ 28 hari)

Lama : 5-6 hari

Karakteristik : Cair, kadang bergumpal, berwarna merah segar, ganti pembalut 2-3 x/hr.

Dismenorohoe : Tidak pernah

Disfungsi blooding : Tidak pernah

Fluor albus : Ya, 2 hari sebelum haid

HPHT : 20-12-2008

TTP : 27-09-2009

6. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, lama menikah 1 tahun, usia pertama menikah 20 tahun

7. Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas Yang Lalu


No Umur Penolong Cara Tempat Keadaan BB Jenis Umur Uri Nifas
Kehamilan partus partus Lahir klamin skrg
Bayi

1. Hamil ini – – – – – – – – –

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I : Ibu mengatakan haid 2 bulan datang ke bidan diakukan PP tes hasilnya Å, mengeluh
mual muntah 6-7 x/hr, sejak 3 hari yang lalu terus menerus dan tidak nafsu makan, merasa lelah dan
mendapat B6 dan Kalk

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil tidak pernah menggunakan KB apapun
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Nutrisi Selama Hamil Selama hamil

Nutrisi Makan 3 x/hr, porsi 1 piring Makan 2x/hr, porsi ½ piring,


terdiri dari nasi, sayur dan terdiri dari nasi, sayur dan lauk
lauk-pauk. Minum 6-7 gls/hr pauk. Minum 6-7 gls/hr

Eliminasi BAB : 1 x/hr, warna kuning BAB : 1 x/hr, warna kuning


kecoklatan kecoklatan

BAK : 4-5 x/hr, warna kuning BAK : 5-6 x/hr, warna kuning
jernih jernih

Istirahat Tidur siang : + 1 jam Tidur siang : + 1 jam

Tidur malam : + 6 jam Tidur malam : + 6 jam

Kebersihan Mandi 2 s/hr, ganti baju, BH Mandi 2 s/hr, ganti baju, BH dan
dan CD 1x/hr, gosok gigi tiap CD 1x/hr, gosok gigi tiap kali
kali mandi mandi

Aktivitas Tidak merokok, tidak Tidak merokok, tidak


kencanduan obat dan minum- kencanduan obat dan minum-
minuman keras minuman keras

Kebiasaan Memasak, menyapu, mencuci Menyapu

Seksual 2 x/minggu 1 x/minggu

Rekreasi Menonton TV Menonton TV

11. Keadaan Psikososial


Ibu merasa cemas dengan keadaan kehamilannya dan janinnya. Hubungan ibu dengan suami dan
keluarga baik.

12. Latar Belakang Sosial budaya


Ibu mengatakan tidak pernah pantang terhadap makanan apapun

13. Data Spiritual


Ibu menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Lemah Tekanan darah : 100/60 mmHg

Kesadaran : Composmentis ND : 94 x/mnt

BB / TB : 50 kg / 151 cm S : 365 oc

Lila : 25 cm RR : 20 x/mnt

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Rambut : bersih, hitam, lurus, tidak mudah rontok

Kepala : tidak ada benjolan tidak ada luka bekas operasi

Muka : tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum

Mata : cekung, sklera tidak ikterus, konjungtiva pucat

Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada sekret

Telinga : bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

Dada : pernafasan teratur, kedua payudara membesar, ada hiperpigmenasi pada areola dan
papila mamae

Perut : membesar ke arah bujur sesuai dengan usia kehamilan, ada linea nigra dan striae
gravidarum livide.

Genetalia esterna : tidak ada oedem, tidak varises

Ekstremitas bawah : tidak oedem, tidak varises

Anus : tidak hemoroid

b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

Mamae : tidak teraba massa, colostrum belumkeluar

Perut : Leopold I : TFU 4 jari atas simpisis

Leopold II : teraba tegang

Leopold III : teraba tegang

Leopold IV : teraba tegang

Ekstremitas : tidak odem

c. Auskultasi

DJJ (+) belum terdengar dengan jelas

d. Perkusi

Patella refleks kaki Å/Å

e. Pemeriksaan panggul luar

Distansia Spinarum : 24 cm

Disntasia Cristarum : 26 cm

Boudelogue : 20 cm

Lingkar panggul : 89 cm

f. Pemeriksaan panggul dalam

Tidak dikaji

g. Pemeriksaan penunjang

Hb 11 gr%

3. Kesimpulan
– Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

– G1P0A0

– Usia kehamilan 10 minggu

– Teraba tegang

– Kesan panggul normal

– Keadaan umum ibu baik.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Dx : Ibu GIP0A0usia kehamilan 10 minggu dengan hiperemesis gravidarum

Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 3 bulan mengeluh muntah 6-7
x/hr sejak 3 hari yang lalu, mengatakan lemas dan tidak nafsu masuk.

HPHT : 16 – 09 – 2018

Do : HPL = 23 – 06 – 2019

KU = lemah, kesadaran = composmentis

BB / TB = 50 kg / 151 cm

Lila = 25 cm

TD = 100/6 mmHg, N = 99 x/mnt

S = 365 oC, RR = 2 x/mnt

§ Inspeksi : Mata = cekung, sklera tidak ikteru, konjuntiva pucat

Mulut = mukosa bibir kering, lidah kering tidak ada stomatitis dan caries dentis

Ekstremitas = tidak oedem dan varises

§ Palpasi = Perut = TFU 4 jari atas simpisis, teraba tegang

§ Djj belum terdengar dengan jelas


III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Hiperemesis gravidarum tingkat II

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI

Dx = G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan hiperemesis gravidarum

1. Lakukan pendekatan pada ibu

Rasional : agar ibu bersikap kooperatif dan memudahkan petugas melakukan tindakan

2. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan

Rasional : agar ibu mengetahui tentang keadaannya dan janinnya serta ibu tidak lagi merasa cemas

3. Berikan informasi dan edukasi pada ibu tentang kehamilan dan hiperemesis gravidarum.

Rasional : ibu mengerti tentang terjadinya kehamilan dan tentang mual muntah yang berlebihan
yang ibu alami serta factyor penyebabnya

4. Berikan akupresure P6

Rasional : untuk mengatasi mual muntah pada kehamilan

6. Jelaskan pada ibu tentang diet ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

Rasional : agar kebutuhan gizi ibu terpenuhi

7. Anjurkan ibu untuk membatasi minum dengan makan karena dapat menyebabkan rasa penuh
dan kembung

Rasional : mengurangi mual muntah

8. Anjurkan pada ibu untuk meningkatkan hygiene oral

Rasional : mengurangi rangsangan terjadinya mual muntah


VI. IMPLEMENTASI

1. Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi terapeutik dan menjelaskan maksud dan
tujuan agar mempermudah dalam melakukan tindakan.

2. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu yang kurang baik dan
janinnya masih teraba tegang

3. Memberikan informasi dan edukasi pada ibu tentang kehamilan bahwa kehamilan adalah suatu
proses bertemunya sel telur dengan sperma. Mual muntah yang berlebihan yang ia alami. Mual
muntah yang berlebihan yang ia alami salah satu faktor penyebabnya : ibu baru hamil pertama kali
sehingga belum bisa beradaptasi dengan perubahan hormon.

4. Memberikan pemijatan akupresur P6 untuk mengurangi mual muntah

5. Menjelaskan pada ibu tentang diet ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

a. Menganjurkan untuk menyediakan makanan dalam suhu ruangan

b. Menghindari makan tinggi lemak dan pedas, karena dapat merangsang mual muntah

6. Menganjurkan kepada ibu untuk membatasi minum dan bersamaan dengan makan karena dapat
menyebabkan rasa penuh dan kembung.

VII. EVALUASI

Tanggal : 25–11– 2018 Jam : 10.00 WIB

1. Ibu dapat kooperatif dalam setiap asuhan yang diberikan


2. Ibu mengetahui tentang keadaannya dan janinnya dan tidak cemas

3. Ibu menjadi mengerti dan dapat menjelaskan kembali tentang kehamilan dan penyebab mual
muntahnya sehingga kecemasan ibu berkurang

4. Ibu bersedia untuk dilakukan pemijatan akupresur P6

5. Ibu mengerti dan mampu menjelaskan kembali cara-cara untuk mengurangi mual muntah

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah akupresure P6 untuk mengurangi mual dan muntah pada pasien hamil yang
mengalami keluhan tersebut cukup efektif bila dilakukan dengan teknik yang benar.

B.Saran
Untuk kedepanya semoga pijat akupresure P6 bisa lebih dikenal di masyarakat luas
dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

UJIAN KETRAMPILAN
KEBIDANAN METODE OSCA
LEMBAR PENILAIAN

Tanggal :
Jam :
Penguji :

CHEKLIST AKUPRESURE KEHAMILAN P6 (MENGATASI MUAL


MUNTAH)

Kriteria nIlai :
Nilai 0 : jika tidak dilakukan/dilakukan kurang tepat
Nilai 1 : jika dilakukan dg benar

PENGUJI

(……………………………………)

Anda mungkin juga menyukai