Anda di halaman 1dari 19

Resume Materi

Farmakologi

OLEH :

Fadila Wulan Sari


1920016

D3 TK 1 KELAS 1A

STIKES HANGTUAH SURABAYA


Materi Resume

1. Peran perawat dalam pemberian obat (modul+ppt) (pak setiadi)


2. Penatalaksanaan obat (modul) (pak setiadi)
3. Obat pada sistem pernapasan (ppt, pak Setiadi)
4. obat pada sistem persarafan (ppt, pak setiadi)
5. Obat pada sistem pencernaan (vidio diyoutube,https://youtu.be/-
sBbCiUOnVM atau bisa di ppt yg sudah dikirim di grup) (pak setiadi)
6. terapi anti infeksi dan analgesik (modul yg kemarin sudah dikirim ada 2 itu
materinya) (pak setiadi)
7. Obat sistem muskuloskeletal (ppt) (pak setiadi)
1. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

A. Pengertian Umum

Dokter bertanggaung jawab atas diagnosis dan terapi dengan peran sebagai
pemesan dengan menulis resep. Apoteker bertanggung jawab atas pasokan dan
distribusi obat, pembuatan sejumlah besar produk farmasi sebagai narsumber
informasi obat, konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan memberi nasihat
kepada staf keperawatan dan profesi kesehatan lain

B. Peran Perawat

- mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.

- bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu
benar diminum.

- Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling tahu tentang kebutuhan dan respons
pasien terhadap pengobatan.

C. Prinsip-Prinsip Legal dalam Praktek Keperawatan

1. Malpraktek

2. Kelalaian

3. Pertanggungugatan dan pertanggungjawaban

D. Prinsip Pemberian Obat

- Tepat obat (Klien menerima obat yang telah diresepkan)

- Tepat dosis (Dosis yang diberikan untuk klien tertentu)

- Tepat pasien (Benar pada pasien yang di programkan)

- Tepat Jalur Pemberian


- Tepat waktu

- Tepat pendokumentasi

E. Hak Hak Klien dalam Pemberian Obat

- Hak klien mengetahui alasan pemberian obat

- Hak Klien untuk Menolak Pengobatan

F. Bentuk obat

 Kaplet

 Tablet

 Tablet enterik bersalut

 Tablet isap

 Kapsul

 Eliksir

 Ekstrak

 Gliserit

 Cakram intraokuler

 Obat gosok

 Kaplet Losion,

 Salep :

 Pasta,

 Pil,

 Larutan,

 Supositoria,
 Suspense,

 Sirup,

 Cakram

2. Penatalaksanaan Obat

A. Pendahuluan

Perawat melakukan pengkajian terhadap kemampuan klien terhadap


pengobatan terhadap dirinya, membantu memutuskan kapan klien menerima
pengobatan sesuai dengan waktunya, menerima obat yang tepat dan memonitor
efek samping terhadap pengobatan.

B. Penatalaksanaan Obat

Penatalaksaan obat secara umum dibagi menjadi 2 yaitu pemberian obat


langsung ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.

 Pemberian obat ke pasien

Dalam membahas tentang prinsip pemberian obat, dibagi menjadi 3 kegiatan,


yaitu:

✓ Persiapan

✓ Pemberian, ada 6 benar yang harus diperhatikan perawat dalam pemberian


obat.

✓ Evaluasi

 Pengelolaan Penyimpanan Ruang

C. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat.

Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan khusus


sesuai dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien bunuh diri dan
pasien yang ketergantungan obat.

- Pendekatan khusus kepada pasien curiga


- Pendekatan khusus kepada pasien yang potensial bunuh diri.

- Pendekatan khusus pada pasien ketergantungan obat

D. Pendidikan Kesehatan

Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan


pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup
informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien.
Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan pemberian obat yaitu informasi
tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.

E. Cara Penyimpanan Obat

Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis obat
yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya. Bila cara
penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar,
maka akan terjadi perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kerusakan obat.
Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu suhu, posisi,
dan kadaluarsa.

F. Prinsip 6 benar

Pemberian obat yang dilakukan oleh perawat adalah suatu bentuk


pendelegasian terhadap pemberian terapi obat kepada pasien dari dokter.
Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas terpenting
perawat dimana Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat
kepada pasien. Perawat yang bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum. Sebagai seorang perawat harus
mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman yang dikenal
dengan prinsip 6 benar.

- Benar Pasien

Obat diberikan kepada pasien yang tepat dengan memastikan gelang identifikasi
sesuai prosedur yang berlaku pada institusi tersebut . Kejadian kesalahan
pemberian obat terhadap pasien yang berbeda kadang-kadang bisa terjadi.

- Benar Obat
Benar obat adalah obat yang diberikan sesuai dengan yang diresepkan. Kadang-
kadang perawat harus menuliskan resep yang ada dalam catatan medical record
pasien. Pada saat akan mempersiapkan obat, harus diperiksa sesuai dengan catatan
yang ada dalam medical record pasien. Hal yang dilakukan dalam upaya mencegah
kesalahan terhadap pemberian obat harus diperiksa ulang tiga kali, yaitu: sebelum
memasukkan dari kontainer, dan pada saat sebelum disimpan di kontainer.
Persiapan pemberian obat tidak boleh didelegasikan kepada orang lain dan dikelola
oleh sendiri kepada klien.

- Benar Dosis

Dosis diberikan sesuai dengan karakteristik pasien sesuai hasil perhitungannya dan
jenis obatnya (tablet, cairan) dalam jumlah tertentu. Unit dosis sistem sangat baik
dilakukan untuk mencegah kesalahan perhitungan obat. Perawat harus mampu
melakukan perhitungan terhadap kalkulasi obat yang dibutuhkan pasien. Tindakan
yang dilakukan supaya tepat dalam memperhitungkan dosis obat yaitu:

- Benar Waktu

Obat yang diberikan harus sesuai dengan program pemberian, frekuensi dan jadwal
pemberian. Perawat terus mengetahui jadwal pemberian obat dalam setiap kali
pemberian obat yang diberikan setiap 8 jam atau obat yang diberikan tiga kali
dalam satu hari.

- Benar Cara/Rute

Obat yang diberikan harus sesuai rute yang diprogramkan, dan dipastikan bahwa
rute tersebut aman dan sesuai untuk klien. Selalu konsultasikan kepada yang
meresepkan apabila tidak ada petunjuk rute pemberian obat

- Benar Dokumentasi

Dokumentasi dilaksanakan setelah pemberian obat dan dokumentasi alasan obat


tidak diberikan. Perawat dan petugas kesehatan yang lain penting melakukan
dokumentasi untuk melakukan komunikasi. Beberapa kesalahan pemberian obat
disebabakan komunikasi yang tidak tepat. Dokumentasi sebelum melakukan
pemberian obat sesuai standar Medication

G. Rute Penggunaan Obat


Zat aktif obat tidak dapat digunakan begitu saja untuk pengobatan, tetapi harus
dibuat suatu bentuk yang cocok serta pula dipilih rute penggunaan obat yang sesuai
agar tujuan pengobatan dapat tercapai, sehingga dalam pemberian obat perlu
pertimbangan mengenai masalah-

Dalam mengkonsumsi obat, ditemukan banyak cara yang dapat dilakukan,


tentunya disesuaikan dengan pertimbangan diatas. Berikut ini adalah beberapa cara
pemberian obat yaitu Oral, Sublingual, Inhalasi, Rektal, Pervaginam, Perenteral
dan Topikal/lokal.

H. Rangkuman

Penatalaksaan obat secara umum dibagi menjadi 2 yaitu pemberian obat langsung
ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan. Pemberian obat
harus mengikuti prinsip 6 benar. Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga
faktor utama, yaitu suhu, posisi, dan kadaluarsa. Zat aktif obat tidak dapat
digunakan begitu saja untuk pengobatan, tetapi harus dibuat suatu bentuk yang
cocok serta pula dipilih rute penggunaan obat yang sesuai agar tujuan pengobatan
dapat tercapai. Cara pemberian obat yaitu Oral, Sublingual, Inhalasi, Rektal,
Pervaginam, Perenteral dan Topikal/lokal.
3. Obat pada Sistem Pernapasan

A. Saluran Pernapasan

Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan


oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

- Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.

- Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh.

B. Penyakit saluran Pernapasan

- Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)

Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB
adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal,
terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada
sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik
yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB
aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.

- Alergi

Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk
membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen).
Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain,
mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung.
Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk
lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah
(degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali
bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang
merupakan gejala khas asma.

a. Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.

b. Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit

- Infeksi saluran pernapasan

Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada
pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta
mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh
akibat obtruksi bronchi.

1. Asma

2. Bronchitis Kronis

3. Emfisema Paru

- Obat Saluran Pernapasan

1. Antihistaminika

2. Mukolitik

3. Inhalasi

4. Kromoglikat

5. Kortikosteroid

6. Antiasma dan Bronkodilator

7. Obat-obat batuk
4. Obat pada sistem persyarafan

A. Obat Psikofarmaka / psikotropik

Bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP). Obat ada 3 kelompok:

- menekankan fungsi psikis

- menstimulasi fungsi psikis

- mengacaukan fungsi mental

B. Terapi Obat gangguan neurologis

Beberapa gangguan neurologis antara lain adalah antiepileptika dan penyakit


Parkinson.

- Obat Antiepileptika (Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan)

- Obat gemetar

- Obat Yang memblokir perasaan sakit

- Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri

C . Diagnosa Keperawatan

Gangguan pola tidur Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan Resiko


tinggi injuri Ketidak seimbangan nutrisi Defisit pengetahuan

D. Intervensi

Memaksimalkan efek terapeutik, berikan obat setelah makan dan tidak kurang dari
6 jam sebelum waktu tidur. Support emosional dan psikologis pasien dan keluarga
Meminimalkan efek Obat, minum obat sesuai instruksi. Jika diduga terjadi
toksisitas atau overdosis sgr kepalayanan kesehatan

5. Obat pada sistem pencernaan

A. Anti Tukak

suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian bawah, dan
stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung). Tujuan terapi tukak lambung
ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan,
mencegah komplikasi yang serius (hemoragik, ferforasi, abstruksi) dan mencegah
kambuh.

B. Antispasmodik

memiliki sifat sebagai relaksan otot polos. Obat ini beraksi pada sistem saraf
otonom dan mencegah kejang otot yang digunakan untuk mengatasi kejang pada
saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik.

C. Antikolinergik

menghilangkan nyeri dengan menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal,


menghambat asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida, memperlambat
waktu pengosomgam lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak
duodenum daripada tukak lambung. Antikolinergik harus diminum sebelum makan
untuk mengurangi sekresi asam yang timbul saat makan.

D. Obat pencernaan jenis regular GIT, antifatulen dan anti inflamasi

menghentikan gangguan motilitas/pergerakan dari gastro intestinal. Antiflatulen


adalah obat mengatasi gas yang berlebihan pada sistem pencernaan seperti pada
meteorisme

E. Antidiare
Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya

meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium


tinctur) atau loperamide.

mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan
diberikan cairan pengganti Contoh antidiare, Loperamide, Racecordil,
Nifuroxazide, Dioctahedral smectite

F. Obat Laksatif

Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan


buang air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu
penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik
untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat.

G. Kolagogum, Kolelitolitik dan Hepatik Protektor

obat pencernaan untuk fungsi hati dan empedu yang bermasalah. Obat yang
menstimulasi aliran empedu ke duodenum disebut Kolagogum.

H. Obat Digestan

Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya, berguna


memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau lebih zat
yang berfungsi mencerna makanan.

I. Obat Hemoroid

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang


mengandung pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus.
6. Terapi anti infeksi dan Analgesik

A. Pendahuluan
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali
menemukan apa yang disebut “magic bullet”, yang dirancang untuk menangani
infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama,
salvarsan yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh
Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penisilin pada tahun
1928. Tujuh tahun kemudian, Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang membuka
jalan penemuan obat anti TB, isoniazid. Pada tahun 1943, anti TB pertama
streptomycin, ditemukan oleh Selkman Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman
juga orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik. Sejak saat itu
antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit infeksi
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.

B. Fungsi Antibiotik
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai infeksi akibat kuman atau
juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara provilaktis
juga diberikan kepada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum
cabut gigi. Mekanisme kerja yang terpenting pada antibiotika adalah perintangan
sintesa protein, sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi tanpa merusak
jaringan tuan rumah. Selain itu, beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel
dan membran sel. Namun antibiotika dapat digunakan sebagai non-terapeutis, yaitu
sebagai stimulans pertumbuhan pada binatang ternak.

C. Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
- Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam
(penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase),
basitrasin, dan vankomisin.
- Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid,
kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin),
klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
- Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain,
trimetoprim dan sulfonamid.
- Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon,
nitrofurantoin

D. Penggolongan jenis antibiotik


Saat ini terdapat ratusan jenis antibiotik, namun kebanyakan diantaranya
terklasifikasi dalam enam kelompok jenis antibiotik, yaitu:
- Penisilin, digunakan untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi kulit dan
infeksi saluran kemih.
- Sefalosporin, digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, juga efektif
untuk mengobati infeksi yang serius seprti septicaemia dan meningitis.
- Aminoglikosida, cenderung hanya digunakan untuk mengobati penyakit serius
seperti meningitis, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti
gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
- Tetrasiklin, digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi. Tetrasiklin
umum digunakan untuk mengobati jerawat sedang sampai berat dan kondisi lain
pada kulit wajah yang disebut dengan rosacea, yang menimbulkan kemerahan
dan bintik-bintik pada kulit.
- Makrolida, sangat efektif mengobati infeksi paru-paru. Makrolida juga menjadi
antibiotik alternatif pada mereka yang alergi terhadap penisilin atau untuk
membunuh bakteri yang kebal terhadap penisilin.
- Fluoroquinolones, merupakan antibiotik spektrum luas jenis baru yang efektif
untuk berbagai macam infeksi.
- Sulfonamid, yaitu kelompok zat antibakteri yang digunakan untuk pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengan sifat dari antibiotik ini adalah
amfoter, artinya dapat membentuk garam baik dengan zat asam maupun basa
- Polipeptida, penyatuan dua atau lebih asam amino ke dalam satu rantai. Jenis
antibiotiik ini hanya diperuntukkan untuk pemakaian luar saja

E. Beberapa istilah dalam penggunaan antibiotik


Beberapa jenis antibiotik tidak cocok atau bahkan bisa berbahaya pada orang
dengan kondisi kesehatan tertentu misalnya wanita hamil atau menyusui.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat dosis, dapat
menggagalkan terapi pengobatan yang sedang dilakukan. Selain itu dapat
menimbulkan bahaya seperti :
- Resistensi antibiotik
Organisasi-organisasi kesehatan di seluruh dunia saat ini tengah memerangi
masalah resistensi terhadap antibiotik, yang ketika bakteri sudah resisten atau
kebal maka tidak akan bisa lagi diobati dengan satu atau beberapa jenis
antibiotik. Resistensi ialah tidak terganggunya sel mikroba oleh antibiotik yang
merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini dapat terjadi
apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah
atau masa terapi yang tidak tepat.
- Suprainfeksi,
Suprainfeksi infeksi sekunder yang timbul ketika pengobatan terhadap infeksi
primer sedang berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul berbeda
dengan infeksi primer. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama atau
sering meskipun sesuai anjuran dokter akan meningkatkan risiko resistensi
antibiotik. Termasuk penggunaan antibiotik untuk kondisi-kondisi penyakit
ringan., yang paling parah adalah munculnya 'superbugs'. Ini adalah bakteri yang
sudah kebal terhadap berbagai jenis antibiotik, diantaranya:
Meticillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Clostridium difficile (C. diff).
Bakteri yang menyebabkan tuberkulosis resisten terhadap berbagai obat (MDR-
TB)

F. Implikasi pemberian antibiotik dalam keperawatan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sewaktu menggunakan antibiotika :
- Amati tanda-tanda alergi Penisilin, seperti ruam atau gatal, yang timbul dalam
waktu 20 menit (atau setelah beberapa hari). Waspadalah terutama bila terjadi
kesulitan bernafas, rasa tercekik, pusing, cemas, lemah, dan berkeringat. Laporkan
segera pada dokter gejala-gejala tersebut.
- Minumlah semua obat anda, walaupun anda sudah merasa sembuh, menghentikan
pengobatan lebih awal dapat menyebabkan kekambuhan.
- Jika anda lupa minum obat satu dosis, minumlah segera mungkin. Lalu jarak
minum dosis obat yang tersisa pada hari itu diperpendek semuanya untuk
memperbaiki dosis yang terlupa. Penisilin bekerja efektif bila kadar Penisilin
dalam tubuh anda tetap.
- Hindari makanan yang asam (jeruk asam, vitamin c) yang akan mengurangi
keefektifan Penisilin.
- Obat untuk semua antibiotic seharusnya diminum sesuai aturan ,dan dihabiskan
untuk menghindari terjadinya resistensi terhadap antibiotic.
7. Obat Sistem Muskoloskeletal
Sistem muskuloskeletal penting terkait fungsi lokomotorik atau gerak anggota badan.
Terdiri atas jaringan otot, tulang dan persendian.Kelompok obat (yang biasa digunakan)
pada sistem muskuloskeletal misalnya :

 Vitamin
 Mineral

 Analgetik dan Antireumatik

 Antiinflamasi steroid dan non steroid

 Antibiotik

 Antineoplastik (sitostatika)

1. Vitamin

Adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai reaksi
metabolisme dan mempertahankan kesehatan.  Sumber :  bahan makanan  dan  obat

Vitamin A, D, E, K

 Diabsorpsi sejalan absorpsi lemak


 Defisiensi asam empedu, ikterus & enteritis mengakibatkan defisiensi vitamin

 Berpengaruh pada permeabilitas membran sel, bekerja sebagai oksidator atau


reduktor, koenzim

 Disimpan di hati, ekskresi melalui feses

 Vitamin D

 Sumber : minyak ikan, ragi, jamurdan  provitamin D yang disintesa kulit oleh sinar
ultraviolet sinar matahari (terutama pagi hari ) diubah menjadi Vit D

 Fungsi : pengatur kalsium dan fosfat plasma serta mempertahankan fungsi


neuromuskular
 Jika defisiensi  dapat terjadi  gangguan pertumbuhan tulang : penyakit Rakhitis
( pada anak / bayi ) dan osteomalasia ( pada dewasa )

2. Mineral

 Tubuh membutuhkan 13 unsur penyusun dan pendukung metabolisme berupa : 7


dalam jumlah banyak dan  6 “trace elements” ( Fe, Cu, Mn, I, Co, Zn )
 Ca (kalsium) dan P (fosfor) merupakan mineral terbanyak pada tulang , Sumber :
susu, telur . Dipengaruhi : vit D. Penyimpanan : tulang . Pengaturan metabolismenya
oleh hormon paratiroid

3. Analgetik dan Antireumatik. 

 Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran.
 Antireumatik ditujukan untuk gangguan peradangan pada jaringan lunak juga
persendian.

 Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.

 Obat analgetik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat
berbeda secara kimia.Obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek
terapi maupun efek samping. Kesamaan efek terapi dan efek samping berdasarkan
atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).

 Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat
ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs)

Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

 Analgetik Perifer (non narkotik).  Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat  narkotik
dan tidak bekerja sentral.
 Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti
fraktur dan kanker.

4. Antiinflamasi

Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
pembengkakan.

Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

 Turunan asam salisilat           : Aspirin,  salisilamid,diflunisal.


 Turunan 5-pirazolidin            : Fenilbutazon,  Oksifenbutazon.

 Turunan asam N-antranilat  : Asam mefenamat,  Asam flufenamat

 Turunan asam arilasetat       : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.


 Turunan heteroarilasetat     : Indometasin.

 Turunan oksikam                     : Peroksikam, Tenoksikam.

5. Antibiotika

Adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri

6. Antineoplastik (sitostatika /kemoterapi)

Kemoterapi (Eng: chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan


penyakit. Dalam penggunaan modern, istilah ini hampir merujuk secara khusus kepada
obat sitostatik yang digunakan untuk melawan kanker (antineoplastik).

Kemoterapi untuk kanker

 Biasanya kemoterapi berupa kombinasi dari obat yang bekerja bersama khususnya
untuk membunuh sel kanker. Mengkombinasikan obat yang memiliki mekanisme
aksi yang berbeda saat di dalam sel dapat meningkatkan pengrusakan dari sel kanker
& mungkin dapat menurunkan resiko perkembangan kanker yang resisten terhadap
salah satu jenis obat.
 Prinsip antikanker : Membunuh sel yang sedang dalam proses membelah diri

Klasifikasi Obat Antikanker

 Alkilasi polifungsional, contoh : busulfan, cyclophosphamide, mecchlorethamine,


melphalan, thiotepa
 Antimetabolit, contoh : azazitidine, cytarabine, fluorouracil, mercaptopurine,
methotrexate, thioguanine

 Alkaloid tanaman, contoh : vincristine, vinblastine, paclitaxel

 Antibiotik, contoh : dactinomycin, daunorubicin, doxorubicin, licamycin, mitomycin

 Agen hormonal

 Lain-lain: asparaginase, hydroxyurea, mitoxantrone

ESO anti kanker

Destruksi (kerusakan ) sel stem hematopoietik (sel pembentuk sel darah ) pada
sumsum tulang , rambut rontok, infeksi , perdarahan, mual, muntah. ESO Umum lainnya :
nekrosis jaringan lokal, kerusakan tubulus ginjal , kardiotoksik , fibrosis paru, toksik pada
sistem saraf.

Anda mungkin juga menyukai