Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah

kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian

darah, adopsi, atau perkawinan.. Keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga, dan anggota keluarga lainnya yang

berkumpul dan tinggal dalam suatau rumah tangga karena pertalian darah dan

ikatan perkawinan atau adopsi. Jika salah satu atau berbagai anggota keluarga

mempunyai masalah kesehatan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap keluarga

lainnya. Keluarga juga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis

karena keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh

anggota keluarga, terutama ibu dan anak. 1


Neonatus yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan

diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari

ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Batuk dan pilek

bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Penyebabnya adalah virus dari kelompok

RNA (asam ribonukleat). Namun kadang-kadang ada bakteri yang ikut

menginfeksi bayi. Gejala yang biasa muncul pada bayi jika mengalami batuk

pilek adalah batuk dan hidung mengeluarkan cairan bening disertai demam.

Biasanya batuk pilek yang dialami bayi terjadi antara 2 – 3 hari. Cara mengatasi

pilek pada bayi baru lahir dengan tetap berikan ASI sebab, gerakan bayi mengisap

1
payudara akan memperkecil risiko terjadinya infeksi dan lakukan pijat common

cold untuk membantu mengeluarkan cairan.


Banyak ibu nifas yang tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayinya

dengan alasan ASInya tidak keluar dan ASInya sedikit. Sebenarnya masalah

tersebut bisa diatasi dengan sering menyusuikan banyinya karena hisapan bayi

memberikan rangsanagan hormon oksitosin dan prolactin yang berpersan dalam

produksi dan pengeluaran ASI selain itu juga bisa dilakukan dengan pijat

oksitosin, pijat ini juga bertujuan untuk memperlancar produksi ASI. 1


Permasalahan keluarga Tn. M adalah pilek pada bayi dan ASI tidak

lancar. Dalam laporan ini penulis akan memberikan asuhan kebidanan pada

keluarga Tn. “M” yang mengalami masalah pada istri dan anak Tn. M mengenai

kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI dan bayi dengan pilek.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam laporan ini adalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas Natural Advance Therapy Pijat

Common Cold dan Natural Basic Therapy Pijat Oksitosin pada keluarga Tn.

M” ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Kebidanan Komunitas Natural Basic Therapy

pada keluarga Tn. M dengan kebutuhan Pijat Common Cold pada bayi dan

Pijat Oksitosin pada ibu Nifas.


2. Tujuan Khusus

2
Dalam praktik Kebidanan Komunitas yang dilakukan di keluarga Tn. M

diharapkan mahasiswa menerapkan Asuhan Kebidanan Komunitas sesuai

tujuh langkah Varney dengan penjabaran sebagai berikut :


a. Dapat melakukan pengkajian By. A dan Ny. K dengan kebutuhan pijat

common cold dan pijat oksitosin


b. Dapat menginterpretasikan data pada By. A dan Ny. K dengan

kebutuhan pijat common cold dan pijat oksitosin.


c. Dapat mengetahui diagnosa potensial dari masalah yang ada di

keluarga.
d. Dapat mengetahui antisipasi dan tindakan segera terhadap masalah

yang ada.
e. Dapat menyusun intervensi.
f. Dapat mengimplementasikan
g. Dapat melakukan evaluasi

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Komunitas 4
1. Pengertian
Komunitas berasal dari bahasa latin, yaitu “communitas” yang

berarti kesamaaan, dan juga “communis” yang berarti sama public ataupun

banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada

disuatu lokasi /daerah/area tertentu. Komunitas adalah sekolompok orang

yang berada disuatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah

ibu dan anak yang berada di dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan

kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas

3
dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang

diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan

keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.


2. Kebidanan komunitas
Kebidanan komunitas adalah segala aktivitas yang dilakukan

oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan

sebagai upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah

kesehatan ibu dan anak balita di dalam kesehatan masyarakat. Kebidanan

komunitas adalah pelayanan kebidanan proporsional yang ditujukan

kepada masyarakat dengan penekanan kepada kelompok resiko tinggi,

dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.


Pelaksanaan pelayanan bidanan komunitas didasarkan pada

empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia,

masyarakat/lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang

mengacu pada konsep paradigm kebidanan dan paradigm sehat sehingga

diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.


3. Manajemen Kebidanan Komunitas
Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam

menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta

melakukan tindakan untuk menyalamatkan pasiennya dari gangguan

kesehatan.

4
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses secara berurutan

yaitu :
a. Identifikasi masalah
b. Analisis dan perumusan masalah
c. Diagnose potensial
d. Antisipasi penanganan segera
e. Rencana (intervensi)
f. Tindakan (implementasi) serta
g. Evaluasi hasil tindakan.
4. Sasaran utama kebidanan komunitas
a. Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas, dan masa interval
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak salam kandungan, bayi, balita,

prasekolah dan sekolah


c. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan

anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizzi, imunisasi


d. Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu
e. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan

masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah

kesehatan secara umum


5. Tujuan pelayanan kebidanan komunitas
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan

kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud

keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.

B. Keluarga 1
1. Definisi Keluarga

5
Keluarga dapat didefinisikan dari berbagai macam orientasi dan cara

pandang yang berbeda-beda. Adapun beberapa Definisi Keluarga sesuai

waktu perkembangan konsep atau teori tentang keluarga adalah sebagai

berikut :
a. Duval (1972)
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan

dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari tiap-tiap

anggota keluarganya.
b. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.


c. Bailon dan Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga dan

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dalam perannya masing-

masing dan mempertahankan suatu budaya.

2. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut pendapat Robert MacIver dan Charles Morton, bahwa ciri-ciri

suatu keluarga antara lain :


a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

6
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan

perhitungan garis keturunan.


d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak.


e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga.
3. Tipe/Bentuk Keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,

tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan,

namun secara umum pembagian tipe keluarga dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

a. Pengelompokan secara tradisional


Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2

macam, yaitu :
1) Nuclear Family (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang

diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.


2) Extended Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, bibi

dsb.
b. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan

meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat

dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya :

7
1) Tradisional Nuclear Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan

Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh

sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah

satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.


2) Niddle Age/Aging Couple Adalah : suatu keluarga dimana suami

sebagai pencari uang dan istri di rumah atau kedua-duanya

bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan

rumah karena sekolah/menikah/meniti karier.


3) Dyadic Nuclear Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah

berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah

satunya bekerja di luar umah.


4) Single Parent Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu

orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya

dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.


5) Dual Carrier Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-

duanya orang karier dan tanpa memiliki anak.


6) Three Generation Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi

atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.


7) Comunal Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari

dua pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-

anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.


8) Cohibing Couple/Keluarga kabitas/Cahabitation Adalah :

keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal

bersama tanpa ikatan perkawinan.

8
9) Composite /Keluarga berkomposisi Adalah : sebuah keluarga

dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-

sama dalam satu rumah.


10) Gay and Lesbian Family Adalah : keluarga yang dibentuk oleh

pasangan yang berjenis kelamin sama. Gambaran tentang

tipe/bentuk keluarga tersebut menunjukkan banyaknya jenis/tipe

keluarga yang ada disekitar kita, dan hal ini mengharuskan

kepada para profesionalis khusunya dalam bidang kesehatan

untuk dapat memahami konteksnya masing-masing dan lebih

bersifat toleren dan sensitive terhadap perbedaan gaya hidup

dalam memberikan pelayanan.


4. Fungsi Keluarga 1
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga,

diantaranya adalah sebagai berikut :


a. Fungsi Afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala

sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam

berhubungan dengan orang lain.


b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak

untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan keluarga.

9
d. Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan

keluarga.

C. Pijat Oksitosin
1. Definisi Pijat Oksitosin 6
Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai

dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf

parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang

sehingga oksitosin keluar.


Pijat oksitosin juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh keluarga, terutama suami pada ibu menyusui yang berupa

pijatan pada punggung ibu untuk meningkatkan produksi hormone

oksitosin. Sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka bekas

implantasi plasenta, mencegah perdarahan, serta memperbanyak produksi

ASI. Pijat stimulasi oksitosin untuk ibu menyusui berfungsi untuk

merangsang hormon oksitosin agar dapat memperlancar ASI dan

meningkatan kenyamanan ibu.


2. Cara Kerja Hormon Oksitosin 5
Oksitosin merupakan suatu hormon yang dapat memperbanyak

masuknya ion kalsium kedalam intrasel . Keluarnya hormon oksitosin

akan memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus

semakin kuat dan proses involusi uterus semakin bagus. Oksitosin yang

10
dihasilkan dari hiposis posterior pada nucleus paraventrikel dan nucleus

supra optic. Saraf ini berjalan menuju neuro hipofise melalui tangkai

hipofisis, dimana bagian akhir dari tangkai ini merupakan suatu bulatan

yang mengandung banyak granula sekretrotik dan berada pada permukaan

hipofise posterior dan bila ada rangsangan akan mensekresikan oksitosin.

Sementara oksitosin akan bekerja menimbulkan kontraksi bila pada uterus

telah ada reseptor oksitosin. Hormon oksitoksin yang dilepas dari kelenjar

hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi

pembuluh darah dan membantu proses hemostasis. Kontraksi dan retraksi

otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini akan

membantu mengurangi bekas luka implantasi plasenta serta mengurangi

perdarahan.

3. Manfaat Pijat Oksitosin 8


Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta
b. Mencegah terjadinya perdarahan post partum
c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus
d. Meningkatkan produksi ASI
e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui
f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga
4. Efek Fisiologis dari Pemijatan Oksitosin 8
Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot

polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan

sehingga bisa mempercepat proses involusi uterus.


5. Cara Menstimulasi Hormon Oksitosin 8

11
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu menyusui.

Saat ibu menyusui merasa nyaman dan rileks pengeluaran oksitosin dapat

berlangsung dengan baik. Mengutip artikel Tri Sulistiyani, menurut dr.

H.M. Daris Raharjo, Akp., menerangkan bahwa terdapat titik-titik yang

dapat memperlancar ASI diantaranya, tiga titik di payudara yakni titik di

atas putting, titik tepat pada putting, dan titik di bawah putting. Serta titik

di punggung yang segaris dengan payudara. Pijat stimulasi oksitosin untuk

ibu menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat

memperlancar ASI dan meningkatan kenyamanan ibu. Berikut cara yang

dilakukan untuk menstimulasi refleks oksitosin:


a. Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu menyusui mampu

menyusui dengan lancer.


b. Gunakan teknik relaksasi misalnya nafas dalam untuk mengurangi rasa

cemas atau nyeri.


c. Pusatkan perhatian ibu kepada bayi
d. Kompres payudara dengan air hangat
e. Pemijatan oksitosin
6. Persiapan Alat Untuk Pijat Oksitosin 7
a. Meja
b. Kursi
c. Handuk kecil 1 buah
d. Handuk besar 2 buah
e. Baskom berisi air hangat
f. Waslap 2 buah
g. Minyak Zaitun
h. Kom kecil 1 buah
i. Kassa
j. Gelas penampung ASI
k. Baju ganti ibu
7. Cara Pemijatan Oksitosin 7
a. Melepas pakaian atas pasien

12
b. Melepaskan bra
c. Berikan handuk pada bagian paha ibu
d. Dudukkan klien pada posisi bersandar ke depan, tangan dilipat diatas

meja dengan kepala diletakkan diatasnya


e. Payudara tergantung lepas tanpa bra
f. Lakukan euflurage 5-10 x
g. Menggunakan dua kepalan tangan dengan ibu jari menunjuk ke

depan/menggunakan kedua ibu jari


h. Gerakan sirkuler kemudian berikan sedikit tekanan mulai dari cervical

sd
i. Pemijatan mulai dari tulang cervical (leher) sampai dengan tulang

tulang torakal 5-6 (sebatas tali bra)


j. Lakukan selama 5 - 10 menit
k. Lakukan euflurage 5-10 x

D. ComMond Cold 10
1. Pengertian Commond Cold
Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung

yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi

dan anak. Dibedakan istilah nasofaring akut untuk anak dan common cold

untuk orang dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang

dewasa dan anak berlainan. Pada anak infeksi lebih luas, mencakup daerah

sinus paranasal, telinga tengah disamping nasofaring, disertai demam yang

tinggi. Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya

tidak disertai demam yang tinggi. Pada dasarnya penyakit batuk dan pilek

pada Bayi maupun Balita dapat disebabkan oleh banyak faktor. Sebagian

13
besar penyebabnya adalah virus. Selain virus batuk dan pilek serta demam

tidak saja dipengaruhi oleh virus tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.

Bagi kebanyakan orang, flu dianggap hal yang biasa dan akan sembuh

dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang flu

dapat membuat mereka sangat menderita, mereka yang dimaksud adalah

bayi dan anak usia dibawah lima tahun


Pada Bayi, balita dan anak, infeksi saluran nafas yaitu

Common cold sangat berbahaya karena dapat menggangu makan dan

kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah yang lebih akut

apabila tidak ada perhatian khusus dari orang tua maupun peran perawat

di masyarakat serta menentukan apakah diperlukan intervensi medis


2. Etiologi Commond Cold 10
Commond cold merupakan rhinitis akut yang disebabkan oleh

virus “selesma”. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah derivative dari

rhino, berarti “hidung”. Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi

atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang,

sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit.


Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya

kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus

merupakan subgrup family yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang

telah di identifikasi dengan reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik.

Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin- yang artinya adalah hidung.

Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang menyerang sel-sel

14
mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta memperbanyak

diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar

250 strain atau jenis rhinovirus. Selain virus, batuk dan pilek dan demam

juga di sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian biasa disertai

panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna merah.

Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik. Biasanya batuk dan

pilek pada bayi terjadi selama lima 5 hari.


Virus adalah organisme yang amat halus. Karena amat

halusnya itu tidak dpat dilihat dengan mikroskop biasa. Untuk itu

diperlukan suatu mikroskop electron yakni mikroskop yang mampu

membesarkan sampai 1000000 X. Jenis-jenis virus yang dapat

menimbulkan penyakit-penyakit yakni cacar, gondongan, influenza,

selesma atau Common Cold dan lain sebagainya.


3. Gejala Commond Cold 10
a. Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
b. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau

tenggorokan.
c. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa

sakit ringan.
d. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul

pada saat terjadinya gejala.


e. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari

pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.


f. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau

dan jumlahnya tidak terlalu banyak.

15
g. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun

batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu

kedua

Gejala lain yang timbul antara lain hidung berair, kadang

tersumbat, lalu di ikuti dengan batuk dan demam. Jika cairan atau lendir

banyak keluar dari hidung bayi sehingga membuatnya kesulitan untuk

bernafas. Selain itu gejala nasofaringitis dengan pilek, batuk sedikit dan

kadang-kadang bersin. Dari hidung keluar sekret cair dan jernih yang

dapat kental dan parulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus. Secret

ini sangat merangsang anak kecil. Sumbatan hidung (kongesti)

menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah.

Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot,

pusing dan anareksia. Sumbatan hidung (Kongesti) di sertai selaput lendir

tenggorok yang kering menambah rasa nyeri.


Gejala yang umum adalah batuk, sakit tenggorokan, pilek,

hidung tersumbat, dan bersin, kadang-kadang disertai dengan mata merah,

nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, kelemahan otot, menggigil tak

terkendali, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan ekstrim jarang. Demam

lebih sering merupakan gejala influenza, virus lain atas infeksi saluran

pernapasan yang gejalanya luas tumpang tindih dengan dingin, tapi lebih

parah. Gejala mungkin lebih parah pada bayi dan anak-anak (karena

sistem kekebalan tubuh mereka tidak sepenuhnya berkembang) serta

16
orang tua (karena sistem kekebalan tubuh mereka sering menjadi lemah).

Mereka yang menderita pilek sering melaporkan sensasi chilliness

meskipun dingin tidak umumnya disertai dengan demam, menggigil dan

meskipun umumnya berhubungan dengan demam, sensasi mungkin tidak

selalu disebabkan oleh demam yang sebenarnya. Sekitar 30-50% dari

pilek disebabkan oleh rhinovirus.


4. Cara Penularan Commond Cold 10
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernapasan yang

paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat mudah

tertular, karenanya perawat yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan

bekerja di ruangan bayi walaupun ia memakai masker, karena virus dapat

menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang yang

pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal atau membuang

ingusnya, jika tidak segera mencuci tangan ia menjadi sumber penularan.

Masa tunasnya adalah 1-2 hari dengan faktor predisposisi kelelahan, gizi

buruk, anemia, dan kedinginan. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada

waktu pergantian musim.


Bayi dan anak dapat tertular virus penyebab common cold

melalui:
a. Penularan melalui udara. Bila seseorang sakit batuk-pilek, saat dia

batuk, bersin atau berbicara bisa menularkan virus pada bayi dan anak.
b. Kontak langsung. Virus dapat menular ketika orang yang sedang sakit

menyentuh hidung/mulutnya, lalu menyentuh tangan bayi/anak,

17
selanjutnya bayi/anak menyentuh hidung/mulutnya dengan tangannya

yang sudah terkontaminasi virus.


c. Menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Virus dari orang yang

sedang sakit dapat melekat di permukaan benda dalam waktu 2 jam

atau lebih. Anak/bayi bisa tertular bila menyentuh benda yang

terkontaminasi virus lalu menyentuh mulut/hidungnya.


5. Pencegahan Commond Cold 10
Virus penyebab selesma atau comond cold sangat mudah menyebar, baik

melalui kontak langsung maupun lewat udara atau cairan tubuh. Untuk

menghindarkan diri dari penyakit commond cold ini, secara umum yang

perlu diperhatikan dan dilakukan setiap harinya, antara lain:


a. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan,

menutup mulut ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah / dahak

dari mulut dan ingus hidung dengan cara yang bersih dan tidak

sembarangan.
b. Bila memungkinkan, hindari jangan sampai berjejal di satu ruangan,

misalnya ruang keluarga, atau tempat tidur. Ruangan harus memiliki

ventilasi yang cukup lega.


c. Hindari merokok di dalam rumah, apalagi dimana ada banyak anak-

anak.
d. Berpola hidup sehat, hindari minum alkohol, stres, istirahat cukup, dll.
e. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
f. Bila akan menyentuh/menggendong bayi, cucilah tangan dahulu.
g. Makan makanan yang bersih, higienis, sehat, gizi-nutrisi seimbang.
h. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.

18
i. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk

menggunakan obat-obatan, jamu, jamur, herbal, atau suplemen untuk

mengatasi commond cold.


6. Pengobatan Commond Cold 10
Saat ini, tidak ada terapi antiviral yang efektif untuk

pengobatan common cold. Oleh karena common cold merupakan penyakit

yang self-limiting, yaitu sembuh dengan sendirinya, maka pengobatan

hanya ditujukan untuk meredakan gejala. Terapi yang direkomendasikan

adalah obat yang spesifik untuk gejala tertentu.Obat semprot hidung yang

mengandung dekongestan dapat digunakan, tapi tidak melebihi 3 hari

untuk mencegah efek rebound. Bersin-bersin dan hidung berair dapat

diredakan dengan antihistamin.Namun tidak semua antihistamin efektif

untuk meredakan gejala tersebut.


Selain itu pengobatan untuk bayi dan anak-anak ada beberapa

tip yang harus di lakukan, yaitu


a. Berikan minum lebih banyak untuk mengencerkan lendir di

tenggorokanya.
b. Berikan obat sesuai dengan gejalanya. Hindari obat yang berkhasiat

menyembuhkan banyak gejala (Batuk, pilek,hidung tersumbat,

demam) dalam kemasan, kecuali semua gejala itu memang ada sama

si kecil.
c. Berikan obat batuk yang bersifat mengencerkan dahak. Hindari obat

batuk yang bersifat menekan batuk karena akan menghambat lender

yang akan keluar.


d. Hindari member obat batuk bebas untuk anak di bawah usia 2 tahun.

19
e. Jika dalam waktu 2 hari setelah mengkonsumsi obat bebas tidak

tampak kesembuhan maka segera hubungi dokter.


7. Pijat Comond Cold 11
a. Pengertian Pijat Commond Cold
Pijat bayi berasal dari kata Arab masah, berarti menepuk-nepuk

dengan tangan. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan

yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam, Sedangkan definisi dari

pijat bayi adalah suatu system dari sentuhan dan pijatan pada bayi

dimana itu merupakan pijatan cinta, dukungan dan perhatian. Pijat

bayi ini merupakan keunikan dan kedekatan yang menjembatani

hubungan antara orang tua dan bayinya. Pijat Commond Cold adalah

pemijatan yang dilakukan pada anak yang menagalami batuk pilek

berkepanjangan dan lendir sangat kental.


b. Manfaat Commond Cold 12
1) Mengeluarkan lendir
2) Memberikan rasa nyaman
c. Persiapan pemijatan Commond Cold 12
1) Minyak
2) Ruangan yang hangat dan tenang, serta
3) Musik
d. Langkah-langkah pemijatan Commond Cold 12
1) Menginstruksikan pada ibu bayi untuk melepaskan baju bayinya
2) Memposisikan bayi terlentang dengan kaki dekat pemijat
3) Melakukan gerakan thoward bridge and under the cheekbone
4) Melakukan gerakan cheek rain drop
5) Melakukan gerakan open book
6) Melakukan gerakan butterfly
7) Melakukan gerakan toby top intercosta
8) Melakukan gerakan chest rain drop
9) Melakukan gerakan back and forth
10) Melakukan gerakan sweeping neck to bottom
11) Melakukan gerakan sweeping neck to feet
12) Melakukan gerakan back circle

20
13) Melakukan gerakan rain drop
14) Melakukan gerakan pitching
15) Membentu membersihkan, mengenakan baju dan merapika bayi
16) Beritahu ibu sudah dilakukan pemijatan
17) Bereskan alat
18) Evaluasi setelah dilakukan pemijatan

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA TN. M


DENGAN KEBUTUHAN PIJAT `COMMON COLD DAN
PIJATOKSITOSIN DI KELURAHAN ROWOSARI
KOTA SEMARANG

Nama Mahasiswa : Muzlia Gelamona


Pengkajian diambil tanggal : Sabtu, 22 Desember 2018

21
Jam : 11.00 WIB

A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama kepala Keluarga (KK) : Tn. M
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Rowosari Krasak RT 1/3 Kec. Tembalang
No. Telp :-
2. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Hub. Kel Umur Pend. Imunisasi KB
1. Tn. M L KK 43thn SD - -
2. Ny. K P Istri 42 thn SD - Steril
3. An. F L Anak 22 thn SMA Lengkap -
4. An. L P Anak 19 thn SMA Lengkap
5. An. A L Anak 12 hari - - -

3. Genogram
Tn. S Ny. F Tn. D Ny. I

Ny. L Tn. A
Tn. P Ny. N
Ny. K Tn. M

An. F An. L By. A

Ket. Genogram :

22
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. M tergolong dalam Nuclear Family karena dalam satu rumah
terdapat ayah, ibu dan anak, sehingga akan dapat mempercepat penularan
penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita penyakit menular.
5. Suku Bangsa (etnis)
a. Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Keluarga Tn. M berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan
tidak makan asal kumpul.
b. Tempat tinggal keluarga
Sebagian besar masyarakat adalah etnis jawa
c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan.
Keluarga Tn. M aktif dalam kegiatan lingkungan yang masih berhubungan
erat dengan nilai etnis, diantaranya selamatan, tingkeban, mitoni, dan lain-
lain.
d. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana
Tn. M dan Ny. K menggunakan pola busana yang modern seperti kaos,
kemeja, celana, longdress / gamis.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern
Pengambil keputusan dalam keluarga Tn. M yaitu melaluui proses
musyawarah bersama anggota keluarga.
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Menurut keterangan Ny. K, jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa
ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Ny.K rutin memeriksakan
kehamilannya ke Bidan terdekat.
g. Penggunaan bahasa sehari-hari dirumah
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa. Tidak ada
hambatan komunikasi dalam keluarga.
6. Agama dan Kepercayaan
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan
mereka.

23
Seluruh anggota keluarga menganut agama Islam dan memiliki pandangan
yang sama dalam praktik keyakinan beragama.
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi-organisasi keagamaan lain.
Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan seperti
tahlilan, pengajian rutin.
c. Agama yang dianut oleh keluarga.
Semua anggota keluarga menganut agama Islam.
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.
Menurut keterangan Ny. K tidak ada nilai-nilai keyakinan yang
bertentangan dengan kesehatan.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Menurut keterangan Ny. K, pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga.
Keluarga memanfaatkan waktu libur anak di rumah saja.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga Tn. M memiliki 1 orang anak berusia 12 hari. Maka keluarga Tn. M
termasuk keluarga yang memiliki bayi.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah perkembangan
anak usia balita, hal ini karena anak masih bayi.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI


1. Riwayat keluarga sebelumnya.
a. Riwayat keluarga dari pihak suami : ayah dari Tn. M tidak ada yang
menderita penyakit serius.
b. Riwayat keluarga dari pihak istri : semua anggota keluarga dari pihak Ny.
K sehat dan tidak ada yang menderita penyakit serius.

24
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini.
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
. kesehatan kesehatan dilakukan
1. Tn. M 43 th 50kg Sehat - - -
2. Ny. K 42 th 52kg Sehat TT 3x ASI tidak lancar Pijat oksitosin
3. An. F 22 th 40kg Sehat - - -
4. An. L 19th 38kg Sehat -
5. An. A 12 H 2800gr Pilek Hbo Pilek Pijat Commond
Cold
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan.
Jika anggota keluarga ada yang sakit dibawa ke puskesmas terdekat.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah.
a. Gambaran tipe tempat tinggal.
Status rumah yang sedang ditingali adalah sudah milik sendiri.
b. Denah rumah.
Kamar

R. Tamu
Wc

Kamar

Kamar
Dapur
R.makan

c. Gambar kondisi rumah terdiri dari dinding papan yang dapat melindungi
suhu dingin maupun gangguan keamanan yang lain, ukuran rumah 9x7
meter, lantai semen, atap terbuat dari genting, ventilasi berupa pintu dan
jendela, keadaan ventilasi memenuhi syarat kesehatan karena sering
dibuka (jendela), penerangan menggunakan listrik. Pembagian ruangan
adalah 3 kamar tidur, 1 kamar mandi gabung WC, dapur, dan ruang tamu.
Kebersihan ruangan cukup bersih, sumber air dari sumur bor, alat masak

25
lengkap dan bersih karena selesai dipakai selalu dicuci. Alat masak
menggunakan kompor gas dan tempat penyimpanan perabot dapur
disimpan di rak piring.
d. Kamar mandi terkesan cukup bersih, lantai semen, sumber air berasal dari
sumur bor, toilet terkesan bersih karena anggota keluarga rajin
membersihkan toilet. Peralatan mandi lengkap dan berada pada tempat
khusus peralatan mandi dan setiap anggota masing-masing memiliki
peralatan mandi seperti sikat gigi, bak mandi dikuras setiap seminggu dua
kali.
e. Kamar tidur terdiri dari 2 ruang. Kedaan ruangan rapi dan cukup bersih.
Penerangan kamar menggunakan listrik yang cukup. Terdapat pintu dan
jendela, untuk ventilasi udara cukup baik, karena jendela dibuka setiap
hari.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW.
Tetangga dan lingkungan sekitar rumah keluarga Tn. M ramah dan saling
peduli satu sama lain.
3. Mobilitas geografis keluarga.
Keluarga Tn. M adalah penduduk asli Kelurahan Rowosari, rumah yang di
tinggali berada tidak jauh dari rumah orang tua Tn. M.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Tn. M mengikuti pengajian rutin setiap minggu.
5. Sistem pendukung keluarga.
Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat. Jika sakit dan
membutuhkan biaya yang dirasakan berat maka keluarga akan meminta
bantuan kepada orang tua.

E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga.
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan
baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Jawa dan
kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga.

26
Ny. K mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan dengan
suami.
3. Struktur peran.
a. Tn. M sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah
tangga
b. Ny. K sebagai ibu rumah tangga.
c. An. F sebagai anak pertama umur 22 tahun sekaligus pencari nafkah
tambahan
d. An. L sebagai anak kedua umur 19 tahun
e. Bayi . A sebagai anak ketiga umur 12 hari.
4. Nilai atau norma keluarga.
a. Kekerabatan baik.
b. Keluarga masih menganut adat istiadat dalam masyarakat, misalnya
melarang ibu nifas untuk makan ikan, telur, dan ayam.
c. Setiap anggota melaksanakan perannya.
d. Ayah merupakan orang yang paling di hormati oleh seluruh anggota
keluarganya.

F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif.
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama
lain. Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah
tangganya dan setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul
dengan anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi.
Tn. M mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma
budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga
dan yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi perawatan kesehatan.
a. Tn. M dan Ny. K sudah mampu mengenali gejala-gejala payudara
bangka’i.
b. Keluarga mampu mengambil keputusan apabila ada permasalahan
kesehatan dengan cara merundingkan masalah itu secara bersama-sama.

27
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarganya yang sakit sesuai dengan
anjuran tenaga kesehatan.
d. Keluarga mampu memelihara lingkungan rumah dan telah mengetahui
pentingnya kebersihan lingkungannya. Pada saat kunjungan rumah
keadaan rumah cukup bersih dan rapi.
e. Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan bila sakit periksa ke
puskesmas
4. Fungsi reproduksi.
Jumlah keluarga ada 5 orang. Ayah (kepala keluarga) 3 orang anak.
5. Fungsi ekonomi.
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

G. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor jangka pendek dan panjang.
Stresor jangka pendek : Tn. M mengatakan keluarga tidak mampu mengetahui
bahwa istrinya ini mengalami ketidaknyamanan dalam mengasuh bayinya.
Stresor jangka panjang : cemas dengan kondisi Ny. K yang tidak bisa
memberikan ASI pada bayi mereka.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor.
Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni
memberikan dukungan pada Ny. K
3. Strategi koping yang digunakan.
Keluarga Ny.M dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama
Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih
dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar
masalah kesehatan dapat diatasi.

H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 42 th
Jenis kelamin : P
Pendidikan : SD
Pekerjaan :IRT
2. Keluhan / Riwayat Penyakit saat ini

28
Menurut Ny. K riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Tn. M : keadaan sehat.
b. Ny. K : keadaan sehat
c. An. F : keadaan sehat.
d. An. L : keadaan sehat
e. An. A : keadaan sehat
3. Riwayat penyakit sebelumnya
a. Tn. M : tidak pernah sakit serius
b. Ny. K : tidak pernah sakit serius
c. An. F : tidak pernah sakit serius.
d. An. L : tidak pernah sakit serius
e. An. A : sedang pilek
4. Tanda-tanda vital
Rr : 24x/menit
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36, 6 0C
Bb : 58 kg
5. Sistem cardio vascular : normal.
6. Sistem respirasi : normal.
7. Sistem gastrointestinal : tidak ada masalah.
8. Sistem persyarafan : baik.
9. Sistem musculoskeletal : normal.
10. Sistem genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

I. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga berharap Ny.K bisa memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berharap petugas kesehatan dapat memotivasi keluhan yang Ny. K
rasakan dan dapat memberikan solusi atas masalh yang Ny. K hadapi.

29
ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
1. Ds. Ny. K menyatakan sejak hari 1 melahirkan anaknya yang Kurangnya pengetahuan Ny. K tentang ASI. Ny. K merasa malu mempunyai bayi dengan
3 merasa bahwa ASInya sedikit. umur yang sudah terbilang tua.
Do.
Muka : tidak pucat
Mata : sklera tidak pucat, konungtiva putih
Mulut : bersih, tidak pucat
Payudara: tampak besar, dan teraba sedikit keras
Genetalia:tidak dilakukan pemeriksaan.
TTV
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 24 x/menit
TD : 110/70 mmHg
2. Ds. NY. K menyatakan bayinya sudah 1 hari mengalami pilek.Keadaan cuaca yang tidak menentu siangNy. K kwatir dengan kondisi bayinya.
panas dan sore hujan.

PRIORITAS MASALAH

30
1. Ibu nifas dengan kebutuhan pijat oksitosin
No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 2 1 2/3x1 = 2/3 Keadaan Ny. K memungkinkan terjadinya pembengkakan pada payudara (
Acaman kesehatan bendungan ASI). Bendungan ASI yang tidak tertangani akan
menimbulkan mastitis.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah :Hanya 1 1` 1/2x2 = 1 Latar belakang pendidikan Tn. M dan Ny. K adalah SD sehingga sulit
sebagian untuk menerima informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas.

3. Potensi masalah untuk dicegah : 2 2/3 2/3x1 = 1 Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan ibu dengan
Cukup memberikan motivasi dan mengingatkan bahwa setiap bayi mempunyai
hak untuk disusui.
4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1 = 1 Suasana hati Ny.K juga sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.
Masalah berat, harus segera ditangani Kondisi yang tidak nyaman bisa menyebabkan produksi ASI berkurang
bahkan tidak produksi sama sekali.Kondisi yang nyaman dan tenang ini
tak hanya peran seorang ibu, tapi juga peran keluarga . Suami yang
paling paham kondisi istri, sebaiknya ikut membantu istri terhindar dari
stres.

Total 3 2/3

2. Bayi A usia 12 hari dengan pilek


No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3x1 = 1 Pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering mengenai bayi dan anak.

31
Ancaman kesehatan Penyakit ini cenderung lebih besar karena mencakup daerah paranasal, telinga tengah dan
nasofaring disertai demam. Faktor predisposisi kelelahan, gizi buruk, anemia dan kedinginan
dan pada waktu pergantian musim. Komplikasi lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil
dari pada anak lebih besar
By. A umur 12 hari lebih rentan dengan pilek dan kemungkinan terjaadinya komplikasi sangat
besar.
2. Kemungkinan masalah dapat2 2 2/2x2 = 2 Usia By. A yang masih 12 hari memungkinkan rentannya bayi A untuk terkena pilek karena
diubah : imunitas yang masih rendah ditambah lagi bayi A tidak diberikan ASI.
Sebagian
3. Potensi masalah untuk2 2/3 2/3x1 =Pencegahannya bisa dengan mengikutsertakan keluarga dengan mencuci tangan sampai bersih,
dicegah : 2/3 terutama jika ada seseorang dalam keluarga yang sedang mengalami batuk pilek dan
Cukup khususnya sebelum menggendong bayi. Menutup mulut atau hidung jika batuk dan bersin,
menggunakan tissue yang sekali pakai daripada sapu tangan, peralatan makan dan handuk
tidak boleh dipakai bersama. Jika mungkin, seseorang yang sedang batuk pilek sebaiknya tidak
menggendong bayi.
4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/2x1 = 1 Keluarga menyadari bahwa By. A masih sangat rentan dengan penularan penyakit. By. A juga
Masalah berat dan harus sebaiknya diberikan ASI saja.Ny. K juga menyadari bahwa bayinya harus diberikan ASI saja.
segera ditangani
Total 4 2/3

Berdasarkan prioritas masalah diatas dapat disusun urutan diagnose kebidanan pada keluarga Tn. M sebagai berikut :

a. Prioritas I : Bayi A umur 12 hari dengan pijat common cold


b. Prioritas II : Ibu Nifas dengan kebutuhan pijat oksitosin

32
RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
No. Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum khusus Kriteria Standar
1. By. A umurSetelah diberikan asuhanKeluarga dapatKetrampilan Ny. K mampu a. Menggali pengetahuan keluarga terkait
12 harikebidanan selama 1 hari mengetahui mengulang kembali
penyebab masalah yang dialami bayi A
dengan diharapkan pilek By. A dapat bahwa pilek pijat common cold b. Menggali pengetahuan keluarga tentang
berkurang dan keluarga dapat dapat dicegah meskipun
pijat common cold
melakukan pijat common cold dengan pijat gerakannya tidak
secara mandiri. common cold berurutan.

a. Menggali pengetahuan keluarga terkait


Ny. K usia Keluarga dapat Suami Ny. K dapat
42 tahunSetelah diberikan asuhanmelakukan pijatKeterampilan melakukan pijat
penyebab masalah yang dialami ibu
b. Menggali pengetahuan keluarga tentang
dengan kebidanan selama 1 harioksitosin secara oksitosin.
kebutuhan diharapkan ASI Ny. K bisamandiri.
pijat oksitosin
pijat lancer.
oksitosin

CATATAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


No. Diagnosa Kebidanan Implementasi dan Evaluasi Asuhan Kebidanan T.T/Tgl/waktu
Keluarga

33
1. By. A umur 12 hari denganMelakukan pijat commond cold Tanggal 13 desember 2018
kebutuhan pijat common cold Evaluasi: Bayi Rewel pukul 11.25 WIB

2. Ny. K umur 42 tahun post Melakukan Pijat Oksitosin Tanggal 13 Desember pukul 11.
partum 12 hari dengan 50 WIB
Evaluasi: Ibu mengatakan Lebih rilex
kebutuhan pijat oksitosin

34
35
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Langkah awal yang dilakukan adalah pengkajian untuk memperoleh data
dasar, baik data subyektif dan data obyektif. Pengkajian ini dilakukan penulis
pada tanggal 22 Desember 2018 jam 11.00 WIB bertempat dirumah Tn. M.
Penulis melakukan wawancara kepada Ny. K untuk memperoleh data subyektif
berkaitan dengan keluarga Tn. M. Selanjutnya penulis melakukan pemeriksaan
TTV pada keluarga Tn. M untuk memperoleh data obyektif.
Selama penulis melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn. M semua
anggota keluarga merespon dengan baik. Sehingga penulis mendapatkan data
yang diharapkan. Dari hasil pengkajian pula, didapatkan bahwa keluarga Tn. M
merupakan tipe keluarga nuclear family. Dari hasil pengkajian tersebut, penulis
mendapatkan beberapa permasalahan yaitu pengeluaran ASI sedikit pada Ny. K
dan pilek pada bayi A.

B. Interpretasi Data
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif dilanjutkan
dengan langkah interpretasi data. Pada langkah ini, interpretasi data ini
didapatkan diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian yang dilaksanakan.
Sesuai hasil pengkajian penulis dapat membuat diagnosa pada keluarga Tn. M
yaitu pengeluaran ASI sedikit pada Ny. K dan bayi A dengan pilek

C. Identifikasi Diagnosa Potensial


Tidak ada
D. Antisipasi Tindahkan Segera
Tidak ada

36
E. Intervensi
Setelah dilakukan empat langkah asuhan kebidanan mulai dari pengkajian,
interpretasi data, identifikasi masalah diagnosa potensial, dan antisipasi
tindahkan segera maka penulis menyusun intervensi sesuai permasalahan yang
timbul. Penulis mengintervensi ajarkan kepada keluarga terkait pijat oksitosin
dan pijat common cold

F. Implementasi
Penulis telah menyusun intervensi, maka penulis mengimplementasikan
intervensi tersebut kepada keluarga Tn. M pada tanggal 22 Desember 2018 jam
11.00 WIB. Dimana saat pelaksanaan keluarga sangat kooperatif dan anggota
keluarga yang ada hanya Ny. K, bayi A dan An. L

G. Evaluasi
Setelah dilakukan enam langkah asuhan kebidanan hingga implementasi,
didapatkan evaluasi dari kegiatan implementasi yang dilakukan. Dari hasil
wawancara pada proses pengkajian pada tanggal 22 Desember 2018 didapatkan
bahwa masalah yang mendukung munculnya permasalahan yaitu kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyebab pengeluaran ASI sedikit dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang pijat common cold.

37
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan Keluarga yang dilakukan penulis terhadap keluarga
Tn. M, penulis menarik beberapa kesimpulan :
1. Ny. K mengalami masalah pengeluaran ASI sedikit sehingga keluarga
memberikan susu formula pada bayinya. Bayi yang masih berumur 12 hari
sangat rentan dengan penularan penyakit dan didukung dengan musim hujan
bayi A mengalami pilek ditandai adanya pengeluaran cairan putih dari hidung
bayi A.
2. Ny. K tidak tahu cara menghadapi masalah tersebut.
3. Diagnosa yang muncul pada interpretasi data adalah Ny. D yang mengalami
masalah pengeluaran ASI sedikit serta bayi A dengan kebutuhan pijat common
cold
4. Sesuai dengan permasalahan utama yang terdapat pada Ny. K dan bayi A,
maka dilakukan intervensi untuk diajarkan tentang pijat oksitosin untuk
membantu mengatasi masalah Ny. K serta mengajarkan pijat commond cold
pada bayi A.
5. Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan intervensi yang telah disusun,
didapatkan hasil bahwa keluarga sudah paham tentang pijat oksitosin dan pijat
commond cold serta akan diterapkan untuk mengatasi keluhan yang ada.

38
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Disarankan laporan ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan proses
belajar mengajar terkait hal-hal yang berkaitan dengan natural basic therapy
dan natural advance therapy
2. Bagi Instansi Kesehatan
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber data untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Rowosari
3. Bagi Kelurahan
Diharapkan dengan adanya laporan ini, pihak Kelurahan dapat mengetahui
dan memahami terkait masalah yang sedang dialami keluarga sehingga dapat
berpartisipasi dalam mencegah dan menangani masalah tersebut dengan cara
menggerakan kader serta masyarakat setempat.
4. Bagi Keluarga
Disarankan kepada keluarga agar segera menghubungi petugas kesehatan
apabila mengalami masalah kesehatan sehingga tidak mengakibatkan sesuatu
yang fatal dan setelah diberikan asuhan kebidanan keluarga diharapkan dapat
memahami dengan baik serta menerapkannya.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Zaidin, 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta


2. Siwi, Elisabet Walyani. 2014. Materi Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta.
Pustaka baru press.
3. Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 1995. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter
Anugerah (penterjemah). 2005. Jakarta: EGC
4. Suhermi, Dkk. 2008 . Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya.
5. Pillitery. 2003. Maternal and Child Health Nursing. Buku I. Fourth Edition.
Philadelphia: Lippincott
6. Hamranani, S. 2010, Pengaruh pijat oksitosin terhadap involusi uterus pada
ibu post partum yang mengalami persalinan lama di rumah sakit wilayah
Kabupaten Klaten. Tesis UI: tidak dipublikasikan

7. Eka Riza, Taufik Rusdina. 2016. Terapi Herbal Dan Alternatif Pada Flu
Ringan Atau ISPA no-spesifik. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Sumedang, Jawa Barat.
8. Handout Materi NAT Tahun 2017 Prodi Sarjana Terapan Kebidanan STIKES
Karya Husada Semarang
9. Ceklis NAT Tahun 2017 Prodi Sarjata Terapan Kebidanan STIKES Karya
Husada Semarang
10. Setyawan. 2012. Konsep Dasar Keluarga: Poltekes Surabaya

40

Anda mungkin juga menyukai