Farmakologi
OLEH :
D3 TK 1 KELAS 1A
A. Pengertian Umum
Dokter bertanggaung jawab atas diagnosis dan terapi dengan peran sebagai
pemesan dengan menulis resep. Apoteker bertanggung jawab atas pasokan dan
distribusi obat, pembuatan sejumlah besar produk farmasi sebagai narsumber
informasi obat, konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan memberi nasihat
kepada staf keperawatan dan profesi kesehatan lain
B. Peran Perawat
- bertanggung jawab bahwa obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat itu
benar diminum.
- Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling tahu tentang kebutuhan dan respons
pasien terhadap pengobatan.
1. Malpraktek
2. Kelalaian
- Tepat pendokumentasi
F. Bentuk obat
Kaplet
Tablet
Tablet isap
Kapsul
Eliksir
Ekstrak
Gliserit
Cakram intraokuler
Obat gosok
Kaplet Losion,
Salep :
Pasta,
Pil,
Larutan,
Supositoria,
Suspense,
Sirup,
Cakram
2. Penatalaksanaan Obat
A. Pendahuluan
B. Penatalaksanaan Obat
✓ Persiapan
✓ Evaluasi
D. Pendidikan Kesehatan
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis obat
yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya. Bila cara
penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar,
maka akan terjadi perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kerusakan obat.
Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu suhu, posisi,
dan kadaluarsa.
F. Prinsip 6 benar
- Benar Pasien
Obat diberikan kepada pasien yang tepat dengan memastikan gelang identifikasi
sesuai prosedur yang berlaku pada institusi tersebut . Kejadian kesalahan
pemberian obat terhadap pasien yang berbeda kadang-kadang bisa terjadi.
- Benar Obat
Benar obat adalah obat yang diberikan sesuai dengan yang diresepkan. Kadang-
kadang perawat harus menuliskan resep yang ada dalam catatan medical record
pasien. Pada saat akan mempersiapkan obat, harus diperiksa sesuai dengan catatan
yang ada dalam medical record pasien. Hal yang dilakukan dalam upaya mencegah
kesalahan terhadap pemberian obat harus diperiksa ulang tiga kali, yaitu: sebelum
memasukkan dari kontainer, dan pada saat sebelum disimpan di kontainer.
Persiapan pemberian obat tidak boleh didelegasikan kepada orang lain dan dikelola
oleh sendiri kepada klien.
- Benar Dosis
Dosis diberikan sesuai dengan karakteristik pasien sesuai hasil perhitungannya dan
jenis obatnya (tablet, cairan) dalam jumlah tertentu. Unit dosis sistem sangat baik
dilakukan untuk mencegah kesalahan perhitungan obat. Perawat harus mampu
melakukan perhitungan terhadap kalkulasi obat yang dibutuhkan pasien. Tindakan
yang dilakukan supaya tepat dalam memperhitungkan dosis obat yaitu:
- Benar Waktu
Obat yang diberikan harus sesuai dengan program pemberian, frekuensi dan jadwal
pemberian. Perawat terus mengetahui jadwal pemberian obat dalam setiap kali
pemberian obat yang diberikan setiap 8 jam atau obat yang diberikan tiga kali
dalam satu hari.
- Benar Cara/Rute
Obat yang diberikan harus sesuai rute yang diprogramkan, dan dipastikan bahwa
rute tersebut aman dan sesuai untuk klien. Selalu konsultasikan kepada yang
meresepkan apabila tidak ada petunjuk rute pemberian obat
- Benar Dokumentasi
H. Rangkuman
Penatalaksaan obat secara umum dibagi menjadi 2 yaitu pemberian obat langsung
ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan. Pemberian obat
harus mengikuti prinsip 6 benar. Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga
faktor utama, yaitu suhu, posisi, dan kadaluarsa. Zat aktif obat tidak dapat
digunakan begitu saja untuk pengobatan, tetapi harus dibuat suatu bentuk yang
cocok serta pula dipilih rute penggunaan obat yang sesuai agar tujuan pengobatan
dapat tercapai. Cara pemberian obat yaitu Oral, Sublingual, Inhalasi, Rektal,
Pervaginam, Perenteral dan Topikal/lokal.
3. Obat pada Sistem Pernapasan
A. Saluran Pernapasan
- Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
- Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke
sel-sel tubuh.
Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB
adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal,
terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada
sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik
yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB
aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.
- Alergi
Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk
membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen).
Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain,
mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung.
Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk
lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah
(degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali
bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang
merupakan gejala khas asma.
b. Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit
Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada
pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta
mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh
akibat obtruksi bronchi.
1. Asma
2. Bronchitis Kronis
3. Emfisema Paru
1. Antihistaminika
2. Mukolitik
3. Inhalasi
4. Kromoglikat
5. Kortikosteroid
7. Obat-obat batuk
4. Obat pada sistem persyarafan
Bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP). Obat ada 3 kelompok:
- Obat gemetar
C . Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
Memaksimalkan efek terapeutik, berikan obat setelah makan dan tidak kurang dari
6 jam sebelum waktu tidur. Support emosional dan psikologis pasien dan keluarga
Meminimalkan efek Obat, minum obat sesuai instruksi. Jika diduga terjadi
toksisitas atau overdosis sgr kepalayanan kesehatan
A. Anti Tukak
suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian bawah, dan
stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung). Tujuan terapi tukak lambung
ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan,
mencegah komplikasi yang serius (hemoragik, ferforasi, abstruksi) dan mencegah
kambuh.
B. Antispasmodik
memiliki sifat sebagai relaksan otot polos. Obat ini beraksi pada sistem saraf
otonom dan mencegah kejang otot yang digunakan untuk mengatasi kejang pada
saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik.
C. Antikolinergik
E. Antidiare
Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada penyebabnya
diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan
diberikan cairan pengganti Contoh antidiare, Loperamide, Racecordil,
Nifuroxazide, Dioctahedral smectite
F. Obat Laksatif
obat pencernaan untuk fungsi hati dan empedu yang bermasalah. Obat yang
menstimulasi aliran empedu ke duodenum disebut Kolagogum.
H. Obat Digestan
I. Obat Hemoroid
A. Pendahuluan
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali
menemukan apa yang disebut “magic bullet”, yang dirancang untuk menangani
infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama,
salvarsan yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh
Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penisilin pada tahun
1928. Tujuh tahun kemudian, Gerhard Domagk menemukan sulfa, yang membuka
jalan penemuan obat anti TB, isoniazid. Pada tahun 1943, anti TB pertama
streptomycin, ditemukan oleh Selkman Wakzman dan Albert Schatz. Wakzman
juga orang pertama yang memperkenalkan terminologi antibiotik. Sejak saat itu
antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit infeksi
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil.
B. Fungsi Antibiotik
Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai infeksi akibat kuman atau
juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Secara provilaktis
juga diberikan kepada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum
cabut gigi. Mekanisme kerja yang terpenting pada antibiotika adalah perintangan
sintesa protein, sehingga kuman musnah atau tidak berkembang lagi tanpa merusak
jaringan tuan rumah. Selain itu, beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel
dan membran sel. Namun antibiotika dapat digunakan sebagai non-terapeutis, yaitu
sebagai stimulans pertumbuhan pada binatang ternak.
C. Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
- Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam
(penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase),
basitrasin, dan vankomisin.
- Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid,
kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin),
klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
- Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain,
trimetoprim dan sulfonamid.
- Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon,
nitrofurantoin
Vitamin
Mineral
Antibiotik
Antineoplastik (sitostatika)
1. Vitamin
Adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai reaksi
metabolisme dan mempertahankan kesehatan. Sumber : bahan makanan dan obat
Vitamin A, D, E, K
Vitamin D
Sumber : minyak ikan, ragi, jamurdan provitamin D yang disintesa kulit oleh sinar
ultraviolet sinar matahari (terutama pagi hari ) diubah menjadi Vit D
2. Mineral
Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran.
Antireumatik ditujukan untuk gangguan peradangan pada jaringan lunak juga
persendian.
Obat analgetik antipiretik serta Obat Anti Inflamasi non Steroid (OAINS)
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat
berbeda secara kimia.Obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek
terapi maupun efek samping. Kesamaan efek terapi dan efek samping berdasarkan
atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).
Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak golongan dalam obat
ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs)
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
Analgetik Perifer (non narkotik). Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik
dan tidak bekerja sentral.
Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti
fraktur dan kanker.
4. Antiinflamasi
Antiinflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
pembengkakan.
5. Antibiotika
Adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri
Biasanya kemoterapi berupa kombinasi dari obat yang bekerja bersama khususnya
untuk membunuh sel kanker. Mengkombinasikan obat yang memiliki mekanisme
aksi yang berbeda saat di dalam sel dapat meningkatkan pengrusakan dari sel kanker
& mungkin dapat menurunkan resiko perkembangan kanker yang resisten terhadap
salah satu jenis obat.
Prinsip antikanker : Membunuh sel yang sedang dalam proses membelah diri
Agen hormonal
Destruksi (kerusakan ) sel stem hematopoietik (sel pembentuk sel darah ) pada
sumsum tulang , rambut rontok, infeksi , perdarahan, mual, muntah. ESO Umum lainnya :
nekrosis jaringan lokal, kerusakan tubulus ginjal , kardiotoksik , fibrosis paru, toksik pada
sistem saraf.