Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok

“Makalah Demam”

Tugas ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknolohi Terapi
Komplementer Akupresure

Disusun Oleh :

Alita Rachma Chairani 205401446170


Alya Salmawati 205401446023
Fiska Dwi Istifani 205401446031
Christina Legawati Huka 205401446202
Nenden Sifa Alfiani 205401446034
Nia Kurnia 205401446137
Nurmahalina Triani Putri A 205401446088
Septi Siti Nur Jamilah H 205401446027
B1 Karyawan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat walafiat dan mendapat
kesempatan untuk menyusun makalah yang bertema tentang “Demam” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Terapi Komplementer Akupresur
          Ucapan terima kasih kami  sampaikan  kepada  dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan kepada kami  sehingga makalah ini dapat terselesaikan,
ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan dalam pembuatan makalah ini.
         Akhirnya, penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai
kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada
penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.

                                                                            Jakarta, April 2021


                                         
  
                                               Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................2
A. Demam..........................................................................................................2
B. Terapi Akkupresure.......................................................................................5
BAB III KESIMPULAN SARAN...........................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya,
bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional.Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu
Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Dalam dunia pengobatan banyak masyarakat yang sudah


mengenal dengan pengobatan lain. Dalam dunia pengobatan banyak
masyarakat yang sudah mengenal dengan pengobatan lain seperti
pengobatan alternatif, Pengobatan alternatif sangat diminati oleh banyak
orang, seperti pengobatan alternatif, Pengobatan alternatif sangat diminati
oleh banyak orang, karena selain mudah, pengobatan alternatif ini banyak
terbukti baik dari pada pengobatan karena selain mudah, pengobatan
alternatif ini banyak terbukti baik dari pada pengobatan dengan medis, selain
itu pengobatan alternatif juga banyak menggunakan obat-obatan herbal
dengan medis, selainitu pengobatan alternatif juga banyak menggunakan
obat-obatan herbal dengan alat-alat yang berhubungan dengan suatu
penyakit dan tidak banyak menggunakan dengan alat-alat yang
berhubungan dengan suatu penyakit dan tidak banyak menggunakan
obat-obatan yanglain seperti obat kimia dan banyak lagi. Salah satu
pengobatan alternatif obat-obatan yang lain seperti obat kimia dan
banyak lagi.

1
Salah satu pengobatan alternatif yang bermanfaat untuk mengobati
berbagai macam penyakit yaitu pengobatan dengan yang bermanfaat
untuk mengobati berbagai macam penyakit yaitu pengobatan dengan
pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang biasa disebut akupresur.

Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari


38℃. Demam menandakan adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh.
Demambisa terjadi pada siapapun, mulai dari bayi, anak-anak hingga orang
dewasa.

Berdasarkan uraian diatas makapenyusun tertarik untuk membuat


makalah tentang Demam sebagai pengobatan komplementer menggunakan
tekni akupresur.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengobatan komplementer akupresur pada balita yang
mengalami demam dan bagaimana Teknik-teknik pemijatan sesuai pedoman
standar pelayanan akupresur dan etika profesi akupresur.

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengobatan komplementer akupresur pada balita
yang mengalami demam.
2. Untuk mengetahui teknik- teknik pemijatan sesuai pedoman standar
pelayanan akupresur dan etika profesi akupresur.

2
3
BAB II
ISI

A. Demam
1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan
infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,
2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau
parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan
(Surinah dalam Hartini, 2015)
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Sebagian besar demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit
yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem
tubuh.Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Sodikin dalam Wardiyah,
2012).

2. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (2010)
bahwa etiologi febris,diantaranya:,
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi

Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri salmonella


thypi. Bakteri salmonella thypi adalah berupa basil gram negative,

1
bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai tiga
macam antigen yaitu antigen O, antigen H dan antigen VI (Lestari,
2016)

3. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali
pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada
pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila
demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin
tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan
suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa
jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali
disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari
yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:

2
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan

5. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap
demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non
farmakologis maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
a. Tindakan farmakologis Tindakan farmakologis yang dapat
dilakukan yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat
pilihan pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang
diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan
demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam
setelah pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam
waktu 3-4 jam
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang
juga memiliki efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan
pilihan kedua pada demam, bila alergi terhadap
parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak
antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun panas
dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB.
b. Tindakan non farmakologis Tindakan non farmakologis
terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan seperti
(Nurarif, 2015):

3
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4) Memberikan kompres

B. Terapi Akupresure

1. Pengertian
Akupresur merupakan suatu metode tusuk jari yang didasarkan
pada pengetahuan bahwa semua organ tubuh manusia dihubungkan
satu sama lain oleh suatu saluran (meridian) yang menjelajahi seluruh
permukaan tubuh untuk menghantarkan energi ke seluruh tubuh
(Sunetra, 2004). Akupresur adalah salah satu bentuk pelayanan
kesehatan tradisional jenis keterampilan dengan cara merangsang titik
tertentu melalui penekanan pada permukaan tubuh dengan
menggunakan jari maupun benda tumpul untuk tujuan kebugaran atau
membantu mengatasi masalah kesehatan (Kemenkes, 2014).

2. Macam – Macam Rangsangan


Akupuntur adalah ilmu akomodatif yang dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Penekanan dengan atau tanpa alat (akupresur), jarum
(akupunktur), panas (thermis), listrik, magnet, getaran suara, obat-
obatan, laser, serta kombinasi dari berbagai manipulasi itu adalah
berbagai cara manipulasi yang telah digunakan dalam pelayanan
akupuntur/akupresur (Dharmojono, 2001)

3. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja dari akupunktur/akupresur masih belum bisa
dijelaskan secara tuntas oleh para peneliti. Hal tersebut juga didukung
oleh Sunetra, (2004) yang menjelaskan bahwa berbagai penelitian
yang dilakukan oleh peneliti di negara China dan negara-negara barat,
belum dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang mekanisme kerja
dari akupuntur/akupresur. Teori (endorfin) dan teori kekebalan tubuh

4
menjelaskan bahwa penekanan pada permukaan tubuh akan
merangsang keluarnya zat-zat yang dapat menghilangkan rasa nyeri
dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (Kemenkes,
2014).

4. Cara Penekanan
Penekanan atau pemijatan pada titik akupresur dilakukan dengan
mempertimbangkan reaksi “yang“ yaitu reaksi yang menguatkan
energi (qi) sedang yang melemahkan energi (qi) disebut reaksi “yin”.
Reaksi “yang dan yin” dipengaruhi oleh lamanya penekanan atau arah
penekanan. Penekanan yang bereaksi menguatkan “yang”, dilakukan
sebanyak 30 kali tekanan dengan putaran mengikuti arah jarum jam
atau searah dengan jalannya meridian. Sedangkan penekanan untuk
melemahkan atau menguatkan “yin” dilakukan sebanyak 50 kali,
putaran yang berlawanan dengan jarum jam, berlawanan arah dengan
meridiannya (Sunetra, 2004).

5. Manfaat
Akupresur dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit,
penyembuhan, rehabilitasi, menghilangkan rasa sakit, serta mencegah
kekambuhan penyakit (Sunetra, 2004). Di dalam tubuh manusia
terdapat 12 (dua belas) meridian umum dan 2 (dua) meridian istimewa
yang mewakili organ-organ dalam tubuh, yang dapat dimanipulasi
untuk melancarkan energi (qi), sehingga tubuh menjadi seimbang/sehat
(Wong, 2011)

6. Aplikasi Terapi Komplementer Akupressure pada Balita Demam


Aplikasi Terapi Komplementer pada Balita Dalam penerapannya
terapi komplementer dapat dimanfaatkan sebagai terapi untuk
menurunkan demam pada anak, yaitu dengan melakukan refleksi atau
akupresur di titik tertentu
a. Letak titik pijat refleksi demam

5
Berikut ini beberpa titik pijat refleksi untuk mengobati demam
yang anda derita, titik-titik refleksi ini terletak pada telapak kaki,
punggung kaki, di tangan dan sebagian titik akupresur di
punggung badan, cermati titiktitiknya dan praktekkan jika gejala
demam menyerang anda.
1) Titik Refleksi demam di kaki
Lakukan pemijatan pada setiap titik refleksi dibawah ini
secara perlahan minimal 2 menit dan bisa mengulangi
pemijitan pada titik yang sama setelah 5 menit. Adapun
titik-titiknya adalah sebagai berikut :
a. Titik refleksi kelenjar dibawah otak kanan dan kiri

b. Titik refleksi limpa yang berada khusus di telapak kaki

6
c. Titik refleksi kelenjar getah bening bagian dada

d. Titik refleksi kelenjar getah bening bagian perut

7
e. Titik refleksi kelenjar getah bening yang berada di
bagian atas tubuh

2) Penekanan Titik Fei Shu (BL 13) berfungsi untuk


menguatkan paru-paru. Titik Fei Shu (BL 13) diindikasikan

8
untuk batuk, sesak nafas, batuk darah, panas dan demam
keringat waktu malam hari. Titik Fei Shu (BL 13) terletak
1,5 cun disamping meridian DU setinggi bawah tonjolan
ruas tulang belakang bagian dada ke III. Cara akupresur
ditonifikasi (dikuatkan) dengan cara menekan dengan ibu
jari/jari telunjuk diputar searah jarum jam (Kuswari, 2019).
Dilakukan sebanyak 3-7 kali hitungan dengan tekanan
lembut

9
3) Penekanan di titik otot antara ibu jari dan jari telunjuk

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern. Terminologi
ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Menurut WHO (World
Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan.

Jenis-jenis terapi komplementer dapat berupa Praktek-praktek


penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur, Terapi fisik
seperti chiropractic, pijat, dan yoga, Hypnotherapy dan Hypnosirkumsisi,
Homeopati atau jamu-jamuan, Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas,
reiki, biocosmic, bio aura, dsb, Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi
dan visualisasi, Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral, dan banyak
lagi Terapi komplementer yang diintegrasikan dalam pelayanan
konvensional dapat berupa Akupuntur, Terapi hiperbarik, Terapi herbal
medik. Selain itu, ada juga, Terapi komplementer non konvensional
berupa Akupresur/pijat dan Bekam/ chuping therapy.

Aplikasi Terapi Komplementer pada Balita bisa berupa titik pijat


refleksi demam dan titik akupresur sakit demam. Titik akupresur sakit
demam merupakan titik pijat refleksi untuk mengobati demam yang anda
derita, titiktitik refleksi ini terletak pada telapak kaki, punggung kaki, di
tangan dan sebagian titik akupresur di punggung badan, cermati titik-
titiknya dan praktekkan jika gejala demam, sedangkan titik akupresur sakit
demam: pemijatan pada titik refleksi demam di telapak dan punggung
kaki, sekarang teruskan dengan melakukan pemijatan pada titik-titik
akupresur untuk demam

11
B. Saran
Sebagai mahasiswa kebidanan diharapkan dapat memahami
aplikasi komplementer yang dapat diberikan pada balita agar nantinya
dapat mengaplikasikannya dengan baik pada saat berada di rumah sakit
ataupun di komunitas masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dharmojono. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner. Jakarta: Pustaka


Populer Obor

Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS Telogorejo
Semarang. Jurnal Keperawatan. Diakses dari ejournal.stikestelogorejo.ac.id pada
5 Juli 2018

Kemenkes.RI (2014). Panduan akupresur mandiri bagi pekerja di tempat kerja.


Jakarta : Kemenkes.RI.

Kuswari, N.L.B., 2019. Terapi Akupresur Untuk Mengatasi Batuk Pilek Pada
Balita. Program Studi Kesehatan Ayurweda. Fakultas Kesehatan. Universitas
Hindu Indonesia Denpasar

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Saifuddin, A.B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sodikin.2012.Prinsip Perawatan Demam Pada Anak.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sunetra. 2004. Hidup Sehat Dengan Akupresure. Surabaya: Paramita

Titik Lestari, 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat


Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami
demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Keperawatan
- Volume 4, No. 1, 45. Diakses dari
jik.ub.ac.id/index.php/jik/article/download/101/94 pada 12 Januari 2018

13

Anda mungkin juga menyukai