Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan Herbal Dalam Penyembuhan Luka Perineum

Yopi Suryatim Pratiwi1), Sri Handayani2), Hardaniyati3)


Email: yopisuryatimpratiwi@gmail.com

1,2,3
Program Studi Kebidanan Jenjang D3, STIKes Yarsi Mataram

ABSTRAK

Periode masa nifas adalah masa kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil
dalam waktu enam minggu setelah melahirkan. Infeksi nifas merupakan masalah yang sering
terjadi pada masa nifas, salah satunya disebabkan oleh luka jalan lahir. Penyembuhan luka
dapat dilakukan secara medis konvensional atau dengan terapi komplementer. Terapi
komplementer juga dikenal dengan obat tradisional atau obat herbal untuk kesehatan dan
keefektifannya diakui melalui beberapa jenis penelitian. Studi ini merupakan suatu tinjauan
literatur yang mencoba menggali pemanfaatan herbal dalam penyembuhan luka perineum.
Metode literatur dalam artikel ini yaitu dengan mengumpulkan jurnal terkait tanaman yang
digunakan untuk menyembuhkan luka perineum. Hasil review dari 5 penelitian menunjukkan
beberapa tanaman seperti lidah buaya, kayu manis, daun sirih merah, daun pegagan, dan daun
teh hijau dapat digunakan sebagai alternatif penyembuhan luka perineum.

Kata Kunci: herbal, luka perineum

ABSTRACT

The puerperal period is the return of the reproductive organs as before pregnancy within six
weeks after giving birth. The puerperal infection is a problem that often occurs during the
puerperium, one of which is caused by a birth canal injury. Wound healing can be done
conventionally or with complementary therapy. Complementary therapy is also known as
traditional medicine or herbal medicine for health and effectiveness. This study is a discussion
that attempts to complete the use of herbs in healing perineal wounds. The literary method in
this article is to collect journals related to plants used to heal perineal wounds. The results of a
review of 5 studies show that some plants such as aloe vera, cinnamon, red betel leaf, gotu kola
leaf, and green tea leaves can be used as an alternative to healing perineal wounds.

Keywords: herbal, perineal wound

A. LATAR BELAKANG kelahiran yang diakibatkan oleh bakteri. Hal ini


Periode masa nifas merupakan masa akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi
kembalinya organ reproduksi seperti keadaan nifas yang salah satunya disebabkan oleh luka
sebelum hamil dalam waktu enam minggu jalan lahir.[1]
setelah melahirkan. Beberapa hal dapat terjadi Luka didefinisikan sebagai gangguan dalam
selama masa nifas, salah satunya yaitu infeksi kontinuitas lapisan epitel kulit atau mukosa [2].
nifas. Penyembuhan luka adalah proses penggantian
Infeksi nifas merupakan penyebab kematian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Pada
maternal urutan kedua setelah perdarahan. ibu yang baru melahirkan banyak komponen
Infeksi nifas terjadi di traktus genitalia setelah

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 22


fisik normal pada masa nifas membutuhkan menggunakan penulisan daftar pustaka
penyembuhan dengan berbagai tingkat [3]. vancouver.
Penyembuhan luka perineum dapat dilakukan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
secara medis konvensional atau dengan terapi Beberapa penelitian menunjukkan
komplementer. Terapi komplementer merupakan pemanfaatan herbal dalam penyembuhan luka
cara penanggulangan penyakit yang dilakukan perineum. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
sebagai langkah pendukung atau pendamping berikut:
untuk pengobatan medis konvensional ataupun Periode postpartum menjadi periode yang
sebagai pengobatan pilihan lain diluar sangat penting dalam menentukan kesejahteraan
pengobatan medis konvensional. Terapi masa nifas. Nyeri dan ketidaknyaman perineum
komplementer dikenal juga sebagai obat selama masa nifas merupakan awal dari
tradisional atau obat rakyat. Penggunaan obat penyebab morbiditas yang akan mempengaruhi
tradisional atau obat herbal untuk kesehatan fungsi dan pengalaman menjadi seorang ibu,
telah dilakukan diberbagai negara maju dan terutama pada ibu primipara. Beberapa wanita
keefektifannya diakui melalui beberapa jenis memilih metode alternatif untuk mengurangi
penelitian yang didukung oleh World Health rasa sakit serta nyeri pada masa nifas.
Organization (WHO).[4] Pemanfaatan terapi altenatif dan komplementer
Penggunaan herbal di Indonesia untuk saat ini sudah banyak digunakan untuk
meningkatkan kesehatan ibu nifas telah banyak mengobati suatu penyakit, salah satunya yaitu
dilakukan karena didukung oleh budaya dan menggunakan herbal [11]. Beberapa hasil
tradisi turun-temurun. UU RI No.36 Tahun 2009 literature review terkait pemanfaatan herbal
tentang kesehatan pasal 1 butir 16 menjelaskan dalam penyembuhan luka perineum yaitu:
bahwa “pelayanan kesehatan tradisional adalah a. Lidah buaya (aloe vera)
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan Lidah buaya merupakan tanaman yang sudah
obat yang mengacu pada pengalaman dan digunakan untuk mengobati penyakit dari zaman
keterampilan turun temurun secara empiris yang kuno. Secara in vitro, ekstrak atau komponen
dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan dari lidah buaya merangsang poliferasi beberapa
sesuai dengan norma yang berlaku di jenis sel. Lendir lidah buaya juga terdiri dari
masyarakat” (UU RI No 36, 2009) [5]. Oleh beberapa glikoprotein yang dapat mencegah
karena itu diperlukan pengembangan literature inflasi rasa sakit sehingga mempercepat
dalam hal penggunaan herbal dalam penyembuhan luka, selain itu dapat digunakan
menyembuhkan luka perineum oleh tenaga untuk pengobatan luka internal maupun
kesehatan khususnya bidan, sehingga dapat lebih eksternal. Lidah buaya juga terdiri dari
mendayagunakan sumber daya alam yang ada polisakarida yang dapat merangsang
disekitar lingkungan masyarakat. penyembuhan luka dan pertumbuhan kulit baru.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
B. METODE PENELITIAN pengobatan dengan gel lidah buaya murni dan
Studi ini merupakan suatu tinjauan literatur ekstraknya membuat penyembuhan luka lebih
(literature review) yang mencoba menggali cepat.[12]
pemanfaatan herbal dalam penyembuhan luka Penelitian Essa et.al bertujuan untuk
perineum. Sumber untuk melakukan tinjauan mengetahui efek dari pemberian gel aloe vera
literatur ini meliputi studi pencarian sistematis dan larutan normal saline dalam mengurangi
data base terkomputerisasi (Pubmed, Pro Quest, nyeri dan penyembuhan luka episiotomi pada
dan google cendekia) bentuk jurnal penelitian ibu primipara. Penelitian ini merupakan
berjumlah 5 penelitian. Penulisan artikel ini penelitian quasi experimental.

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 23


Tabel 1 Hasil Penelitian dari Tinjauan Literatur
No. Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Lidah buaya (Aloe Vera)
Prof. Rasha Essa R, Assist. Desain dalam Hasil dalam penelitian ini yaitu terdapat
Prof Noha Mohamed, Dr. penelitian ini yaitu perbedaan yang signifikan secara statistik
Hanan Kandeel [6] comparative quasi antara kelompok gel aloe vera dan kelompok
experimental normal saline (p<0,0001).
Penyembuhan luka pada kelompok gel aloe
vera mencapai penyembuhan total pada hari
ke-10, sedangkan pada kelompok normal
saline 0,9% hanya mencapai 80%.
2. Kayu Manis (Cinnamon)
Azam Mohammad , Sakineh Desain dalam Hasil penelitian menunjukkan nyeri perineum
Mohammad-Alizadeh- penelitian ini yaitu dan penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada
Charandabi, randomized placebo- kelompok salep kayu manis dibandingkan
MojganMirghafourvand, controlled trial dengan kelompok plasebo (p<0,01).
Yousep Javadzadeh, Zahra
Fardiazar, Fatemah Effati-
Daryani.[7]
3. Daun Sirih Merah (Piper Crocatum)
Saridewi W, Marlina D, Desain dalam Hasil penelitian menunjukkan terdapat
Meilani S.P [8] penelitian ini adalah perbedaan signifikan antara lama waktu
quasi eksperimental penyembuhan luka perineum kelompok piper
crocatum dengan kelompok yang menerapkan
tehnik cuci bersih (p=0,002).
4. Daun Pegagan (Centella Asiatica)
Aditiawarman, Evi Pratami Desain dalam Hasil penelitian didapatkan terdapat perbedaan
[9] penelitian ini adalah yang signifikan antara penyembuhan luka
quasi experimental perineum pada kelompok daun pegagan
Post-Test Control dibandingkan dengan daun sirih (p<0,05).
Group Design
5. Teh Hijau (Camellia Sinensis)
Hadis Shahrahmani, Penelitian uji klinis ini Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
Nourossadat Kariman, dilakukan secara acak salep teh hijau lebih cepat dalam mengurangi
Sharareh Jannesari, yang melibatkan 99 nyeri dan menyembuhkan luka perineum
Mahmoud Rafiein-Kopaei, ibu nifas primipara dan (p<0,001).
Moghadameh Mirzaei, Sahar dibagi menjadi 3
Ghalandari, et al.[10] kelompok (salep teh
hijau, salep palsebo,
dan perawatan rutin).

Sampel dalam penelitian ini yaitu 120 ibu dan larutan normal saline 0,9% setiap 12 jam
nifas yang dibagi menjadi 2 kelompok, selama 10 hari berturut-turut sesuai dengan cara
kelompok gel aloe vera dan kelompok larutan yang dijarakan oleh peneliti. Penyembuhan luka
normal saline 0,9%. Gel aloe vera diberikan di evaluasi pada awal sebelum intervensi, hari
dengan cara mengolesi luka episiotomi sebanyak ke-5 dan hari ke-10 dengan Visual Analogue
3 cc/1 sendok teh gel aloe vera menggunakan Scale (VAS), skala Redness, Edema,
sarung tangan sekali pakai, sedangkan untuk Ecchymosis, Discharge, Approximation
larutan normal saline 0,9% diberikan dengan (REEDA), dan hasil pemeriksaan bakteriologi
cara membasuh luka episiotomi dari forchette ke [6].
anus dengan jarum suntik sekali pakai. Setelah Hasil penelitian sebelum intervensi pada 24
membasuh luka dikeringkan dan menggunakan jam pertama postpartum didapatkan tidak ada
alas yang bersih. Intervensi dilanjutkan oleh perbedaan yang signifikan antara kedua
masing-masing kelompok ibu nifas gel aloe vera kelompok terkait intensitas nyeri (p=0,735).

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 24


Perbandingan hasil penilaian antara kelompok penggunaan larutan povidone iodine (P=0,02 dan
gel aloe vera dan normal saline; nyeri perineum P=0,018). Penyembuhan luka pada kelompok gel
ringan (45%-48,3%), nyeri perineum sedang aloe vera 57,1% pada hari ke-7 dan 30% pada
(23,3%-26,7%), nyeri perineum berat (31,7%- hari ke-10 sudah mengalami penyembuhan yang
25%). Setelah intervensi hari ke-5 didapatkan sempurna.[11]
adanya perubahan pada penilaian nyeri perineum b. Kayu manis (Cinnamon)
antara kelompok gel aloe vera dan normal saline Kayu manis merupakan salah satu dari sekian
(P=0,0087); nyeri perineum ringan (55%- banyak jenis herbal yang sudah dimanfaatkan
36,7%), nyeri perineum sedang (45%-55%), oleh masyarakat diseluruh dunia. Studi secara
nyeri perineum berat (0,00%-11,7%). Hasil invivo dan invitro menunjukkan bahwa
penilaian pada hari ke-10 didapatkan perubahan kandungan senyawa aktif yang terkandung
sangat signifikan pada kelompok gel aloe vera dalam kayu manis mempunyai efek farmakologi
dan normal saline; nyeri perineum ringan antara lain sebagai antiinflamasi, antioksidan,
(83,3%-68,3%), nyeri perineum sedang (16,7%- dan antimikroba. Kandungan pada kayu manis
31,7%), nyeri perineum berat sudah tidak ada seperti antiinflamasi dan analgesik dapat
pada kedua kelompok [6]. membantu dalam penyembuhan luka serta
Penilaian penyembuhan luka dengan skala mengurangi rasa nyeri [13].
REEDA didapatkan tidak ada perbedaan yang Penelitian oleh Mohammadi A et al untuk
signifikan pada 24 jam pertama postpartum mengetahui efek kayu manis terhadap nyeri
(MCP=0,782). Perbandingan hasil penilaian perineum dan penyembuhan luka episiotomi
pada kelompok aloe vera dan normal saline (24 pada ibu nifas merupakan penelitian eksperimen
jam sebelum intervensi); kemerahan (46,7%- secara acak, dimana peneliti dan responden tidak
43,3%), edema (36,7%-36,7%), kedua kelompok mengetahui jenis salep yang diberikan. Sampel
memiliki garis jahitan tertutup dan tidak ada luka dalam penelitian ini yaitu 144 ibu nifas yang
yang keluar. Perbandingan pada hari ke-5 dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang
didapatkan mayoritas kelompok gel aloe vera diberikan salep kayu manis, dan kelompok yang
memiliki sedikit kemerahan (83,3%-56,7%), diberikan salep plasebo. Salep plasebo
edema ringan (33,3%-56,7%), pelepasan serum merupakan salep yang dibuat dengan cara yang
(63,3%-40%), luka tertutup (46,7%-10%). sama, hanya dibedakan tidak mengandung
Perbandingan hari ke-10 antara kelompok gel ekstrak kayu manis. Salep diberikan sekitar 1
aloe vera dan normal saline; tidak ada luka jam setelah proses episiotomi, serta diajarkan
kemerahan (63,3%-6,7%), edema perineum cara penggunaannya. Ibu nifas dianjurkan untuk
(tidak ada- 40%), pelepasan serum (63,3%- mencuci tangan dan mengeringkannya dengan
6,7%), perkiraan menutupi tepi luka (63,3%- tisu bersih sebelum menggunakan salep,
16,7%). Hasil pemeriksaan bakteriologi kemudian mengolesi salep kayu manis atau salep
didapatkan pertumbuhan organisme terisolasi plasebo sebanyak 2 ml dan digunakan setiap 12
lebih sedikit pada kelompok gel aloe vera jam selama 10 hari bertutut-turut. Evaluasi
dibandingkan dengan kelompok normal saline. penyembuhan luka dinilai dengan skala VAS
Sehingga dari hasil pengukuran didapatkan dan REEDA yang dilakukan pada awal (1 jam
penggunaan gel aloe vera dapat meningkatkan setelah episiotomi), 4 jam postpartum, 8 jam
penyembuhan luka perineum serta menurunkan postpartum, dan 10-11 postpartum [7].
nyeri lebih cepat dibandingkan dengan Hasil penelitian menunjukkan intensitas nyeri
penggunaan salin normal [6]. Penelitian lain oleh pada awal atau 1 jam setelah episotomi yaitu
Sabzalighol et al menunjukkan penggunaan gel 5,0±1,8 pada kayu manis, dan 4,6±2,0 pada
aloe vera lebih cepat dalam menyembuhkan plasebo. Intensitas nyeri pada kelompok kayu
lukan perineum dibandingkan dengan manis berkurang 16% setelah 4 jam dari

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 25


penilaian awal, 26% pada 8 jam, dan 76% pada dan dicampur air sebanyak 2 liter. Air rebusan
hari ke 10-11, sedangkan kelompok plasebo tersebut diberikan pada daerah luka perineum
mengalami pengurangan intensitas nyeri 2% sebanyak 2-4x sehari setiap selesai
pada 4 jam, 4% pada 8 jam, dan 43% pada hari membersihkan daerah genitalia/cebok [8].
10-11 postpartum. Skor REEDA 53% lebih Hasil penelitian menunjukkan terdapat
rendah pada kelompok kayu manis jika perbedaan yang signifikan antara lama waktu
dibandingkan dengan kelompok plasebo hanya penyembuhan luka perineum kelompok piper
6% pada hari ke 10-11 postpartum. Secara crocatum dengan kelompok yang menerapkan
keseluruhan baik intensitas nyeri dan skor tehnik cuci bersih (p=0,002). Lama waktu
penyembuhan secara signifikan lebih cepat penyembuhan perineum pada kelompok piper
setelah diberikan intervensi salep kayu manis crocatum rata-rata 4,6 hari atau 4-5 hari,
dibandingkan dengan intervensi salep plasebo sedangkan pada kelompok yang menerapkan
(p<0,01) [7]. cuci bersih lama penyembuhan luka rata-rata 7,6
c. Daun sirih Merah (Piper Crocatum) hari atau 7-8 hari.8 Penelitian lain Karimah dkk
Daun sirih merah (Piper Crocatum) memiliki juga menunjukkan rata-rata penyembuhan luka
kandungan yang berefek antiseptik dan pada kelompok piper crocatum yaitu 4,69 hari
antibakteri. Daun sirih merah mempunyai daya dengan minimal penyembuhan luka 4 hari dan
antiseptik dua kali lebih tinggi dari pada daun maksimal 6 hari, sedangkan pada kelompok
sirih hijau. Kandungan kimia dalam ekstrak daun daun binahong yaitu rata-rata 6 hari dengan
sirih merah salah satunya yaitu karvakol yang minimal penyembuhan luka 5 hari dan maksimal
bersifat desinfektan dan anti jamur sebagai obat 7 hari. Penggunaan piper crocatum lebih efektif
antiseptik. Kandungan lain seperti flavonoid, dalam menyembuhkan luka perineum
alkaloid, tannin dan minyak atsiri yang bersifat dibandingkan dengan daun binahong [14].
sebagai antimikroba. Kandungan arecoline d. Daun pegagan (Centella Asitica)
bermanfaat untuk merangsang saraf pusat dan Daun pegagan (Centella Asitica) merupakan
daya pikir, serta meningkatkan peristaltik. salah satu tanaman yang berada disekitar rumah
Peningkatan peristaltik dapat memperlancar yang mudah ditemukan serta dapat membantu
peredaran darah sehingga kandungan oksigen proses penyembuhan luka. Komponen aktif dari
menjadi lebih baik dan dapat membantu proses daun pegagan yang penting dalam penyembuhan
penyembuhan luka. Kandungan tannin dapat luka adalah Asiaticoside yang berfungsi sebagai
mengurangi sekresi cairan pada vagina sehingga antioksidan serta mendukung angiogenesis
mempercepat kering pada luka [14]. dalam proses penyembuhan luka [15].
Penelitian Saridewi dkk menjelaskan tentang Penelitian Aditiawarman dan pratami
efektivitas piper crocatum dalam percepatan merupakan penelitian yang menganalisis efek
penyembuhan luka perineum. Penelitian ini dari pemberian daun pegagan dan daun sirih
merupakan penelitian quasi eksperimen pada 10 terhadap penyembuhan luka perineum.
ibu nifas dengan luka perineum. 5 ibu nifas Penelitian ini termasuk quasi experimental
diberikan intervensi piper crocatum yang telah (Post-Test Control Group Design) pada 40 ibu
didinginkan setiap selesai membersihkan postpartum. Responden dibagi menjadi dua
genitalia eksterna, sedangkan 5 responden lain kelompok, kelompok 1 diberi daun pegagan dan
pada kelompok kontrol melakukan tehnik cuci kelompok 2 diberikan daun sirih. Luka perineum
bersih pada bagian luka perineum. Kedua pada 2 kelompok diperiksa pada hari ke 3, hari
kelompok diobservasi menggunakan checklist. ke 5, dan hari ke 7 post partum menggunakan
Pembuatan air rebusan piper crocatum yaitu skala REEDA. [9]
dengan cara menyiapkan 10-20 lembar piper Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
crocatum, kemudian direbus selama ±10 menit perbedaan yang signfikan dalam penyembuhan

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 26


luka antara penggunaan daun pegagan dan daun hari ke-5 postpartum, dan hari ke-10 postpartum.
sirih pada hari ke-3 postpartum (p>0.05). Namun [10]
pada hari ke-5 dan hari ke-7 didapatkan Hasil penelitian didapatkan, sebelum
perbedaan yang signifikan antara kelompok daun intervensi tidak ada perbedaan yang signifikan
pegagan dan daun sirih dalam penyembuhan antara 3 kelompok (p>0,05). Pada hari ke-5 dan
luka perineum (p<0,05). Penggunaan daun 10 postpartum keparahan nyeri pada kelompok
pegagan lebih efektif dalam menyembuhkan salep teh hijau lebih rendah dibandingkan
luka perineum dibandingkan dengan daun sirih, dengan 2 kelompok lainnya (p<0,0001). Rata-
sehingga penggunaan daun pegagan rata skor REEDA pada hari ke-5 dan 10
direkomendasikan sebagai salah satu tanaman postpartum menunjukkan penyembuhan yang
herbal yang dapat dimanfaatkan dalam lebih cepat pada kelompok salep teh hiaju
penyembuhan luka perineum [9]. Penelitian lain dibandingkan 2 kelompok lainnya (p<0,0001).
dari Ahmed et al menjelaskan penggunaan Salep teh hijau lebih efektif dalam
hidrogel centella asitica meningkatkan menghilangkan rasa sakit episiotomi dan
penyembuhan luka 15% lebih cepat meningkatkan penyembuhan luka dalam
dibandingkan dengan kelompok krim komersial, penelitian ini.[10]
hidrogel kosong, dan kelompok tanpa
pengobatan. Terdapat perbedaan proses D. KESIMPULAN
epitelisasi antara kelompok hidrogel centella Pengobatan komplementer dengan
asiatica dibandingkan dengan kelompok lain memanfaatkan bahan yang bersifat alami,
(p<0,005). Proses epitelisasi tercepat terjadi pada mengambil dari alam seperti herbal terbukti
kelompok dengan hidrogel centella asitica.[15] efektif sebagai alternatif dalam perawatan masa
e. Teh hijau (Camellia Sinensis) nifas. Penggunaan tanaman seperti lidah buaya,
Teh hijau mempunyai aktivitas antioksidan kayu manis, daun sirih merah, daun pegagan,
dan sifat antiinflamasi. Stress oksidatif dan teh hijau terbukti efektif dalam mengurangi
berimplikasi pada berbagai proses degeneratif nyeri perineum dan mempercepat penyembuhan
dan terjadinya penyakit termasuk kondisi luka perineum.
inflamasi akut maupun kronis seperti
penyembuhan luka. E. UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian Shahrahmani et al bertujuan untuk Terima kasih kami ucapkan kepada para
mengetahui efek pemberian salep teh hijau editor dan reviewer yang telah berkontribusi
terhadap nyeri perineum dan penyembuhan luka dengan meluangkan waktu dan mencurahkan
episiotomi. Ekstrak teh hijau di standarisasi pikirannya demi terbitnya artikel literature
dengan mengukur senyawa fenolik dan review ini. Saran dan kritik selalu kami harapkan
falvonoid, aktivitas antioksidan, dan salah satu demi tercapainya manfaat dari penerbitan artikel
komponen aktivnya yaitu epigallocatechin ini.
gallate. Penelitian uji klinis ini melibatkan 99
ibu primipara yang dibagi menjadi 3 kelompok DAFTAR PUSTAKA
(kelompok salep teh hijau, kelompok salep
plasebo, dan kelompok perawatan rutin). Salep [1] Astuti S, Judiastini R.D.T, Rahmiati L,
teh hijau dan salep plasebo dioleskan 2 cm pada Susanti, A.I. Asuhan kebidanan nifas dan
luka episiotomi dan dilakukan sebanyak 2 kali menyusui. Erlangga. Jakarta. 2015.
sehari selama 10 hari berturut-turut. Tingkat [2] Maver T, Maver U, Kleinschek KS,
keparahan nyeri dinilai menggunakan VAS, Smrke DM, Kreft S. A review of herbal
sedangkan penyembuhan luka dinilai medicines in wound healing. International
menggunakan skala REEDA sebelum intervensi, Journal of Dermatology. 2015:1-1.

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 27


[3] Damarini, Susilo, Eliana, Mariati. [12] Novyana R.M, Susianti. Lidah Buaya
Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan (Aloe vera) untuk Penyembuhan Luka.
Luka Perineum di Bidan Praktik Mandiri. Majority. 2016;5(4):149-153.)
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. [13] Wulandari E.T, Kumalasari D.
Agustus 2013; Vol.8 No.1: 39-44. Penggunaan kayu manis untuk nyeri
[4] Maryati I, Setyawati A. Improving perineum dan luka episiotomi.
postpartum health using herbal sources. 2017:2(2);93-98.
JMCRH. 2019;2(2):125-131. [14] Karimah N, Khafidhoh N, Hardjanti T.S,
[5] Undang-undang RI. No 36 Pasal 1. Hakim R.I. The period of perineal wound
Tentang kesehatan. 2009. healing in postpartum mothers between
[6] Essa R, Mohamed N, Kandeel H. Effect the decoction water treatments of
of aloe vera gel versus normal saline on bihanong leaves with red betel leaves.
pain relief and healing process of GHMJ. 2019:3(3);107-116.
episiotomy. JHMN. 2020;70:66-81. [15] Ahmed A, Taher M, Mandal U.T, Jaffri J,
[7] Mohammad A, et al. Effects of cinnamon Susanti D, Mahmood S, et al.
on perineal pain and healing of Pharmacological properties of Centella
episiotomy: a randomized placebo- asiatica hydrogel in accelerating wound
controlled trail. J of Integr Med. 2014; healing in rabbits. BMC Complement
12(4):359-366. Altern Med. 2019:19;213.
[8] Saridewi W, Marlina D, Meilani S.P.
Piper crocatum dalam percepatan
penyembuhan luka perineum di PMB Nia
Rosmawati A.md.Keb Kota Cimahi.
PINLITAMAS. 2018:1(1);473-479.
[9] Aditiawarman, Prastami E. Perbedaan
efek daun pegagan dengan daun sirih
terhadap penyembuhan luka perineum.
2015.available in:
http://www.fk.unair.ac.id/scientific-
papers.html
[10] Shahrahmani H, Kariman N, Jannesari S,
Kopaei M.R, Mirzaei M, Ghalandari S, et
al. The effect of green tea ointment on
episiotomy pain and wound healing in
primiparous women: A randomized,
double-blind, placebo-controlled clinical
trial. Phytother Res. 2018;32 (3): 522-530.
[11] Sabzaligol M, Safari N, Baghcjeghi N,
Latifi M, Bekhradi R, Taghizadeh M, et
al. The effect of aloevera gel on prineal
pain & wound healing after episiotomy.
Complementary Medicine Journal of
faculty of Nursing and Midwifery.
2014;4:766-75.

Jurnal Kesehatan Qamarul Huda, Volume 8, Nomor 1 Juni 2020 Halaman 28

Anda mungkin juga menyukai